Kamis, 21 Mei 2020

8 Tahun pernikahan

Edisi Jumát, 23 Mei 2020

8 Tahun Pernikahan
Oleh, Umi Maisyaroh

Delapan tahun tak terasa pernikahan aku dengan mas Fendik. Banyak kisah yang terukir di sana. Aku dinikahi oleh seorang duda beranak satu, Iya dia adalah suamiku. Aku ikhlas dan terima dia seorang duda, namun aku tak mau menerima anaknya. Meski anaknya tinggal bersama mantan istri, aku masih ada rasa cemburu. Aku tak mau di duakan meski dengan seorang anak kecil. Apalagi anak yang terlahir dari rahimku, hasil pernikahan aku dengan mas fendik, jangan sampai di nomorduakan dengan anak yang di sana. Kejam diriku, tapi itulah aku. Belum lagi keluarga mas Fendik yang terkesan awal tak suka sama aku, maklum lah aku adalah perawan tua waktu itu. Aku menikah di usia yang sudah kepala tiga, 32 tahun waktu itu. Dengan alasan tak ada uang, keluarga tak mampu,  mas fendik seorang duda, pernikahanku terasa ambyar. Bagaimana tidak, keluarga suami waktu itu sama sekali tak merayakan kegembiraan atas pernikahan kami. Hanya berbekal nasi gurih dan bubur merah, di adakan kenduri 6 orang sebagai doa berangkat ke KUA, itu aja.  

Meski perawan tua, jujur di hati kecil yang paling dalam, aku ingin sekali dirayakan di keluarga suami, meski tak mewah, minimal ada acara unduh mantu. Meski sedikit tua, tapi aku perawan, aku ingin dimuliakan di hari istimewaku. Namun itu semua hanya mimpi yang sekedar bunga tidur, tak pernah menjadi kenyataan. Itulah sebabnya, aku sedikit tak suka dengan keluarga suami. Tak ada yang menyuarakan hatiku, kalau aku masih perawan dan ingin diberlakukan selayaknya perawan - perawan lain. Sementara, adik suami yang menikah setelah aku, dirayakan dengan pesta lumayan ramai. Banyak tamu undangan dan tentunya biaya pun habis banyak, perkiraanku 20 jutaan. Berikutnya anak angkat mertuaku yang janda dan menikah untuk kedua kalinya pun, dirayakan meski sekedar unduh mantu. Lha aku ? Sekian tahun aku tak ikhlas bahkan hari ini pun aku masih belajar dan berusaha untuk meraih ikhlas itu. Sampai pernah ku bilang sama suami, "Tak apa sekarang gak ada iring - iring manten, yang penting entar kalau aku mati tolong diiring - iring ya .."Sakit hati ini. Saat ini pun, air mata deras mengalir karena semuanya memang sangat mengecewakan aku. Ibarat kata, sudah dapat duda, tak kaya, keluarga tak suka pula sama aku. 

Tapi aku selalu berusaha untuk sadar, bahwasanya dia yang selama ini aku cari, aku nanti, selalu tersebut dalam doa - doaku, Selalu dalam angan - angan, selalu hadir dalam canda tawa serta curhatan hati kepada teman senasib. Teringat pula, aku duluan yang nyamperin dia ke rumahnya waktu itu. Iya, itu semua perjuangan gadis dalam menjemput jodohnya. Hampir dengan segala cara hingga akhirnya, jodoh adalah suamiku saat ini. Kalau di tanya, menyesal dapat dia? Iya, sangat. Tapi penyesalan ini ibarat nasi yang berubah jadi bubur, ya ... terlanjur basah nyebur sekalian. Dengan berharap, semoga penyesalan ini kelak berubah menjadi mawar merah yang mekar nan harum baunya.

Dengan segala upaya, terus kulanjutkan perjalanan bahtera rumah tanggaku. Hingga kemudian lahir si baby yang imut, cowok ganteng dan semoga sholeh. Bersama dia aku selalu menghibur diri dan menguatkan hati. Dia tak mungkin aku pisahkan dengan ayahnya. Dan seiring waktu aku juga gak tega meyuruh suami menceraikan aku. Bagaimana pun juga, dia sudah pernah jatuh, masak iya aku jatuhkan dia lagi pada lubang yang sama. Gak tega. Pejalanan kami sekarang bertiga, ada tawa yang mampu menyusur hati yang yang sudah keruh. Ada bahagia yang menyeruak dari wajah yang lama di rundung kecewa. Yang pasti, perjuangan akan terus berlanjut dan belajar menikmati.

Awal pernikahan, suami bekerja sebagai salesman salah satu pabrik rokok. Jujur hati kurang ikhlas. Dan ada rasa malu kepada anak - anak didik aku,karena aku adalah seorang guru di madrasah. Tapi itu adalah kesukaan suami, ya sudah lanjut. Karena suami merasa dirinya menyatu sebagai sales rokok maka tak mungkin aku menyuruh dia berhenti. Apalagi tak ada keahlian lain yang dimiliki. Tak apalah, tapi di hati ada sebuah rencana yang harus segera terwujud. Yakni, harus memiliki pekerjaan yang kedua, sebagai persiapan jika kemudian hari ada kelonggaran di hati suami dan bisa aku desak untuk keluar dari sales rokok tersebut. Mulai aksi, pertama kali kami berencana mau bisnis keripik. Dan ternyata rencana itu di sambut baik oleh paklek yang kebetulan ada di kalimantan. Dia siap menerima keripik dari jawa dan akan di ecer di kalimantan. Ngebayangin, wow ... pasti hasilnya luar biasa. Bertekad, pinjam modal di bank sebesar 15 juta, total keripik yang kami kirim ke kalimantan senilai 9 juta. Pastinya, akan berlipat 2 kali lipat ini nanti, membayangkan hasil bisnis yang sangat menggiurkan. Keripik berangkat dan kemudian kami menunggu hasil penjualannya.

Kamis, 07 Mei 2020

AKU BANGGA MENJADI SANTRI

Edisi Jumat, 8 Mei 2020

AKU BANGGA MENJADI SANTRI
Oleh, Umi Maisyaroh

1. Santri itu apa?
Jawab :
2. Siapa santri itu?
Jawab :
3. Dimana tempatnya?
Jawab : Pondok dan madrasah
4. Mengapa bangga menjadi santri?
Jawab : bekal hidup yang luar biasa
5. Kapan di sebut sebagai santri ?
Jawab : selama menuntut ilmu
6. Bagaimana kegiatan santri
Jawab : full



Selasa, 05 Mei 2020

SUPERWOMAN

Edisi Rabu, 6 Mei 2020

SUPERWOMAN
Oleh, Umi Maisyaroh

Superwoman ... Iya, satu kalimat yang cocok buat mereka wanita tangguh. Wanita yang yang tak kenal mengeluh bahkan pantang menyerah. Prinsip hidup adalah bermanfaat bagi orang lain. Mungkin Anda bertanya - tanya

Jumat, 01 Mei 2020

JUZ 30 vs JUS ALPUKAT

Edisi Jumát, 1 Mei 2020

JUZ 30 vs JUS ALPUKAT
Oleh Umi Maisyaroh

✿~Bunga Hati~♥: FREEBIES DOODLE IBU & ANAK PEREMPUAN. | Gambar, Anak

Hai Bunda ? Bincang - bincang ringan tapi bermanfaat yuks ... Biasa, masih seputar anak. Masa belajar di rumah karena kebijakan pemerintah terkait pembatasan penyebaran covid-19 tentu banyak hikmah yang bisa kita ambil. Diantaranya, Bunda bisa lebih dekat sama anak - anak di rumah. Bagaimana tidak, Bunda yang kesehariannya berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga kini mau tidak mau harus berperan sebagai guru juga buat anak - anak, bahkan Bunda karir pun lebih sering memantau anaknya pada jam - jam belajar yang terjadwal. Dan yang paling mengesankan adalah Bunda semakin mengenal lebih dalam gaya dan kebiasaan anak - anak dalam belajar. Bunda lebih tahu dan mengalami bagaimana sulitnya mengajari anak - anak. Sehingga kondisi ini membawa kita para Bunda semakin berterima kasih kepada para guru yang selama ini dengan telaten mengajarkan berbagai materi serta mendidik dengan sabar. Semakin menyadari bahwa jasa guru sungguh luar biasa buat anak - anak kita. Dengan banyaknya jumlah anak di sekolah tentu tingkat kesulitan dalam pengkondisian anak - anak tentu sangat melelahkan. Kita sebagai Bunda menangani 2 anak saja di rumah sudah sangat kuwalahan, seakan rumah menjadi berantakan. Apalagi Bunda yang masih memiliki anak balita ,... oow tak diragukan lagi bukan riwehnya bagaimana. Bahkan hampir si bungsu tidak terurus lagi ... hehehe, jangan sampai ya Bunda.

Sedikit berbagi pengalaman kisah saya bersama buah hati tercinta, Bunda dan Nizam. Hari ini bincang kami tentang manfaat atau faedah membaca Al - qurán. Dengan bahasa anak - anak, Bunda memberi penjelasan berbagai faedah orang yang rajin membaca Al - qurán. Di antara faedah yang Bunda sebutkan dalam penjelasan tersebut adalah Membaca Al qurán akan mendapatkan pahala dan kebaikan serta memberikan  syafaat ketika hari kiamat tiba. Tentu saja Bunda sudah sangat paham akan kedua faedah tersebut. Dengan membaca Al quran maka ketika dasyatnya kiamat telah di datangkan ke bumi, semua manusia akan kalang kabut penuh dengan ketakutan. Dan pada saat itulah maka Al qur an yang telah kita baca akan hadir dan memberi syafaat buat kita (Maaf, sekedar ilmu masa kecil Bunda yang perlu di gethok tularkan ke anak, jika salah ... silahkan dibetulkan ya Bunda ). Nah, selain itu dengan rajin membaca Al quran maka si pembaca akan diberi kebaikan dan pahala, apalagi jika membaca Al quran di baca pada bulan Romadhon, tentu Alloh SWT akan memberikan yang lebih dari itu semua, Insya Alloh. Dengan anggukan kecil pertanda Nizam paham akan penjelasan Bunda. "Tapi Nizam belum bisa baca Al quran, Bunda ? Tanya Nizam. Bunda tersenyum dan menjawab : "Tidak apa - apa nak, asalkan ada kemauan belajar membaca Al quran itu sangat bagus, apalagi kalau Nizam sering menghafal juz 30, hmmm... Alloh selalu melihat Nizam dengan bangga lho ". 

Nah, dialog Bunda dan Nizam berlanjut hingga sampai pada jus alpukat. Beda huruf tapi hampir sama pada pelafalan, pada kata juz vs jus. Cuman kalau jus Alpukat, pada akhirnya akan menjadi kotoran yang menjijikkan. Dalam dialog tersebut, Bunda menyampaikan pesan dengan sangat halus dan terkesan santai. Tanpa terasa anak akan paham akan manfaat panjang akan kegiatan rutin membaca atau menghafal Al qurán, tentu disesuaikan usia anak. Dengan demikian, Bunda sudah memberikan pembelajaran yang berharga buat anak dan akan melekat hingga anak akan selalu ingat pesan Bunda.

Demikianlah kiranya kita sebagai Bunda mampu memberikan pembelajaran yang bermakna buat anak - anak. Pembelajaran yang tersampai dengan ringan namun mampu menjadi bekal anak untuk menjalani hidupnya. So, mari bersama kita belajar untuk menjadi pendidik buat anak - anak kita.

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...