Hari ini, 5 September 2021. Ada rasa yang tak bisa dipendam. Ada rasa yang yang yang tak bisa diam. "Kewajiban suami adalah menafkahi keluarga, jika tidak mampu maka lebih baik hidup sendiri-sendiri", kalimat yang terucap dari lisan seorang istri yang telah berusaha bersikap sabar. Kesabaran yang ternyata tak bisa bertahan karena tuntutan hidup yang kian meronta.
Tuntutan hidup yang kian meronta seakan menutup rapat tabir bagaimana dengan hak seorang anak. Iya, buah hati kami. Dia punya hak untuk mendapatkan kasih sayang dari ayah maupun bundanya. Tapi, iya sekali lagi ... Istri bukanlah suatu makhluk yang sempurna. Dalam arti, dia menjadi seorang ibu, istri, wanita karir yang kemudian juga menjadi tulang punggung keluarga. Jika memang demikian, sangatlah tidak ringan tugas nya. Jika demikian, lalu dimanakah peran seorang suami? Jika demikian yang terjadi, salahkah seorang istri menuntut cerai kepada suaminya. Jika demikian itu, salahkah seorang Bunda ingin mendidik putra semata wayangnya seorang diri?
Jika ditanya, adakah rasa cinta sama suami? Pastinya ada, tapi hitungannya sangat kecil dibandingkan dengan tuntutan hidup. Jikalau suami tak mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya, lalu dimanakah kebahagiaan sang istri. Istri bahagia akan ada anak yang HEBAT.
Salam dari aku, istri yang hari ini berani berucap dengan mata berurai air mata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar