Minggu, 28 Juli 2019

Semangat sang guru

Tahun Dua Ribu Sembilan Belas, tahun yang mungkin selalu mendengar bisikan hati tentang kejamnya dunia terhadap anak - anak. Untuk yang kesekian kalinya, kecewa dan sedih merambah hati ini. Entah siapa yang harus disalahkan karena semua merasa diri adalah benar.

Hari ini adalah hari hati berduka akan kehidupan anak. Anak - anak yang selalu disuguhkan dengan pendidikan karakter, anak - anak yang selalu dibekali dengan program spiritual dan berbagai pendidikan sosial. Namun semuanya berbanding terbalik dengan karakter yang terbentuk. Hari ini, dua anak cewek menghadap penulis dengan tangisan yang tak terbendung lagi. Tangisan yang merupakan ungkapan hati akan kecewa dan sakit hatinya mereka berdua terhadap sikap dan perilaku teman - temannya kepada dirinya. Tangisan yang merupakan ungkapan kecewa seorang anak terhadap lingkungan pesantren tempat ia tinggal. Yang semuanya diluar bahkan jauh dari harapan anak akan pendidikan dan lingkungan yang dia terima.

Tentu saja, penulis tidak serta merta menyalahkan lingkungan menjadi penyebab semuanya. Penulis juga telusur akan sifat dan perilaku kedua anak yang mengadu itu. Namun yang menjadi fokus penulis adalah Pendidikan karakter yang sudah terkalahkan oleh berbagai media. Karakter mereka lebih banyak dibentuk oleh media sosial ketimbang oleh pendidikan. Bahkan pendidikan terasa sangat membosankan bagi mereka. Mereka akan lebih enjoy dan asyik dengan game online nya, mereka akan lebih asyik dengan gadge nya, mereka enjoy dengan dunia maya mereka. Pendidikan atau bersekolah bukan lagi merupakan hal yang urgen bagi mereka. Karakter yang terbentuk kemudian adalah karakter yang kurang menghargai teman, budaya saling memberi nasehat semakin pudar dan yang lebih parah adalah tentang sikap bully terhadap temannya. 

Dunia pendidikan yang harus menjadi nomer satu, Dunia pendidikan harus mendominasi medsos, Dunia pendidikan harus lebih mengasyikkan, dan semuanya itu tercapai jika para agent perubahan sang guru tak bosan belajar dan berinovatif dalam pendidikan. Semangat guru Indonesia, pembentukan karakter anak Indonesia menjadi tugas utamamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...