Rabu, 25 Maret 2020

TERLAMBAT 5 MENIT

Hari ke - 20
Edisi RABU, 25 Maret 2020

TERLAMBAT 5 MENIT
Oleh Umi Maisyaroh


Masih lanjut Dialog Yang Luar Biasa pada tulisan sebelumnya, kini ada parenting education yang beliau ambil. Dengan kalimat "Terlambat 5 menit " beliau kasih contoh bahwa dalam keseharian, beliau sangat sayang kepada putra - putrinya. Sayang yang berwujud dalam banyak hal. Kali ini, diceritakan bahwa dia akan menuruti permintaan anak - anaknya namun selalu dia lambatkan meski hanya sedikit waktu. Sebagai contoh. ketika anak - anak balitanya minta minum susu, maka beliau bilang "sebentar ya nak tunggu 5 menit, biar di buatkan dulu ", atau ketika anak - anak minta dibelikan baju maka beliau bilang "Sebentar ya nak, Papa Mama masih ngumpulin uang ". Bukan aku tak punya uang kemudian aku bilang begitu kepada anak - anakku, tapi sayang mereka dan aku didik mereka supaya lebih menghargai proses dan tidak meminta semua harus instan, tambah beliau dalam ceritanya. Sebuah cerita yang penuh makna bagi saya. Makna yang tersimpan dan sangat berharga.

Iya, makna tersimpan yang memiliki arti bahwa anak - anak perlu di ajarkan akan sebuah proses, sebuah kegiatan atau mungkin perjuangan untuk mewujudkan suatu keinginan atau impian. Dalam dialog kami, Beliau juga menyampaikan "Anak - anak butuh latihan akan adanya sebuah proses, supaya nanti dia mampu menghargai proses dan selalu hidup dengan sebuah proses bukan instan". Dialog yang luar biasa, dari seorang ayah yang sibuk bekerja, mencari nafkah buat keluarga tapi masih ada waktu bahkan pemikiran dalam parenting education atau pendidikan pola asuh. Anda setuju atau tidak, sadar atau tidak, sebenarnya kita menjadi sosok seperti saat ini pun adalah berkat sebuah proses yang panjang. Proses yang tidak terlepas dari pola asuh dari orang tua kita. Dan kemudian dengan segala kecakapan mulai tumbuh dan berkembang seiring dengan ilmu yang di dapat. Dan latihan atau pembelajaran buat  anak - anak memang sangat penting. Karena itu ibarat sebuah pondasi yang di bangun berhari - hari dengan harapan bangunan kelak tidak mudah terbawa oleh angin kencang yang ada di sekitar bangunan tersebut. Sama halnya dengan pendidikan anak - anak, ibarat pondasi maka kelak anak - anak yang memiliki pondasi yang kuat tidak mudah terombang - ambing dengan lingkungan yang mungkin tak ramah dengan anak - anak kita. 

Kalau bicara pendidikan anak - anak merupakan pondasi yang menentukan kekuatan diri anak dalam mengarungi kehidupannya kelak maka di sini mutlak peran orang tua, Ayah Bunda sangat di butuhkan. Jadi mari kita berusaha bersama memberikan pendidikan yang terbaik buat anak - anak kita, supaya mereka menjadi generasi emas, Aamiin.

Salam hormat, terimakasih atas ilmu yang luar biasa Bang Nyoman. Belajar dengan siapa pun, di mana pun dan kapan pun. Semoga semakin sukses dan sehat selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...