Senin, 23 Maret 2020

PEJUANG UJIAN NASIONAL (UN)

Hari ke - 18
Edisi Selasa, 24 Maret 2020

PEJUANG UJIAN NASIONAL (UN)

" Pejuang Ujian Nasional (UN) " satu kalimat yang sering saya baca pada profil anak - anak kelas IX dan XII dalam berbagai media sosial mereka bahkan pernah juga menemui slogan seperti pada profil anak - anak kelas VI. Sungguh disayangkan karena anak yang berpendidikan membatasi diri mereka hanya sebatas sesuatu yang mungkin bukan penentu masa depan mereka. Dalam tahun - tahun pendidikan yang dulu, Nilai Ujian Nasional memang sangat berperan penting dalam penentu kelulusan anak - anak di kelas akhir. Namun seiring dengan berbagai perubahan kurikulum maka nilai Ujian Nasional bukan lagi sebagai penentu kelulusan. Penentu kelulusan diserahkan kepada pihak sekolah. Kebijakan ini dibuat karena benar - benar mengakui keberadaan para guru yang mendidik dan mengajarkan materi pelajaran selama kurang lebih tiga atau 6 tahun. Para guru di sekolah mengajarkan materi - materi yang di ampu mulai dari kelas bawah hingga kelas akhir, banyak perjuangan di dalam prosesnya, pahit, getir dan bahagia pun telah dirasakan, dengan adanya kebijakan sekolah untuk berperan dalam meluluskan siswa - siswinya pasti akan  lebih banyak menoleh pada proses panjang. Dalam arti simpelnya, tidaklah adil jika siswa ditentukan kelulusan hanya pada Ujian Nasional yang hanya dilaksanakan 3 - 4 hari. Selain  itu, bagaimana Kurikulum terbaru memberikan kebijakan bahwa sekolah bisa juga memberikan kriteria kelulusan dari sikap atau prilaku para siswanya, tentu hal ini merupakan kebijakan yang luar biasa. Dengan peduli akan sikap dan perilaku berarti pendidikan formal juga peduli akan moral anak bangsa. Karena beradabnya bangsa ditentukan oleh moral anak bangsa. 

Bagi saya selaku penulis, slogan "Pejuang UN" tidaklah salah 100 % namun seperti ada suatu makna tersirat dalam slogan itu, makna yang diartikan seluruh ikhtiar pada masa - masa kelas akhir hanyalah terbatas pada kesuksesan UN saja. Sebentar kita tengok agenda kurikulum dalam rangka menyukseskan anak - anak didiknya dalam kegiatan akhir, ada diantaranya menerapkan program : tambahan pelajaran, doa bersama dan mungkin ada peningkatan - peningkatan ibadah yaumiyah yang semuanya mampu memberi persiapan yang lebih matang dalam menghadapi ujian. Kalau hanya sebatas pada kesuksesan UN saja maka sangat merugi dan mempersempit kekuasaan Sang Pemberi Nikmat, Alloh SWT. Bukankah doa bersama dan peningkatan ibadah yaumiyah serta kedisplinan anak - anak dalam mengikuti tambahan pelajaran akan sangat berpengaruh pada pencapaian cita - cita mereka? semua proses yang ada di dalamnya bisa menjadi pengiring bahkan mengantarkan anak - anak dalam menggapai seluruh cita mereka? 

Jadi di sini saya mengajak anak - anakku semua untuk tidak membatasi semua kerja keras dalam ikhtiar hanya untuk nilai UN yang gemilang. Namun, seharusnya ikhtiar tersebut mampu mengantarkan kita untuk menggapai cita - cita yang telah  tergantung setinggi langit. Serta para guru dan orang tua, sungguh impian Anda bisa jadi lebih besar dari pada anak - anak maka mari bersama kita arahkan mereka untuk lebih memiliki tujuan yang lebih tinggi lagi, tumbuhkan keyakinan kepada mereka bahwa Alloh SWT sangat dekat dan akan mengabulkan semua keinginan mereka yang di ikhtiarkan dengan maksimal.

Salam ikhtiar menuju masa depan gemilang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...