Senin, 16 Maret 2020

ANAKKU SEORANG RAJA

Hari ke - 10
Edisi Ahad, 15 Maret 2020

ANAKKU SEORANG RAJA
Oleh Umi Maisyaroh

Melanjutkan tulisan yang lalu, menurut Munif Chatib seorang anak memiliki tiga status dalam kehidupan, diantaranya Raja, Pembantu dan Wazir. Kali ini, penulis ingin membahas terkait anak berstatus raja. Ya ... Anakku seorang raja, mungkin anak Anda juga. Perlu kita ingat bahwa status raja pada anak berlangsung pada usia 7 tahun pertama atau usia 0 - 7 tahun. Pada usia ini anak - anak masih hidup dalam pengenalan atau serba ingin tahu. Maka kalau kita amati seorang anak berusia sekitar tiga tahunan maka lucunya dapat, ceriwis yang dikuti dengan tingkah yang super aktif akan dapat pula. Sampai gak terasa orang tua yang menghadapi anak usia ini dituntut aktif pula bahkan ikut cerewet juga para mamak - mamak karena saking aktifnya anak - anak di usia ini. Pada usia tiga tahun, anak akan lebih banyak bertanya, "Bunda, mau kemana ? "ketika dia melihat Bundanya berdandan tak seperti biasanya, "Yah, lagi apa?" ketika melihat ayahnya sedang perbaiki motor atau mobil, bahkan ada banyak diantara anak - anak usia tersebut maunya mengikuti seperti apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Ketika Bunda memasak di dapur dengan memegang segala senjata dapur maka si kecil pun tak mau kalah, dia akan minta senjata dapur yang sama persis dengan Bundanya, atau ketika Ayah sedang perbaiki mobil dengan berbagai obeng di tangannya maka si kecil pun akan meminta obeng yang sama. Dan anehnya atau juga lumrah di mata kita, kita sebagai orang tua pasti akan menuruti kemauan mereka apapun itu. Karena anak - anak pada usia ini pun jarang yang mau dicegah. Yang ada malah tangisan histeris ketika kita larang/ cegah ini dan itu ... hehe, iyakan Bunda? Moga tidak ya. 

Selain itu, anak - anak pada usia ini hampir semua waktunya hanya untuk bermain. Dalam pikiran mereka yang ada adalah bermain dan bermain. Semua yang mereka lakukan adalah bermain. Mungkin saya atau Anda masih ingat, bagaimana asyiknya anak - anak kita ketika mencorat - coret dinding ruang tamu kita ... Asyik sekali ! Ketika diingatkan, apa jawaban mereka ? Hayo ... kita ingat bersama ! Pasti dulu mereka menjawab, "Bagus Bunda, warnanya bagus - bagus ... kayak pelangi ya Bun?" Nah kan ... apa yang kita pikir itu adalah merusak, membuat kotor dinding ... eh, buat mereka sungguh menyenangkan. Nah, dari sini kita paham kan ... bahwa dunia mereka adalah bermain.

Lalu bagaimana kita menyikapi bermainnya anak - anak yang berbahaya ? Nah, anak menjadi raja bukan berarti kita membiarkan anak - anak semaunya sendiri hingga dia berada dalam kondisi berbahaya. Dalam usia tujuh tahun pertama, apalagi di usia balita, anak - anak harus ada pendampingan dalam semua aktivitasnya karena anak pada usia ini hanya pada kesenangan atau bermain saja, dia masih belum tahu mana yang aman dan mana yang bahaya. Dalam hal ini tentu saja peran orang tua diperlukan dalam pendampingan. Misal saja anak - anak bermain lempar - lemparan batu, tentu hal sangat berbahaya. Untuk pendampingan maka perlu adanya larangan atau cegahan, tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami anak - anak dan tidak terkesan memarahi mereka. Misal dengan pengalihan model bermain, ketika anak - anak bermain lempar - lemparan batu bisa dialihkan dengan menyusun batu hingga membentuk gunung, dan lain sebagainya.

Usia tujuh tahun pertama, anak adalah raja. Namun bukan berarti dia menjadi seorang raja dengan segala kekuasaan pada sebuah kerajaan pada umumnya. Anak - anak pada usia ini adalah seorang raja pada kerajaan bermain mereka. Meski seorang raja mereka perlu pendampingan dari orang tua atau orang terdekat mereka supaya terhindar dari jenis bermain yang berbahaya.

Salam ... semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...