Edisi Rabu, 01 April 2020
KENANGAN ITU ...
Oleh Umi Maisyaroh
Masa social distancing membuat kami sekeluarga tak berani sering keluar rumah. Hari - hari kami tetap sibuk seperti biasa. Namun kesibukan kali ini membuat kami lebih dekat satu sama lain. Dekat dan lebih perhatian sama anak, lebih dekat dengan suami, lebih dekat dengan keponakan dan rasanya sesuatu banget ... Namun ada rasa jenuh yang mungkin ada tersirat kangen sama anak - anak didik yang sering membuat diri tersenyum, tertawa bahkan emosi yang terkadang asyik bermain - main dalam hati. Namun itulah mereka, warna - warni mereka membuat diri lebih memahami akan makna hidup. Bahwa hidup tanpa ada manfaat buat orang lain apalah artinya.
Dan kesibukan hari ini mengharuskan aku harus menemani suami dalam persiapan - persiapan menyongsong sebuah usaha baru. Usaha atau sering dikenal dengan berwiraswasta adalah pilihan telak buat suami setelah kantor cabang ditutup. Tapi bukan suami yang akan dibahas disini ... hehe. Aku ingin sedikit bercerita tentang siapa yang aku temui di sela - sela kesibukan kami. Ahay ... Yup, Mr. Zainul. Beliau merupakan teman seperjuangan dan motivator buat aku. Teringat masa - masa perjuangan, tahun 2006 silam. Perjuangan kami dan juga teman - teman di sebuah madrasah desa yang menurut kami saat itu jangan berpikir prestasi dalam sebuah perlombaan. Anak - anak rajin bersekolah dan semangat dalam belajar itu merupakan prestasi yang luar biasa. Sebuah prestasi yang akan mengantarkan anak - anak didik kami menuju gerbang kesuksesan.
Dan dengan ide - ide beliau, kami bersatu padu, satukan visi dan kompakkan langkah kami maju bersama. Teringat kala itu kami adakan makan sehat. Makan sehat yang diadakan setiap hari sabtu. Dengan keriewehan menyediakan makanan sehat dengan menu terjadwal, kami prediksi bahwa semuanya akan benar - benar rieweh. Menyediakan makanan sehat untuk sekitar 100 anak sementara kami para guru harus turun untuk memasak semua menu sendiri. Guru yang pada hari tersebut tak ada jam mengajar di kelas maka bertugas memasak menu makan sehat. Sementara guru yang lain tetap mengajar dengan kegiatan biasanya. Ketika masakan sudah siap maka semua warga madrasah di haruskan keluar kelas dan tertib antri.
Ah, teringat kala itu, sabtu yang seru. Kami para guru bekerja sama dalam mewujudkan program yang ada. Memasak dan mnyiapkan menu makanan berupa kolak kacang hijau telah selesai. Berikutnya membagi makanan kepada anak - anak. Semuanya harus antri, namun ada saja di antara mereka yang tak mau antri bahkan tak mau keluar kelas. Sungguh menyebalkan ... namun di sinilah tugas kami tertantang. Dengan keriewehan yang ada kami pun harus tetap telaten dan sabar menahan diri dari membentak. Beberapa guru sudah stay on membagi makanan sehat dan beberapa guru harus berkeliling ke dalam kelas - kelas guna mencari anak - anak yang bersembunyi di sana. Akhirnya semua beres, dan semua lahap menikmati menu hari ini. Kini giliran mencuci mangkok yang kotor, aturan main kami adalah mangkok atau piring harus di cuci sendiri - sendiri. Ya ... semuanya ramai menuju tempat cuci yang sekaligus tempat wudhu saat itu. Ruang wudhu yang berukuran 2 x 1 m spontan di serbu oleh 100 anak dengan tujuan yang sama yakni mencuci mangkok. Hadeeh banget deh pokoknya ... ramainya dapat, riewehnya bikin heboh dan lagi - lagi ada saja yang jahil dengan menyiram temannya pakai air cucian ... bikin suasana makin semburat dengan canda tawa mereka, dengan berbasah-basahan mereka kejar - kejaran di halaman. Tentu sangat capek hari itu kami rasakan sebagai guru. Tapi kami sadar itulah pembelajaran sesungguhnya untuk anak - anak bangsa.
Banyak hal yang perlu kami ajarkan dalam program tersebut selain tujuan utama kami adalah supaya anak - anak semakin betah dan semangat belajar di sekolah. Ada penanaman karakter :
Ah, teringat kala itu, sabtu yang seru. Kami para guru bekerja sama dalam mewujudkan program yang ada. Memasak dan mnyiapkan menu makanan berupa kolak kacang hijau telah selesai. Berikutnya membagi makanan kepada anak - anak. Semuanya harus antri, namun ada saja di antara mereka yang tak mau antri bahkan tak mau keluar kelas. Sungguh menyebalkan ... namun di sinilah tugas kami tertantang. Dengan keriewehan yang ada kami pun harus tetap telaten dan sabar menahan diri dari membentak. Beberapa guru sudah stay on membagi makanan sehat dan beberapa guru harus berkeliling ke dalam kelas - kelas guna mencari anak - anak yang bersembunyi di sana. Akhirnya semua beres, dan semua lahap menikmati menu hari ini. Kini giliran mencuci mangkok yang kotor, aturan main kami adalah mangkok atau piring harus di cuci sendiri - sendiri. Ya ... semuanya ramai menuju tempat cuci yang sekaligus tempat wudhu saat itu. Ruang wudhu yang berukuran 2 x 1 m spontan di serbu oleh 100 anak dengan tujuan yang sama yakni mencuci mangkok. Hadeeh banget deh pokoknya ... ramainya dapat, riewehnya bikin heboh dan lagi - lagi ada saja yang jahil dengan menyiram temannya pakai air cucian ... bikin suasana makin semburat dengan canda tawa mereka, dengan berbasah-basahan mereka kejar - kejaran di halaman. Tentu sangat capek hari itu kami rasakan sebagai guru. Tapi kami sadar itulah pembelajaran sesungguhnya untuk anak - anak bangsa.
Banyak hal yang perlu kami ajarkan dalam program tersebut selain tujuan utama kami adalah supaya anak - anak semakin betah dan semangat belajar di sekolah. Ada penanaman karakter :
- Disiplin, antri dan menunggu giliran tak main serobot
- Sabar, menunggu giliran menerima pembagian makanan kudu sabar meski hanya untuk semangkok kolak kacang hijau
- Tanggung jawab, mangkok atau piring harus dicuci sendiri - sendiri setelah dipakai
- Kebersamaan, Suasana kebersamaan antara kelas yang satu dengan lainnya
- Kedekatan/akrab, guru dengan siswa, siswa dengan siswa semua terasa dekat, tertawa bersama, makan bersama
- Kerja sama, tak ada program yang bisa berjalan tanpa ada kerjasama dari tim maka di sini ada pembelajaran buat kami para guru dan juga anak - anak OSIS yang waktu itu juga aktif membantu terlaksananya program Sabtu sehat.
Sedikit materi pelajaran yang di ajarkan di dalam kelas. Namun banyak hal yang di dapat anak - anak di luar kelas. Penanaman dan penguatan karakter akan mewarnai Kegiatan belajar seperti itu. Dan pembelajaran seperti inilah yang saat ini lagi diluncurkan kembali. Kalau dulu di tahun 2006 pembelajaran outdoor kami laksanakan dengan tujuan - tujuan tersebut, kini tahun 2020 kembali lagi model pembelajaran outdoor guna mengembalikan karakter anak bangsa.
Apapun kerja keras kami saat itu adalah untuk kemuliaan anak bangsa. Dan program kami adalah keluar dari ide - ide para sahabat yang juga selalu berpikir bagaimana supaya. Tidak diam tak berpikir sama sekali untuk pengembangan model pembelajaran yang sudah ada, Terima kasih pak Zainul, karena kenangan itu selamanya kan kami kenang. Salam hormat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar