Edisi Ahad, 29 Maret 2020
BUKAN PILIHAN
Oleh Umi Maisyaroh
Kondisi semakin mencekam bagi kami yang selalu online dan tahu kabar buruk tanpa ada batasan. Informasi terkait Covid-19 yang sangat membuat kami gelimpungan dan ketar - ketir akan kehidupan kami selanjutnya. Berawal dari diberitakan bahwa daerah kami teridentifikasi satu orang pasien yang positif terkena virus corona. Semua semakin memperparah kondisi kami sekeluarga ketika kami menerima kabar bahwa pasien merupakan satu rombongan umroh dengan saudara kami yang beberapa minggu lalu kami ziaroh umroh ke rumahnya. Hal yang kami khawatirkan adalah bagaimana jika corona itu telah menulari saudara kami tersebut dan kemudian sampai pada keluarga kami. Plus nya lagi ketika saya mengalami sakit kepala dan meriang pada hari pas hitungan hari ke-14 setelah kami ziaroh. Pikiran buruk dan menduga - duga pun seperti mencuat dengan paksa, " Jangan - jangan sakitku ini adalah gejala awal dari terjangkitnya virus corona, jangan - jangan aku sudah ketularan virus yang mematikan itu ".
Bukan sesuatu remeh dan memang butuh kepedulian ekstra terkait virus ini, inilah awal diri semakin drop. Kabar buruk yang tiada batasan plus kekhawatiran yang terlalu hingga lupa akan kekuasaan Alloh SWT sangatlah merugikan diri sendiri. Saya sadar, kondisi semakin drop ketika semua terasa tak terkendali. Dan akhirnya, salah satu media sosial yang selalu On di tangan memberitakan bahwa virus ini di duga merupakan rekayasa mereka orang - orang yahudi. Orang - orang yahudi yang selamanya tak mau berdamai dengan islam bahkan selalu iri dan tak rela dengan kejayaan islam. Sejak itu, diri ini merasa tergugah, kalau itu semua merupakan sebuah rekayasa, alangkah naifnya diri ini yang tampil dengan lemah, aku harus kuat dan sehat. Bangunlah dan tersenyum adalah langkah setelah sekian jam mendiamkan diri karena tak sehat.
Terkadang saya atau pun Anda butuh waktu, butuh sebuah jedah untuk sadar. Khawatir dan panik tekadang berada pada formasi depan pikiran saya atau pun Anda. Namun tak jarang pula mereka, orang - orang yang selalu mengedepankan ketenangan dan kepasrahan luar biasa dalam hidupnya, tak tergoda dengan isu - isu yang merebak pesona di luaran sana. Kedua kondisi yang mungkin jauh berbeda dan masing - masing sadar akan resikonya. Tapi ada posisi kita saat kita menerima kabar buruk, yang terpenting adalah di awal atau kedua tetaplah ingat bahwa semua terjadi atas ijin-NYA, maka bersujudlah dan minta perlindungan kepada-NYA serta pasrahkan semua kepada-NYA. Disertai dengan ikhtiar menjaga keseimbangan jasmani rohani, maka semuanya akan baik - baik saja. Karena apa yang terjadi sekarang BUKAN PILIHAN kita, melainkan takdir yang di luar kendali kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar