Edisi Senin, 13 April 2020
AKU DAN KAMU SALING SAYANG
Oleh, Umi Maisyaroh, SPd
"Aku dan Kamu saling sayang " kalimat itulah yang pantas buat mereka berdua. Tak hanya berwisata selalu bersama bahkan dalam keseharian pun mereka bersama. Bermain mobil - mobilan, makan, canda ria, berebut mainan, bersepeda, bahkan kejar - kejaran pun sering hadir dalam indahnya dunia mereka berdua. Bukan saudara kandung, mereka adalah bersepupu yang rumahnya pun saling berhadapan. Maka tak heran jika mereka berdua selalu bersama. Apalagi dalam masa - masa social distancing gegara corona, semua kegiatan dilakukan di rumah. Maka mereka pun seakan tak mau berpisah satu sama lain. Bukan sekandung tapi kebersamaan mereka tak jauh beda dengan saudara sekandung. Meski ada percikan api di antara mereka namun itu adalah api mainan. Habis marah - marahan, akur lagi, itulah dunia mereka. Semua simpel, sudah ya sudah. Kemarin ya kemarin. Hari ini ya hari ini. Sehingga hari - hari mereka berdua selalu penuh dengan canda tawa dan riuh yang membuat suasana hidup di rumah kami.
Tapi ada satu hal yang terkadang bahkan kalau dibiarkan mengancam rasa sayang mereka. Ayah Bunda, mungkin hal ini juga terjadi sama putra putri Anda berdua. Ada saat - saat mereka akur rukun dan gelak tawa keseruan selalu ada dalam masa bermain mereka. Tapi adakalanya juga ada keributan yang mewarnai dunia mereka sehingga menyebabkan salah satu di antara mereka menangis. Biasanya adik atau yang lebih kecil yang menangis. Nah, kalau sudah seperti itu maka yang sering terjadi adalah ada campur tangan orang dewasa. Campur tangan mereka ini berupa menyalahkan anak yang lebih besar atau kakaknya, benar gak Bunda? hehe ... banyak benarnya ya. Nah Ayah Bunda, seperti saya sebutkan di atas, bahwa kehidupan mereka sangat simpel, marah - marahan hanya sebentar saja, yang buat kondisi parah dan semakin lama adalah adanya campur tangan orang dewasa.
Nah, Ayah Bunda, coba Anda bayangkan jika dalam kejadian tersebut si kakak selalu disalahkan dan dimarahi karena adiknya menangis maka apa yang terjadi sama kakak? Dia akan merasa selalu salah, rasa sayang akan berkurang kepada adiknya bahkan akan muncul rasa benci kepada adiknya karena dia sang kakak sering kena marah. Ayah Bunda, memang si kecil menangis tak selalu harus di biarkan namun kakak pun tak selalu harus disalahkan juga kan? Terkadang kita sebagai Ayah Bunda paham betul bahwa yang salah waktu itu adalah si kecil karena dia maunya sendiri. Mainan dia rebut mau dimiliki semuanya. Tapi kita saja yang berharap kakak harus bisa ngemong si adik. padahal kita tahu juga, kakak masih 7 tahun dan adik masih 3 tahun. Usia kakak masih sangat tergolong kecil, masih anak - anak. Akankah kita tuntut kakak yang sama - sama kecil bisa ngemong denga sempurna?
Ini semua butuh kesadaran kita sebagai Ayah Bunda. Bolehlah kita mendiamkan si kecil yang lagi menangis tanpa harus memarahi si kakak. Sehingga tak ada yang pudar dari keduanya. Sayang mereka selalu terjaga. Dan yang terpenting lagi perasaan adik kakak selalu senang tanpa ada yang tersakiti. Semoga bisa menginspirasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar