Entah mengapa tiba-tiba ada air mata menetes perlahan membasahi pipi, yang bersambung pada renungan hati yang amat dalam.
Kisah hidup seorang istri yang menjabat seorang guru swasta dan telah menikah dengan dikaruniai seorang anak, dia hidup bersama keluarga besar orang tua nya dan kemudian dengan semangat menerjang peluh ditengah panasnya mentari ,dia ambil berbagai peluang demi rupiah yang selalu harus hadir dalam kehidupan nya.
Renungan yang kemudian mengungkap apa ambisi yang ingin dia dapat atau apakah suami tak lagi memenuhi kewajibannya? Telusuk renungan hati, ternyata semua kerja keras nya dia persiapkan buat segala sesuatu di luar harapan. Tiada kata pesimis dalam hidupnya, namun optimis ... Dia selalu melangkah, karena dia berharap semua akan baik-baik saja.
Dia ssadar di hatinya begitu banyak orang tercinta yang tak mungkin tega melihat mereka hidup susah. Bukankah dia seorang guru? Bukankah guru sudah terjamin hidupnya? Pemerintah sudah memberikan begitu banyak penghargaan kepada seorang guru? Tidak, bagi dia tiada kata " orang lain bersalah atas dirinya". Namun dia menyadari, hidup ini penuh dengan warna warni. Dalam segala hal, ada pelangi kehidupan.
Termasuk dalam dunia mengajarnya. Meski gelar sertifikasi telah ia raih, tuntutan dari gelar itu telah dilaksanakan sepenuhnya, namun ada isak yang mendalam... ada pelangi kehidupan itu telah berada dalam manajemen dalam lembaga dimana ia mengajar. Pelangi yang indah namun berubah menjadi menjijikkan.
Hatinya pilu, namun dia tetap bertahan... entah sampai kapan pertahanannya tangguh. Dia tak tahu, hanya kepasrahan yang menghiasi semua linangan air mata yang tersembunyi.
Keep spirit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar