Edisi selasa, 23 Juni 2020
BUNGSU
CURAHAN_HATI merupakan wadah untuk meluapkan rasa hati yang terpendam. Hematnya, CURAHAN_HATI merupakan isi hati penulis dan kejadian yang terjadi di sekitarnya. Blog ini bertujuan untuk mewadahi segala emosi negatif sehingga tidak sampai melukai hati orang lain. Saat ini CERITA_HATI merupakan wadah yang pas untuk meluapkan emosi. Untuk teman-teman yang bertemu dengan blog ini, jangan lupa komentar ya, kita saling support. Karena saya yakin, tidak ada orang yang sangat baik-baik saja
Selasa, 23 Juni 2020
Kamis, 21 Mei 2020
8 Tahun pernikahan
Edisi Jumát, 23 Mei 2020
8 Tahun Pernikahan
Oleh, Umi Maisyaroh
8 Tahun Pernikahan
Oleh, Umi Maisyaroh
Delapan tahun tak terasa pernikahan aku dengan mas Fendik. Banyak kisah yang terukir di sana. Aku dinikahi oleh seorang duda beranak satu, Iya dia adalah suamiku. Aku ikhlas dan terima dia seorang duda, namun aku tak mau menerima anaknya. Meski anaknya tinggal bersama mantan istri, aku masih ada rasa cemburu. Aku tak mau di duakan meski dengan seorang anak kecil. Apalagi anak yang terlahir dari rahimku, hasil pernikahan aku dengan mas fendik, jangan sampai di nomorduakan dengan anak yang di sana. Kejam diriku, tapi itulah aku. Belum lagi keluarga mas Fendik yang terkesan awal tak suka sama aku, maklum lah aku adalah perawan tua waktu itu. Aku menikah di usia yang sudah kepala tiga, 32 tahun waktu itu. Dengan alasan tak ada uang, keluarga tak mampu, mas fendik seorang duda, pernikahanku terasa ambyar. Bagaimana tidak, keluarga suami waktu itu sama sekali tak merayakan kegembiraan atas pernikahan kami. Hanya berbekal nasi gurih dan bubur merah, di adakan kenduri 6 orang sebagai doa berangkat ke KUA, itu aja.
Meski perawan tua, jujur di hati kecil yang paling dalam, aku ingin sekali dirayakan di keluarga suami, meski tak mewah, minimal ada acara unduh mantu. Meski sedikit tua, tapi aku perawan, aku ingin dimuliakan di hari istimewaku. Namun itu semua hanya mimpi yang sekedar bunga tidur, tak pernah menjadi kenyataan. Itulah sebabnya, aku sedikit tak suka dengan keluarga suami. Tak ada yang menyuarakan hatiku, kalau aku masih perawan dan ingin diberlakukan selayaknya perawan - perawan lain. Sementara, adik suami yang menikah setelah aku, dirayakan dengan pesta lumayan ramai. Banyak tamu undangan dan tentunya biaya pun habis banyak, perkiraanku 20 jutaan. Berikutnya anak angkat mertuaku yang janda dan menikah untuk kedua kalinya pun, dirayakan meski sekedar unduh mantu. Lha aku ? Sekian tahun aku tak ikhlas bahkan hari ini pun aku masih belajar dan berusaha untuk meraih ikhlas itu. Sampai pernah ku bilang sama suami, "Tak apa sekarang gak ada iring - iring manten, yang penting entar kalau aku mati tolong diiring - iring ya .."Sakit hati ini. Saat ini pun, air mata deras mengalir karena semuanya memang sangat mengecewakan aku. Ibarat kata, sudah dapat duda, tak kaya, keluarga tak suka pula sama aku.
Tapi aku selalu berusaha untuk sadar, bahwasanya dia yang selama ini aku cari, aku nanti, selalu tersebut dalam doa - doaku, Selalu dalam angan - angan, selalu hadir dalam canda tawa serta curhatan hati kepada teman senasib. Teringat pula, aku duluan yang nyamperin dia ke rumahnya waktu itu. Iya, itu semua perjuangan gadis dalam menjemput jodohnya. Hampir dengan segala cara hingga akhirnya, jodoh adalah suamiku saat ini. Kalau di tanya, menyesal dapat dia? Iya, sangat. Tapi penyesalan ini ibarat nasi yang berubah jadi bubur, ya ... terlanjur basah nyebur sekalian. Dengan berharap, semoga penyesalan ini kelak berubah menjadi mawar merah yang mekar nan harum baunya.
Dengan segala upaya, terus kulanjutkan perjalanan bahtera rumah tanggaku. Hingga kemudian lahir si baby yang imut, cowok ganteng dan semoga sholeh. Bersama dia aku selalu menghibur diri dan menguatkan hati. Dia tak mungkin aku pisahkan dengan ayahnya. Dan seiring waktu aku juga gak tega meyuruh suami menceraikan aku. Bagaimana pun juga, dia sudah pernah jatuh, masak iya aku jatuhkan dia lagi pada lubang yang sama. Gak tega. Pejalanan kami sekarang bertiga, ada tawa yang mampu menyusur hati yang yang sudah keruh. Ada bahagia yang menyeruak dari wajah yang lama di rundung kecewa. Yang pasti, perjuangan akan terus berlanjut dan belajar menikmati.
Awal pernikahan, suami bekerja sebagai salesman salah satu pabrik rokok. Jujur hati kurang ikhlas. Dan ada rasa malu kepada anak - anak didik aku,karena aku adalah seorang guru di madrasah. Tapi itu adalah kesukaan suami, ya sudah lanjut. Karena suami merasa dirinya menyatu sebagai sales rokok maka tak mungkin aku menyuruh dia berhenti. Apalagi tak ada keahlian lain yang dimiliki. Tak apalah, tapi di hati ada sebuah rencana yang harus segera terwujud. Yakni, harus memiliki pekerjaan yang kedua, sebagai persiapan jika kemudian hari ada kelonggaran di hati suami dan bisa aku desak untuk keluar dari sales rokok tersebut. Mulai aksi, pertama kali kami berencana mau bisnis keripik. Dan ternyata rencana itu di sambut baik oleh paklek yang kebetulan ada di kalimantan. Dia siap menerima keripik dari jawa dan akan di ecer di kalimantan. Ngebayangin, wow ... pasti hasilnya luar biasa. Bertekad, pinjam modal di bank sebesar 15 juta, total keripik yang kami kirim ke kalimantan senilai 9 juta. Pastinya, akan berlipat 2 kali lipat ini nanti, membayangkan hasil bisnis yang sangat menggiurkan. Keripik berangkat dan kemudian kami menunggu hasil penjualannya.
Kamis, 07 Mei 2020
AKU BANGGA MENJADI SANTRI
Edisi Jumat, 8 Mei 2020
AKU BANGGA MENJADI SANTRI
Oleh, Umi Maisyaroh
1. Santri itu apa?
Jawab :
2. Siapa santri itu?
Jawab :
3. Dimana tempatnya?
Jawab : Pondok dan madrasah
4. Mengapa bangga menjadi santri?
Jawab : bekal hidup yang luar biasa
5. Kapan di sebut sebagai santri ?
Jawab : selama menuntut ilmu
6. Bagaimana kegiatan santri
Jawab : full
AKU BANGGA MENJADI SANTRI
Oleh, Umi Maisyaroh
1. Santri itu apa?
Jawab :
2. Siapa santri itu?
Jawab :
3. Dimana tempatnya?
Jawab : Pondok dan madrasah
4. Mengapa bangga menjadi santri?
Jawab : bekal hidup yang luar biasa
5. Kapan di sebut sebagai santri ?
Jawab : selama menuntut ilmu
6. Bagaimana kegiatan santri
Jawab : full
Selasa, 05 Mei 2020
SUPERWOMAN
Edisi Rabu, 6 Mei 2020
SUPERWOMAN
Oleh, Umi Maisyaroh
Superwoman ... Iya, satu kalimat yang cocok buat mereka wanita tangguh. Wanita yang yang tak kenal mengeluh bahkan pantang menyerah. Prinsip hidup adalah bermanfaat bagi orang lain. Mungkin Anda bertanya - tanya
SUPERWOMAN
Oleh, Umi Maisyaroh
Superwoman ... Iya, satu kalimat yang cocok buat mereka wanita tangguh. Wanita yang yang tak kenal mengeluh bahkan pantang menyerah. Prinsip hidup adalah bermanfaat bagi orang lain. Mungkin Anda bertanya - tanya
Jumat, 01 Mei 2020
JUZ 30 vs JUS ALPUKAT
Edisi Jumát, 1 Mei 2020
JUZ 30 vs JUS ALPUKAT
Oleh Umi Maisyaroh
Sumber : https://id.pinterest.com
Hai Bunda ? Bincang - bincang ringan tapi bermanfaat yuks ... Biasa, masih seputar anak. Masa belajar di rumah karena kebijakan pemerintah terkait pembatasan penyebaran covid-19 tentu banyak hikmah yang bisa kita ambil. Diantaranya, Bunda bisa lebih dekat sama anak - anak di rumah. Bagaimana tidak, Bunda yang kesehariannya berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga kini mau tidak mau harus berperan sebagai guru juga buat anak - anak, bahkan Bunda karir pun lebih sering memantau anaknya pada jam - jam belajar yang terjadwal. Dan yang paling mengesankan adalah Bunda semakin mengenal lebih dalam gaya dan kebiasaan anak - anak dalam belajar. Bunda lebih tahu dan mengalami bagaimana sulitnya mengajari anak - anak. Sehingga kondisi ini membawa kita para Bunda semakin berterima kasih kepada para guru yang selama ini dengan telaten mengajarkan berbagai materi serta mendidik dengan sabar. Semakin menyadari bahwa jasa guru sungguh luar biasa buat anak - anak kita. Dengan banyaknya jumlah anak di sekolah tentu tingkat kesulitan dalam pengkondisian anak - anak tentu sangat melelahkan. Kita sebagai Bunda menangani 2 anak saja di rumah sudah sangat kuwalahan, seakan rumah menjadi berantakan. Apalagi Bunda yang masih memiliki anak balita ,... oow tak diragukan lagi bukan riwehnya bagaimana. Bahkan hampir si bungsu tidak terurus lagi ... hehehe, jangan sampai ya Bunda.
Sedikit berbagi pengalaman kisah saya bersama buah hati tercinta, Bunda dan Nizam. Hari ini bincang kami tentang manfaat atau faedah membaca Al - qurán. Dengan bahasa anak - anak, Bunda memberi penjelasan berbagai faedah orang yang rajin membaca Al - qurán. Di antara faedah yang Bunda sebutkan dalam penjelasan tersebut adalah Membaca Al qurán akan mendapatkan pahala dan kebaikan serta memberikan syafaat ketika hari kiamat tiba. Tentu saja Bunda sudah sangat paham akan kedua faedah tersebut. Dengan membaca Al quran maka ketika dasyatnya kiamat telah di datangkan ke bumi, semua manusia akan kalang kabut penuh dengan ketakutan. Dan pada saat itulah maka Al qur an yang telah kita baca akan hadir dan memberi syafaat buat kita (Maaf, sekedar ilmu masa kecil Bunda yang perlu di gethok tularkan ke anak, jika salah ... silahkan dibetulkan ya Bunda ). Nah, selain itu dengan rajin membaca Al quran maka si pembaca akan diberi kebaikan dan pahala, apalagi jika membaca Al quran di baca pada bulan Romadhon, tentu Alloh SWT akan memberikan yang lebih dari itu semua, Insya Alloh. Dengan anggukan kecil pertanda Nizam paham akan penjelasan Bunda. "Tapi Nizam belum bisa baca Al quran, Bunda ? Tanya Nizam. Bunda tersenyum dan menjawab : "Tidak apa - apa nak, asalkan ada kemauan belajar membaca Al quran itu sangat bagus, apalagi kalau Nizam sering menghafal juz 30, hmmm... Alloh selalu melihat Nizam dengan bangga lho ".
Nah, dialog Bunda dan Nizam berlanjut hingga sampai pada jus alpukat. Beda huruf tapi hampir sama pada pelafalan, pada kata juz vs jus. Cuman kalau jus Alpukat, pada akhirnya akan menjadi kotoran yang menjijikkan. Dalam dialog tersebut, Bunda menyampaikan pesan dengan sangat halus dan terkesan santai. Tanpa terasa anak akan paham akan manfaat panjang akan kegiatan rutin membaca atau menghafal Al qurán, tentu disesuaikan usia anak. Dengan demikian, Bunda sudah memberikan pembelajaran yang berharga buat anak dan akan melekat hingga anak akan selalu ingat pesan Bunda.
Demikianlah kiranya kita sebagai Bunda mampu memberikan pembelajaran yang bermakna buat anak - anak. Pembelajaran yang tersampai dengan ringan namun mampu menjadi bekal anak untuk menjalani hidupnya. So, mari bersama kita belajar untuk menjadi pendidik buat anak - anak kita.
Nah, dialog Bunda dan Nizam berlanjut hingga sampai pada jus alpukat. Beda huruf tapi hampir sama pada pelafalan, pada kata juz vs jus. Cuman kalau jus Alpukat, pada akhirnya akan menjadi kotoran yang menjijikkan. Dalam dialog tersebut, Bunda menyampaikan pesan dengan sangat halus dan terkesan santai. Tanpa terasa anak akan paham akan manfaat panjang akan kegiatan rutin membaca atau menghafal Al qurán, tentu disesuaikan usia anak. Dengan demikian, Bunda sudah memberikan pembelajaran yang berharga buat anak dan akan melekat hingga anak akan selalu ingat pesan Bunda.
Demikianlah kiranya kita sebagai Bunda mampu memberikan pembelajaran yang bermakna buat anak - anak. Pembelajaran yang tersampai dengan ringan namun mampu menjadi bekal anak untuk menjalani hidupnya. So, mari bersama kita belajar untuk menjadi pendidik buat anak - anak kita.
Senin, 27 April 2020
MENYAPU JUGA BELAJAR !
Edisi Selasa, 28 April 2020
MENYAPU JUGA BELAJAR !
Oleh, Umi Maisyaroh
Sumber : https://id.lovepik.com
Romadhon tahun ini sungguh bermakna bagi kami. Meski kondisi sedang stay at home karena covid-19 namun dibalik itu semua ada senyum merekah dari bibir dan hati kami. Dua hari ini, Bunda dan Nizam mencoba tidak tidur setelah sholat shubuh. Agenda kami setelah sholat shubuh adalah mengaji dan nambah hafalan juz 30. Setelah itu Bunda mendampingi Nizam belajar materi sekolah yang sudah ditugaskan oleh ustadzahnya. Olah raga dan bersih - bersih rumah serta lingkungan adalah agenda kami selanjutnya. Hingga waktu menunjukkan pukul 07.30 WIB. Setelah bersih diri juga selesai maka Bunda dan Nizam mulai lanjut dengan kegiatan masing - masing. Dan kini, waktu menunjukkan 09.00 WIB, Bunda memanggil Nizam yang sedang asyik menonton TV untuk segera beranjak ke ruang belajar dan belajar lagi melanjutkan materi sekolah. Namun, tak di duga ... dengan ringan Nizam menjawab : "Lho belajarnya kan sudah mulai dari tadi habis shubuh, Bunda ". Belajar materi sekolah yang bertemakan kebersihan belum dilaksanakan Nizam, jawab Bunda sambil melanjutkan pekerjaannya. " Lho, menyapu kan juga belajar menjaga kebersihan Bunda", jawab Nizam selanjutnya. Kali ini Bunda hanya tercengang mendengar jawaban Nizam. Setelah dipikir, benar juga yang dikatakan Nizam. Karena menyapu pada dasarnya juga belajar, jawab Bunda dalam hati.
Bunda, apa kabar semuanya? Bagaimana Romadhon kali ini, pasti seru juga kan ? Saya yakin pasti Bunda semuanya punya cerita yang tak kalah serunya bersama sang buah hati. Karena stay at home memang menjadikan kita semua semakin dekat dengan anak - anak kita. Nah Bunda, cerita saya di atas tidak untuk pamer atau apa saja. Melainkan ada satu kalimat yang perlu di garis bawahi dari kalimat yang terucap dari lisan anak saya, yakni : "Menyapu juga belajar kan, Bunda!". Kalimat yang seakan membuka cakrawala baru buat saya. Seringkali kita di kejar oleh nilai - nilai ulangan atau semester atau nilai yang lainnya yang kemudian dengan tanpa sadar kita membatasi makna dari belajar itu sendiri.
Belajar memiliki makna yang luas, tidak hanya terbatas membaca dan berhitung. Bahkan menonton film yang bernuansa nasehat pun bisa diartikan belajar. Lalu kita juga tahu betul, baru - baru ini marak sekali dengan pembelajaran dan penilaian karakter. Karakter tentu tidak bisa hanya dengan membaca melainkan harus praktek pada kegiatan sehari - hari. Jika materi yang ada di sekolah kemudian diterapkan atau praktekkan kemudian di ulang - ulang maka bisa jadi akan terbentuk karakter pada diri anak. Nah, jika menyapu adalah penerapan dari materi kebersihan lingkungan maka ini juga bermakna belajar. Jadi mari kita memaknai belajar dalam arti yang luas. Sehingga anak - anak akan mendapat pengalaman yang bermakna yang kemudian bisa menjadi karakter baik dari anak - anak kita.
Semoga manfaat, salam literasi
Sabtu, 25 April 2020
PUASA DHUHUR
Edisi Ahad, 26 April 2020
PUASA DHUHUR
Hari kedua masih lanjut berpuasa dengan semangat. Bahkan hari ini sangat semangat. Nizam bertekad untuk tidak tidur siang dan maunya bermain. Terlihat sangat semangat dan tidak menunjukkan lemas sedikit pun. Main dan main, tak apalah asal kondisi selalu aman buat dia. Waktu menunjukkan pukul satu siang dan dia pulang langsung merajuk pada Bundanya, "Bunda, aku makan ya ... lapar sekali? " Nah lho ? Jawab Bunda. Kok tiba - tiba dia mau berbuka puasa lebih awal. Bahasa anak - anak. PUASA DHUHUR. Iya karena dia berbuka puasa pada waktu dhuhur. Entah apa yang terjadi, Bunda lihat kondisi Nizam segar dan masih tak menunjukkan kondisi lemas. Semua secara tiba - tiba.
Setelah berbuka puasa usai, bincang - bincang santai antara Bunda dan Nizam di ruang keluarga. Dalam perbincangan santai kami, dia bercerita banyak diantaranya ternyata ada beberapa temannya tidak berpuasa bahkan ada yang berbohong, katanya puasa terus makan pisang secara sembunyi. Celoteh Nizam tentang temannya. Nah, inilah penyebabnya kenapa tiba - tiba Nizam pulang dari bermain dan langsung minta makan alias berbuka puasa lebih awal. Rupa - rupanya dia terpengaruh sama teman bermainnya. Hai Bunda, bagaimana dengan anak - anak Bunda, masih puasa maghrib kah ? Semoga ya ...
Kondisi bercerita di depan kita sebagai Bunda atau orang tua merupakan kesempatan yang bagus yang tak boleh terlewatkan. Iya, kondisi ini sangat tepat untuk Bunda atau Ayah memberi nasehat atau ilmu kepada anak. Karena kondisi seperti ini menggambarkan anak siap diberi masukkan, dan Insya Alloh mudah dipahami. Dalam kisah Nizam di atas misalnya, Bunda bisa memberi nasehat bahwa pengaruh teman sangat luar biasa. Kita harus bisa menjaga diri untuk selalu mempertahankan sikap baik kita. Selain itu, dalam kondisi seperti itu maka Bunda atau orang tua bisa menyampaikan bahwa teman itu ada yang perangainya tidak baik namun banyak pula yang baik. Pandai dalam melihat peringai teman dan mampu bertahan pada kondisi benar akan sangat luar biasa.
Karena itu, memilih dan menggunakan waktu yang tepat dalam menyampaikan nasehat kepada anak perlu untuk diperhatikan. Jangan sampai, setelah panjang lebar memberi nasehat kemudian anak membantah dan berceletuk kata - kata yang bikin emosi naik, pasti suara Bunda akan berubah menjadi nada tinggi, iya kan ? Hehehe.. Jadi memilih waktu yang tepat sangat penting untuk menyampaikan nasehat kepada anak - anak kita.
Semoga menginspirasi .. Salam
Jumat, 24 April 2020
JAGONGAN JELANG TIDUR
Edisi Sabtu, 25 April 2020
JAGONGAN JELANG TIDUR
Oleh, Umi Maisyaroh
Sumber : https://pixabay.com
Puasa di hari pertama, Nizam bersemangat sekali. Alhamdulillah, meski sahur perlu dibangunkan tapi tak sesulit ketika bangunkan tidur siang karena keburu maghrib tiba. Pagi, selama bulan Romadhon, agenda kami masih tetap yakni setelah makan sahur tidak tidur, karena nunggu sholat shubuh berjamaah di mushola depan rumah. Habis itu lanjut dengan hafalan juz 30 dan membaca kitab ummi. Semuanya berjalan seperti agenda awal. Dan akhirnya kantuk menyerang kami, Bunda dan Nizam sekitar pukul 08.00 WIB. Tidur satu selama satu jam. Setelah itu lanjut kegiatan seperti biasa. Nizam bermain dan Bunda ambil laptop dan beraksi. Jelang tidur siang pada jam 13.30 WIB kami jagongan sebentar, cerita sana dan sini. Akhirnya Nizam berceletuk, "Bunda, semoga nanti aku bangun pas waktu maghrib ya ... enak, bangun langsung berbuka ", Hehehe, Nizam meski katanya kuat sepertinya agak lemas kondisi tubuhnya. Maklum, tak makan dan minum di hari awal puasa, masih adaptasi. Jagongan yang bagi saya beda dari biasanya. Di hari biasa, dia minta dibangunkan secepatnya karena keburu bermain lagi. Dari JAGONGAN JELANG TIDUR, sedikit bisa memberi pengetahuan kepada dia, bahwa di bulan Romadhon, Alloh SWT menurunkan Rahmat yang berlimpah, pahala dilipatgandakan berpuluh - puluh kali. Semua kebaikan akan mendapatkan pahala yang berlipat - lipat. Jangankan kebaikan yang butuh tenaga dan gerak, tidur pun dapat pahala. Akan tetapi pahala berbuat kebaikan yang berupa tenaga dan gerak lebih besar dari pada tidur. Demikian ilmu yang bisa disampaikan kepada Nizam jelang tidur siang. Mungkin Bunda yang lain punya cerita yang sama ? Insya Alloh ya Bunda ...
Ketika anak berada pada kondisi hendak tidur, kondisi anak benar - benar rileks. Kalau dalam bahasa hypno, kondisi seperti itu dikatakan anak dalam kondisi gelombang alpha. Dalam kondisi tersebut, anak akan mudah memahami bahkan menjadi ingatan yang kuat. Sekali lagi kondisi anak sedang rileks. Memang dalam menyampaikan ilmu ke anak tidak harus kaku seperti yang saya lakukan berdasarkan cerita di atas, melainkan Bunda bisa mengkreasi pula dengan berbagai cerita yang sesuai dengan kondisi anak. Yang pasti ujung cerita yang Bunda sampaikan merupakan sebuah ilmu atau nasehat yang kelak mampu menjadi bekal hidupnya.
Peran Bunda dalam pendidikan anak - anak tetap menjadi nomer satu. Yang kemudian Ayah menjadi pendukung. Meski begitu, tetaplah Ayah Bunda harus menjadi artis atau selayaknya superhero dalam film anak - anak. Artis dalam film yang mereka tonton seakan menghypno anak - anak, terbukti mereka ingat akan jam tayang, nama pemain bahkan hampir semua gerakan superhero, mereka hafal di luar kepala. Hendaklah kita sebagai Orang tua tak kalah dengan artis dalam film mereka. Ayah Bunda harus lebih banyak berperan dalam pendidikan anak. Sekali lagi, tauladan merupakan pendidikan yang utama. Jadi, misal dari cerita di atas, jika saya mengatakan kebaikan yang butuh tenaga dan gerak akan mendapat pahala yang berlipat, maka seyogyanya saya pun memberi contoh untuk minimal tidak banyak tidur di bulan Romadhon. Semoga kita semua bisa menjadi orang tua yang diidolakan oleh anak - anak kita, Aamiin.
Selamat berpuasa Romadhon 1441 H.
Selasa, 21 April 2020
OALAH ... TERNYATA BEGINI TO NAK !
Edisi Rabu, 22 April 2020
OALAH ... TERNYATA BEGINI TO NAK !
Oleh, Umi Maisyaroh
Sumber : http://gambarilus.blogspot.com
Jadwal kegiatan menunjukkan waktu mengaji, seperti biasanya Nizam harus mempersiapkan kitab dan perlengkapan lain dengan mandiri. Bunda siap jadi guru ngaji karena kondisi lockdown covid-19. Jarum jam tepat pada angka 18.00 WIB dan kami siap untuk mengaji. Malam ini beda dari biasanya, Nizam tampak lebih enjoy dan semangat ngajinya. Malam - malam sebelumya ada aura keterpaksaan dalam wajahnya. Ada manyun yang kerapkali muncul dari bibirnya yang seakan enggan mengucap kata demi kata. Dan kondisi yang seperti itu akhirnya membuat dia susah sekali memahami dan mengingat bacaan yang Bunda contohkan. Malam ini spesial, Bunda bercerita terlebih dahulu tentang syafaat Al qurán kelak di hari akhir dan ada reward yang terucap janji kalau sudah khatam kitab Ummi (metode dari guru ngajinya). Dari cerita dan janji reward inilah sepertinya dia ada semangat. Selain itu metode yang diterapkan Bunda berbeda dari malam sebelumnya. Metode yang dipakai kali ini adalah Bunda membacakan 1 lembar kemudian diikuti oleh Nizam. Dan dibaca sebanyak 2 kali. Untuk bacaan yang sulit, Bunda garis bawahi dan diulang kembali hingga 3 kali baca. Dan ternyata dengan metode seperti itu, Nizam lebih lancar. Bunda senang sekali, sambil bergumam dalam hati : " Oalah ... Ternyata begini to nak ! "
Bagaimana pengalaman Bunda di sana ? hehe ... tentu kita beda metode tapi Insya Alloh satu tujuan ya. Kondisi lockdown adalah sebuah keharusan yang harus kita taati. Karena hal tersebut merupakan ikhtiar kita untuk berada pada kondisi yang lebih baik. Lockdown tidak harus dikeluhkan. Memang banyak dampak yang muncul. Terutama buat para Bunda. Bunda mendadak jadi seorang guru buat anaknya. Bunda menjadi wonderwoman yang memiliki multitask. Tapi semua berbalik pada mindset kita. Jika hal tersebut kita pikir sebagai beban maka lockdown akan sangat terasa berat. Namun jika kita berpikir akan banyak ilmu dan kreativitas dalam kondisi seperti ini maka kita sebagai Bunda akan semakin pandai dalam menyikapi hidup.
Nah, kembali kepada pendampingan anak - anak dalam belajar mengaji atau lainnya. Para Bunda jangan patah semangat ketika gagal dengan satu metode. Cari dan pilih metode lainnya yang tepat buat anak - anak kita. Dan sertakan motivasi serta reward yang disesuaikan dengan usia anak. Insya Alloh hal tersebut akan memudahkan Bunda dalam pendampingan di rumah.
Salam, selamat mencoba ...
Senin, 20 April 2020
MINUMLAH DENGAN DUDUK
Edisi selasa, 21 April 2020
MINUMLAH DENGAN DUDUK
Oleh, Umi Maisyaroh
Gambar dari https://pixabay.com
Segernya air dalam kehausan di siang hari ... Subhanalloh, sangat nikmat. Air adalah kebutuhan mutlak untuk makhluk hidup. Tanpa air, tak bisa dibayangkan bagaimana jadinya manusia. Seperti biasa, siang ini habis main bersepeda si Nizam langsung ambil air segelas dan glek, sempat terhenti karena instruksi Bunda : "Minumlah dengan duduk ! ".
Iya sepele ... etika minum terlihat sangat sepele. Namun etika minum dalam islam pun diperhatikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135). Berdasar hadist itulah seyogyanya orang tua memperhatikan bagaimana etika anak ketika minum. Kenapa harus begitu? Sekali lagi tugas orang tua adalah mendidik. Mendidik memiliki makna yang sangat luas. Dengan mendidik diharapkan mampu membentuk karakter anak sesuai dengan keinginan orang tua. Namun, saya yakin bahwa semua orang tua termasuk saya dan Anda pasti berharap anak - anak kita memiliki karakter yang sholeh sholehah.
Seiring dengan itu, etika minum seorang anak pun perlu diperhatikan. Jika hal ini mampu menjadi kebiasaan buat si anak, maka akan menjadi karakter yang melekat hingga dewasa kelak. Lalu, sejak kapan pendidikan ini bisa diterapkan ? Tentu saja, sejak si kecil bisa minum sendiri, entah itu pakai gelas atau pun semi gelas. Dan tentunya sebagai orang tua pun tak sekedar menyuruh dan mengarahkan saja ya ... melainkan harus berperan juga dalam memberi contoh. Apalagi jika anak masih 3 tahunan, maka anak akan mudah memahami jika ada contoh langsung dari orang terdekat. Untuk hasil yang lebih menyakinkan maka seharusnya orang tua atau terdekatnya selalu memberikan contoh seterusnya. Dalam artian, karakter orang tua harus terbentuk dulu, Jika hal ini terjadi, maka orang tua akan lebih mudah untuk membentuk karakter anak yang diantaranya minum dengan duduk.
Lha terus bagaimana jika karakter orang tua belum terbentuk, apakah tidak bisa membentuk karakter anak dengan mudah ? Mungkin bisa seperti itu. Tapi bukan berarti tidak bisa nggeh. Semua bisa, asal kita berusaha maksimal. Setidaknya orang tua juga harus upgrade diri atau tak bosan untuk selalu menuntut ilmu.
Demikian sekilas coretan hari ini, semoga bermanfaat
Minggu, 19 April 2020
BELAJAR NAIK SEPEDA
Edisi Senin, 20 April 2020
BELAJAR NAIK SEPEDA
Oleh, Umi Maisyaroh
Pagi ini, Nizam berpamitan hendak bermain sepeda bersama teman - temannya. Dia bilang, ada teman yang mau ngajari cara naik sepeda dengan benar dan pelan. Maklumlah sepeda sudah setahun lebih beli tapi tidak pernah terpakai karena memang belum bisa. Rencana setiap libur sekolah mau belajar, eh gagal terus. Akhirnya, ya sepeda parkir manis di garasi. Masa social distancing, masa belajar di rumah ternyata memberikan kesempatan yang luas untuk mewujudkan setiap rencana yang sekedar terpajang dalam angan. Nizam lebih banyak beraktivitas di luar rumah dengan sepeda lamanya. Dan dengan berawal pegang, naik terus tetap jalan tapi pakai kaki, kemudian memberanikan diri menaiki sepeda dari tanah yang posisi lebih tinggi, akhirnya sekarang dia sudah sedikit bisa naik sepeda onthel. Yach, bisa sedikit karena syaratnya harus naik dari tanah yang berposisi lebih tinggi ... hehehe, seru banget kan, naik sepedanya bisa lebih kencang lagi jadi dia cuman main rem tangan saja. Lucu sih, tapi salut dengan semua semangat dan sifat berani yang luar biasa.
Hmmm ... bicara tentang anak tak ada habisnya. Kali ini saya sedikit berbagi pengalaman selama mendampingi anak belajar di luar rumah. Tentu saja, ketika anak main di luar rumah, orang tua atau bunda yang lebih berperan disini harus selalu memberikan pantauan terhadap anak - anaknya. Pantauan yang dimaksud adalah kemana dia bermain, bersama siapa ( mengenal teman - temannya) dan main apa. Nah, sebagai Bunda tentu harus memantau terus. Karena pendampingan full kebanyakan di antara kita kesulitan melakukannya. Maka minimal pantauan seperti tersebut sangatlah membantu untuk Ayah / Bunda melepas anak - anak bermain di luar.
Nah banyak dampak positif ketika anak bermain di luar bersama teman - temannya, diantaranya :
- Lebih asyik dan seru
- Memberikan pengalaman belajar terhadap lingkungan sekitar
- Lebih banyak aktivitas fisik
- Belajar bergaul/bersosial.
Jadi silahkan lepas anak - anak bermain di luar dengan pantauan. Satu pengalaman saya ketika melepas Nizam bermain di luar adalah dia lebih cepat menguasai cara naik sepeda onthel karena ada temannya yang ngajari. Selain itu, Nizam lebih banyak cerita yang disampaikan ke Bundanya. Nizam lebih banyak cerita tentang pengalaman dia selama bermain dengan temannya dalam sehari ini.Tentu ini sesuatu yang menjadi kebanggaan bukan ? Tanpa harus kita sebagai orang tua / Bunda turun tangan untuk ngajari semua hal. Tetapi ada beberapa hal yang bisa dia dapatkan dari teman - temannya.
Nah demikian pengalaman saya. Semoga menginspirasi
Sabtu, 18 April 2020
CEWEK GANTENG
Edisi Ahad, 19 April 2020
CEWEK GANTENG
Oleh Umi Maisyaroh
Kaget yang bercampur rasa nano - nano kurasakan saat menatap foto dia. Dia adalah sosok cewek yang loyal kepada teman dan rame banget hidupnya. Dunianya serba happy dan fun. Bahkan kebahagiaan yang tampak dari lelucon - lelucon yang sering terlontar dari lesannya sering membuat teman - teman sekitarnya merasa bahagia pula. Foto itu menampakkan wajah remaja yang cantik, namun dengan pose dan pakaian serta model rambut yang dia pasang menjadikan dia menjadi CEWEK GANTENG alias si cewek tomboy.
Cewek ganteng ternyata juga ada dalam kepribadiannya. Dia benar - benar bak seorang cowok yang mampu melindungi cewek dari bahaya, mampu menenangkan hati cewek yang sedang galau bahkan rayuan gombal hingga maut pun ternyata sering terlontar dari lesan remaja si cewek ganteng ini kepada para cewek imut alias cantik dan anggun menurut dia. Iya, ternyata dia adalah sosok yang lesbi. Dia menyukai dan sudah resmi berpacaran dengan gadis yang hmmmm ... CUTE, menurutnya. Inilah yang membuat diri nano - nano ketika foto di depan mata.
Telusur bukti dan latar belakang, ternyata dia adalah sosok yang lahir tanpa hadirnya seorang ayah. Ayah yang sudah pergi, meninggal dunia sejak dia dalam kandungan, menjadikan dia hanya berlimpah kasih sayang dari seorang ibu saja. Menjadi anak pertama dari kedua adik - adiknya yang masih kecil. Dan semua itu yang kemudian mengharuskan dia menjadi sosok yang kuat bak baja. Dia harus menjadi pelindung bagi keluarga, menjadi pengganti ayah adalah kerinduannya. Karena dia rasa betul, sosok ayah sangat dibutuhkan dalam keluarganya.
Namun tak terduga oleh siapa pun, bahwa semua itu menjadi awal dia kehilangan feminimnya. Dia lebih menunjukkan kegagahannya bahkan selalu menunjukkan gaya maskulinnya kepada semua orang. Memiliki kekasih hati seorang cewek imut yang cute, menjadi semakin liar jiwa maskulinnya. Berjalan bergandeng tangan serta berciuman selayak sepasang kekasih dilanda asmara berat. Iya, kini dia benar - benar menjadi CEWEK GANTENG.
Nano - nano banget mendengar ini, tapi sekali lagi semakin menyadarkan diri bahwa peran orang tua dan lingkungan dekat sangat berperan besar dalam pembentukan pribadi anak. Sosok ayah yang seharusnya dia terima denga cinta pertama di hatinya telah pergi dan seakan hilang selamanya menbuat dia berbalik arah ingin menjadi sosok maskulin.
BERBAGI DENGAN TEMAN
Edisi Ahad, 19 April 2020
BERBAGI DENGAN TEMAN
Oleh Umi Maisyaroh
gambar dari https://www.ebookanak.com
Si kecil kerap kali minta dibuatkan makanan dalam jumlah yang banyak. Dia bilang makanan tersebut akan dibagikan kepada teman - teman bermainnya. Efek belajar di rumah masa social distancing menyebabkan anak sering main sama teman di lingkungannya. Menemukan sebuah kecocokan atau apalah namanya, sejak itu dia lebih sering minta makanan dan di bagi ke teman - temannya. Rasa peduli yang dia miliki terasa ada ketika dia berkecimpung langsung dalam dunia bermain bersama teman. Rasa senangnya makan bersama dengan obrolan yang seru ala anak - anak kudengar riuh dari kejauhan. Senang rasa hati ketika anak mau berbagi kepada teman. Tentu hal ini pula yang diinginkan para Ayah Bunda ?
Berbagi dengan teman berarti si anak memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dengan berbagi, si anak tinggalkan keegoisan dan mau menang sendiri. Namun tentu saja hal baik tersebut jarang sekali yang muncul dengan sendirinya bahkan hampir tak ada. Karena bagaimana pun juga anak terlahir dalam kondisi zero maka orang tua atau lingkunganlah yang akan mewarnai dan membentuk karakter tersebut. Iya, berbagi dengan teman, saya sebut sebagai karakter. Jika hal tersebut dia lakukan secara berulang dan terus menerus maka kebiasaan itu akan menjadi karakter dia kelak.
Nah, terkait pembiasaan berbagi memang harus diberikan contoh oleh orang terdekatnya, setidaknya Ayah Bunda menjadi pilot project dalam hal ini. Pada usia 3 tahunan, anak akan merekam langsung apa yang dilakuakan oleh orang tuanya. Jika Orang tuanya senang berbagi maka secara tidak langsung membentuk pribadi empati pada anak. Terkait ini pula, empati merupakan jiwa sosial yang mutlak dibutuhkan oleh semua orang. Hal tersebut akan menjadikan dia mampu bertahan dalam lingkungan di mana dia tinggal. Sekali lagi empati butuh di contohkan.
Lebih dari itu, pendidikan empati ini akan mudah diberikan kepada anak dan mudah diserap oleh anak apabila sejak dalam kandungan memang ada pendidikan ke arah tersebut. Jadi intinya, ingin membentuk pribadi sosial "berbagi dengan teman " tidak instan melainkan butuh proses yang amat panjang dan telaten dari orang sekitar. Ayah Bunda akan bangga dan terasa sejuk dalam hati jika anak - anak kelak memiliki jiwa sosial yang tinggi. Punya kepedulian kepada sesama. Bahkan dengan senang hati bersedia berbagi dengan orang lain.
Salam inspirasi
Jumat, 17 April 2020
MEMASAK BARENG SI KECIL
Edisi Sabtu, 18 April 2020
MEMASAK BARENG SI KECIL
Oleh, Umi Maisyaroh
Gambar dari https://karitur.blogspot.com
Hmm ... Memasak Bareng Si Kecil, kebayang gak Bunda ? Ditengah keribetan kita menyiapkan makanan buat keluarga, eh tiba - tiba si kecil ikut nimbrung alias ikut campur dalam kegiatan kita. Tentu saja respon masing - masing Bunda berbeda. Ada diantara Bunda yang mungkin merasa semakin ribet dengan adanya si kecil. Karena bagaimanapun ketika masak pinginnya segera kelar. Tak berlama - lama di dapur adalah keinginan sebagian Bunda. Dengan adanya si kecil di samping Bunda maka waktu memasak akan lebih lama. Karena tugasnya bertambah, menjaga keamanan si kecil dari sesuatu yang berbahaya, menjaga makanan supaya tidak dipakai mainan sama si kecil, atau pula mengawasi anak - anak untuk tidak menjatuhkan barang dapur yang rentan dengan pecah. Masih banyak lagi keribetan ketika memasak bareng si kecil. Namun tak semuanya begitu. Ada juga para Bunda yang dengan telaten mendampingi si kecil yang mau membantu pekerjaan Bunda di dapur. Meski kadang bukan membantu ... malah semakin berantakan juga kadang ... hehe, namanya juga anak - anak. Yang jelas telaten di sini memiliki makna telaten dalam pendampingan si kecil dan juga telaten dalam menangani pekerjaan yang bertambah karena ulah si kecil yang mungkin hampir semua barang dapur berantakan di mana - mana.
Nah, bagaimana sih kira - kira sikap kita sebagai Bunda yang benar dalam meyikapi anak - anak yang mau nimbrung dalam pekerjaan dapur ? Ehem ... tanpa bermaksud menggurui nich Bunda. Anak - anak dalam usia 3 - 12 tahun adalah masa - masa pengenalan dengan dunia. Termasuk dunia Dapur. Nah, dalam usia ini mereka akan penasaran dengan banyak hal bahkan ingin mencoba sesuatu yang baru bagi mereka. Anak yang seperti itu sering pula di sebut sebagai anak aktif. Jika anak dalam sebutan ini kita maksimalkan maka kecerdasan - kecerdasan anak akan semakin tumbuh dan berkembang. Karena kecerdasan - kecerdasan itu perlu di rangsang untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Diantara rangsangan yang tepat adalah mengenalkan banyak hal buat si kecil. Memberi pengalaman buat mereka adalah hal yang sangat berharga. Rangsangan kecerdasan yang harus kita berikan tidak harus dalam bentuk pelajaran di sebuah kelas. Akan tetapi lebih luas dari itu, Bunda atau Ayah bisa memberikannya dalam aktivitas sehari - hari.
Lalu ? Iya, mungkin di antara Bunda ada yang merasa ribet dengan kehadiran si kecil di dapur. Tidak perlu dipaksakan jika memang Bunda di tuntut untuk segera menyelesaikan pekerjaan dapur tersebut. Pilihlah waktu yang tepat untuk mengajak si kecil belajar di dapur. Tentunya buat kesepakatan dulu dengan si kecil kapan dia bisa bisa belajar di dapur. Kesepakatan, ini juga penting Bunda. Karena mengajarkan anak untuk memiliki rasa toleransi yang tinggi dan menghargai kesibukan kita. Sehingga dengan kesepakatan, Bunda dan si kecil lebih enjoy belajar di dapur. Dan yang tak kalah penting lagi adalah memberikan pengertian kepada si kecil atas kesepakatan - kesepakatan yang di buat bersama. Dengan memberikan pengertian dengan bahasa anak - anak tentunya, maka anak tidak ada istilah memaksa atau gak mau ngerti akan kesibukan Bunda.
Nah, sekali lagi ... Memasak bareng si kecil bukan sesuatu yang harus di hindari melainkan sesuatu yang bisa dijadikan sarana untuk memberikan stimulus/rangsangan pada kecerdasan si kecil. Dengan pemberian stimulus yang tepat, diharapkan kecerdasan mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Oke, selamat mencoba.
Kamis, 16 April 2020
BERMAIN BERSAMA
Edisi Jumát, 17 April 2020
BERMAIN BERSAMA
Oleh, Umi Maisyaroh
Gambar dari https://www.sabumiku.com
Bermain bersama dengan teman - temannya adalah kegiatan rutin Nizam setiap harinya. Apalagi pada masa pandemik corona yang mengharuskan belajar di rumah. Lepas dari pantauan maka tak jarang dia bermain hingga lupa waktu. Hingga mau tidak mau bunda harus selalu pantau waktu untuk mengatur jam bermain Nizam. Bahkan Bunda sampai membuat jadwal kegiatan harian untuk Nizam. Nah Bunda, bagaimana dengan Bunda yang lain, samakah dengan Bunda Nizam ? Hehe ... Bagaimana pun juga belajar di sekolah lebih baik buat anak - anak kita... Upss.
Bermain bersama dengan teman - teman tentu tidak harus kita hapus dari dunia anak kita. Bermain bersama teman merupakan wadah untuk belajar bersosialisasi bagi anak. Dengan melakukan kegiatan bersama teman - temannya maka anak akan belajar bagaimana seharusnya dia bergaul, menghadapi teman yang curang, belajar mengungkapkan kalimat, belajar kebersamaan, bahkan hingga dia harus menjaga diri dari sikap teman yang kurang baik. Jadi, bermain bersama teman sangat berguna bagi jiwa sosialnya si anak.
Nah, terkait anak yang sampai lupa waktu bahkan hingga tak pulang dalam waktu lama dalam bermain tentu perlu di perhatikan oleh orang tua. Bermain sangat perlu namun tetap harus ada batasan. Masa pandemik corona seperti saat ini sangat menguras tenaga dan pikiran orang tua dalam pembelajaran dan pengawasan kegiatan anak setiap hari. Maka selain dibuatkan jadwal kegiatan harian anak, perlu juga orang tua memantau siapa teman bermain si anak, bermain apa mereka, aman apa tidak permainan mereka. Hal - hal tersebut mutlak di perhatikan oleh orang tua. Kalau perlu ada pendampingan ketika anak bermain, meski tak pendampingan full.
Selain tersebut di atas, yang tidak kalah pentingnya adalah melatih anak untuk selalu berpamitan ketika hendak bermain. Nah ketika berpamitan, kita sebagai orang tua jangan pernah bosan untuk berpesan hati - hati dalam bermain dan sampaikan bermainnya sampai jam berapa. Hal ini sangat penting sekali Bunda. Karena dengan seperti itu kita memberikan anak kepercayaan untuk melakukan controling diri. Jadi anak merasa di hargai sebagai manusia kecil yang butuh perhatian.
Demikian, semoga menjadi inspirasi.
BELAJAR BERSAMA BUNDA
Edisi Kamis, 16 April 2020
BELAJAR BERSAMA BUNDA
Oleh, Umi Maisyaroh
Gambar dari https://id.pinterest.com
Hai Bunda, apa kabar ? Semoga sehat selalu ya ... Aamiin. Coretan kali ini saya ingin sekali mengoprek kabar bunda selama masa pandemik virus corona. Yang tentunya semua perihal belajar mengajar harus dilaksanakan di rumah. Dan pastinya yang lebih banyak berperan adalah para bunda, benar gak ? Hehe ... saya yaqin 100 % semua bunda menjawab benar. Hal tersebut pun menjadi keluh kesah kebanyakan bunda. Keluh kesah yang banyak kita dengar dari saudara, tetangga, teman bahkan orang lain. Dan keluh kesah mereka mudah kita ketahui dari berbagai media sosial yang ada. Intinya para bunda merasa tidak nyaman dengan kondisi ini yang memaksa dirinya menjadi seorang guru buat putra - putrinya. Mau tidak mau harus dilakukan jika memang peduli sama pendidikan putra - putrinya.
Beberapa faktor yang menyebabkan para bunda berkeluh kesah, diantaranya :
- Mengajari anak dengan waktu yang lama merupakan sebuah tugas baru
- Materi sekolah yang selama ini belum tersentuh oleh para bunda
- Banyaknya tugas rumah yang belum terselesaikan
- Tidak tahu metode yang tepat dalam mendampingi anak - anaknya dalam belajar
- Kurangnya tingkat kefokusan bunda ketika berada di waktu belajar anak - anak
- Tingkat emosional yang labil ketika menghadapi anak - anak kesulitan dalam belajar
Beberapa faktor di atas tentu tidak hanya mempersulit para bunda dalam mendampingi putra - putrinya belajar. Namun hal tersebut akan berdampak pula kepada si anak. Jika bunda uring - uringan karena emosi yang labil tentu saja hal tersebut menjadikan anak tidak enjoy dalam belajar. Jika belajar tidak enjoy maka yang terjadi adalah anak mengalami stress. Jika seperti itu keadaannya maka belajar tidak maksimal bahkan bisa jadi tidak ada pembelajaran yang mengena kepada si anak.
Tentu hal ini tidak bisa kita biarkan. Pandemik tidak bisa kita acuhkan yang kemudian kita memaksa untuk kembali bersekolah. Langkah yang tepat adalah kita memahami hal ini dengan sikap yang bijak. Artinya sebagai orang tua/bunda sebisa mungkin mampu mengendalikan dirinya menjadi pribadi yang tenang. Sehingga bisa memotivasi putra - putrinya dalam BELAJAR BERSAMA BUNDA.
Menjadi seorang guru bagi putra - putri sendiri memang sesuatu yang baru. Yang selama ini lebih banyak nitip ke sekolah, kemudian beralih harus 80 % di ajar sendiri di rumah. Semua faktor yang tersebut di atas memang perlu di minimalisir guna maksimalisasi belajar anak. Bagaimana caranya ? Tentu saja faktor yang disebabkan oleh faktor pribadi bunda atau urusan keluarga maka mesti diselesaikan oleh bunda dan keluarga. Sementara terkait materi atau metode yang akan disampaikan kepada anak tentunya bunda harus selalu konsultasi kepada guru di sekolahnya. Kondisi pandemik tidak kemudian harus lost contact dengan yang berkemampuan di bidangnya yakni guru sekolah. Bunda sebagai penyambung tugas belajar harus selalu menjaga komunikasi tersebut.
Demikian semoga oprekan hari ini menjadi inspirasi semua ... salam.
Rabu, 15 April 2020
KAKAKKU HADIR UNTUKKU
Edisi Kamis, 16 April 2020
KAKAKKU HADIR UNTUKKU
Oleh, Umi Maisyaroh
Gambar di ambil dari https://www.idntimes.com
Hello Ayah Bunda ... bagaimana kabar Anda semua? Semoga sehat dan selalu dalam lindungan Alloh SWT, aamiin. Ayah Bunda, seneng rasanya ketika kita di karunia 2 anak atau lebih. Rumah jadi ramai dan pastinya senyum bahagia selalu merebak di kehidupan kita. Meski terkadang ada sedikit ketidaknyamanan atau sesuatu di luar keinginan kita, Ah tapi itu tak sebanding dengan kebahagiaan bersama putra putri kita yang telah Alloh SWT titipkan untuk menemani hari - hari kita. Apalagi ketika anak - anak kita jarak kelahiran antara 3 - 6 tahun atau lebih, pasti beratnya jadi berkurang. Seringkali di tengah - tengah sibuknya kita, anak yang kecil dititipkan pada kakaknya, benar gak bunda ? Pasti benar kan ... Kakak ibarat sebagai penolong akan semua keribetan kita yang memiliki anak kecil. Urusan dapur, pakaian kotor dan mungkin semua tugas kita selesai karena jasa besar kakak. Iya kakak adalah anak tertua kita yang selalu nemani adik - adiknya di saat Ayah Bunda sibuk.
Pernahkah Anda mencuri pandang saat anak - anak bermain bersama? atau sengaja memperhatikan mereka yang tengah asyik bermain ? Di saat itu akan Anda temukan perhatian kakak yang luar biasa kepada adik - adiknya. Perhatian serta menjaga supaya selalu dalam kondisi aman diberikan secara cuma - cuma oleh kakak kepada adik - adiknya. Namun, pada kenyataannya kakak hanyalah seorang anak yang usianya lebih tua sedikit di banding adiknya. Dia tetaplah seorang anak yang pola pikirnya pun masih bertaraf anak - anak. Ingatkah Anda, ketika si adik tiba - tiba menangis karena jatuh terpeleset atau karena si adik yang maunya merebut semua mainan tanpa peduli kakak, dia menangis histeris hingga memaksa Anda sebagai Ayah/Bunda harus menghampirinya. Apa yang Anda katakan seketika itu? Anda marahkah sama kakak? Iya benar, saya pun berharap Anda tidak memarahi apalagi mencemooh kakak dengan mengatakan "Kamu teledor !". Saya berharap Anda dan saya berusaha mendiamkan si kecil dengan melibatkan peran kakak tanpa terucap kata - kata kasar. Dan berlatihlah untuk sering mengucapkan terima kasih atas jasa - jasa kakak dan ajarkanlah si kecil untuk selalu hormat dan menyayangi kakaknya.
Mengajarkan si kecil untuk selalu berbagi dengan kakak dan mengajarkan mencium tangan kakak adalah hal kecil. Tanamkan pada otak dan hati si adik bahwa kakak hadir untukku.Namun jika itu menjadi kebiasaan hingga membentuk karakter, maka hingga dewasa kakak adik akan selalu rukun dan berkasih sayang dengan tetap menjaga hak dan kewajiban masing - masing. Karena karakter bukanlah sesuatu yang instan. Karakter harus dibentuk sedini mungkin supaya lebih kuat melekat pada pribadi anak. Dengan demikian, masa tua kita sebagai Ayah Bunda akan tetap bahagia melihat anak - anak yang selalu bersama dengan rukun dan kasih sayang.
Salam parenting
SEPEDA BARU
Edisi Kamis, 16 April 2020
SEPEDA BARU
Oleh, Umi Maisyaroh
Gambar di ambil dari https://mommyasia.id
Hai Ayah Bunda apa kabar ? Semoga social distancing yang kita alami saat ini tak menyurutkan langkah untuk selalu memberikan yang terbaik buat ananda tercinta. Pastinya dong ... hehe. Iya benar Ayah Bunda, bagaimana pun kondisi kita saat ini, jangankan bahagia dalam kondisi susah pun keinginan memberikan yang terbaik buat ananda selalu menjadi nomer satu.
Nah, kali ini saya menampilkan gambar sepeda yang bagi saya bagus dan cocok banget buat ananda yang saat ini berusia 7 - 12 tahun. Lalu? Pernahkah anak Anda minta sepeda atau sesuatu yang lain kepada Ayah Bunda? Tentu saja iya kan. Nah, bagaimana Anda merespon permintaan anak Anda tersebut? Tentu saja, respon Ayah Bunda akan berbeda. Ada beberapa tipe orang tua dalam menanggapi permintaan anak, diantaranya :
- Langsung menuruti permintaan anak. Bagi Ayah Bunda yang uang selalu ada, cash maka mudah bagi Ayah Bunda menuruti permintaan anak. Namun bagi mereka yang kondisi keuangan minus atau pas - pasan, pada tipe ini maka dengan berbagai cara akan berusaha untuk menuruti kemauan anak. Tentu saja hal itu berdasarkan rasa cinta yang sangat besar, bukan? Nah pada tipe ini, orang tua akan menuruti permintaan anak dengan langsung tanpa ada penunndaan waktu. Hari ini anak minta di belikan sepeda, ya hari ini langsung dibelikan.
- Menunda menuruti permintaan anak. Ada di antara orang tua yang memiliki tipe ini. Mereka lebih memilih dan suka menunda dalam menuruti permintaan anak. Tentu saja ada beberapa alasan, diantaranya : sikap bijak untuk melatih anak - anak bahwa segala sesuatu butuh sebuah usaha untuk terpenuhi keinginan kita dan adapula yang menunda karena memang kondisi kantong/dompet yang bolong alias kosong.
Dari kedua tipe di atas, yang manakah tipe Anda ? Yups, menjadi orang tua seyogyanya harus berpikir ke depan. Semua orang tua pasti memiliki rasa cinta yang amat besar kepada anak - anaknya tapi tetap harus memiliki sikap bijak dalam hal ini. Menunda karena ingin mengajarkan bahwa semua hal butuh proses adalah sikap yang terbaik. Mengajarkan anak bahwa untuk meraih sesuatu itu tidaklah instan, butuh waktu untuk mewujudkannya. Kalau mau beli sepeda baru maka ajarkan untuk mengumpulkan uang dulu atau sampaikan bahwa Ayah Bunda masih mengumpulkan uang dulu. Sikap ini yang akan melekat pada anak dan akan menjadi karakter hingga dia dewasa.
Jadi mari kita menjadi orang tua yang bijak.
HUBUNGAN ANTAR GARIS
Edisi Rabu, 15 April 2020
HUBUNGAN ANTAR GARIS
Oleh, Umi Maisyaroh, SPd
Hai anak - anak ... kita ketemu lagi. Kali ini kita lanjut materi yang kemarin terkait hubungan antar garis. Supaya memudahkan kalian memahami maka miliki dulu rasa suka alias cinta kepada matematika. Nah kali ini, ustadzah akan menampilkan materi - materi matematika dengan nuansa warna - warni supaya kalian betah dan tertarik untuk belajar matematika. Ayo kita belajar !
2. Garis berpotongan
3. Garis berimpit
4. Garis bersilangan
Nah anak - anak, di atas adalah berbagai definisi dan contoh penerapan hubungan garis dalam kehidupan sehari - hari. Bersama matematika hidup semakin lengkap. Nah silahkan di baca dan di pahami ya ... Sampai ketemu pada materi - materi berikutnya.
Selasa, 14 April 2020
SUDUT DAN GARIS
Edisi Rabu, 15 April 2020
GARIS DAN SUDUT
Oleh Umi Maisyaroh
Oleh Umi Maisyaroh
Garis dan sudut merupakan materi kelas 7 pada semester Genap. Sesuai dengan judulnya maka pada pemebelajaran materi ini akan dibagi 2 sub bab, Garis dan sudut. Nah sebelum kita belajar lebih jauh tentang materi ini, alangkah baiknya kita amati mind mapping berikut untuk mempermudah kita memahami. Berikut mind mappingnya :
Dari mind mapping di atas bisa kita lihat bahwa ada pembahasan masing - masing yakni Garis dan sudut.
Mari kita pahami lebih lanjut :
A. GARIS
Garis adalah sekumpulan titik-titik yang saling bersebelahan dan menempel satu sama lainnya secara rapi dan memiliki dua arah.
Dan hubungan antar garis dibedakan menjadi 4 bagian, diantaranya :
1. Dua garis sejajar
gambar di ambil dari https://www.berpendidikan.com
Yang kedua .. OTW ya !
Langganan:
Postingan (Atom)
KEINGINAN JELANG TIDUR
Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen. Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...
-
Yuk, berlomba nak ... Hmmm, pagi cerah pagi ceria. Cerita menarik pagi ini adalah berlomba merapikan tempat tidur with my son. Pagi ini, ...
-
Semua orang tua sudah pasti memiliki impian terindah buat buah hatinya. Ada yang ingin anaknya jadi dokter, guru, pengusaha dan lain sebaga...