Mungkin masih tertunda, atau mungkin Alloh SWT sedang mempersiapkan diri menghadapi kejayaan yang Maha Dasyat. Dan Aku berharap tak lama lagi, besok ... Iya, 24 jam lagi Aku mendapatkan semua mimpi yang selalu tersebut dalam doá-doá lirihku.
Kondisi yang benar-benar membuktikan bahwa menikah memiliki kebaikan setengah agama. Kondisi dimana senyum paksaku harus merekah di balik hatiku yang merintih. Merintih memanggil Alloh SWT. Memanggil Sang Kuasa akan segala sesuatu. Sang Kholiq yang menciptakan semuanya. Sang Maha yang telah melebarkan langit yang terkadang menyirami kami dengan air kesejukannya. Kini, Aku merintih kesakitan namun senyum yang selalu merekah. Suami yang telah di PHK mampu memberikan nafkah menuju seratus ribu perhari. Suami yang telah di PHK mampu memberikan Aku seperangkat baju muslimah lengkap, meski entah kapan. Suami yang telah di PHK mampu membelikan aku berlian di cincin jari manisku, meski saat ini hanya senyum manis yang ku terima. Suamiku yang dengan segenap harapanku, Alloh SWT segera memberi kemampuan padanya untuk memberikan yang terbaik bagiku. Senyumku merekah dengan segenap ridho yang ku nanti jatuh padaku. Segala harapan yang akan menerangi jalanku menjadi ibu terbaik buat anak-anakku, wanita pebisnis yang sukses sesuai harapan, seorang guru yang selalu dirindukan semua warga sekolah dan menjadi anak serta menantu yang selalu memberikan kebahagiaan.
Ya Alloh SWT, ENGKAU ada ... ENGKAU dekat... Aku yang banyak dosa, selalu jauh dariMU. Janganlah dosa ini menjadikan mata ini menangis terlalu lama. Jangan biarkan harapan-harapan ini menjadi hiasan semangatku. Wujudkan Ya Alloh atas semua harapanku selama ini, wujudkan semua mimpi-mimpiku selama ini... Biarkan aku selalu menyebut namaMU dalam setiap kejayaanku.. Aamiin