JAGONGAN JELANG TIDUR
Oleh, Umi Maisyaroh
Sumber : https://pixabay.com
Puasa di hari pertama, Nizam bersemangat sekali. Alhamdulillah, meski sahur perlu dibangunkan tapi tak sesulit ketika bangunkan tidur siang karena keburu maghrib tiba. Pagi, selama bulan Romadhon, agenda kami masih tetap yakni setelah makan sahur tidak tidur, karena nunggu sholat shubuh berjamaah di mushola depan rumah. Habis itu lanjut dengan hafalan juz 30 dan membaca kitab ummi. Semuanya berjalan seperti agenda awal. Dan akhirnya kantuk menyerang kami, Bunda dan Nizam sekitar pukul 08.00 WIB. Tidur satu selama satu jam. Setelah itu lanjut kegiatan seperti biasa. Nizam bermain dan Bunda ambil laptop dan beraksi. Jelang tidur siang pada jam 13.30 WIB kami jagongan sebentar, cerita sana dan sini. Akhirnya Nizam berceletuk, "Bunda, semoga nanti aku bangun pas waktu maghrib ya ... enak, bangun langsung berbuka ", Hehehe, Nizam meski katanya kuat sepertinya agak lemas kondisi tubuhnya. Maklum, tak makan dan minum di hari awal puasa, masih adaptasi. Jagongan yang bagi saya beda dari biasanya. Di hari biasa, dia minta dibangunkan secepatnya karena keburu bermain lagi. Dari JAGONGAN JELANG TIDUR, sedikit bisa memberi pengetahuan kepada dia, bahwa di bulan Romadhon, Alloh SWT menurunkan Rahmat yang berlimpah, pahala dilipatgandakan berpuluh - puluh kali. Semua kebaikan akan mendapatkan pahala yang berlipat - lipat. Jangankan kebaikan yang butuh tenaga dan gerak, tidur pun dapat pahala. Akan tetapi pahala berbuat kebaikan yang berupa tenaga dan gerak lebih besar dari pada tidur. Demikian ilmu yang bisa disampaikan kepada Nizam jelang tidur siang. Mungkin Bunda yang lain punya cerita yang sama ? Insya Alloh ya Bunda ...
Ketika anak berada pada kondisi hendak tidur, kondisi anak benar - benar rileks. Kalau dalam bahasa hypno, kondisi seperti itu dikatakan anak dalam kondisi gelombang alpha. Dalam kondisi tersebut, anak akan mudah memahami bahkan menjadi ingatan yang kuat. Sekali lagi kondisi anak sedang rileks. Memang dalam menyampaikan ilmu ke anak tidak harus kaku seperti yang saya lakukan berdasarkan cerita di atas, melainkan Bunda bisa mengkreasi pula dengan berbagai cerita yang sesuai dengan kondisi anak. Yang pasti ujung cerita yang Bunda sampaikan merupakan sebuah ilmu atau nasehat yang kelak mampu menjadi bekal hidupnya.
Peran Bunda dalam pendidikan anak - anak tetap menjadi nomer satu. Yang kemudian Ayah menjadi pendukung. Meski begitu, tetaplah Ayah Bunda harus menjadi artis atau selayaknya superhero dalam film anak - anak. Artis dalam film yang mereka tonton seakan menghypno anak - anak, terbukti mereka ingat akan jam tayang, nama pemain bahkan hampir semua gerakan superhero, mereka hafal di luar kepala. Hendaklah kita sebagai Orang tua tak kalah dengan artis dalam film mereka. Ayah Bunda harus lebih banyak berperan dalam pendidikan anak. Sekali lagi, tauladan merupakan pendidikan yang utama. Jadi, misal dari cerita di atas, jika saya mengatakan kebaikan yang butuh tenaga dan gerak akan mendapat pahala yang berlipat, maka seyogyanya saya pun memberi contoh untuk minimal tidak banyak tidur di bulan Romadhon. Semoga kita semua bisa menjadi orang tua yang diidolakan oleh anak - anak kita, Aamiin.
Selamat berpuasa Romadhon 1441 H.