Jumat, 10 April 2020

BAHAGIA DI RUMAH MERTUA INDAH


BAHAGIA DI RUMAH MERTUA INDAH
Oleh, Umi Maisyaroh

Melamar sang gadis kemudian diterima, menerima lamaran kemudian lanjut bertunangan, setelah itu lanjut ke jenjang pernikahan. Aduhay … Bahagia, layak dunia milik berdua, hehe. Setelah menikah, honey moon cuss Paris atau ke negeri Sakura, Jepang … Hmmm, sungguh romantic. Setelah semua prosesi selesai hingga honey moon pun usai, maka saatnya kita tinggal di rumah. Ya, di rumah… Pertanyaannya, tinggal di rumah siapakah setelah menikah ? Islam sangat menganjurkan buat dua pasang kekasih setelah menikah lebih baik tinggal terpisah dengan orang tua atau mertua. Islam adalah agama yang indah dan sangat mengerti akan kebutuhan umatnya. Namun tak selesai sampai di situ. Pada kenyataannya, tak seindah impian. Saya atau mungkin Anda juga pernah bermimpi setelah menikah akan tinggal berdua di sebuah rumah mewah, semuanya serba warna pink, rumah romantic. Atau mungkin, nanti setelah menikah langsung menuju perumahan real estate, yang mewahnya juga elegan. Namun ada juga yang berprinsip, tak apalah kita tinggal di rumah kontraan yang penting ada uang buat bayar, dan lain sebagainya. Intinya dengan alasan apapun alangkah lebih baiknya, ketika setelah menikah bisa tinggal terpisah dengan orang tua atau mertua, titik. Sekali lagi terkadang kenyataan tak seindah impian.

Ada banyak alasan kenapa mereka yang setelah menikah memilih tinggal di rumah orang tua atau mertua. Seperti halnya saya, dengan alasan anak cewek satu – satunya maka setelah menikah mau gak mau harus mau untuk tinggal bersama orang tua. Beda daerah beda adat pula, beda rumah beda pula aturannya. Saya asli orang jawa, entah ini adat atau bukan saya pun kurang tahu akan hal itu. Namun setahu saya, kebanyakan di daerah saya para orang tua lebih memilih menghabiskan masa tuanya bersama anak perempuannya, tentu dengan alasan klasik mereka. Anak perempuan lebih perhatian sama orang tua jika disbanding anak laki – laki, meski hal ini tak 100% benar. Anak perempuan akan lebih banyak waktu untuk mendampingi masa tua mereka, ini pun tak 100 % benar. Itu adalah alasan klasik kebanyakan orang tua di daerah saya. Sekali lagi, semua alasan yang mereka sampaikan tak benar 100 %. Karena pada kenyataannya, banyak anak laki – laki yang lebih perhatian kepada orang tuanya. Dan juga banyak sekali anak perempuan yang memilih hidup sebagai wanita karir sehingga waktu mereka habis di ruang kerja. Hal ini pun seakan meleset dari ajaran islam yang menyatakan bahwa setelah menikah maka anak perempuan sepenuhnya menjadi tanggung jawab suaminya. Tentu ajaran tersebut tak bisa terlaksana dengan sempurna jika seorang anak perempuan setelah menikah malah di minta tinggal bersama orang tua, sedikit banyak orang tua akan ikut campur urusan rumah tangga anaknya. Lalu bagaimana menyikapi hal tersebut ?

Jika Anda sebagai anak perempuan yang tinggal di daerah saya, bagaimana sikap Anda kepada orang tua seperti mereka ? Apakah setelah menikah Anda akan tinggal bersama orang tua atau mencari tempat tinggal lain ? Ayo jawab ya pemirsa … Saya menjawab dulu ya, … Jika memilih tinggal di luar atau berpisah dengan orang tua, tentu hal ini akan meyakiti hati orang tua. Ketika hati orang tua tersakiti maka coba Anda bayangkan apa yang akan terjadi, bisa jadi mereka marah sebagai luapan kecewa mereka karena anak perempuan tak mau balas budi. Atau mungkin mereka akan memendam kecewa dalam lubuk hati yang paling dalam, akhirnya mereka sakit gara – gara anak perempuannya yang telah tega meninggalkan kedua orang tuanya. Tentu saja, kedua kemungkinan tersebut tak menjadi pilihan kita semua. Lalu, jika pilihan di atas tidak semua menjadi pilihan kita maka kita memilih tinggal bersama orang tua. Mau tak mau, dengan segala alasan maka kita akan tinggal serumah dengan orang tua atau bagi suami kita menjadi tinggal seatap dengan mertua. Maka dalam hal ini saya berpendapat boleh – boleh saja anak perempuan memilih tinggal bersama orang tua setelah menikah, tentu saja semua itu harus didasari keikhlasan dari suami tercinta … maka mendapat ijin dari suami untuk tinggal bersama orang tua adalah hal yang sangat penting. Bagaimana pun juga ijin suami berarti ridho suami. Kita masih ingat bahwa setelah menikah, seorang anak perempuan yang telah berubah status menjadi istri akan sepenuhnya menjadikan suami menjadi nomer satu baru setelah itu orang tua.

Ketika ijin suami sudah di dapat, berarti isteri sudah mendapatkan ridho suami. Maka keluarga baru yang di dasari keridhoan suami dan kelegaan hati orang tua, Insya Alloh akan selalu di lindungi dan menjadi sebuah keberkahan. Dan jika hal ini terjadi pada Anda, tinggal serumah dengan orang tua maka tak tak salah jika suami Anda berharap “Bahagia di rumah mertua indah” dan tentunya akan diikuti oleh kebahagiaan isteri dan orang tua juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...