Selasa, 26 November 2019

KETIKA REMAJA BERSEKOLAH

Untuk ke sekian kali, hal hal yang tak seharusnya terjadi, hari ini terjadi lagi. Entah apa yang ada dibenak mereka, ada motor teman yang diisi air, buku yang digambar gambari sesuatu yang tak pantas dilihat, sepatu yang disembunyikan. Ah hidup mereka masih terbatas dengan usil pada teman-temannya. Usil yang merugikan temannya atau orang lain ini yang seakan sepeleh buat mereka para pelaku namun bikin susah bagi teman lainnya. Bahkan para guru di sekolah pun di bikin pusing oleh tingkah laku mereka yang susah untuk dijauhi. 

Sekolah di tingkat menengah atau SMP memang dunia rame. Dunia yang dipenuhi oleh anak-anak yang sebagian dari mereka bahkan tak bisa diam. Mereka sangat aktif, namun beberapa anak keaktifannya semakin buat pusing para guru. Beberapa pertanyaan yang mungkin jawaban Anda merupakan solusi dari masalah masalah di atas, diantaranya :
  1. Apakah mereka tidak mengenal mana yang baik dan buruk?
  2. Apakah mereka tidak menggunakan perasaannya ketika berlaku jahil sama teman temannya?
  3. Apakah memang tersedia fasilitas untuk mereka berbuat jahil?
Nah, Bapak Ibu yang mungkin berprofesi sebagai guru di sekolah swasta pasti pernah merasakan kejahilan anak-anak yang terkadang sangat bikin pusing untuk menanganinya. Ketika kita baca tiga pertanyaan di atas, maka adakah peran kita di dalamnya? Tentu saja Bapak Ibu guru, ketika kejadian itu di sekolah maka peran Anda terhadap kejahilan yang dilakukan anak-anak tentu ada. Entah, terkait pengajaran tentang rasa empati yang kurang, rasa sayang kepada teman belum tersentuh dalam setiap pembelajaran atau mungkin ada fasilitas fasilitas yang seakan mendukung kejahilan anak-anak di sekolah. 

Mengajar anak-anak remaja memang bukan sesuatu yang gampang. Tak semudah membalikkan telapak tangan. Remaja adalah usia yang mana mereka butuh pengakuan, mencari jati dirinya, mereka seakan tak mau diatur karena ego mereka sangat tinggi. Namun sejatinya, mereka adalah anak-anak yang butuh pengarahan dan pembinaan dengan hati. Bukan omelan, marah dan sanksi saja yang mereka butuhkan. Namun, reward jangan pernah terlupakan. Meski sekedar memuji mereka karena sesuatu yang kecil namun berharga maka pujilah mereka. Pendidikan butuh keseimbangan antara punishmen dan reward. Karena ketika punishmen yang ditonjolkan maka anak akan semakin tidak percaya diri, mereka akan melebel dirinya sebagai anak nakal. Dan jika reward yang diunggulkan maka mereka bisa tumbuh menjadi pribadi materialistik bahkan cenderung manja. Namun, seimbang kanlah keduanya. Tapi ingat, punish/ sanksi bukan kekerasan. Punish/sanksi merupakan didikan yang lebih keras. Jangan pernah menghukum anak-anak tanpa ada arti mendidik supaya mereka menjadi pribadi berkualitas, InsyaAlloh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...