Kamis, 18 Maret 2021

CURHAT HARI INI

Santri identik dengan sebuah kepatuhan secara total. Kepatuhan kepada sang kyai, Bu Nyai, Gus dan Neng atau mungkin sebutan lain yang ada di masyarakat. Tak perlu dipersoalkan, karena itu adalah sebuah hasil dari proses yang telah terpatri dalam qolbu. Ini hanya sebuah soal dalam hati. Pertanyaan yang mungkin bingung siapa yang berhak menjawab. 

Jelasnya, ada sebuah pesantren yang kemudian membentuk sebuah lembaga pendidikan. Pendidikan yang komplit. Terdiri dari Paud hingga Madrasah Aliyah. Kemudian untuk proses pendidikan lebih terarah,dibentuklah yayasan pendidikan dan sosial. Yang secara kewenangan membawahi semua lembaga pendidikan. Tak hanya itu, pondok pesantren pun berada di bawah kewenangan dari yayasan tersebut. Tanpa mengurangi penghormatan dan taqdim kepada Pak Kyai dan Bu Nyai, tetap saja urusan pendidikan tersentral kepada yayasan di bidangnya. 

Yang menjadi pertanyaan adalah ketika para putra dari Pak Kyai dan Bu Nyai tak lagi sependapat. Ada perbedaan di antara beliau para neng dan Gus. Yang masing-masing kukuh dengan idealismenya. Kemudian, para santri atau pemegang amanah di lembaga pendidikan akan semakin berada pada kondisi terpojok karena para pembesar saling bersikukuh dan menganggap dirinya benar. Santri yang awalnya patuh total akhirnya memudar dan bahkan terancam habis. Bukan karena rasa taqdim, tapi kepemimpinan dua arah, yang keduanya menjadi buah simalakama. 

Akhirnya, dengan tetap menjunjung tinggi rasa taqdim, Para pembesar mohon Anda semua lebih intropeksi. Karena ada banyak orang yang butuh pengarahan utuh, pengarahan yang jelas dan semakin bermanfaat dalam kemajuan penerus bangsa. Tetaplah santun dalam berbicara dengan kami para awam, karena kami punya perasaan. Jika memang tersedia bidang yang menangani urusan, janganlah semua dari Anda ikut mengurusnya. Kami santri, santri karbitan yang tetap manusia, ingin dihargai, dianggap sebagai manusia seutuhnya. Dan jika telah mengamanahkan urusan kepada kami, berikan kewenangan kepada kami untuk menyelesaikannya. Cukupla Anda melihat dan sesekali memberi nasehat. Jangan anggap kami seperti kemudi yang dengan sesuka hati Anda menegemudikan kami, memutar-mutar kami. Biarlah kami menjadi pribadi yang mandiri. Mandiri dengan secara manusia yang Alloh SWT berikan. Percayalah kepada kami, kami pun punya mimpi seperti Anda semua. Dan terakhir, jika Anda masih ragu dalam memberikan kepercayaan kepada orang lain, silahkan pegang sendiri semua urusan di lembaga Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...