Hari ini dia ada di sana lagi. Dan keluar ruangan dengan tergesa - gesa, nampak ada gerakan cepat supaya tidak diketahui orang. Terus terang ada kecemberuan di hati ini ketika dirinya berada di ruangan yang lain. Yang aku tahu, dia adalah teman kerjaku yang kemudian keluar dari kumpulan kami beberapa bulan lalu. Namun sayang di sayang, setelah itu dirinya bergabung dengan rekan kerja yang masih satu lokasi dengan kami. Ah, kecemburuanku karena aku cinta tempat kerjaku. Keluarmu dari kumpulan kami karena dirimu yang kecewa pada seseorang yang membuat kamu berpaling dan seakan ngece. Ketahuilah, engkau tetap teman kami, saudara kami bahkan mungkin lebih dari itu. Namun aku juga kecewa karena engkau harus berpindah tempat kerja yang masih saudara dengan kami. Bukan aku mengungkit tapi sebuah kenyataan bahwa engkau bisa, kemampuan kamu teruji dari tempat kerja kami. Kemampuan yang telah engkau miliki, kini engkau berikan pada yang lain. Kau berikan pada saudara tertua kami.
Wahai saudara, bijaklah dalam membuat keputusan hidup. Jika keputusanmu ada pengaruh dengan orang lain, pertimbangkanlah semuanya. Jangan sampai ada yang terluka karena keputusanmu. Ingat ketika engkau pamit, kamu bilang resign, kok masih berputar di sekitaran kami.
Wahai saudara, dewasalah dalam bertindak. Kami adalah bersaudara. Dengan sikapmu seperti itu seakan mengumbar kepada khalayak ramai bahwa engkau kecewa pada tempat kerja pertamamu. Sesuatu yang buruk janganlah di umbar kemana - mana.
Wahai saudara, kecewa ini semoga segera terlempar jauh. Terkadang kita tidak sadar bahwa sikap kita sangat menyakitkan. Meski sebenarnya diri ini paham, apa yang kita lakukan salah. Kita harus sembunyi - sembunyi dalam melakukan sesuatu, berarti kita sadar kalau hal itu adalah salah. Maka jangan kemudian kesalahan harus dipertahan. Segera kembali ke jalan yang benar dan lurus. Jika diri kita benar, maka akan dengan sangat percaya diri melangkah kemana pun tanpa perlu sembunyi - sembunyi.
Salam perbaiki diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar