Pada dasarnya belajar memiliki arti yang sangat luas. Belajar merupakan proses yang bisa membawa individu mengalami perubahan. Perubahan tersebut mencakup perubahan yang bersifat jasmani maupun rohani. Semisal, setelah mengalami belajar ada perubahan cara makan, tidur dan sebagainya. Adapun perubahan rohani, misalkan saja perubahan pola pikir atau mindset dan sebagainya. Yang intinya perubahan tersebut membawa individu menuju kondisi yang lebih baik.
Namun kali ini, makna belajar yang hendak disampaikan penulis hanya sebatas mempelajari materi pelajaran yang telah atau belum diberikan pada anak - anak. Sehingga muncul sebuah judul tulisan "Anakku tak mau belajar ". Lingkup yang menjadi pembahasan adalah seputar anak - anak. Adapun obyek yang menjadi fokus di sini sebatas materi pelajaran di sebuah lembaga pendidikan saja.
Kembali lagi kepada judul di atas, banyak keluhan dari ibu - ibu yang ditemukan penulis dalam sebuah kegiatan parenting online ( Komunitas "IHI "), di antara keluhan tersebut terungkap, anak - anak mereka susah di ajak belajar, mengulang pelajaran dari sekolah bahkan ada yang tidak mau belajar sama sekali. Hal ini yang kemudian membuat pusing para orang tua terutama para ibu yang notabene bertugas mendampingi anak - anak dalam belajar. Dalam kegiatan tersebut pula, ada beberapa hal yang bisa dilakukan supaya anak - anak mau belajar, diantaranya :
1. Siapkan tempat yang nyaman
Tempat belajar yang nyaman merupakan salah satu yang kemungkinan besar mampu menarik semangat anak - anak dalam belajar. Tentu saja tidak mengartikan nyaman dengan sebuah fasilitas lengkap dan mewah. Ruangan ber-AC, meja kursi yang wah atau bahkan diiringi dengan alunan musik yang slow. Sekali lagi bukan. Fasilitas yang nyaman bisa diartikan dengan fasilitas yang jauh dari gangguan - gangguan eksternal yang bisa mengganggu konsentrasi belajar. Semisal, terdapat TV atau banyak anak- anak kecil yang gurau. Jadi diusahakan tempat belajar sangat mendukung konsentrasi belajar dan tidak harus mewah.
2. Biarkan anak - anak memiliki istirahat yang cukup.
Istirahat atau melepas lelah meski sejenak sangat dibutuhkan juga oleh anak-anak. Karena mereka adalah juga manusia yang punya rasa lelah namun terkadang karena jiwa anak-anak yang aktif dan maunya bergerak saja maka lelah menjadi sesuatu yang tak dirasa dan tak perlu terucap. Namun meski begitu, kita sebagai orang tua, bunda pasti lebih mengenal anak anak kita, kapan dia baik baik saja, kapan dia memiliki batas keaktifan selama sehari. Jiwa anak selalu aktif dalam motorik, tanpa orang tua yang selalu mengawasi dan menjadi rem buat mereka maka bisa jadi sakit dan malah saking lelahnya, anak-anak tak mau lagi belajar yang notabene belajar juga kegiatan yang butuh konsentrasi yang ekstra apalagi belajarnya harus dalam posisi yang anteng alias duduk dengan sikap sempurna tak boleh banyak gerak. Ah, kenali anak-anak dan memberikan perhatian dalam kelelahan anak termasuk tugas kita sebagai orang tua.
3. Janganlah dipaksa
Anak tak mau belajar, bahkan marah atau cemberut ketika disuruh belajar merupakan hasil dari ucapan atau perintah kita yang mungkin tidak menyesuaikan dengan kondisi anak. Anak anak merupakan usia yang identik dengan usia gembira, usia dimana mereka memandang segala sesuatu dengan gembira tanpa beban, tanpa pikir panjang dan semuanya kalau bisa dikondisikan seperti halnya bermain. Jangan heran ketika anak-anak kita maunya bermain terus, karena itu memang masanya. Maka kita sebagai orang tua yang sayang kepada anak anak kita sudah semestinya memperhatikan bagaimana seharusnya belajar kita terapkan Kepada anak anak tanpa merasa dipaksa. Maka pilihan satu satunya adalah bermain sambil belajar atau buatlah belajar itu seakan akan bermain. Atau mungkin juga buatlah bermain anak-anak mampu menghasilkan ilmu pengetahuan. Tentu hal ini bukan sesuatu yang gampang. Butuh ketrampilan dan kreativitas orang tua dalam hal ini, terutama para ibu yang sering kali mendampingi anak-anak dalam bermain. So, Ayuk asah kreativitas kita sebagai ibu atau pun orang tua untuk mendidik anak-anak kita tercinta.
Tiga hal yang mungkin bisa kita lakukan. Melakukan atau menerapkan adalah satu - satunya cara supaya kita tahu bahwa ikhtiar dengan cara tersebut bisa berhasil atau tidak.
Salam parenting
Istirahat atau melepas lelah meski sejenak sangat dibutuhkan juga oleh anak-anak. Karena mereka adalah juga manusia yang punya rasa lelah namun terkadang karena jiwa anak-anak yang aktif dan maunya bergerak saja maka lelah menjadi sesuatu yang tak dirasa dan tak perlu terucap. Namun meski begitu, kita sebagai orang tua, bunda pasti lebih mengenal anak anak kita, kapan dia baik baik saja, kapan dia memiliki batas keaktifan selama sehari. Jiwa anak selalu aktif dalam motorik, tanpa orang tua yang selalu mengawasi dan menjadi rem buat mereka maka bisa jadi sakit dan malah saking lelahnya, anak-anak tak mau lagi belajar yang notabene belajar juga kegiatan yang butuh konsentrasi yang ekstra apalagi belajarnya harus dalam posisi yang anteng alias duduk dengan sikap sempurna tak boleh banyak gerak. Ah, kenali anak-anak dan memberikan perhatian dalam kelelahan anak termasuk tugas kita sebagai orang tua.
3. Janganlah dipaksa
Anak tak mau belajar, bahkan marah atau cemberut ketika disuruh belajar merupakan hasil dari ucapan atau perintah kita yang mungkin tidak menyesuaikan dengan kondisi anak. Anak anak merupakan usia yang identik dengan usia gembira, usia dimana mereka memandang segala sesuatu dengan gembira tanpa beban, tanpa pikir panjang dan semuanya kalau bisa dikondisikan seperti halnya bermain. Jangan heran ketika anak-anak kita maunya bermain terus, karena itu memang masanya. Maka kita sebagai orang tua yang sayang kepada anak anak kita sudah semestinya memperhatikan bagaimana seharusnya belajar kita terapkan Kepada anak anak tanpa merasa dipaksa. Maka pilihan satu satunya adalah bermain sambil belajar atau buatlah belajar itu seakan akan bermain. Atau mungkin juga buatlah bermain anak-anak mampu menghasilkan ilmu pengetahuan. Tentu hal ini bukan sesuatu yang gampang. Butuh ketrampilan dan kreativitas orang tua dalam hal ini, terutama para ibu yang sering kali mendampingi anak-anak dalam bermain. So, Ayuk asah kreativitas kita sebagai ibu atau pun orang tua untuk mendidik anak-anak kita tercinta.
Tiga hal yang mungkin bisa kita lakukan. Melakukan atau menerapkan adalah satu - satunya cara supaya kita tahu bahwa ikhtiar dengan cara tersebut bisa berhasil atau tidak.
Salam parenting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar