Jumat, 24 April 2020

JAGONGAN JELANG TIDUR

Edisi Sabtu, 25 April 2020


JAGONGAN JELANG TIDUR
Oleh, Umi Maisyaroh


Anak Laki Laki, Dewasa, Hubungan, Gadis, Putra

Puasa di hari pertama, Nizam bersemangat sekali. Alhamdulillah, meski sahur perlu dibangunkan tapi tak sesulit ketika bangunkan tidur siang karena keburu maghrib tiba. Pagi, selama bulan Romadhon, agenda kami masih tetap yakni setelah makan sahur tidak tidur, karena nunggu sholat shubuh berjamaah di mushola depan rumah. Habis itu lanjut dengan hafalan juz 30 dan membaca kitab ummi. Semuanya berjalan seperti agenda awal. Dan akhirnya kantuk menyerang kami, Bunda dan Nizam sekitar pukul 08.00 WIB. Tidur satu selama satu jam. Setelah itu lanjut kegiatan seperti biasa. Nizam bermain dan Bunda ambil laptop dan beraksi. Jelang tidur siang pada jam 13.30 WIB kami jagongan sebentar, cerita sana dan sini. Akhirnya Nizam berceletuk, "Bunda, semoga nanti aku bangun pas waktu maghrib ya ... enak, bangun langsung berbuka ", Hehehe, Nizam meski katanya kuat sepertinya agak lemas kondisi tubuhnya. Maklum, tak makan dan minum di hari awal puasa, masih adaptasi. Jagongan yang bagi saya beda dari biasanya. Di hari biasa, dia minta dibangunkan secepatnya karena keburu bermain lagi. Dari JAGONGAN JELANG TIDUR, sedikit bisa memberi pengetahuan kepada dia, bahwa di bulan Romadhon, Alloh SWT menurunkan Rahmat yang berlimpah, pahala dilipatgandakan berpuluh - puluh kali. Semua kebaikan akan mendapatkan pahala yang berlipat - lipat. Jangankan kebaikan yang butuh tenaga dan gerak, tidur pun dapat pahala. Akan tetapi pahala berbuat kebaikan yang berupa tenaga dan gerak lebih besar dari pada tidur. Demikian ilmu yang bisa disampaikan kepada Nizam jelang tidur siang. Mungkin Bunda yang lain punya cerita yang sama ? Insya Alloh ya Bunda ...

Ketika anak berada pada kondisi hendak tidur, kondisi anak benar - benar rileks. Kalau dalam bahasa hypno, kondisi seperti itu dikatakan anak dalam kondisi gelombang alpha. Dalam kondisi tersebut, anak akan mudah memahami bahkan menjadi ingatan yang kuat. Sekali lagi kondisi anak sedang rileks. Memang dalam menyampaikan ilmu ke anak tidak harus kaku seperti yang saya lakukan berdasarkan cerita di atas, melainkan Bunda bisa mengkreasi pula dengan berbagai cerita yang sesuai dengan kondisi anak. Yang pasti ujung cerita yang Bunda sampaikan merupakan sebuah ilmu atau nasehat yang kelak mampu menjadi bekal hidupnya. 

Peran Bunda dalam pendidikan anak - anak tetap menjadi nomer satu. Yang kemudian Ayah menjadi pendukung. Meski begitu, tetaplah Ayah Bunda harus menjadi artis atau selayaknya superhero dalam film anak - anak. Artis dalam film yang mereka tonton seakan menghypno anak - anak, terbukti mereka ingat akan jam tayang, nama pemain bahkan hampir semua gerakan superhero, mereka hafal di luar kepala. Hendaklah kita sebagai Orang tua tak kalah dengan artis dalam film mereka. Ayah Bunda harus lebih banyak berperan dalam pendidikan anak. Sekali lagi, tauladan merupakan pendidikan yang utama. Jadi, misal dari cerita di atas, jika saya mengatakan kebaikan yang butuh tenaga dan gerak akan mendapat pahala yang berlipat, maka seyogyanya saya pun memberi contoh untuk minimal tidak banyak tidur di bulan Romadhon. Semoga kita semua bisa menjadi orang tua yang diidolakan oleh anak - anak kita, Aamiin.

Selamat berpuasa Romadhon 1441 H.

Selasa, 21 April 2020

OALAH ... TERNYATA BEGINI TO NAK !

Edisi Rabu, 22 April 2020

OALAH ... TERNYATA BEGINI TO NAK !
Oleh, Umi Maisyaroh

40 Gambar Kartun Orang Tua Dan Anaknya | Gambarilus

Jadwal kegiatan menunjukkan waktu mengaji, seperti biasanya Nizam harus mempersiapkan kitab dan perlengkapan lain dengan mandiri. Bunda siap jadi guru ngaji karena kondisi lockdown covid-19. Jarum jam tepat pada angka 18.00 WIB dan kami siap untuk mengaji. Malam ini beda dari biasanya, Nizam tampak lebih enjoy dan semangat ngajinya. Malam - malam sebelumya ada aura keterpaksaan dalam wajahnya. Ada manyun yang kerapkali muncul dari bibirnya yang seakan enggan mengucap kata demi kata. Dan kondisi yang seperti itu akhirnya membuat dia susah sekali memahami dan mengingat bacaan yang Bunda contohkan. Malam ini spesial, Bunda bercerita terlebih dahulu tentang syafaat Al qurĂ¡n kelak di hari akhir dan ada reward yang terucap janji kalau sudah khatam kitab Ummi (metode dari guru ngajinya). Dari cerita dan janji reward inilah sepertinya dia ada semangat. Selain itu metode yang diterapkan Bunda berbeda dari malam sebelumnya. Metode yang dipakai kali ini adalah Bunda membacakan 1 lembar kemudian diikuti oleh Nizam. Dan dibaca sebanyak 2 kali. Untuk bacaan yang sulit, Bunda garis bawahi dan diulang kembali hingga 3 kali baca. Dan ternyata dengan metode seperti itu, Nizam lebih lancar. Bunda senang sekali, sambil bergumam dalam hati :  " Oalah ... Ternyata begini to nak ! "

Bagaimana pengalaman Bunda di sana ? hehe ... tentu kita beda metode tapi Insya Alloh satu tujuan ya. Kondisi lockdown adalah sebuah keharusan yang harus kita taati. Karena hal tersebut merupakan ikhtiar kita untuk berada pada kondisi yang lebih baik. Lockdown tidak harus dikeluhkan. Memang banyak dampak yang muncul. Terutama buat para Bunda. Bunda mendadak jadi seorang guru buat anaknya. Bunda menjadi wonderwoman yang memiliki multitask. Tapi semua berbalik pada mindset kita. Jika hal tersebut kita pikir sebagai beban maka lockdown akan sangat terasa berat. Namun jika kita berpikir akan banyak ilmu dan kreativitas dalam kondisi seperti ini maka kita sebagai Bunda akan semakin pandai dalam menyikapi hidup.

Nah, kembali kepada pendampingan anak - anak dalam belajar mengaji atau lainnya. Para Bunda jangan patah semangat ketika gagal dengan satu metode. Cari dan pilih metode lainnya yang tepat buat anak - anak kita. Dan sertakan motivasi serta reward yang disesuaikan dengan usia anak. Insya Alloh hal tersebut akan memudahkan Bunda dalam pendampingan di rumah.

Salam, selamat mencoba ...

Senin, 20 April 2020

MINUMLAH DENGAN DUDUK

Edisi selasa, 21 April 2020

MINUMLAH DENGAN DUDUK
Oleh, Umi Maisyaroh

Kaca, Air, Serbet, Refleksi Langit
Gambar dari https://pixabay.com

Segernya air dalam kehausan di siang hari ... Subhanalloh, sangat nikmat. Air adalah kebutuhan mutlak untuk makhluk hidup. Tanpa air, tak bisa dibayangkan bagaimana jadinya manusia. Seperti biasa, siang ini habis main bersepeda si Nizam langsung ambil air segelas dan glek, sempat terhenti karena instruksi Bunda : "Minumlah dengan duduk ! ". 

Iya sepele ... etika minum terlihat sangat sepele. Namun etika minum dalam islam pun diperhatikanRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135). Berdasar hadist itulah seyogyanya orang tua memperhatikan bagaimana etika anak ketika minum. Kenapa harus begitu? Sekali lagi tugas orang tua adalah mendidik. Mendidik memiliki makna yang sangat luas. Dengan mendidik diharapkan mampu membentuk karakter anak sesuai dengan keinginan orang tua. Namun, saya yakin bahwa semua orang tua termasuk saya dan Anda pasti berharap anak - anak kita memiliki karakter yang sholeh sholehah. 



Seiring dengan itu, etika minum seorang anak pun perlu diperhatikan. Jika hal ini mampu menjadi kebiasaan buat si anak, maka akan menjadi karakter yang melekat hingga dewasa kelak. Lalu, sejak kapan pendidikan ini bisa diterapkan ? Tentu saja, sejak si kecil bisa minum sendiri, entah itu pakai gelas atau pun semi gelas. Dan tentunya sebagai orang tua pun tak sekedar menyuruh dan mengarahkan saja ya ... melainkan harus berperan juga dalam memberi contoh. Apalagi jika anak masih 3 tahunan, maka anak akan mudah memahami jika ada contoh langsung dari orang terdekat. Untuk hasil yang lebih menyakinkan maka seharusnya orang tua atau terdekatnya selalu memberikan contoh seterusnya. Dalam artian, karakter orang tua harus terbentuk dulu, Jika hal ini terjadi, maka orang tua akan lebih mudah untuk membentuk karakter anak yang diantaranya minum dengan duduk.

Lha terus bagaimana jika karakter orang tua belum terbentuk, apakah tidak bisa membentuk karakter anak dengan mudah ? Mungkin bisa seperti itu. Tapi bukan berarti tidak bisa nggeh. Semua bisa, asal kita berusaha maksimal. Setidaknya orang tua juga harus upgrade diri atau tak bosan untuk selalu menuntut ilmu. 

Demikian sekilas coretan hari ini, semoga bermanfaat


Minggu, 19 April 2020

BELAJAR NAIK SEPEDA

Edisi Senin, 20 April 2020

BELAJAR NAIK SEPEDA
Oleh, Umi Maisyaroh


Yuk Ajari Anak Naik Sepeda, Ini 4 Langkahnya
Pagi ini, Nizam berpamitan hendak bermain sepeda bersama teman - temannya. Dia bilang, ada teman yang mau ngajari cara naik sepeda dengan benar dan pelan. Maklumlah sepeda sudah setahun lebih beli tapi tidak pernah terpakai karena memang belum bisa. Rencana setiap libur sekolah mau belajar, eh gagal terus. Akhirnya, ya sepeda parkir manis di garasi. Masa social distancing, masa belajar di rumah ternyata memberikan kesempatan yang luas untuk mewujudkan setiap rencana yang sekedar terpajang dalam angan. Nizam lebih banyak beraktivitas di luar rumah dengan sepeda lamanya. Dan dengan berawal pegang, naik terus tetap jalan tapi pakai kaki, kemudian memberanikan diri menaiki sepeda dari tanah yang posisi lebih tinggi, akhirnya sekarang dia sudah sedikit bisa naik sepeda onthel. Yach, bisa sedikit karena syaratnya harus naik dari tanah yang berposisi lebih tinggi ... hehehe, seru banget kan, naik sepedanya bisa lebih kencang lagi jadi dia cuman main rem tangan saja. Lucu sih, tapi salut dengan semua semangat dan sifat berani yang luar biasa. 

Hmmm ... bicara tentang anak tak ada habisnya. Kali ini saya sedikit berbagi pengalaman selama mendampingi anak belajar di luar rumah. Tentu saja, ketika anak main di luar rumah, orang tua atau bunda yang lebih berperan disini harus selalu memberikan pantauan terhadap anak - anaknya. Pantauan yang dimaksud adalah kemana dia bermain, bersama siapa ( mengenal teman - temannya) dan main apa. Nah, sebagai Bunda tentu harus memantau terus. Karena pendampingan full kebanyakan di antara kita kesulitan melakukannya. Maka minimal pantauan seperti tersebut sangatlah membantu untuk Ayah / Bunda melepas anak - anak bermain di luar. 

Nah banyak dampak positif ketika anak bermain di luar bersama teman - temannya, diantaranya :
  1. Lebih asyik dan seru
  2. Memberikan pengalaman belajar terhadap lingkungan sekitar
  3. Lebih banyak aktivitas fisik
  4. Belajar bergaul/bersosial.
Jadi silahkan lepas anak - anak bermain di luar dengan pantauan. Satu pengalaman saya ketika melepas Nizam bermain di luar adalah dia lebih cepat menguasai cara naik sepeda onthel karena ada temannya yang ngajari. Selain itu, Nizam lebih banyak cerita yang disampaikan ke Bundanya. Nizam lebih banyak cerita tentang pengalaman dia selama bermain dengan temannya dalam sehari ini.Tentu ini sesuatu yang menjadi kebanggaan bukan ? Tanpa harus kita sebagai orang tua / Bunda turun tangan untuk ngajari semua hal. Tetapi ada beberapa hal yang bisa dia dapatkan dari teman - temannya. 

Nah demikian pengalaman saya. Semoga menginspirasi


Sabtu, 18 April 2020

CEWEK GANTENG

Edisi Ahad, 19 April 2020

CEWEK GANTENG
Oleh Umi Maisyaroh

BMI Hong Kong : Gaul dengan Lesbi, Tomboy, Murtad

Kaget yang bercampur rasa nano - nano kurasakan saat menatap foto dia. Dia adalah sosok cewek yang loyal kepada teman dan rame banget hidupnya. Dunianya serba happy dan fun. Bahkan kebahagiaan yang tampak dari lelucon - lelucon yang sering terlontar dari lesannya sering membuat teman - teman sekitarnya merasa bahagia pula. Foto itu menampakkan wajah remaja yang cantik, namun dengan pose dan pakaian serta model rambut yang dia pasang menjadikan dia menjadi CEWEK GANTENG alias si cewek tomboy.

Cewek ganteng ternyata juga ada dalam kepribadiannya. Dia benar - benar bak seorang cowok yang mampu melindungi cewek dari bahaya, mampu menenangkan hati cewek yang sedang galau bahkan rayuan gombal hingga maut pun ternyata sering terlontar dari lesan remaja si cewek ganteng ini kepada para cewek imut alias cantik dan anggun menurut dia. Iya, ternyata dia adalah sosok yang lesbi. Dia menyukai dan sudah resmi berpacaran dengan gadis yang hmmmm ... CUTE, menurutnya. Inilah yang membuat diri nano - nano ketika foto di depan mata. 

Telusur bukti dan latar belakang, ternyata dia adalah sosok yang lahir tanpa hadirnya seorang ayah. Ayah yang sudah pergi, meninggal dunia sejak dia dalam kandungan, menjadikan dia hanya berlimpah kasih sayang dari seorang ibu saja. Menjadi anak pertama dari kedua adik - adiknya yang masih kecil. Dan  semua itu yang kemudian mengharuskan dia menjadi sosok yang kuat bak baja. Dia harus menjadi pelindung bagi keluarga, menjadi pengganti ayah adalah kerinduannya. Karena dia rasa betul, sosok ayah sangat dibutuhkan dalam keluarganya.

Namun tak terduga oleh siapa pun, bahwa semua itu menjadi awal dia kehilangan feminimnya. Dia lebih menunjukkan kegagahannya bahkan selalu menunjukkan gaya maskulinnya kepada semua orang. Memiliki kekasih hati seorang cewek imut yang cute, menjadi semakin liar jiwa maskulinnya. Berjalan bergandeng tangan serta berciuman selayak sepasang kekasih dilanda asmara berat. Iya, kini dia benar - benar menjadi CEWEK GANTENG.

Nano - nano banget mendengar ini, tapi sekali lagi semakin menyadarkan diri bahwa peran orang tua dan lingkungan dekat sangat berperan besar dalam pembentukan pribadi anak. Sosok ayah yang seharusnya dia terima denga cinta pertama di hatinya telah pergi dan seakan hilang selamanya menbuat dia berbalik arah ingin menjadi sosok maskulin. 


BERBAGI DENGAN TEMAN

Edisi Ahad, 19 April 2020

BERBAGI DENGAN TEMAN
Oleh Umi Maisyaroh

seri kebiasaan anak shalih jika punya makanan suka berbagi - Ebook ...

Si kecil kerap kali minta dibuatkan makanan dalam jumlah yang banyak. Dia bilang makanan tersebut akan dibagikan kepada teman - teman bermainnya. Efek belajar di rumah masa social distancing menyebabkan anak sering main sama teman di lingkungannya. Menemukan sebuah kecocokan atau apalah namanya, sejak itu dia lebih sering minta makanan dan di bagi ke teman - temannya. Rasa peduli yang dia miliki terasa ada ketika dia berkecimpung langsung dalam dunia bermain bersama teman. Rasa senangnya makan bersama dengan obrolan yang seru ala anak - anak kudengar riuh dari kejauhan. Senang rasa hati ketika anak mau berbagi kepada teman. Tentu hal ini pula yang diinginkan para Ayah Bunda ?

Berbagi dengan teman berarti si anak memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dengan berbagi, si anak tinggalkan keegoisan dan mau menang sendiri. Namun tentu saja hal baik tersebut jarang sekali yang muncul dengan sendirinya bahkan hampir tak ada. Karena bagaimana pun juga anak terlahir dalam kondisi zero maka orang tua atau lingkunganlah yang akan mewarnai dan membentuk karakter tersebut. Iya, berbagi dengan teman, saya sebut sebagai karakter. Jika hal tersebut dia lakukan secara berulang dan terus menerus maka kebiasaan itu akan menjadi karakter dia kelak.

Nah, terkait pembiasaan berbagi memang harus diberikan contoh oleh orang terdekatnya, setidaknya Ayah Bunda menjadi pilot project dalam hal ini. Pada usia 3 tahunan, anak akan merekam langsung apa yang dilakuakan oleh orang tuanya. Jika Orang tuanya senang berbagi maka secara tidak langsung membentuk pribadi empati pada anak. Terkait ini pula, empati merupakan jiwa sosial yang mutlak dibutuhkan oleh semua orang. Hal tersebut akan menjadikan dia mampu bertahan dalam lingkungan di mana dia tinggal. Sekali lagi empati butuh di contohkan. 

Lebih dari itu, pendidikan empati ini akan mudah diberikan kepada anak dan mudah diserap oleh anak apabila sejak dalam kandungan memang ada pendidikan ke arah tersebut. Jadi intinya, ingin membentuk pribadi sosial "berbagi dengan teman " tidak instan melainkan butuh proses yang amat panjang dan telaten dari orang sekitar. Ayah Bunda akan bangga dan terasa sejuk dalam hati jika anak - anak kelak memiliki jiwa sosial yang tinggi. Punya kepedulian kepada sesama. Bahkan dengan senang hati bersedia berbagi dengan orang lain.

Salam inspirasi

Jumat, 17 April 2020

MEMASAK BARENG SI KECIL

Edisi Sabtu, 18 April 2020

MEMASAK BARENG SI KECIL
Oleh, Umi Maisyaroh

44 Gambar Karikatur Anak Membantu Ibu Masak | Karitur

Hmm ... Memasak Bareng Si Kecil, kebayang gak Bunda ? Ditengah keribetan kita menyiapkan makanan buat keluarga, eh tiba - tiba si kecil ikut nimbrung alias ikut campur dalam kegiatan kita. Tentu saja respon masing - masing Bunda berbeda. Ada diantara Bunda yang mungkin merasa semakin ribet dengan adanya si kecil. Karena bagaimanapun ketika masak pinginnya segera kelar. Tak berlama - lama di dapur adalah keinginan sebagian Bunda. Dengan adanya si kecil di samping Bunda maka waktu memasak akan lebih lama. Karena tugasnya bertambah, menjaga keamanan si kecil dari sesuatu yang berbahaya, menjaga makanan supaya tidak dipakai mainan sama si kecil, atau pula mengawasi anak - anak untuk tidak menjatuhkan barang dapur yang rentan dengan pecah. Masih banyak lagi keribetan ketika memasak bareng si kecil. Namun tak semuanya begitu. Ada juga para Bunda yang dengan telaten mendampingi si kecil yang mau membantu pekerjaan Bunda di dapur. Meski kadang bukan membantu ... malah semakin berantakan juga kadang ... hehe, namanya juga anak - anak. Yang jelas telaten di sini memiliki makna telaten dalam pendampingan si kecil dan juga telaten dalam menangani pekerjaan yang bertambah karena ulah si kecil yang mungkin hampir semua barang dapur berantakan di mana - mana.

Nah, bagaimana sih kira - kira sikap kita sebagai Bunda yang benar dalam meyikapi anak - anak yang mau nimbrung dalam pekerjaan dapur ? Ehem ... tanpa bermaksud menggurui nich Bunda. Anak - anak dalam usia 3 - 12 tahun adalah masa - masa pengenalan dengan dunia. Termasuk dunia Dapur. Nah, dalam usia ini mereka akan penasaran dengan banyak hal bahkan ingin mencoba sesuatu yang baru bagi mereka. Anak yang seperti itu sering pula di sebut sebagai anak aktif. Jika anak dalam sebutan ini kita maksimalkan maka kecerdasan - kecerdasan anak akan semakin tumbuh dan berkembang. Karena kecerdasan - kecerdasan itu perlu di rangsang untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Diantara rangsangan yang tepat adalah mengenalkan banyak hal buat si kecil. Memberi pengalaman buat mereka adalah hal yang sangat berharga. Rangsangan kecerdasan yang harus kita berikan tidak harus dalam bentuk pelajaran di sebuah kelas. Akan tetapi lebih luas dari itu, Bunda atau Ayah bisa memberikannya dalam aktivitas sehari - hari. 

Lalu ? Iya, mungkin di antara Bunda ada yang merasa ribet dengan kehadiran si kecil di dapur. Tidak perlu dipaksakan jika memang Bunda di tuntut untuk segera menyelesaikan pekerjaan dapur tersebut. Pilihlah waktu yang tepat untuk mengajak si kecil belajar di dapur. Tentunya buat kesepakatan dulu dengan si kecil kapan dia bisa bisa belajar di dapur. Kesepakatan, ini juga  penting Bunda. Karena mengajarkan anak untuk memiliki rasa toleransi yang tinggi dan menghargai kesibukan kita. Sehingga dengan kesepakatan, Bunda dan si kecil lebih enjoy belajar di dapur. Dan yang tak kalah penting lagi adalah memberikan pengertian kepada si kecil atas kesepakatan - kesepakatan yang di buat bersama. Dengan memberikan pengertian dengan bahasa anak - anak tentunya, maka anak tidak ada istilah memaksa atau gak mau ngerti akan kesibukan Bunda. 

Nah, sekali lagi ... Memasak bareng si kecil bukan sesuatu yang harus di hindari melainkan sesuatu yang bisa dijadikan sarana untuk memberikan stimulus/rangsangan pada kecerdasan si kecil. Dengan pemberian stimulus yang tepat, diharapkan kecerdasan mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Oke, selamat mencoba.

Kamis, 16 April 2020

BERMAIN BERSAMA

Edisi JumĂ¡t, 17 April 2020

BERMAIN BERSAMA
Oleh, Umi Maisyaroh


Main Lompat Tali Bersama Teman-Teman Yuk - Sabumi

Bermain bersama dengan teman - temannya adalah kegiatan rutin Nizam setiap harinya. Apalagi pada masa pandemik corona yang mengharuskan belajar di rumah. Lepas dari pantauan maka tak jarang dia bermain hingga lupa waktu. Hingga mau tidak mau bunda harus selalu pantau waktu untuk mengatur jam bermain Nizam. Bahkan Bunda sampai membuat jadwal kegiatan harian untuk Nizam. Nah Bunda, bagaimana dengan Bunda yang lain, samakah dengan Bunda Nizam ? Hehe ... Bagaimana pun juga belajar di sekolah lebih baik buat anak - anak kita... Upss.

Bermain bersama dengan teman - teman tentu tidak harus kita hapus dari dunia anak kita. Bermain bersama teman merupakan wadah untuk belajar bersosialisasi bagi anak. Dengan melakukan kegiatan bersama teman - temannya maka anak akan belajar bagaimana seharusnya dia bergaul, menghadapi teman yang curang, belajar mengungkapkan kalimat, belajar kebersamaan, bahkan hingga dia harus menjaga diri dari sikap teman yang kurang baik. Jadi, bermain bersama teman sangat berguna bagi jiwa sosialnya si anak.

Nah, terkait anak yang sampai lupa waktu bahkan hingga tak pulang dalam waktu lama dalam bermain tentu perlu di perhatikan oleh orang tua. Bermain sangat perlu namun tetap harus ada batasan. Masa pandemik corona seperti saat ini sangat menguras tenaga dan pikiran orang tua dalam pembelajaran dan pengawasan kegiatan anak setiap hari. Maka selain dibuatkan jadwal kegiatan harian anak, perlu juga orang tua memantau siapa teman bermain si anak, bermain apa mereka, aman apa tidak permainan mereka. Hal - hal tersebut mutlak di perhatikan oleh orang tua. Kalau perlu ada pendampingan ketika anak bermain, meski tak pendampingan full.

Selain tersebut di atas, yang tidak kalah pentingnya adalah melatih anak untuk selalu berpamitan ketika hendak bermain. Nah ketika berpamitan, kita sebagai orang tua jangan pernah bosan untuk berpesan hati - hati dalam bermain dan sampaikan bermainnya sampai jam berapa. Hal ini sangat penting sekali Bunda. Karena dengan seperti itu kita memberikan anak kepercayaan untuk melakukan controling diri. Jadi anak merasa di hargai sebagai manusia kecil yang butuh perhatian. 

Demikian, semoga menjadi inspirasi.

BELAJAR BERSAMA BUNDA

Edisi Kamis, 16 April 2020

BELAJAR BERSAMA BUNDA
Oleh, Umi Maisyaroh

Bercerita bersama bunda

Hai Bunda, apa kabar ? Semoga sehat selalu ya ... Aamiin. Coretan kali ini saya ingin sekali mengoprek kabar bunda selama masa pandemik virus corona. Yang tentunya semua perihal belajar mengajar harus dilaksanakan di rumah. Dan pastinya yang lebih banyak berperan adalah para bunda, benar gak ? Hehe ... saya yaqin 100 % semua bunda menjawab benar. Hal tersebut pun menjadi keluh kesah kebanyakan bunda. Keluh kesah yang banyak kita dengar dari saudara, tetangga, teman bahkan orang lain. Dan keluh kesah mereka mudah kita ketahui dari berbagai media sosial yang ada. Intinya para bunda merasa tidak nyaman dengan kondisi ini yang memaksa dirinya menjadi seorang guru buat putra - putrinya. Mau tidak mau harus dilakukan jika memang peduli sama pendidikan putra - putrinya. 

Beberapa faktor yang menyebabkan para bunda berkeluh kesah, diantaranya :
  1. Mengajari anak dengan waktu yang lama merupakan sebuah tugas baru
  2. Materi sekolah yang selama ini belum tersentuh oleh para bunda
  3. Banyaknya tugas rumah yang belum terselesaikan
  4. Tidak tahu metode yang tepat dalam mendampingi anak - anaknya dalam belajar
  5. Kurangnya tingkat kefokusan bunda ketika berada di waktu belajar anak - anak
  6. Tingkat emosional yang labil ketika menghadapi anak - anak kesulitan dalam belajar
Beberapa faktor di atas tentu tidak hanya mempersulit para bunda dalam mendampingi putra - putrinya belajar. Namun hal tersebut akan berdampak pula kepada si anak. Jika bunda uring - uringan karena emosi yang labil tentu saja hal tersebut menjadikan anak tidak enjoy dalam belajar. Jika belajar tidak enjoy maka yang terjadi adalah anak mengalami stress. Jika seperti itu keadaannya maka belajar tidak maksimal bahkan bisa jadi tidak ada pembelajaran yang mengena kepada si anak. 

Tentu hal ini tidak bisa kita biarkan. Pandemik tidak bisa kita acuhkan yang kemudian kita memaksa untuk kembali bersekolah. Langkah yang tepat adalah kita memahami hal ini dengan sikap yang bijak. Artinya sebagai orang tua/bunda sebisa mungkin mampu mengendalikan dirinya menjadi pribadi yang tenang. Sehingga bisa memotivasi putra - putrinya dalam BELAJAR BERSAMA BUNDA. 

Menjadi seorang guru bagi putra - putri sendiri memang sesuatu yang baru. Yang selama ini lebih banyak nitip ke sekolah, kemudian beralih harus 80 % di ajar sendiri di rumah. Semua faktor yang tersebut di atas memang perlu di minimalisir guna maksimalisasi belajar anak. Bagaimana caranya ? Tentu saja faktor yang disebabkan oleh faktor pribadi bunda atau urusan keluarga maka mesti diselesaikan oleh bunda dan keluarga. Sementara terkait materi atau metode yang akan disampaikan kepada anak tentunya bunda harus selalu konsultasi kepada guru di sekolahnya. Kondisi pandemik tidak kemudian harus lost contact dengan yang berkemampuan di bidangnya yakni guru sekolah. Bunda sebagai penyambung tugas belajar harus selalu menjaga komunikasi tersebut. 

Demikian semoga oprekan hari ini menjadi inspirasi semua ... salam.



Rabu, 15 April 2020

KAKAKKU HADIR UNTUKKU

Edisi Kamis, 16 April 2020

KAKAKKU HADIR UNTUKKU
Oleh, Umi Maisyaroh


Bikin Baper! 15 Ilustrasi Ini Gambarkan Dekatnya Kakak Adik Perempuan
Gambar di ambil dari https://www.idntimes.com

Hello Ayah Bunda ... bagaimana kabar Anda semua? Semoga sehat dan selalu dalam lindungan Alloh SWT, aamiin. Ayah Bunda, seneng rasanya ketika kita di karunia 2 anak atau lebih. Rumah jadi ramai dan pastinya senyum bahagia selalu merebak di kehidupan kita. Meski terkadang ada sedikit ketidaknyamanan atau sesuatu di luar keinginan kita, Ah tapi itu tak sebanding dengan kebahagiaan bersama putra putri kita yang telah Alloh SWT titipkan untuk menemani hari - hari kita. Apalagi ketika anak - anak kita jarak kelahiran antara 3 - 6 tahun atau lebih, pasti beratnya jadi berkurang. Seringkali di tengah - tengah sibuknya kita, anak yang kecil dititipkan pada kakaknya, benar gak bunda ? Pasti benar kan ... Kakak ibarat sebagai penolong akan semua keribetan kita yang memiliki anak kecil. Urusan dapur, pakaian kotor dan mungkin semua tugas kita selesai karena jasa besar kakak. Iya kakak adalah anak tertua kita yang selalu nemani adik - adiknya di saat Ayah Bunda sibuk.

Pernahkah Anda mencuri pandang saat anak - anak bermain bersama? atau sengaja memperhatikan mereka yang tengah asyik bermain ? Di saat itu akan Anda temukan perhatian kakak yang luar biasa kepada adik - adiknya. Perhatian serta menjaga supaya selalu dalam kondisi aman diberikan secara cuma - cuma oleh kakak kepada adik - adiknya. Namun, pada kenyataannya kakak hanyalah seorang anak yang usianya lebih tua sedikit di banding adiknya. Dia tetaplah seorang anak yang pola pikirnya pun masih bertaraf anak - anak. Ingatkah Anda, ketika si adik tiba - tiba menangis karena jatuh terpeleset atau karena si adik yang maunya merebut semua mainan tanpa peduli kakak, dia menangis histeris hingga memaksa Anda sebagai Ayah/Bunda harus menghampirinya. Apa yang Anda katakan seketika itu? Anda marahkah sama kakak? Iya benar, saya pun berharap Anda tidak memarahi apalagi mencemooh kakak dengan mengatakan "Kamu teledor !". Saya berharap Anda dan saya berusaha mendiamkan si kecil dengan melibatkan peran kakak tanpa terucap kata - kata kasar. Dan berlatihlah untuk sering mengucapkan terima kasih atas jasa - jasa kakak dan ajarkanlah si kecil untuk selalu hormat dan menyayangi kakaknya. 

Mengajarkan si kecil untuk selalu berbagi dengan kakak dan mengajarkan mencium tangan kakak adalah hal kecil. Tanamkan pada otak dan hati si adik bahwa kakak hadir untukku.Namun jika itu menjadi kebiasaan hingga membentuk karakter, maka hingga dewasa kakak adik akan selalu rukun dan berkasih sayang dengan tetap menjaga hak dan kewajiban masing - masing. Karena karakter bukanlah sesuatu yang instan. Karakter harus dibentuk sedini mungkin supaya lebih kuat melekat pada pribadi anak. Dengan demikian, masa tua kita sebagai Ayah Bunda akan tetap bahagia melihat anak - anak yang selalu bersama dengan rukun dan kasih sayang. 

Salam parenting 

SEPEDA BARU

Edisi Kamis, 16 April 2020

SEPEDA BARU
Oleh, Umi Maisyaroh



Lagi Cari Sepeda untuk Anak? Ragam Sepeda Lipat Ini Bisa Jadi ...
Gambar di ambil dari https://mommyasia.id

Hai Ayah Bunda apa kabar ? Semoga social distancing yang kita alami saat ini tak menyurutkan langkah untuk selalu memberikan yang terbaik buat ananda tercinta. Pastinya dong ... hehe. Iya benar Ayah Bunda, bagaimana pun kondisi kita saat ini, jangankan bahagia dalam kondisi susah pun keinginan memberikan yang terbaik buat ananda selalu menjadi nomer satu.

Nah, kali ini saya menampilkan gambar sepeda yang bagi saya bagus dan cocok banget buat ananda yang saat ini berusia 7 - 12 tahun. Lalu? Pernahkah anak Anda minta sepeda atau sesuatu yang lain kepada Ayah Bunda? Tentu saja iya kan. Nah, bagaimana Anda merespon permintaan anak Anda tersebut? Tentu saja, respon Ayah Bunda akan berbeda. Ada beberapa tipe orang tua dalam menanggapi permintaan anak, diantaranya :
  1. Langsung menuruti permintaan anak. Bagi Ayah Bunda yang uang selalu ada, cash maka mudah bagi Ayah Bunda menuruti permintaan anak. Namun bagi mereka yang kondisi keuangan minus atau pas - pasan, pada tipe ini maka dengan berbagai cara akan berusaha untuk menuruti kemauan anak. Tentu saja hal itu berdasarkan rasa cinta yang sangat besar, bukan? Nah pada tipe ini, orang tua akan menuruti permintaan anak dengan langsung tanpa ada penunndaan waktu. Hari ini anak minta di belikan sepeda, ya hari ini langsung dibelikan.
  2. Menunda menuruti permintaan anak.  Ada di antara orang tua yang memiliki tipe ini. Mereka lebih memilih dan suka menunda dalam menuruti permintaan anak. Tentu saja ada beberapa alasan, diantaranya : sikap bijak untuk melatih anak - anak bahwa segala sesuatu butuh sebuah usaha untuk terpenuhi keinginan kita dan adapula yang menunda karena memang kondisi kantong/dompet yang bolong alias kosong.
Dari kedua tipe di atas, yang manakah tipe Anda ? Yups, menjadi orang tua seyogyanya harus berpikir ke depan. Semua orang tua pasti memiliki rasa cinta yang amat besar kepada anak - anaknya tapi tetap harus memiliki sikap bijak dalam hal ini. Menunda karena ingin mengajarkan bahwa semua hal butuh proses adalah sikap yang terbaik. Mengajarkan anak bahwa untuk meraih sesuatu itu tidaklah instan, butuh waktu untuk mewujudkannya. Kalau mau beli sepeda baru maka ajarkan untuk mengumpulkan uang dulu atau sampaikan bahwa Ayah Bunda masih mengumpulkan uang dulu. Sikap ini yang akan melekat pada anak dan akan menjadi karakter hingga dia dewasa.

Jadi mari kita menjadi orang tua yang bijak.

HUBUNGAN ANTAR GARIS

Edisi Rabu, 15 April 2020

HUBUNGAN ANTAR GARIS
Oleh, Umi Maisyaroh, SPd

Hai anak - anak ... kita ketemu lagi. Kali ini kita lanjut materi yang kemarin terkait hubungan antar garis. Supaya memudahkan kalian memahami maka miliki dulu rasa suka alias cinta kepada matematika. Nah kali ini, ustadzah akan menampilkan materi - materi matematika dengan nuansa warna - warni supaya kalian betah dan tertarik untuk belajar matematika. Ayo kita belajar !

2. Garis berpotongan


3. Garis berimpit


4. Garis bersilangan


Nah anak - anak, di atas adalah berbagai definisi dan contoh penerapan hubungan garis dalam kehidupan sehari - hari. Bersama matematika hidup semakin lengkap. Nah silahkan di baca dan di pahami ya ... Sampai ketemu pada materi - materi berikutnya.

Selasa, 14 April 2020

SUDUT DAN GARIS

Edisi Rabu, 15 April 2020

GARIS DAN SUDUT
Oleh Umi Maisyaroh

Garis dan sudut merupakan materi kelas 7 pada semester Genap. Sesuai dengan judulnya maka pada pemebelajaran materi ini akan dibagi 2 sub bab, Garis dan sudut. Nah sebelum kita belajar lebih jauh tentang materi ini, alangkah baiknya kita amati mind mapping berikut untuk mempermudah kita memahami. Berikut mind mappingnya :


Dari mind mapping di atas bisa kita lihat bahwa ada pembahasan masing - masing yakni Garis dan sudut.
Mari kita pahami lebih lanjut :

A. GARIS 

Garis adalah sekumpulan titik-titik yang saling bersebelahan dan menempel satu sama lainnya secara rapi dan memiliki dua arah.
Dan hubungan antar garis dibedakan menjadi 4 bagian, diantaranya :

                                                                 1. Dua garis sejajar

                                      gambar di ambil dari https://www.berpendidikan.com

Yang kedua .. OTW ya !



Senin, 13 April 2020

JADWAL HARIAN BUAT ANANDA

Edisi Senin, 13 April 2020

JADWAL HARIAN BUAT ANANDA
Oleh, Umi Maisyaroh

Kurang lebih 15 hari anak - anak sekolah diliburkan dari belajar di sekolah. Melihat kondisi yang semakin tak terkendali, maka masa liburan pun di tambah lagi. Hingga kini lengkaplah 1 bulan lamanya anak - anak tidak sekolah. Tentu hal ini merupakan sesuatu yang di luar dari biasa. Banyak hal yang harus berubah dan itu pun dengan sangat terpaksa harus berubah. Mau tidak mau harus mau berubah. Yang awalnya orang tua menitipkan anak - anak untuk belajar pada siang hari di sekolah, sore hari dititipkan lagi di tempat ngaji bahkan ada pula yang pada malam hari, anak - anak masih dititipkan lagi di tempat bimbel/les. Kini, semua berbalik 360 derajat. Semua pendidikan diserahkan sepenuhnya kepada orang tua. Para guru hanya membantu memantau semua kegiatan anak - anak dari jarak jauh. Tak ada silaturrohim tatap muka, semuanya harus melalui HP untuk melakukan semua itu. 

Banyak hal yang menuntut kita semua berubah karena kehadiran virus corona atau covid-19. Tak ada yang memungkiri bahwa virus ini adalah musibah. Entah itu sebagai ganjaran atau pun ujian saya pun tidak tahu. Yang saya pahami dan membuat semakin sadar adalah melalui virus corona ini saya dan keluarga semakin dekat, dengan suami semakin dekat begitu pula dengan anak. Dengan pembelajaran di rumah semakin mudah kita memantau bahkan mengetahui kelebihan dan kekurangan anak - anak kita. Lebih dari itu, saya semakin sadar bahwa menjadi seorang ibu pekerja terasa berat untuk memantau anak- anak ketika di rumah. 

Tak bisa dielakkan, meski semua telah berslogan "Bekerja dari rumah " namun ada saja yang memaksa saya harus keluar rumah menjalankan sebuah tugas. Tentu saja, kondisi seperti ini saya tidak bisa memantau anak - anak saya yang full di rumah. Oleh karena itu, untuk memudahkan saya dan terkontrol semua kegiatan harian anak - anak saya maka saya buatkan agenda atau jadwal harian buat ananda. Menurut saya dengan adanya jadwal tersebut sangat membantu saya untuk memantau dan mengontrol kegiatan anak - anak. Mungkin Anda yang seperjuangan seperti saya bisa menerapkan hal ini kepada anak - anak Anda. Karena bagaimana pun, anak adalah amanah dan tugas juga amanah. Tak ada prioritas karena keduanya nomer satu. Maka "Agenda Harian Buat Ananda " adalah pilihan satu - satunya, supaya keduanya berjalan lancar. Berikut contoh jadwal harian buat ananda saya di rumah.

Mudah - mudahan apa yang saya suguhkan kepada Anda pemirsa mampu menginspirasi serta memotivasi, bahwa anak adalah harta karun yang amat mahal. Jangan sampai kita tinggal karena tugas - tugas kantor. Pendidikan anak tetap jadikan yang nomer satu, sekali lagi karena dia adalah harta karun yang amat mahal. Dan terakhir dari tulisan ini, anaklah kelak yang akan mendoakan kita maka didiklah dia supaya menjadi anak yang sholeh/sholehah. Ilmu umum memang penting tapi ilmu agama sangat penting. Sekian

Minggu, 12 April 2020

AKU DAN KAMU SALING SAYANG

Edisi Senin, 13 April 2020
AKU DAN KAMU SALING SAYANG
Oleh, Umi Maisyaroh, SPd


"Aku dan Kamu saling sayang " kalimat itulah yang pantas buat mereka berdua. Tak hanya berwisata selalu bersama bahkan dalam keseharian pun mereka bersama. Bermain mobil - mobilan, makan, canda ria, berebut mainan, bersepeda, bahkan kejar - kejaran pun sering hadir dalam indahnya dunia mereka berdua. Bukan saudara kandung, mereka adalah bersepupu yang rumahnya pun saling berhadapan. Maka tak heran jika mereka berdua selalu bersama. Apalagi dalam masa - masa social distancing gegara corona, semua kegiatan dilakukan di rumah. Maka mereka pun seakan tak mau berpisah satu sama lain. Bukan sekandung tapi kebersamaan mereka tak jauh beda dengan saudara sekandung. Meski ada percikan api di antara mereka namun itu adalah api mainan. Habis marah - marahan, akur lagi, itulah dunia mereka. Semua simpel, sudah ya sudah. Kemarin ya kemarin. Hari ini ya hari ini. Sehingga hari - hari mereka berdua selalu penuh dengan canda tawa dan riuh yang membuat suasana hidup di rumah kami.

Tapi ada satu hal yang terkadang bahkan kalau dibiarkan mengancam rasa sayang mereka. Ayah Bunda, mungkin hal ini juga terjadi sama putra putri Anda berdua. Ada saat - saat mereka akur rukun dan gelak tawa keseruan selalu ada dalam masa bermain mereka. Tapi adakalanya juga ada keributan yang mewarnai dunia mereka sehingga menyebabkan salah satu di antara mereka menangis. Biasanya adik atau yang lebih kecil yang menangis. Nah, kalau sudah seperti itu maka yang sering terjadi adalah ada campur tangan orang dewasa. Campur tangan mereka ini berupa menyalahkan anak yang lebih besar atau kakaknya, benar gak Bunda? hehe ... banyak benarnya ya. Nah Ayah Bunda, seperti saya sebutkan di atas, bahwa kehidupan mereka sangat simpel, marah - marahan hanya sebentar saja, yang buat kondisi parah dan semakin lama adalah adanya campur tangan orang dewasa. 

Nah, Ayah Bunda, coba Anda bayangkan jika dalam kejadian tersebut si kakak selalu disalahkan dan dimarahi karena adiknya menangis maka apa yang terjadi sama kakak? Dia akan merasa selalu salah, rasa sayang akan berkurang kepada adiknya bahkan akan muncul rasa benci kepada adiknya karena dia sang kakak sering kena marah. Ayah Bunda, memang si kecil menangis tak selalu harus di biarkan namun kakak pun tak selalu harus disalahkan juga kan? Terkadang kita sebagai Ayah Bunda paham betul bahwa yang salah waktu itu adalah si kecil karena dia maunya sendiri. Mainan dia rebut mau dimiliki semuanya. Tapi kita saja yang berharap kakak harus bisa ngemong si adik. padahal kita tahu juga, kakak masih 7 tahun dan adik masih 3 tahun. Usia kakak masih sangat tergolong kecil, masih anak - anak. Akankah kita tuntut kakak yang sama - sama kecil bisa ngemong denga sempurna?

Ini semua butuh kesadaran kita sebagai Ayah Bunda. Bolehlah kita mendiamkan si kecil yang lagi menangis tanpa harus memarahi si kakak. Sehingga tak ada yang pudar dari keduanya. Sayang mereka selalu terjaga. Dan yang terpenting lagi perasaan adik kakak selalu senang tanpa ada yang tersakiti. Semoga bisa menginspirasi.

LAUNDRY NOL


LAUNDRY NOL
Oleh Umi Maisyaroh
Edisi, ahad 12 April 2020

Alhamdulillah giat hari ini, mengawali kerja suami setelah resign dari orang kantoran menjadi orang wiraswasta. Sebagai istri ikut mengawal plus mendampingi suami dalam merintis bisnis laundry. Bisnis ini saya katakan Laundry nol karena bagi kami laundry adalah sesuatu yang baru  dan kami pun bukan pengguna setia dari bisnis ini. Namun karena melihat pangsa pasar yang sepertinya aduhai untuk melakukan pendaratan di sana maka kami , saya dan suami memilih laundry menjadi bisnis kami selanjutnya.

Kami sadar sepenuhnya bahwa mengawali suatu hal baru pasti ada sesuatu di luar dugaan. Entah sesuatu yang menyenangkan atau yang bikin gak enak kondisi hati. Kami awali laundry kami dengan tahap mengenalkan diri kami sendiri dalam penerimaan baju kotor, penimbangan, pencucian, pengeringan, setrika dan akhir dengan packing. Semua kami awali dengan free buat keluarga dulu untuk 3 hari ke depan. Semua peralatan siap dan go action, namun di luar dugaan ternyata alat timbang digital kami tak nyala sama sekali. Dan dengan kondisi seperti itu, segala upaya telah kami lakukan. Mulai dari otak atik tombol on off, cek baterai hingga beli juga, cek kabel charge, cek listrik, sampai pada searching tutorial penggunaan timbangan digital khusus laundry. Namun semua tak membuahkan hasil. Sama seperti kata saya pada judul di atas, NOL. Ya, bukan bermodal nekad, tapi hal ini adalah sesuatu yang baru buat kami. Alhasil, giat kami lanjutkan tanpa alat timbang. Semua berprinsip kira – kira ini beratnya sekian, cukup … hehe.

Waktu berjalan terus tak peduli akan kondisi kami yang masih berjalan bertatih. Hingga pukul 13.30 WIB, wajah kami (saya dan suami ) nampak lelah dan pastinya lapar banget. Hingga istirahat, sholat  dan makan adalah pilihan kami. Hmm … waktu masih tak pedulikan kami, hingga pukul 15.30 WIB. Kulihat sebagian baju sudah siap packing dan jurus perdana ambil bungkus plastic, solasi dan parfum. Yup, siap di packing dan taraaa …. Eh ternyata, plastic laundry yang kami siapkan malah kegedean, hmmm … dengan prinsip, ya gak papalah kan punya saudara sendiri, gak rapi dikit gak papa deh … hehe. Sebagian sudah terpacking dengan bungkus plastic yang kegedean tapi rapi kok (jika dilihat dengan sebelah mata, hehe). Dan waktu memang tak pernah kompromi dengan kami, hingga waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB, waktu untuk pulang.

Benar saja, sampai di rumah si kecil sedang menunggu kami berdua. Karena saking lamanya gak datang ayah bundanya, si kecil gak mau tidur siang … Nah loh? Anak jadi korban nih. “ Ah, tidak sayang … Ayah Bunda sedang ikhtiar untuk masa depan kita semua, terutama untukmu sayang “lirihku dalam hati. Semoga besok dan seterusnya diparingi lancar dan barokah adalah doa – doa kami setiap saat.

Mengawali sebuah bisnis yang tergolong baru buat kita itu memang butuh perjuangan. Harus ada kesabaran dan hati yang lapang dalam menghadapi segala sesuatu. Intinya, persiapan mental harus juga di perhitungkan dalam mengawali sebuah bisnis. Namun jangan patah semangat, karena tugas kita adalah ikhtiar. Hasil sepenuhnya kita serahkan pada Alloh SWT serta diiringi doa “semoga semua ikhtiar membuahkan hasil seperti keinginan kita, aamiin”.
Salam bisnis  

Sabtu, 11 April 2020

KENANGAN ITU ...

Hari ke - 27
Edisi Rabu, 01 April 2020

KENANGAN ITU ...
Oleh Umi Maisyaroh

Masa social distancing membuat kami sekeluarga tak berani sering keluar rumah. Hari - hari kami tetap sibuk seperti biasa. Namun kesibukan kali ini membuat kami lebih dekat satu sama lain. Dekat dan lebih perhatian sama anak, lebih dekat dengan suami, lebih dekat dengan keponakan dan rasanya sesuatu banget ... Namun ada rasa jenuh yang mungkin ada tersirat kangen sama anak - anak didik yang sering membuat diri tersenyum, tertawa bahkan emosi yang terkadang asyik bermain - main dalam hati. Namun itulah mereka, warna - warni mereka membuat diri lebih memahami akan makna hidup. Bahwa hidup tanpa ada manfaat buat orang lain apalah artinya. 

Dan kesibukan hari ini mengharuskan aku harus menemani suami dalam persiapan - persiapan menyongsong sebuah usaha baru. Usaha atau sering dikenal dengan berwiraswasta adalah pilihan telak buat suami setelah kantor cabang ditutup. Tapi bukan suami yang akan dibahas disini ... hehe. Aku ingin sedikit bercerita tentang siapa yang aku temui di sela - sela kesibukan kami. Ahay ... Yup, Mr. Zainul. Beliau merupakan teman seperjuangan dan motivator buat aku. Teringat masa - masa perjuangan, tahun 2006 silam. Perjuangan kami dan juga teman - teman di sebuah madrasah desa yang menurut kami saat itu jangan berpikir prestasi dalam sebuah perlombaan. Anak - anak rajin bersekolah dan semangat dalam belajar itu merupakan prestasi yang luar biasa. Sebuah prestasi yang akan mengantarkan anak - anak didik kami menuju gerbang kesuksesan.

Dan dengan ide - ide beliau, kami bersatu padu, satukan visi dan kompakkan langkah kami maju bersama. Teringat kala itu kami adakan makan sehat. Makan sehat yang diadakan setiap hari sabtu. Dengan keriewehan menyediakan makanan sehat dengan menu terjadwal, kami prediksi bahwa semuanya akan benar - benar rieweh. Menyediakan makanan sehat untuk sekitar 100 anak sementara kami para guru harus turun untuk memasak semua menu sendiri. Guru yang pada hari tersebut tak ada jam mengajar di kelas maka bertugas memasak menu makan sehat. Sementara guru yang lain tetap mengajar dengan kegiatan biasanya. Ketika masakan sudah siap maka semua warga madrasah di haruskan keluar kelas dan tertib antri.

Ah, teringat kala itu, sabtu yang seru. Kami para guru bekerja sama dalam mewujudkan program yang ada. Memasak dan mnyiapkan menu makanan berupa kolak kacang hijau telah selesai. Berikutnya membagi makanan kepada anak - anak. Semuanya harus antri, namun ada saja di antara mereka yang tak mau antri bahkan tak mau keluar kelas. Sungguh menyebalkan ... namun di sinilah tugas kami tertantang. Dengan keriewehan yang ada kami pun harus tetap telaten dan sabar menahan diri dari membentak. Beberapa guru sudah stay on membagi makanan sehat dan beberapa guru harus berkeliling ke dalam kelas - kelas guna mencari anak - anak yang bersembunyi di sana. Akhirnya semua beres, dan semua lahap menikmati menu hari ini. Kini giliran mencuci mangkok yang kotor, aturan main kami adalah mangkok atau piring harus di cuci sendiri - sendiri. Ya ... semuanya ramai menuju tempat cuci yang sekaligus tempat wudhu saat itu. Ruang wudhu yang berukuran 2 x 1 m spontan di serbu oleh 100 anak dengan tujuan yang sama yakni mencuci mangkok. Hadeeh banget deh pokoknya ... ramainya dapat, riewehnya bikin heboh dan lagi - lagi ada saja yang jahil dengan menyiram temannya pakai air cucian ... bikin suasana makin semburat dengan canda tawa mereka, dengan berbasah-basahan mereka kejar - kejaran di halaman. Tentu sangat capek hari itu kami rasakan sebagai guru. Tapi kami sadar itulah pembelajaran sesungguhnya untuk anak - anak bangsa.

Banyak hal yang perlu kami ajarkan dalam program tersebut selain tujuan utama kami adalah supaya anak - anak semakin betah dan semangat belajar di sekolah. Ada penanaman karakter :

  1. Disiplin, antri dan menunggu giliran tak main serobot
  2. Sabar, menunggu giliran menerima pembagian makanan kudu sabar meski hanya untuk semangkok kolak kacang hijau
  3. Tanggung jawab, mangkok atau piring harus dicuci sendiri - sendiri setelah dipakai
  4. Kebersamaan, Suasana kebersamaan antara kelas yang satu dengan lainnya
  5. Kedekatan/akrab, guru dengan siswa, siswa dengan siswa semua terasa dekat, tertawa bersama, makan bersama
  6. Kerja sama, tak ada program yang bisa berjalan tanpa ada kerjasama  dari tim maka di sini ada pembelajaran buat kami para guru dan juga anak - anak OSIS yang waktu itu juga aktif membantu terlaksananya program Sabtu sehat.
Sedikit materi pelajaran yang di ajarkan di dalam kelas. Namun banyak hal yang di dapat anak - anak di luar kelas. Penanaman dan penguatan karakter akan mewarnai Kegiatan belajar seperti itu. Dan pembelajaran seperti inilah yang saat ini lagi diluncurkan kembali. Kalau dulu di tahun 2006 pembelajaran outdoor kami laksanakan dengan tujuan - tujuan tersebut, kini tahun 2020 kembali lagi model pembelajaran outdoor guna mengembalikan karakter anak bangsa.

Apapun kerja keras kami saat itu adalah untuk kemuliaan anak bangsa. Dan program kami adalah keluar dari ide - ide para sahabat yang juga selalu berpikir bagaimana supaya. Tidak diam tak berpikir sama sekali untuk pengembangan model pembelajaran yang sudah ada, Terima kasih pak Zainul, karena kenangan itu selamanya kan kami kenang. Salam hormat 

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...