Kamis, 12 September 2019

Ini Anakku Itu Anakmu

Malam ini, saya didatangi oleh seorang ibu ibu yang mendaftarkan anaknya untuk belajar di bimbel Rumah Pendidikan Avicenna. Alhamdulillah hati ini sungguh riangnya, karena untuk yang kesekian kalinya kami dipercaya oleh masyarakat untuk melanjutkan tugas para guru di sekolah. Diiringi dengan doa, semoga bimbel ini bisa Istiqomah sepanjang masa.

Riang dan syukur tercermin dalam wajah saya. Namun ada sesuatu yang menarik perhatian hati saya, terkait cerita ibu tersebut perihal anandanya yang berdasarkan data anak tersebut masih usia TK. Usia yang masih sangat kecil, usia dimana anak-anak waktu itu dalam pikirannya mungkin hanya bermain. 

Di zaman now, berbeda jauh dengan zaman saya dahulu. Seperti halnya diatas, masa TK zaman saya lebih banyak untuk bermain, namun sekarang anak-anak sudah dituntut untuk belajar, meski dengan bahasa "bermain sambil belajar, belajar sambil belajar". Apapun istilahnya, intinya satu yakni belajar. 

Kembali ke curhatan sang ibu tadi, dalam ceritanya, anandanya merupakan anak yang sensitif, dia tidak mau sekolah, ngaji dikarenakan dia takut dan trauma karena ketika dia sekolah dulu gurunya membentak temannya yang sekelas. Entah apa yang ada di pikiran Ananda, tapi ananda benar benar takut dan esok tak mau lagi masuk sekolah dan ngaji. 

Cerita ibu berlanjut hingga ibu berkata : " Kenapa anak saya seperti itu nggeh Ustadzah, padahal saya selalu membujuknya untuk masuk sekolah, kenapa anak saya tidak seperti anak anak yang lain ya ? " Pertanyaan ini yang kemudian menjadi perhatian saya.

Terlepas dari pembahasan belajar dan kondisi di tempat belajar, ana sedikit ingin membahas tentang ungkapan orang tua terhadap anaknya. Wahai Bapak Ibu, di atas saya tulis judul "Ini Anakku  Itu Anakmu ". Judul itu bermaknakan bahwa anak saya beda dengan anak Anda atau sebaliknya. Maka jangan pernah Anda menyamakan anak-anak kita karena itu merupakan sesuatu ketidakadilan. Anak kita merupakan anugrah terindah yang Alloh SWT titipkan kepada kita. Lalu mengapa anugrah terindah harus Anda lirik sebelah mata.

Tanpa bermaksud menyalahkan Anda sebagai orang tua karena saya anggap ungkapan ataupun pertanyaan Anda merupakan kiasan yang bermakna saya ingin memiliki anak yang normal seperti anak - anak lainnya. Anak normal dalam artian Ananda merupakan ananda yang bisa hidup sesuai masanya dan bisa hidup di tengah - tengah hiruknya suasana di dunia mereka. Dan bagi saya, keinginan orang tua seperti itu adalah sebuah kewajaran. Orang tua mana yang tidak ingin anaknya seperti anak lainnya, jawabnya pasti semua inginkan?. Oleh karena itu mari kita berpikir sejenak, bagaimana sebenarnya kita memandang anak - anak kita?

Bapak Ibu, Para Orang Tua ingatlah dahulu ketika Anda lama belum dikarunia seorang anak, bagaimana Anda memintanya, ingatlah bagaimana Anda menimang anak Anda sewaktu bayi dan balita? Oooh... sesuatu yang indah bukan? Lalu, ingatlah ketika Anda melihat anak Anda dengan pandangan kecewa karena tak sesuai dengan keinginan Anda. Anda sungguh tak adil, Anda sungguh menganiaya hati anak - anak Anda. Bapak Ibu, Anak Anda adalah anugerah terindah yang Alloh SWT titipkan kepada Anda, dia merupakan bibit pilihan yang Alloh SWT taruh di rahim Anda. Maka bersikap manislah Anda pada mereka dan bersyukurlah pada Sang Kuasa. Anak Anda adalah cerminan Anda dan dia jauh berbeda dengan orang lain. Jangan kau samakan mereka dengan yang lainnya karena mereka diciptakan berbeda.

Wahai para Orang Tua, mari kita belajar sabar akan proses pertumbuhan dan perkembangan anak - anak kita. Jangan bilang mereka lambat atau cepat, karena campur tangan Anda juga menentukan semuanya. Mari bersama kita koreksi diri, benarkah didikan kita selama ini karena bagaimanapun juga andil kita hampir 100 % menentukan bagaimana mental Ananda saat ini.

Selamat berjuang Bapak Ibu, ingatlah sebesar apapun perjuangan Anda itu adalah investasi terbesar dan termahal Anda, InsyaAlloh suatu saat Anda akan memetik hasil dari yang Anda tanam hari ini.


Memory, 12 September 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...