Rabu, 22 September 2021

BUATMU YANG TELAH BERJASA KEPADAKU

 Assalamu'alaikum Wr Wb 

Ibu, apa kabarmu hari ini? Hari-harimu selalu ku inginkan yang terbaik. 

Ibu ... tak sanggup lagi aku berucap

Tak sanggup lagi aku mendengar nya

Ibu ... Selasa kemarin, 21 September 2021. Aku dipanggil oleh Adik ipar perempuan Ibu. Banyak hal yang beliau sampaikan. Diantaranya :

1. Menyampaikan pesan Bu Nyai, atas jam ngajarnya mbk Ana. Menantu Ibu (Adik Ipar)

2. Beliau menyampaikan terkaitan pemanggilan beliau dan Ibu oleh Bapak Pengawas. Menurut cerita, selama kurleb 30 Tahun lamanya menjadi guru dan kepala, baru kali ini dipanggil oleh pengawas. Ada apa? Itu lanjut beliau. 

3. Kata beliau, pesan undangan rapat kemarin sabtu, 18 September 2021 telah beliau sampaikan. Tapi Ibu tak mau datang. Dengan alasan, aku tak mengundang Ibu. 

4. Tentang kegiatan raker juli lalu. Ibu tak hadir dalam acara. Kata beliau, Ibu hadir tetapi terlambat dan tidak masuk ruangan karena kok ada pengawas. Alasan Ibu, aku tidak memberitahu jika ada pengawas.

5. Terkait sebuah amplop yang ada ditangan suami ibu (sang putra kyai) didapat dari kakak beliau (putra kyai juga). Keplintir! itu kata beliau. Kenapa kepala sekolahnya tidak memberikan sendiri? Bukankah selalu melewati rumah Ibu ketika pulang dari sekolah? Ada apa?

6. Pada nomer ini, mungkin isi semburat. Intinya, beliau menyampaikan, Ibu tidak pernah di ajak musyawaroh. Ibu merasa tidak dimanusiakan. Padahal, Ibu adalah orang yang telah berjasa terhadap saya. Yang mengangkat saya tahun 2005 adalah Ibu. Yang memperjuangkan saya menjadi guru sertifikasi adalah Ibu. Yang mengajari saya banyak hal adalah Ibu. Kenapa saya memperlakukan Ibu seperti itu? sambung beliau. 

Ibu, sebenarnya saya enggan untuk menjawab semua ucapan beliau. Satu sisi, diantara hal-hal di atas adalah suatu masalah yang berulang-ulang. Kedua, ketika saya menjawab beliau kok rasanya kurang etis ya ... Tapi, pilihan saya adalah menjawab. Entahlah, hati kok terasa gatel banget. Tapi gak bisa digaruk ... hehe.

Ibu, akan saya tulis disini ya ... tak ada tujuan apa-apa. Sekedar menuangkan rasa yang tak mungkin saya luapkan pada orang lain. Tak maksud apa-apa, dari pada saya mengumbar cerita ini pada orang lain.

Saya jawab waktu itu,

1. O nggeh bu, karena saya kurang paham dengan pesan WA. Saya tanya menantu njenengan waktu iti, cuman sementara dan menggantikan jam pelajaran ibu selama masa iddah. Kalau saya salah memahaminya, nggeh pun Insya Alloh

2. Pemanggilan Ibu berdua oleh Bapak Pengawas bukan kehendak saya. Memang Bapak Pengawas yang mengundang dan itu berawal kemarahan beliau ketika kegiatan raker awal tahun pelajaran yang lalu. Dan undangan beliau terpakasa saya sampaikan ke Ibu berdua. Karena kalau tidak begitu maka Bapak Pengawas tidak mau menandatangani berkas sergu Ibu berdua

3. Rapat kemarin memang tidak buat undangan kertas. Karena saya buat undangannya jum'at malam. Hari Jum'at libur. Jadi saya undang Ibu berdua lewat grup WA. Dan khusus Ibu senior saya, pesan saya sampaikan lewat japri ke HP suami Ibu. Saya minta maaf, karena saya tidak ada pulsa biasa. Ibu punya HP jadul tidak ada WA. Ya itu, jalan satu-satunya dan terbaik bagi saya. Begitu nggeh ..

4. Ibu, saya diam untuk masalah ini. Cuma dalam hati saya berucap. Seorang senior seperti Anda akan hadir tepat waktu jika yang hadir adalah seorang yang sangat penting dalam hidup Anda. Lalu kami? Kami atau saya memang orang yang terlahir dari kalangan bawah. Dari keluarga petani tulen. Jika seorang petani mengundang Anda yang seorang bu Nyai ... seenak maunya Anda begitu? Oke, terima kasih perlakuan Anda ke saya. Semoga, Anak keturunan Anda semuanya menjadi orang yang terhormat ... Aamiin. Itu sekedar dalam hati, tak sampai hati ini rasanya mau berucap.

5. Tidak ada apa-apa bu... setelah dapat pesan WA dari suami Ibu, saya crosscek ke bagian kurikulum. Iya, bagian kurikulum nitip jadwal baru yang berada di dalam amplop untuk diberikan ke Ibu. Entah bagaimana ceritanya hingga amplop berisi jadwal tersebut terkirim lewat jalur tangan-tangan orang berdarah biru termasuk suami Ibu. Amplop berisi jadwal tersebut sekedar ingin menyampaikan sedikit perubahan pada jadwal KBM

6. Ibu, tak ada sedikit pun hati ini punya niatan tidak memanuasiakan orang-orang seperti Ibu. Jika Ibu merasa seperti itu, itu adalah salah. Jujur, saya merasa kesulitan berpatner dengan Ibu. Sejak saya menjabat sebagai Kepala Sekolah, mulai status PJS hingga berSK, Ibu tak pernah duduk nyaman di dalam kantor. Dengan berbagai allasan yang bagi saya, sepertinya memang saya belum bisa meladeni Ibu sebagai seorang senior dan Bu Nyai. Setahun lamanya saya menjabat, tapi hubungan Anda dengan saya semakin tidak harmonis. Jika hal ini tidak nyaman buat Anda, saya juga. Perlu Ibu ketahui, saya mengajar di lembaga keluarga Ibu dengan niat mengamalkan ilmu bukan menjadi kepala. Jika jabatan ini menjadi sesuatu yang tidak baik maka saya persilahkan Ibu berdua menggantikan saya. Atau mungkin anak keturunan Anda berdua yang menggantikan saya. Lembaga ini punya keluarga besar Anda. Dan sepertinya Anda berpikir saya hanya menumpang menjemput rizqi. Tidak salah. Tapi semua adalah taqdir NYA. 

Saya lelah secara mental. Lelah menghadapi Anda berdua. Dengan hal kecil bisa menjadi hal besar. Jadi silahkan berbuatlah semau Anda berdua! Kalau saya, semua urusan, DIALAH yang berhak mengatur. Karena saya tidak memiliki lembaga besar seperti Anda berdua.

Terkhusus buat Almarhum semoga selalu dimuliakan Alloh SWT, para pendiri sekolah, pejuang sekolah serta pengasuh ... Alfatihah 


Rabu, 08 September 2021

Rabu, 8 September 2021

Sedikit catatan untuk pengingat. Lain waktu akan diulas lebih lama disini

catatan hari ini :

1. Keegoan yang menutup rasa kemanusiaan. Tidak memanusiakan manusia. Dengan membawa kata umik (ibu seorang Bu Nyai) maka semua apa kata BOS. Mengganti dengan waktu konfirmasi satu menit. TAKTIK! (USTADZAH ANA)

2. Kenyataan belum sesuai harapan. Berharap bisa mengantar pulang anak-anak tepat waktu ternyata karet hingga dua jam setengah... Oh! (ANANG)

3. Berbincang sekedar untuk menjawab. Sambil menunggu jemputan yang dinanti. Bincang-bincang sekaligus taaruf ternyata sekedar di mulut saja. Diluar sana, engkau marah...Ah!(DIMAS)

Minggu, 05 September 2021

Sendiri-sendiri

Hari ini, 5 September 2021. Ada rasa yang tak bisa dipendam. Ada rasa yang yang yang tak bisa diam. "Kewajiban suami adalah menafkahi keluarga, jika tidak mampu maka lebih baik hidup sendiri-sendiri", kalimat yang terucap dari lisan seorang istri yang telah berusaha bersikap sabar. Kesabaran yang ternyata tak bisa bertahan karena tuntutan hidup yang kian meronta. 

Tuntutan hidup yang kian meronta seakan menutup rapat tabir bagaimana dengan hak seorang anak. Iya, buah hati kami. Dia punya hak untuk mendapatkan kasih sayang dari ayah maupun bundanya. Tapi, iya sekali lagi ... Istri bukanlah suatu makhluk yang sempurna. Dalam arti, dia menjadi seorang ibu, istri, wanita karir yang kemudian juga menjadi tulang punggung keluarga. Jika memang demikian, sangatlah tidak ringan tugas nya. Jika demikian, lalu dimanakah peran seorang suami? Jika demikian yang terjadi, salahkah seorang istri menuntut cerai kepada suaminya. Jika demikian itu, salahkah seorang Bunda ingin mendidik putra semata wayangnya seorang diri?

Jika ditanya, adakah rasa cinta sama suami? Pastinya ada, tapi hitungannya sangat kecil dibandingkan dengan tuntutan hidup. Jikalau suami tak mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya, lalu dimanakah kebahagiaan sang istri. Istri bahagia akan ada anak yang HEBAT.

Salam dari aku, istri yang hari ini berani berucap dengan mata berurai air mata 

Selasa, 24 Agustus 2021

Hadir tapi ...

Sabtu, 21 Agustus 2021

Hari itu, Anda berucap : "Saya hadir di raker. Tapi saya hadir pada jam 9 dan saya tidak diberitahu kalau ada Bapak Pengawas. Gak enaklah ada Bapak Pengawas. Akhirnya saya balik dan berbincang dengan mertua di kediaman beliau."

Halo, curhater lagi naik daun... Hehe. Maksudnya naik darah, ups! 

Bu, akhir akhir ini setiap kali saya mendengar Anda berbicara menjadi sering berpikir keras. Alias, kehadiran itu bagi saya adalah nampak orangnya. Lha kalau orangnya tidak ada alias ghoib ya disebut tidak hadir. Tapi kata Anda saat itu hadir. Ini saya yang kurang pintar atau Anda yang terlalu cerdas? Ah, hanya Anda yang paham betul jawabnya.

Berikutnya, gak enak ada bapak pengawas. Tidak diberitahu kalau menghadirkan Bapak Pengawas. Maksud Anda, jika tidak ada Bapak Pengawas, seenak maunya Anda gitu hadirnya? Halo, Anda tuh 26 tahun berpengalaman. Dan bagi saya, anda orangnya pintar lho ... Tapi?

Sepertinya bukan karena hadir atau tidak hadir. Namun ada hati yang luka hingga Anda seperti ini. Tapi maaf, sebelum berucap, obati dulu luka Anda. Minimal, bius dulu lah rasa yang Anda terima. 

Nasehat itu akan masuk dengan kalimat yang adem dan keluar dari hati yang bersih. Apalagi status sosial Anda setinggi itu! Saran saya sih, bersihkan hati aja dulu lah ... Kalau lagi sakit, sembuhkan dulu ya ... Biar sakit Anda tidak menular kesana kemari

Salam hormat, semoga dimudahkan untuk membersihkan hati.


PENGUCILAN

Sabtu, 21 Agustus 2021

Hari itu, kata pengucilan terucap dari seorang berdarah biru. Seorang berdarah biru yang mengatakan kami, lebih tepatnya saya telah mengucilkan teman sejawat. Halo ... Koreksi lagi donk kata yang terucap. Dengan berucap seperti itu, ada doa yang tidak sadar Anda ucapkan. 

Wahai sang berdarah biru. Kami mengemban tugas untuk membesarkan perusahaan Anda. Eh, tepatnya milik keluarga besar suami Anda. Maka jangan sembarang berucap donk. 

Kalau Anda mau menerima saran saya, berilah kami para pelaksana di Perusahaan Anda dengan support yang tulus. Support yang terus membuat kami bahagia dan ikhlas berada di perusahaan Anda. Kami tak pernah ada niat mengucilkan seseorang. Apalagi terhadap sang berdarah biru ... Ah, naif banget lho...alias konyol. Apa yang kami lakukan, sudah pasti ada pertimbangan. Pertimbangan yang pastinya bukan untuk kepentingan pribadi.

Ah, Anda terlalu banyak dalam berbicara. 


Salam hormat buat sang berdarah biru

Senin, 23 Agustus 2021

PEMBINA ALA ANDA

Bu, Jika Anda adalah pembina dan kami adalah binaan. Lebih tepatnya, saya adalah binaan Anda. Maka binalah saya tanpa harus emosi. Binalah saya dengan berhusnudzon. Saya adalah orang baru di bidang saya. Saya butuh bimbingan bukan amarah. Saya butuh support bukan ungkitan kesalahan yang lalu. Saya baru menjabat  secara PJS 3 bulan. Dan resmi selama 6 bulan. Kalimat yang Anda ucapkan seperti saya sudah menjabat bertahun-tahun. Mana peran Anda sebagai pembina? 

Sebagai pembina, Anda sendiri yang menyebut dalam rapat kemarin, sabtu 21 Agustus 2021. Sadar atau tidak, itulah kata yang menancap di otak saya. Karena itu pula mungkin yang menjadi alasan, Anda tidak mau masuk ke ruangan kantor. Iya, sebagai pembina akan datang jika diundang dan diperlukan. Perlu diingat, secara struktural Anda adalah bawahan saya. Dan Anda dibayar karena kerja Anda. Bukan sebagai penasehat. Kerja! sudah tentu harus masuk kantor, meski sekedar bersapa dengan teman sejawat. Sekali lagi, Anda dibayar karena kerja Anda. Jika bekerja tidak sesuai dengan aturan yang ada, silahkan bebas bersikap. Tapi Demi Alloh ... saya tidak Ridho dengan sikap Anda. Sekali lagi sebagai pimpinan, saya tidak Ridho!

Iya, tempat bekerja Anda. Tempat Anda mendapatkan rizqi adalah milik Mertua Anda. Tapi bukan berarti ANda bersikap semaunya sendiri. Its oke, dimata Anda saya adalah orang yang banyak berhutang budi kepada Anda. Semua jabatan dan rizki yang berlimpah terdapat peran Anda. Iya, ada tanda tangan yang memang menunjang semuanya. Tapi saya pun mendapatkan tanda tangan Anda  dengan keringat yang deras. Air mata yang jarang Anda pedulikan. Sering hati tercabik karena kalimat Anda yang pedas. 

Sekarang, saya adalah pimpinan Anda. Maka jika saya diam bukan berarti saya ridho. Semuanya ada balasan. Saya tak berhak membalas sikap Anda. Hanya Alloh SWT yang akan menangani Anda. Oke ... Terima kasih!

Halo para reader! Rangkaian kalimat diatas merupakan curhatan seorang pemimpin baru. Pemimpin baru hasil dari perpecahan senior yang notabene para pembesar agamis dan berdarah biru. Ini merupakan luapan emosi yang tak mampu tertuang di dunia nyata. Karena sadar betul, si curhater adalah seorang plegmatis. CINTA DAMAI.

Rabu, 11 Agustus 2021

Kamis, 12 Agustus 2021

Menjadi seorang pemimpin tak gampang. Mengendalikan patner bukanlah tugas seorang pemimpin. Pemimpin hanyalah menyatukan suara, pendapat sehingga menjadi tim yang solid. Jika ada patner yang suara tak satu. Sometime mereka bersuara A, lain waktu mereka bersuara B tentu sangat menyiksa batin pemimpin. Dan pastinya apa yang telah tersampai belum menyatu dan terpatri dalam diri mereka, sang patner. Maka berpasrahlah dan serahkan patner Anda kepada Alloh SWT. Sabar dan teruslah perbanyak sholat. Sampaikan kepada Alloh SWT apa yang menjadi gundah gulana di anatara hubunganmu dengan mereka. Alloh Maha Melihat. Maha Mengetahui. Tetaplah semangat ... Kembalikan pada tujuan awal bahwa engkau berjuang untuk anak-anak, generasi penerus islam, generasi penerus bangsa.

Selasa, 15 Juni 2021

Hati yang tak sehat

Hati yang tak sehat maka semua yang ada di depannya akan terlihat tidak baik. Hati yang tak sehat akan menghasilkan kata kata yang tidak baik pula. Sehingga tak jarang orang lain akan merasa tersakiti oleh seseorang yang memiliki hati tak sehat. 

Orang lain yang tersakiti karena ucapan lesan tidak mudah untuk dilupakan. Bahkan bisa jadi kata kata yang dia dengar akan membuat luka yang amat dalam.  Luka yang akan dia bawa hingga akhirnya tidak mudah memaafkan. 

Maka jaga hati kita, bahagiakan hati terlebih dahulu. Setelah itu bercengkrama dengan orang lain ...

Nasehat untuk saya pribadi ... Salam santun


Senin, 31 Mei 2021

BERHARAP

Berharap sering kali salah tempat. Kali ini pun, saat pikiran full dan dominan mikir si dia yang always mendampingi hidupku, eh malah sepertinya dia cuek banget sama aku. Ah, suamiku ... Aku belum paham bahasa cintamu

Minggu, 30 Mei 2021

BAGI BAGI

Bagi bagi ... Ayuk kita bagi bagi! Eits, bukan bagi bagi kue ya ... Melainkan bagi bagi tugas. Dengan berbagi tugas maka tugas akan lebih ringan. Dan pastinya lebih teratur dan bisa selesai tepat waktu. Tentu saja, dengan selalu memperhatikan tupoksi masing-masing. 

Setelah itu, ajak teman atau pantner kerja untuk bisa melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin. 

Rabu, 19 Mei 2021

JIWA SOSIAL

Idul Fitri 1442 H, hari ini merupakan hari ketujuh berlebaran. Meski begitu, tak menyurutkan langkah kami untuk terus bersilaturrohmi ke sanak saudara dan teman. Entah apa sebab, lebaran kali ini serasa semangat sekali untuk unjung-unjung. Yang pasti ketika berada di jalan, berbincang santai dan tertawa lepas benar-benar melepas segala pikiran yang lumayan mengganjal. Bisa dibilang, silaturrohim kali ini benar-benar refreshing yang mantap.

Dari satu rumah ke rumah lain, dari topik satu ke topik lain, ada satu topik pembicaraan yang mengena sekali. Hingga kepikiran sampai rumah. Dan tak sabar menuliskannya di blog ini. Yakni tentang jiwa sosial salah satu saudara kami. Iya, dari ceritanya, ku simpulkan dia adalah aktivis sosial. Bagaimana tidak, pagi sebagai kepala PAUD. Sore hari mengajar mengaji di rumahnya. Dan setiap tiga bulan sekali ada rutinitas donor darah. Enjoy... itu yang aku amati. Dia menjalani hidup dengan nikmat. Semuanya berjalan tanpa harus perhitungan dengan angka rupiah. Sepertinya, itulah salah satu sebab rezekinya mengalir bak air sungai.

Tak dipungkiri, sepasang suami istri yang ada di cerita tersebut memang berasal dari keluarga berada. Berasal dari keluarga yang secara ekonomi sudah mapan. Tapi kembali lagi, bermodal sebesar apapun jika pemegang tak mampu mengendalikannya maka tak akan pernah bertambah. Bahkan bisa jadi sebaliknya. Rezki memang sudah tertakar. Namun tak ada yang tahu berapa takaran rezeki untuk kita. Yang perlu diketahui adalah semakin banyak mengeluarkan untuk membahagiakan orang lain maka bersamaan itu pula rezeki akan masuk ke diri dan keluarga kita.

Oleh karena itu, berbagi itu sangat penting. Berbagi tidak harus bentuk rupiah. Apapun yang bisa kita berikan, maka bagikan. Dan terpenting lagi, keikhlasan tanpa peduli dengan rupiah, sangat berdampak buat diri kita. Tak hanya itu, semua kebaikan yang kita tabur maka kebaikan pula yang akan kita panen.

Yuk selamat idul fitri 1442 H berarti semangat untuk berbagi. Salam Minal Aidin Wal Faizin, Taqobbalallohu Minna Waminkum Taqobbal Ya Kariim


Jumat, 14 Mei 2021

KEMENANGAN 1442 H

 KEMENANGAN 1442 H

Sebulan lamanya Alloh SWT menguji dengan kekurangan ekonomi. Suami tak memberi uang belanja selama 29 hari. Sekali memberi uang belanja dan itu pun sebanyak 20 ribu. Keluarga merupakan keluarga besar. Ada orang tua kandung dan keluarga kecil kami. Alhamdulillah, kekuatan dan kekayaan Alloh SWT telah terbukti pada romadhan tahun ini. Kami mampu melewati semuanya, dan Bissmillah semoga Alloh berkenan memberi kemampuan pada kesempatan berikutnya

Selasa, 20 April 2021

Lelah

Ketika lelah dengan beraneka perjuangan, akan sangat melelahkan dan bertambah sakit rasanya jika ada yang menyalahkan diri. Apalagi yang menyalahkan adalah pasangan sendiri. Dan perjuangan yang telah terajut buat pasangan tercinta. Seakan di tak menghargai lelah dan hati ini.

Disini setia dan cinta buat sang buah hati teruji. Andai ini hati bukan buatan Alloh SWT maka berpisah adalah pilihan terbaik. Buat apa mempertahankan dia yang tidak pernah menghargai jerih payah kita selama ini.

Senin, 19 April 2021

BERBAKTI

BERBAKTI




Berbakti, sebuah kata yang bagi saya adalah sesuatu yang penuh dengan juang. Misal saja berbakti pada orang tua, tentu di tengah jalan akan ditemukan perbedaan di antara keduanya. Yang terkadang, perbedaan menumbuhkan ketidak akuran antara keduanya. 

Belum lagi menghadapi orang tua yang sudah renta. Dengan kondisi yang renta bahkan sakit pula. Ah, perjuangan 45 banget lho. Bisa jadi, orang yang sangat tua kondisi sakit, akan sangat membuat kita menaruh belas kasih yang teramat dalam. Karena dalam kondisi yang seperti itu, beliau sangat ikhlas bahkan tak terdengar keluhan dari lesan keriputnya. Kondisi seperti itu, justru membuat anak akan selalu berbakti dengan legowo(bahasa jawa, ikhlas). Bisa jadi berbakti si anak akan diberikan dalam wujud yang sangat baik. Dan kondisi ini mungkin bukan masuk kategori perjuangan 45. Beda lagi dengan, yang kita rawat adalah sosok yang sangat mulia. dengan renta, sakitnya, dia selalu mengeluh. Bisa jadi, anak yang merawat tidak pernah dianggap atau mungkin selalu dibanding-bandingkan. Nah, kalau seperti kasus kedua, maka ibarat perjuangan 45. Bahkan banget sekali ... hehehe.

Yang jelas, mari kita berdoa bersama, semoga kita senantiasa diberi kesehatan hingga tua. Kalau sakitpun tidak merepotkan orang lain dan kita menjadi orang tua yang benar-benar bijak dalam menghadapi anak-anak kita. Karena anak-anak adalah anak kita. Kita mengenal mereka sejak masih merah. Apa yang terjadi pada anak kita sekarang adalah hasil didikan kita. 

Ya Alloh... Anugerahkan kepada kami, anak-anak yang sholeh sholehah ... Aamiin

Minggu, 18 April 2021

Berbuat baiklah

Berbuat baiklah pada setiap orang. Meski orang orang di sekitarnu membenci dia. Jangan pernah ikut ikutan benci. Karena kamu tidak tahu, mungkin dari dialah jalan Rizqi mu. Mungkin dari dialah, kebaikan kebaikan mu tercatat sangat mulia di atas sana.

Silahkan orang lain benci dia, tapi tidak dengan kita. Cintai orang lain selayaknya engkau mencintai diri sendiri.


Selasa, 13 April 2021

PUASA I NIZAM

Selasa, 13 April 2021 merupakan hari pertama umat islam di Indonesia melakukan ibadah puasa Romadhan 1442 H. Tak terkecuali kami dan ananda Nizam yang saat ini berusia 9 tahun dan sedang duduk di kelas dua MI Miftahul Ulum Pulosari Lumajang. Tak jauh beda dengan tahun kemarin. Prestasi buat kami sebagai orang tua, Ananda Nizam di ramadhan tahun kemarin hampir penuh melaksanakan puasa 30 hari. Hampir penuh karena hanya satu hari dia tidak melaksanakan puasa wajib itu. Dengan semangat yang berkobar, tahun ini dengan tekad kuatnya, dia berniat berpuasa full 30 hari, InsyaAlloh. 

Namun yang menjadi fokus kali ini adalah catatan dia hari ke hari dalam menjalani ibadah suci Ramadhan 1442 H. Kali ini catatan pertama di hari pertama bulan ramadhan 1442 H adalah sebagai berikut :




Rabu, 07 April 2021

Kebersamaan yang ...

Kebersamaan yang ... Kebersamaan memang indah. Tapi saat ini seakan hambar. Sebabnya jelas banget sih. Gegara nenek yang sakit hingga semua anak dan cucu hampir setiap hari berkumpul di rumah. Bukan tidak suka, bukan tidak mau terima ... Tapi, iya gitu lah, karena setiap hari hingga privasi seakan terampas. Seakan tak ada waktu untuk urusan pribadi. 

Padahal, iya meski bukan jam kerja, ada juga sih kerjaan yang harus digarap di rumah. Terkadang bukan kerjaan, tapi sekedar ingin ngobrol bareng pasangan aja jadi gak sempat. Iya, jadinya ingin banget punya privasi.

Ah, padahal baru kali ini juga nenek sakit agak lama. Kurang syukur dan kurang sabar ya ... Ya Alloh, paringi rasa syukur dan sabar yang luas pada diri ini. Aamiin

Selasa, 06 April 2021

PROFESIONAL GERBANG

Profesional! Menurut Anda, apa arti dari profesional? Hmmm, Iya... Pasti penjelasan yang amat sangat panjang dan bisa jadi penjelasan yang rumit bagi sebagian orang. Simpel saja, profesional memiliki arti bekerja atau menjalankan tugas sesuai dengan aturan yang ada. Jika bekerja di kantor, iya bekerja sesuai tugas dan aturan yang ada di kantor. Jika di sekolah, iya jadilah pegawai sekolah yang bekerja sesuai tugas dan aturan sekolah. 

Lebih spesifik lagi, saya menyebutnya dengan profesional gerbang. Dua kata yang terinspirasi ketika memasuki gerbang sekolah. Iya, saat ini  syukur Alhamdulillah masih dipercaya untuk mengamalkan ilmu di salah satu MTs di Lumajang Jawa Timur. Kembali lagi pada pokok bahasan. Jadi, saat memasuki gerbang sekolah pagi hari terbersit dalam pikiran bahwa di gerbang inilah batas antara kehidupan seorang pengabdi ilmu dengan pengabdi rumah tangga. Bisa juga, di gerbang itu merupakan batas antara pengabdi negara dengan pengabdi orang tua. Iya, bisa dengan sejenis lainnya. Intinya, gerbang merupakan tempat dimana kita dituntut mampu menaruh semua urusan urusan yang ada di rumah atau tempat tinggal. Di gerbang, saatnya menyambut amanah akan tugas tugas dari sekolah. 

Sehebat apapun orangnya. Setinggi apapun keilmuannya. Jika dia adalah pekerja atau pengabdi yang mencampuradukkan semua urusan, maka dijamin seratus persen, urusan tidak akan kelar dengan sempurna atau mungkin bernilai 90. Dan itulah makna yang tersirat untuk keprofesionalitas. Bisa jadi, meletakkan HP saat membuat perangkat mengajar adalah profesional. Bisa jadi, meletakkan HP saat mengajar di kelas. Tentu saja, ketika HP bukan sebagai media. Atau mungkin Profesionalitas merupakan senyum diatas semua masalah keluarga kita. Bisa jadi profesional ketika diri mampu menutup kesedihan diri ketika berbicara atau pun mengajar anak-anak. Atau mungkin, profesional ketika diri mampu mengatur waktu antara berdagang dengan mengajar atau mungkin profesional dalam memilah urusan pribadi dengan pengabdian.

Profesionalitas memang tak hanya berputar pada cara kita bekerja atau kinerja. Akan tetapi profesional merupakan sebuah ketrampilan bagaimana kemampuan diri dalam menata setiap emosi atau perasaan atau tindakan guna menghasilkan atau menuju hasil yang maksimal dan barokah.

So, belajar dan terus belajar guna mendapatkan gelar profesional adalah terbaik.

Senin, 05 April 2021

RASA APA INI

Iya, hatiku bertanya dalam keraguan. Adakah dia yang dulu pernah menjadi muridku, yang saat ini juga masih berstatus sebagai santri pengurus, telah terucap kalimat. Kalimat yang seakan menantang dan meragukan kesungguhan dari gurunya. 

Kesalahan memang tidak bisa dielakkan. Iya, gurumu minta toleransimu nak! Kesalahan memang telah terjadi. Itupun tanpa unsur kesengajaan. Gurumu juga manusia biasa, penuh dengan kekurangan. Kini, statusmu sudah sama dengan gurumu, bahkan mungkin lebih tinggi kamu, nak! Kamu adalah santri pengurus, yang setiap harinya selalu mengurus anak-anak santri kecil. Dan siapapun tak meragukan lagi, pekerjaan seperti itu sangat menguras tenaga dan pikiran. Ah, gurumu pun terlalu sensitif ya ... Semoga engkau selalu diberi kemuliaan dan kebahagiaan oleh Alloh SWT, Aamiin.

Rasa Apa Ini! Jawabannya, rasa sebagai manusia yang belum mampu ikhlas 

KAKIKU KUAT

Indah hari ini kurasa. Sebuah keajaiban hadir di tengah-tengah perjalanan kaki sekitar 1,5 km. Tidak jauh memang, tapi bagi orang lain mungkin jarak itu adalah jarak yang melelahkan jika ditempuh dengan jalan kaki. Tak terkecuali aku. 

Dengan niatan hati berbenah atas kesalahan yang juga bingung yang mana. Meraih hati dengan harapan, hubungan semakin baik dan mungkin lebih tepatnya semakin membaik. Hubungan yang renggang setelah pergantian jabatan. Iya, jabatan. Jabatan yang bagiku merupakan amanah yang luar biasa besarnya dalam pertanggungjawaban. Jabatan yang ketika itu aku dapat dengan garputala. Ah, awal yang sangat menggoda kekuatan hati.

Tapi benar saja, dengan kondisi motor tak ada, pulsa juga tak ada. Mau minta jemput pun terasa kehabisan cara. Akhirnya kekuatan kaki, lebih Alloh SWT pilihkan hari ini buatku. Aku bersyukur, biasanya nafas tersengal-sengal setelah perjalanan jauh nan cepat. Hari ini, luar biasa. Aku benar benar menikmati.

Dari perjalanan ini, ada satu yang terpatri dalam hati. Alloh SWT tak pernah meninggalkan hambaNya dimana pun berada dan dalam kondisi apapun. Di saat ada kelemahan pada diri maka Alloh SWT munculkan kekuatan lain yang tak lain kekuatan yang ada pada diri sendiri.

So, tetap ingat Alloh SWT dimana pun dan dalam kondisi apapun. Karena Alloh SWT maha DEKAT. Lebih dekat dari pada urat nadimu. Dan DIA tak akan sama sekali meninggalkan dirimu. Bersimpuhlah dan menangislah padaNYA ... Alloh SWT sangat sayang pada hambaNYA


Sabtu, 03 April 2021

Merawat sang TUA

Perjuangan dalam merawat orang tua yang sedang sakit. Bukan balas Budi. Karena tak ada balasan yang layak dan mampu menjadi penebus kebaikan mereka. 

Senior oh senior

Senior ... Kemarin, engkau bilang aku harus bilang ketika hendak melangkah. Engkau bilang, aku harus datang ke dalem. Namun ketika aku hendak datang, ternyata engkau ada acara. 

Senior ... Jika aku hendak melangkah dan itu sangat mendesak, bagaimana engkau memandang diriku

Senior ... Entah aku harus bilang apa. Aku ingin engkau paham bahwa langkahku adalah langkah yang membela mereka semua ... Langkah yang harus aku pilih dari pada engkau

NENEK TUA

Nenek Tua ... Terbaring lemah tak berdaya. Kian hari kondisi semakin melemah. Sudah tua, hanya alasan itulah yang tepat untuk menjawabnya. 

Tapi, bukan masalah kondisi lemah tak berdaya. Namun seorang nenek yang pastinya telah lama hidup dan dengan segala kemampuan, dia melahirkan, merawat, membesarkan bahkan menemani hari hari dari semua anak-anaknya. Jangan kau tanya, seberapa sukseskah dia membesarkan anak-anak nya. Jangan kau tanya, jadi apa anak-anak nya sekarang. Jangan tanya, seberapa pintar dia membesarkan anak-anak nya.

Dia yang tak berilmu. Dia yang tak bisa apa-apa. Namun, dia yang telah berjasa besar pada kehidupan anak-anak nya. Jasa yang tak mungkin terbalas dengan sedolar harta anak-anak nya. Jasa yang tak mampu dibalas dengan apapun. 

Hanya doa, semoga semua kebaikan nya menjadi amal pengantar dan pendamping di hari akhir. Dan semoga, semua keburukan dihapus oleh Alloh SWT ... Aamiin

Ya Alloh ... Berikanlah yang terbaik buat nenek tercinta

Jumat, 02 April 2021

FOR MY HUSBAND

Suamiku ... Aku paham betul apa tugasku sebagai seorang istri. Aku paham betul apa tugasku sebagai seorang ibu. Dan aku paham betul apa tugasku sebagai seorang menantu. Tapi ketahuilah suamiku, aku merindumu dan mengharap dirimu ada disampingku karena aku butuh pendampingan dalam menjalankan tugas-tugasku. 

Aku adalah wanita yang engkau peristri. Dan aku adalah wanita yang memiliki ilmu meski tak banyak. Namun dengan sedikit ilmu aku mampu menjalankan tugasku meski jauh dari sempurna. Dan sadarilah wahai suamiku, aku adalah manusia. Manusia tempat nya salah dan dosa. Di situlah peranmu aku nanti. Jadi pendamping serta penasehat. Syukur jika engkau menjadi pembimbing. 

Aku paham betul, dirimu adalah sosok lelaki yang sama denganku. Engkau pun berharap yang sama dariku. Karena kita ditakdirkan memang untuk itu. Dengan bekal yang sama-sama tidak banyak, namun diharapkan mampu untuk saling melengkapi. 

Intinya, jadilah imamku. Ajak aku bicara jika aku lagi diam. Beritahu aku jika aku tidak tahu. Jadikan aku patner mesrahmu dalam perjuangan mu menggapai ridho NYA. Bersama mengantarkan buah hati kita menuju kehidupan yang terbaik dan selalu dalam ridhoNya. Bersama tersenyum melihat dan merasakan kebahagiaan anak-anak kita. Bersama dalam setiap hal adalah keindahan dalam rumah tangga. Karena suami istri adalah patner yang harus solid. Dengan begitu maka harapan indah, menjadi pribadi yang selalu diridhoi oleh Alloh SWT ... Aamiin


UMUR PANJANG

Ya Alloh ... Jika ENGKAU berkenan memanjangkan umurku hingga menjadi nenek renta. Maka berilah aku sakit yang ringan saja. Jika sakit itu merupakan pengantarku menuju kuburku maka jadikanlah sakit itu kebahagiaan buatku. Meski surga ENGKAU takdirkan di bawah telapak kakiku, mudahkanlah anak-anak ku meraih nya. Biarkan mereka meraih surga dengan bahagia tanpa harus bersusah payah merawat ku. Jadikanlah mudah pada sakaratul mautku dan jadikanlah semua amal kebaikan selama hidup menjadi teman kuburku. Serta peringan dalam hisabku. Dan jadikanlah anak-anak ku menjadi wasilah investasi yang selalu hadir dalam penantian menuju syurgaMU ... AAMIIN

Kamis, 01 April 2021

TEMAN MAKAN TEMAN

Teman makan teman. Satu kalimat yang terlontar oleh seorang teman kami. Kalimat yang terinspirasi lantaran ikan lele yang kami kelola. Iya, ikan lele yang genap 4 pekan kami kelola. Tentu saja, pengelola adalah tim yang solid dan setiap hari selalu ada waktu buat lele-lele itu. Hingga lele tumbuh menjadi besar dan sehat. Terlepas dari kondisi itu, satu kejadian di dunia perlelean adalah, adanya seekor lele yang memakan temannya. Hingga akhirnya, kedua lele mati dan mengambang ke permukaan. 

Mungkin secara ilmu perlelean, itu adalah hal biasa. Namun, ada hikmah jika kita tautkan pada kehidupan sehari-hari. Jika ada teman makan teman maka keduanya akan mati. Secara jelas, contohnya apa ya? Hehehe, silahkan cari ya ...

Artinya, selagi kita bisa menghirup udara, kaki mampu melangkah, lesan mampu berucap, dan tangan mampu menggapai, berbuat baiklah kepada sesama. Apalagi kepada teman-teman kita. Mereka yang terkadang lebih mengutamakan kita dari pada keluarga. Mereka yang mengutamakan kita dari pada orang yang dicintai. So, terus berbuat baik lah!

BAHAGIA SESEDERHANA ITU!

Hari ini bisa tertawa lepas. Lepas tanpa basa basi. Lepas tanpa kepura-puraan. Lepas hingga senyum terbawa pulang. "Satu kata untuk si dia" adalah game iseng yang terlontar dan mampu mengisi sela sela waktu menanti jam pulang. Di tengah kelelahan, game itu mampu membuat kami tertawa lepas. 

Tertawa yang sangat bermanfaat dan tentu saja membawa kebahagiaan diantara kami. Selama ini, tidak bahagia? Mungkin itu pertanyaan yang akan terucap jika membaca tulisan ini. Hidup kami bahagia. Tapi yang namanya hidup, adakalanya ada rasa yang kurang nyaman. Hingga mengurangi rasa bahagia yang ada. Bisa jadi saat itu terucap, aku tidak bahagia. 

Sama dengan kami. Hari hari kami yang penuh dengan warna warni kehidupan. Di saat pandemi, ekonomi pun terasa kena pandemi. Kondisi keluarga pun ada yang sakit. Ada selisih paham di keluarga kami. Bahkan di lembaga kami pun tak bisa lepas dari warna warni itu. Dan kebahagiaan terasa belum komplit.

Hari ini, sebentar namun penuh makna. Sederhana namun mampu merubah suasana. Ternyata BAHAGIA SESEDERHANA ITU!


Sabtu, 27 Maret 2021

Ahad

 Hati rasa perih. Kesalahan suami yang selalu ada di depan mata. Selalu hadir di hati. Dan semakin menyesakkan dada. Mau nangis, tapi tak ada privasi. 

Hutang riba nya yang hari ini pun seakan merampas kebebasan diri untuk aktivitas. Tak boleh mengeluh, itulah sisi hati lain yang bicara. Seakan tergambar jelas, ada dua hati yang bicara. 

Ah, apapun itu ... Hati ini sangat nangis dan sedih banget. Masalah suami tak terlepas dari salah saya juga. Semua orang pasti ada jatah masalah masing-masing. Yang jelas, masalah itu salah satu bentuk cinta Alloh padaku. Entah endingnya bagaimana, hanya bisa berdoa, semoga Alloh SWT selalu memberikan ridho dan penjagaan terhadap diri yang faqir.

Wahai suami, entah bagaimana akhir dari hubungan kita. Saat ini cintaku terasa hambar dan aku enggan sekali padamu. Tapi semua adalah kehendak NYA. Dan Anak adalah satu diantara yang lain yang menjadi alasan kenapa diri ini memilih berdiam. Maaf atas segala keangkuhan diri ini


Jumat, 26 Maret 2021

TAKUT MEMINTA

Harapan adalah doa yang tersampai dalam hati. Meski kadang dia muncul sekedar untuk menampakkan diri ke orang lain. Harapan terkadang menjadi sesuatu yang amat besar. Bak kerinduan yang terpendam selama bertahun-tahun. Ketika dia hadir maka terwujudlah menjadi sebuah doa. Doa ... Iya, semua doa akan Alloh SWT ijabah. 


Kamis, 25 Maret 2021

MENGALAH

 "Bu, Jadi orang jangan ngalah terus!" teringat komentar patner kerja saat itu. Mengalah bukan berarti kalah. Mengalah bukan berarti rendah. Tapi mengalah ada bagaimana kita meredam gejolak hati yang terkadang tercabik dengan ucapan seseorang. Jika mampu meredam gejolak hati berarti meredam amarah. Itu artinya kita menjaga diri untuk tidak menyakiti yang lain. 

BELAJAR NYUNNAH DIKIT

Kamis, 18 Maret 2021

CURHAT HARI INI

Santri identik dengan sebuah kepatuhan secara total. Kepatuhan kepada sang kyai, Bu Nyai, Gus dan Neng atau mungkin sebutan lain yang ada di masyarakat. Tak perlu dipersoalkan, karena itu adalah sebuah hasil dari proses yang telah terpatri dalam qolbu. Ini hanya sebuah soal dalam hati. Pertanyaan yang mungkin bingung siapa yang berhak menjawab. 

Jelasnya, ada sebuah pesantren yang kemudian membentuk sebuah lembaga pendidikan. Pendidikan yang komplit. Terdiri dari Paud hingga Madrasah Aliyah. Kemudian untuk proses pendidikan lebih terarah,dibentuklah yayasan pendidikan dan sosial. Yang secara kewenangan membawahi semua lembaga pendidikan. Tak hanya itu, pondok pesantren pun berada di bawah kewenangan dari yayasan tersebut. Tanpa mengurangi penghormatan dan taqdim kepada Pak Kyai dan Bu Nyai, tetap saja urusan pendidikan tersentral kepada yayasan di bidangnya. 

Yang menjadi pertanyaan adalah ketika para putra dari Pak Kyai dan Bu Nyai tak lagi sependapat. Ada perbedaan di antara beliau para neng dan Gus. Yang masing-masing kukuh dengan idealismenya. Kemudian, para santri atau pemegang amanah di lembaga pendidikan akan semakin berada pada kondisi terpojok karena para pembesar saling bersikukuh dan menganggap dirinya benar. Santri yang awalnya patuh total akhirnya memudar dan bahkan terancam habis. Bukan karena rasa taqdim, tapi kepemimpinan dua arah, yang keduanya menjadi buah simalakama. 

Akhirnya, dengan tetap menjunjung tinggi rasa taqdim, Para pembesar mohon Anda semua lebih intropeksi. Karena ada banyak orang yang butuh pengarahan utuh, pengarahan yang jelas dan semakin bermanfaat dalam kemajuan penerus bangsa. Tetaplah santun dalam berbicara dengan kami para awam, karena kami punya perasaan. Jika memang tersedia bidang yang menangani urusan, janganlah semua dari Anda ikut mengurusnya. Kami santri, santri karbitan yang tetap manusia, ingin dihargai, dianggap sebagai manusia seutuhnya. Dan jika telah mengamanahkan urusan kepada kami, berikan kewenangan kepada kami untuk menyelesaikannya. Cukupla Anda melihat dan sesekali memberi nasehat. Jangan anggap kami seperti kemudi yang dengan sesuka hati Anda menegemudikan kami, memutar-mutar kami. Biarlah kami menjadi pribadi yang mandiri. Mandiri dengan secara manusia yang Alloh SWT berikan. Percayalah kepada kami, kami pun punya mimpi seperti Anda semua. Dan terakhir, jika Anda masih ragu dalam memberikan kepercayaan kepada orang lain, silahkan pegang sendiri semua urusan di lembaga Anda.

Senin, 01 Maret 2021

Bapak Ibu

Terima kasih Bapak

Terima kasih Ibu

Lelahmu, sakitmu bahkan sedih dan marahmu 

Semua demi aku

Kini, bahagia kurasa

Dengan bekal yang engkau berikan

Aku bisa hidup dalam keterbatasan

Terbatas karena suamiku bukan yang kuharap

Kami hidup jauh dari mimpi

Penghasilan suami yang cukup untuk makan kami

Kasih sayang suami yang selalu aku terima

Namun karena khilafnya riba telah menjerat hidupnya

Hingga air mata ini jatuh setiap kali ingin ku curhat kepada kalian

Curhatku hanya manjaku ketika kecil

Kini aku adalah seorang Ibu harus dewasa dan selalu senyum di depan mu

Dalam hati ku, selalu ku panggil engkau Ibu

Dalam hati ku, selalu ku panggil Bapak

Aku sayang kalian

Aku tak mau membuat hatimu resah 

Salam dari aku, anakmu yang tercantik dan semoga Sholehah. 

Cintaku besar, meski terkadang kuberikan luka 

Maafkan aku Bapak

Maafkan aku Ibu

















Rabu, 17 Februari 2021

MADRASAHKU HIJAU MADRASAHKU NYAMAN





Madrasahku hijau madrasahku nyaman adalah madrasah MTs Miftahul Ulum Pulosari Lumajang. Dengan mengutamakan kenyamanan belajar dan hidup sehat buat peserta didik adalah modal kami mengantarkan anak-anak melanjutkan sekolah ke MA/SMA/SMK/N favorit.

Dengan berbasis Madrasah Adiwiyata, belajar menjadi lebih semangat dan betah. MTs Miftahul Ulum 

Sabtu, 13 Februari 2021

KEPALA SEKOLAH

Menjadi seorang kepala sekolah mungkin merupakan sebuah ambisi buat seseorang. Ambisi yang harus dia dapat dengan berbagai cara. Ya memang, secara nama akan dapat nama WOW. Namun perlu dipahami, Kepala sekolah adalah seorang pemimpin dan bertanggungjawab atas semua yang terjadi di sekolahnya. Meski tidak semua harus ditanggung sendiri namun semua yang terjadi harus dipertanggungjawabkan kepada warga, atasan terkait dan secara kepada Alloh SWT

Kamis, 11 Februari 2021

Sanksi MU ya Alloh

Hari ini bisa dikatakan hari yang benar-benar super bagiku. Di hari yang sibuk, menjabat sebagai kepala sekolah. Maklum menjabat baru 4 bulan. Jadi serasa sok sibuk banget. Tapi ini adalah masa yang indah, masa bersejarah dalam hidupku. Banyak hal yang sangat nampol di hati. Hingga terkadang tangis tak tertahankan lagi.

Iya, disatu satu Alloh meninggikan derajatku sebagai kepala sekolah namun disisi lain, harus berperan ekstra dalam menghadapi para senior yang sangat ekstrem. Tak ada luka fisik, tak ada memar yang harus ku perban. Namun, banyak kata yang tergores dalam hati. Kata yang membuat air mata tak tertahan. Kata yang membuat senyum kuncup. Kata yang membuat aku serasa harus berbalik mengenang masa laluku. Kata yang menjadi stressing buat melangkah ke depan. Ini adalah jalanMU. Tak ada ambisi meraih jabatan tertinggi tapi ENGKAU berkenan. Tak ada penjilatan tapi ENGKAU angkat. Bissmilah, bersamaMU aku bisa Ya Alloh.

Di kehidupan rumah tangga, perekonomian sedang tidak membaik. Tapi saya yakin, kondisi ini wajar di saat pandemi. Di luar sana, banyak saudara-saudara yang mungkin lebih parah dari kami. Tapi, satu hal yang aku merasa Alloh sedang mengiqob, memberi sanksi atas dosa-dosa yang telah kami lakukan. Di saat seperti ini, suami harus menghadapi banyak penagihan. Suami terjebak dengan pinjaman online. Tak seberapa memang, tapi nominal itu membuat kami harus segera memutuskan satu hal. Iya, satu hal yang bisa mengantar para penagih itu pulang. Akhirnya, motor suami kami putuskan untuk dijual guna melunasi amanah-amanah yang menyesakkan.

Iya, Alhamdulillah motor suami telah terjual dan alhasil motor kami tersisa satu. Suami yang memutuskan menyambung kerja dengan grab dan saya sendiri sebagai kepala sekolah yang mobilitas sangat tinggi. Iya, air mata tak mampu tertahan lagi.

Kenyataan memang seperti itu adanya. Semuanya di luar kendali kami. Maka dengan bismilah bersamaMU ya Alloh engakau Maha Pengampun dan Engkau Maha Penyayang. Haqqul Yaqin ... Allohu shomad

Rabu, 10 Februari 2021

Tulis Aja

Bingung mau nulis apa? Bingung blognya mau diisi apa ini? Iya itulah aku saat ini. Alhasil tulis aja yang ada di benak. Dan muncullah judul "Tulis Aja" Hehehe ...

Kejadian seakan-akan sambut-menyambut hari-hariku saat ini. Mulai dari kejadian yang buat senyum merekah hingga pada hal-hal yang bikin mewek. Maklumlah emak-emak yang sudah gak mudah lagi, emosi terkadang gak mudah dikendalikan. Karena itu, perlu sekali kita memiliki teman, lingkungan atau bahkan guru yang mampu mengingatkan kita. Tak ada kesempurnaan. Itulah kita diciptakan. Maka muncul kemudian dengan makhluk sosial, iya untuk seperti itulah.

So, terus berteman dan selalu perbaiki diri. Tak ada yang salah dari mereka. Kitalah yang terkadang lupa diri, lupa jalan bahkan lupa akan kebenaran. Terus introspeksi dan menemukan jalan Alloh SWT, Insya Alloh ridhoNYA selalu kita dapat. 

Lha gak nyambung blas to ... pikiran ni lagi gado-gado pake telur, nyaman enak bin lezat. Yang sepikiran dengan saya, pasti paham ... hehehe

☺☺☺

Sabtu, 30 Januari 2021

KEJAYAAN YANG TERTUNDA

Mungkin masih tertunda, atau mungkin Alloh SWT sedang mempersiapkan diri menghadapi kejayaan yang Maha Dasyat. Dan Aku berharap tak lama lagi, besok ... Iya, 24 jam lagi Aku mendapatkan semua mimpi yang selalu tersebut dalam doá-doá lirihku. 

Kondisi yang benar-benar membuktikan bahwa menikah memiliki kebaikan setengah agama. Kondisi dimana senyum paksaku harus merekah di balik hatiku yang merintih. Merintih memanggil Alloh SWT. Memanggil Sang Kuasa akan segala sesuatu. Sang Kholiq yang menciptakan semuanya. Sang Maha yang telah melebarkan langit yang terkadang menyirami kami dengan air kesejukannya. Kini, Aku merintih kesakitan namun senyum yang selalu merekah. Suami yang telah di PHK mampu memberikan nafkah menuju seratus ribu perhari. Suami yang telah di PHK mampu memberikan Aku seperangkat baju muslimah lengkap, meski entah kapan. Suami yang telah di PHK mampu membelikan aku berlian di cincin jari manisku, meski saat ini hanya senyum manis yang ku terima. Suamiku yang dengan segenap harapanku, Alloh SWT segera memberi kemampuan padanya untuk memberikan yang terbaik bagiku. Senyumku merekah dengan segenap ridho yang ku nanti jatuh padaku. Segala harapan yang akan menerangi jalanku menjadi ibu terbaik buat anak-anakku, wanita pebisnis yang sukses sesuai harapan, seorang guru yang selalu dirindukan semua warga sekolah dan menjadi anak serta menantu yang selalu memberikan kebahagiaan.

Ya Alloh SWT, ENGKAU ada ... ENGKAU dekat... Aku yang banyak dosa, selalu jauh dariMU. Janganlah dosa ini menjadikan mata ini menangis terlalu lama. Jangan biarkan harapan-harapan ini menjadi hiasan semangatku. Wujudkan Ya Alloh atas semua harapanku selama ini, wujudkan semua mimpi-mimpiku selama ini... Biarkan aku selalu menyebut namaMU dalam setiap kejayaanku.. Aamiin

Kamis, 21 Januari 2021

KESEMPATAN

Bukan hal yang pertama kali, mendapat kesempatan menjadi peserta workshop bahkan Diklat. Meski daftar setelah waktu deadline pendaftaran telah berakhir. Workshop ataupun diklat dan sejenisnya akan sangat dinanti kehadiran jika tema yang diusung sangat update. Bahkan, merupakan ilmu yang sangat diperlukan dalam menapaki hidup. Tanpa melihat alasan mereka menerima meski terlambat. Tapi adanya kesempatan yang diberikan merupakan hal yang perlu disyukuri. 

Berbicara tentang kesempatan, seringkali kita tidak ingat bahkan tak terpikirkan bahwa dalam hidup Alloh SWT seringkali memberikan kesempatan kepada kita. Kita paham bahwa akhir cerita dari hidup kita di dunia adalah kematian. Dan kehidupan berikutnya adalah akhirat. Kehidupan akhirat merupakan kehidupan pembalasan. Iya, apapun yang telah diperbuat selama di dunia akan dirasa di akhirat. 

Ibarat menabung, di akhirat adalah waktunya buka tabungan. Jikalau banyak tabungan kebaikan di dunia tentu saja akan menikmati kebaikan bahkan kemewahan di akhirat kelak. Sebaliknya jika tabungan lebih banyak tidak baiknya maka balasan yang pantas jualah yang diterima.

Kehidupan setelah tidur semalaman merupakan kesempatan yang Alloh SWT berikan kepada kita. Namun sering kali kita tak ingat bahkan melalaikan kesempatan yang ada. Padahal, sangat paham bahwa kematian bisa saja terjadi kapan pun, sering kali mendengar bahkan melihat orang meninggal dengan cepat alias mendadak. Tapi belum cukup juga untuk mengingatkan kita akan adanya kehidupan akhirat yang pasti kita rasa.

So, mari kita sambut dan terima kesempatan yang Alloh SWT berikan kepada kita dengan sebaik mungkin. Dan dengan ijinNYA, semoga kita semua diberikan umur panjang, sehat dan banyak kebaikan yang terkumpul sebagai saku menuju kehidupan akhirat.

Salam semangat

Selasa, 19 Januari 2021

WASILAH

 Ya Alloh ... Untuk kesekian kalinya, anakku harus ku tinggal. Masih dengan alasan yang tetap, urusan sekolah, urusan bimbel. Ya, hari ini dia aku tinggalkan di sekolah karena aku harus mengurus buku rekening di BNI. Antrian yang banyak membuat aku juga tidak balik balik ke sekolah. Entah lagi ngapain dia di sekolah saat ini. Semoga dia selalu happy menanti bundanya yang selalu sibuk dan sering meninggalkan dia.

Harapan selalu menjadi terbaik buat anakku. Dan semoga kesibukan aku mengurus sekolah, untuk pendidikan lebih luas menjadi wasilah kesolehan anakku, tercukupi semua kebutuhan hidup keluargaku, terqobulnya semua hajatku dan selalu diberikan kemudahan serta ridho NYA dalam setiap langkah ku 

Ya Alloh ... Aku haturkan mohonku padaMU. Qobulkanlah semua doaku ... Karena aku yakin ENGKAU Maha Melihat, 






HARAPAN

 Hmmm ... Alhamdulillah, hanya syukur yang patut dilakukan oleh semua hamba Alloh SWT. Bagaimana tidak, Alloh SWT selalu menginginkan yang terbaik buat hambaNYA. Semua fasilitas hidup telah DIA siapkan buat kita. Alloh SWT Maha Dekat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui dan pastinya Maha Kasih dan Sayang. Jangan pernah ragu padaNYA. Teruslah tanamkan pada dirimu Alloh SWT selalu TERBAIK.

Namun, terkadang ada sesuatu yang diluar harapan kita. Tak lain semua itu karena diri kita juga. Melalui kejadian yang tidak baik menurut kita, mungkin karena dosa dosa yang telah kita perbuat di hari kemarin. Atau mungkin juga, Alloh SWT hendak mengangkat derajat kita. Atau ada kebaikan yang luar biasa setelah itu ... Dan tentunya setelah kita lulus melewatinya.

Wal akhir ... Mari kuatkan cinta kita padaNYA. Terus berhusnudzon. Dan raihlah ridhoNYA supaya hidup kita menjadi ringan. InsyaAlloh


Bayar Les Anak

Les merupakan sebuah kegiatan belajar tambahan yang diperuntukkan bagi mereka yang perlu. Dalam arti, les ini sebenarnya tidak mutlak dibutuhkan oleh setiap anak. Karena pada dasarnya, setiap anak memiliki kecerdasan, yang memang jika kita ingin anak-anak kita istimewa maka harus pintar menggali potensi pada diri anak.

Dalam kenyataannya, banyak orang tua yang memasukkan anak anaknya pada sebuah bimbel dengan harapan anaknya unggul pada nilai raport. Atau secara gamblang bisa dikatakan orang tua ingin anaknya meraih ranking. Tak jarang dari itu, orang tua menginginkan anaknya pintar dalam semua pelajaran, ingin anaknya mendapatkan nilai minimal 80 untuk semua pelajaran. Namun pada hasilnya, tidak demikian. Lalu orang tua mengambil sikap dengan daftar ke bimbel.

Beberapa Bimbel memiliki tujuan mencerdaskan anak bangsa, menjadikan mereka hebat. Te

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...