Selasa, 24 Agustus 2021

Hadir tapi ...

Sabtu, 21 Agustus 2021

Hari itu, Anda berucap : "Saya hadir di raker. Tapi saya hadir pada jam 9 dan saya tidak diberitahu kalau ada Bapak Pengawas. Gak enaklah ada Bapak Pengawas. Akhirnya saya balik dan berbincang dengan mertua di kediaman beliau."

Halo, curhater lagi naik daun... Hehe. Maksudnya naik darah, ups! 

Bu, akhir akhir ini setiap kali saya mendengar Anda berbicara menjadi sering berpikir keras. Alias, kehadiran itu bagi saya adalah nampak orangnya. Lha kalau orangnya tidak ada alias ghoib ya disebut tidak hadir. Tapi kata Anda saat itu hadir. Ini saya yang kurang pintar atau Anda yang terlalu cerdas? Ah, hanya Anda yang paham betul jawabnya.

Berikutnya, gak enak ada bapak pengawas. Tidak diberitahu kalau menghadirkan Bapak Pengawas. Maksud Anda, jika tidak ada Bapak Pengawas, seenak maunya Anda gitu hadirnya? Halo, Anda tuh 26 tahun berpengalaman. Dan bagi saya, anda orangnya pintar lho ... Tapi?

Sepertinya bukan karena hadir atau tidak hadir. Namun ada hati yang luka hingga Anda seperti ini. Tapi maaf, sebelum berucap, obati dulu luka Anda. Minimal, bius dulu lah rasa yang Anda terima. 

Nasehat itu akan masuk dengan kalimat yang adem dan keluar dari hati yang bersih. Apalagi status sosial Anda setinggi itu! Saran saya sih, bersihkan hati aja dulu lah ... Kalau lagi sakit, sembuhkan dulu ya ... Biar sakit Anda tidak menular kesana kemari

Salam hormat, semoga dimudahkan untuk membersihkan hati.


PENGUCILAN

Sabtu, 21 Agustus 2021

Hari itu, kata pengucilan terucap dari seorang berdarah biru. Seorang berdarah biru yang mengatakan kami, lebih tepatnya saya telah mengucilkan teman sejawat. Halo ... Koreksi lagi donk kata yang terucap. Dengan berucap seperti itu, ada doa yang tidak sadar Anda ucapkan. 

Wahai sang berdarah biru. Kami mengemban tugas untuk membesarkan perusahaan Anda. Eh, tepatnya milik keluarga besar suami Anda. Maka jangan sembarang berucap donk. 

Kalau Anda mau menerima saran saya, berilah kami para pelaksana di Perusahaan Anda dengan support yang tulus. Support yang terus membuat kami bahagia dan ikhlas berada di perusahaan Anda. Kami tak pernah ada niat mengucilkan seseorang. Apalagi terhadap sang berdarah biru ... Ah, naif banget lho...alias konyol. Apa yang kami lakukan, sudah pasti ada pertimbangan. Pertimbangan yang pastinya bukan untuk kepentingan pribadi.

Ah, Anda terlalu banyak dalam berbicara. 


Salam hormat buat sang berdarah biru

Senin, 23 Agustus 2021

PEMBINA ALA ANDA

Bu, Jika Anda adalah pembina dan kami adalah binaan. Lebih tepatnya, saya adalah binaan Anda. Maka binalah saya tanpa harus emosi. Binalah saya dengan berhusnudzon. Saya adalah orang baru di bidang saya. Saya butuh bimbingan bukan amarah. Saya butuh support bukan ungkitan kesalahan yang lalu. Saya baru menjabat  secara PJS 3 bulan. Dan resmi selama 6 bulan. Kalimat yang Anda ucapkan seperti saya sudah menjabat bertahun-tahun. Mana peran Anda sebagai pembina? 

Sebagai pembina, Anda sendiri yang menyebut dalam rapat kemarin, sabtu 21 Agustus 2021. Sadar atau tidak, itulah kata yang menancap di otak saya. Karena itu pula mungkin yang menjadi alasan, Anda tidak mau masuk ke ruangan kantor. Iya, sebagai pembina akan datang jika diundang dan diperlukan. Perlu diingat, secara struktural Anda adalah bawahan saya. Dan Anda dibayar karena kerja Anda. Bukan sebagai penasehat. Kerja! sudah tentu harus masuk kantor, meski sekedar bersapa dengan teman sejawat. Sekali lagi, Anda dibayar karena kerja Anda. Jika bekerja tidak sesuai dengan aturan yang ada, silahkan bebas bersikap. Tapi Demi Alloh ... saya tidak Ridho dengan sikap Anda. Sekali lagi sebagai pimpinan, saya tidak Ridho!

Iya, tempat bekerja Anda. Tempat Anda mendapatkan rizqi adalah milik Mertua Anda. Tapi bukan berarti ANda bersikap semaunya sendiri. Its oke, dimata Anda saya adalah orang yang banyak berhutang budi kepada Anda. Semua jabatan dan rizki yang berlimpah terdapat peran Anda. Iya, ada tanda tangan yang memang menunjang semuanya. Tapi saya pun mendapatkan tanda tangan Anda  dengan keringat yang deras. Air mata yang jarang Anda pedulikan. Sering hati tercabik karena kalimat Anda yang pedas. 

Sekarang, saya adalah pimpinan Anda. Maka jika saya diam bukan berarti saya ridho. Semuanya ada balasan. Saya tak berhak membalas sikap Anda. Hanya Alloh SWT yang akan menangani Anda. Oke ... Terima kasih!

Halo para reader! Rangkaian kalimat diatas merupakan curhatan seorang pemimpin baru. Pemimpin baru hasil dari perpecahan senior yang notabene para pembesar agamis dan berdarah biru. Ini merupakan luapan emosi yang tak mampu tertuang di dunia nyata. Karena sadar betul, si curhater adalah seorang plegmatis. CINTA DAMAI.

Rabu, 11 Agustus 2021

Kamis, 12 Agustus 2021

Menjadi seorang pemimpin tak gampang. Mengendalikan patner bukanlah tugas seorang pemimpin. Pemimpin hanyalah menyatukan suara, pendapat sehingga menjadi tim yang solid. Jika ada patner yang suara tak satu. Sometime mereka bersuara A, lain waktu mereka bersuara B tentu sangat menyiksa batin pemimpin. Dan pastinya apa yang telah tersampai belum menyatu dan terpatri dalam diri mereka, sang patner. Maka berpasrahlah dan serahkan patner Anda kepada Alloh SWT. Sabar dan teruslah perbanyak sholat. Sampaikan kepada Alloh SWT apa yang menjadi gundah gulana di anatara hubunganmu dengan mereka. Alloh Maha Melihat. Maha Mengetahui. Tetaplah semangat ... Kembalikan pada tujuan awal bahwa engkau berjuang untuk anak-anak, generasi penerus islam, generasi penerus bangsa.

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...