BAHAGIA DI RUMAH
MERTUA INDAH
Oleh, Umi Maisyaroh
Melamar sang gadis kemudian
diterima, menerima lamaran kemudian lanjut bertunangan, setelah itu lanjut ke
jenjang pernikahan. Aduhay … Bahagia, layak dunia milik berdua, hehe. Setelah
menikah, honey moon cuss Paris atau ke negeri Sakura, Jepang … Hmmm, sungguh
romantic. Setelah semua prosesi selesai hingga honey moon pun usai, maka
saatnya kita tinggal di rumah. Ya, di rumah… Pertanyaannya, tinggal di rumah
siapakah setelah menikah ? Islam sangat menganjurkan buat dua pasang kekasih
setelah menikah lebih baik tinggal terpisah dengan orang tua atau mertua. Islam
adalah agama yang indah dan sangat mengerti akan kebutuhan umatnya. Namun tak
selesai sampai di situ. Pada kenyataannya, tak seindah impian. Saya atau
mungkin Anda juga pernah bermimpi setelah menikah akan tinggal berdua di sebuah
rumah mewah, semuanya serba warna pink, rumah romantic. Atau mungkin, nanti
setelah menikah langsung menuju perumahan real estate, yang mewahnya juga
elegan. Namun ada juga yang berprinsip, tak apalah kita tinggal di rumah
kontraan yang penting ada uang buat bayar, dan lain sebagainya. Intinya dengan
alasan apapun alangkah lebih baiknya, ketika setelah menikah bisa tinggal
terpisah dengan orang tua atau mertua, titik. Sekali lagi terkadang kenyataan
tak seindah impian.
Ada banyak alasan kenapa mereka
yang setelah menikah memilih tinggal di rumah orang tua atau mertua. Seperti
halnya saya, dengan alasan anak cewek satu – satunya maka setelah menikah mau
gak mau harus mau untuk tinggal bersama orang tua. Beda daerah beda adat pula,
beda rumah beda pula aturannya. Saya asli orang jawa, entah ini adat atau bukan
saya pun kurang tahu akan hal itu. Namun setahu saya, kebanyakan di daerah saya
para orang tua lebih memilih menghabiskan masa tuanya bersama anak
perempuannya, tentu dengan alasan klasik mereka. Anak perempuan lebih perhatian
sama orang tua jika disbanding anak laki – laki, meski hal ini tak 100% benar.
Anak perempuan akan lebih banyak waktu untuk mendampingi masa tua mereka, ini
pun tak 100 % benar. Itu adalah alasan klasik kebanyakan orang tua di daerah
saya. Sekali lagi, semua alasan yang mereka sampaikan tak benar 100 %. Karena
pada kenyataannya, banyak anak laki – laki yang lebih perhatian kepada orang
tuanya. Dan juga banyak sekali anak perempuan yang memilih hidup sebagai wanita
karir sehingga waktu mereka habis di ruang kerja. Hal ini pun seakan meleset
dari ajaran islam yang menyatakan bahwa setelah menikah maka anak perempuan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab suaminya. Tentu ajaran tersebut tak bisa
terlaksana dengan sempurna jika seorang anak perempuan setelah menikah malah di
minta tinggal bersama orang tua, sedikit banyak orang tua akan ikut campur
urusan rumah tangga anaknya. Lalu bagaimana menyikapi hal tersebut ?
Jika Anda sebagai anak perempuan
yang tinggal di daerah saya, bagaimana sikap Anda kepada orang tua seperti
mereka ? Apakah setelah menikah Anda akan tinggal bersama orang tua atau
mencari tempat tinggal lain ? Ayo jawab ya pemirsa … Saya menjawab dulu ya, …
Jika memilih tinggal di luar atau berpisah dengan orang tua, tentu hal ini akan
meyakiti hati orang tua. Ketika hati orang tua tersakiti maka coba Anda
bayangkan apa yang akan terjadi, bisa jadi mereka marah sebagai luapan kecewa
mereka karena anak perempuan tak mau balas budi. Atau mungkin mereka akan
memendam kecewa dalam lubuk hati yang paling dalam, akhirnya mereka sakit gara
– gara anak perempuannya yang telah tega meninggalkan kedua orang tuanya. Tentu
saja, kedua kemungkinan tersebut tak menjadi pilihan kita semua. Lalu, jika
pilihan di atas tidak semua menjadi pilihan kita maka kita memilih tinggal
bersama orang tua. Mau tak mau, dengan segala alasan maka kita akan tinggal
serumah dengan orang tua atau bagi suami kita menjadi tinggal seatap dengan
mertua. Maka dalam hal ini saya berpendapat boleh – boleh saja anak perempuan
memilih tinggal bersama orang tua setelah menikah, tentu saja semua itu harus
didasari keikhlasan dari suami tercinta … maka mendapat ijin dari suami untuk
tinggal bersama orang tua adalah hal yang sangat penting. Bagaimana pun juga
ijin suami berarti ridho suami. Kita masih ingat bahwa setelah menikah, seorang
anak perempuan yang telah berubah status menjadi istri akan sepenuhnya
menjadikan suami menjadi nomer satu baru setelah itu orang tua.
Ketika ijin suami sudah di dapat,
berarti isteri sudah mendapatkan ridho suami. Maka keluarga baru yang di dasari
keridhoan suami dan kelegaan hati orang tua, Insya Alloh akan selalu di
lindungi dan menjadi sebuah keberkahan. Dan jika hal ini terjadi pada Anda,
tinggal serumah dengan orang tua maka tak tak salah jika suami Anda berharap “Bahagia
di rumah mertua indah” dan tentunya akan diikuti oleh kebahagiaan isteri dan
orang tua juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar