My Son and my girl... kalian adalah harta kami. Harta yang termahal, harta yang akan mengantar bahkan menemani hari - hari kami di liang lahat sampai di akherat kelak. Bukan dirimu nak, yang akan mendampingiku kelak, tapi predikatmu sebagai anak sholeh dan sholehahlah yang setiap hari akan mengirim utusan tuk mendampingiku di masa depan nanti. Karena dari itu, bukannya aku egois atau terlalu cerewet atas masa kecil hingga dewasamu namun itu adalah caraku supaya kelak engkau bisa menjadikan kami para Ayah Bunda menjadi sosok yang mulia dihadapan para malaikat munkar nakir dan malik. Egoiskah kami, tidak Anakku ... sungguh apa yang Kami rasa saat ini akan engkau rasa pula kelak ketika engkau telah bergelar sebagai Ayah Bunda. Pendidikan yang kami tanamkan pada dirimu tidak hanya untuk kebaikan Ayah Bundamu saja melainkan buat keluarga yang kelak akan kalian bangun bersama orang - orang tercinta. Wahai anak - anakku, maka dengarlah kami, taati kami karena tujuan akhir kami adalah kebaikan kalian semua.
Wahai Ayah Bunda, nasehat kepada anak bukanlah hal yang asing buat kita. Bahkan seperti setiap saat kita menyampaikan nasehat kepada anak - anak kita, apalagi jika anak kita lebih dari 1, tentu nasehat akan sering terdengar dari lesan kita. Namun Ayah Bunda, pernahkah merasa bahwa nasehat kita kok seperti gak digubris, masuk telinga kanan keluar telinga kiri bahkan belum selesai memberi nasehat, anak sudah ngibrit alias pergi ... Adakah yang salah dengan nasehat kita Ayah Bunda? Tidak, saya yakin semua Ayah Bunda disini pasti memberi nasehat yang super dan baik. Karena saya yakin, tidak ada di antara kita sebagai orang tua yang ingin menjerumuskan anak - anak kita. Wahai Ayah Bunda, Tidak ada yang salah dari nasehat - nasehat kita namun mungkin perlu sedikit instropeksilah diri kita, apakah kita sebagai orang tua sudah menyampaikan nasehat - nasehat emas kita pada saat - saat yang tepat ? Banyak diantara nasehat mulia kita yang kurang tertangkap oleh otak dan hati anak - anak karena timing kita yang kurang pas. Nah, berbicara soal timing ada beberapa tips sukses menyampaikan nasehat supaya mudah diterima anak -anak, sebagai berikut :
- Dalam perjalanan. Perjalanan menuju pantai ... sungguh menyenangkan. Perjalanan yang menyenangkan menuju tempat yang indah. Iyakan Bunda ? Sebenarnya bebas sih, tidak harus ke pantai. Yang terpenting perjalanan kita buat menyenangkan. Bukan masalah tempat tujuan melainkan bagaimana kita bisa mengkondisikan supaya perjalanan kita menyenangkan. Nah, kembali ke pembahasan, dalam perjalanan merupakan timing yang pas buat kita untuk memberi nasehat kepada anak - anak kita. Nasehat tentang bagaimana ketika kita bertemu dengan sesama muslim, saling menghargai, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Tentunya bahasa yang kita pakai harus disesuaikan dengan usia anak - anak kita. Sampaikan nasehat - nasehat dengan lembut dan sekali - kali memuji keindahan alam cipataan Alloh SWT. Dalam perjalanan, kondisi anak - anak lebih rileks, kita juga rileks bukan? Nah, otak dan hati kita akan lebih mudah menerima sesuatu dalam kondisi rileks. Dan semua yang kita sampaikan akan mudah diingat sampai kapan pun. Bukankah kita ingin nasehat kita dipakai selamanya ... maka jangan enggan memberi nasehat ketika kita dalam perjalanan.
- Jelang tidur. Ayah Bunda tentunya kita sering nemani anak - anak kita ketika jelang tidur, biasanya yang kita lakukan adalah bercerita dongeng yang sesuai dengan usia anak kita. Misal aja, kita bercerita tentang kisah Rosululloh SAW. Tentu banyak hal yang bisa kita sampaikan kepada anak - anak kita. Nah di saat - saat itulah kita bisa selipkan nasehat yang pas buat kondisi anak - anak kita.
- Ketika makan bersama. Ih, makan bersama itu indah ya Ayah Bunda. Kenapa kok indah ? Hmm... kebersamaan dalam keluarga dengan cerita seru dalam seharian sambil makan - makan. Nah, dalam kondisi tersebut pastinya kita semua sangat santai dan rileks. Dan itulah waktu yang tepat untuk saling berbagi nasehat kepada anak - anak kita. Insya Alloh nasehat mudah diterima lho ...
- Ketika Anak sedang sakit. Lho ? pasti ada tanya - tanya di benak ya, kondisi sakit mana mungkin bisa terima nasehat? jawabnya, bisa Ayah Bunda. Coba diingat ya, ketika anak sakit apa yang biasa diminta anak - anak ? pasti semua anak minta dimanja alias di sayang berlebih, di peluk dan ditemani sepanjang hari ... iya kan bunda. Nah, ini bisa kita manfaatin buat nasehati anak Ayah Bunda. Ketika kita nemani anak sedang sakit, peluk dia, curahkan kasih sayang kita dan kemudian sampaikan untaian kalimat nasehat kepada anak - anak kita. Misal, tentang bagaimana etika berbicara dengan orang lain, tentu saja dengan gaya bahasa yang rileks dan sembari cerita - cerita, sehingga anak - anak kita tak terasa telah tertanam sebuah ilmu pada dirinya.
Nah Ayah Bunda, silahkan di coba tips - tips di atas. Tentunya tata hati dulu, sampaikan semuanya dengan ikhlas. Dan yang terpenting adalah bagaimana kita selaku Ayah Bunda memberi contoh atau teladan kepada anak - anak kita. Karena, satu teladan akan lebih berpengaruh dari pada 100 nasehat. Terakhir, jangan terlalu banyak menuntut kepada anak, maksimalkan ikhtiar dan pasrahkan hasil pada Sang Pencipta. Semoga kita dikaruniai anak - anak yang sholeh sholehah ... Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar