Hidupku adalah pergi darimu. Sebuah ungkapan yang memiliki arti, aku bisa hidup jika aku tak bersamamu lagi, aku bisa exist jika aku keluar dari hidupmu dan aku bisa hidup tenang jika aku tak menjadi anak buahmu, aku bisa hidup dengan nyaman jika aku lepas dari memimpin kalian, dan mungkin masih banyak arti lain.
Sebuah ungkapan protes akan ketidaknyamanan diri kita pada suatu kondisi. Kondisi pahit, serasa diri tak mampu menelannya dan memilih jalan cari sesuatu yang manis di luar sana. Kepahitan dalam hidup tak hanya dirasakan oleh beberapa orang saja, hampir semua orang pernah merasakannya. Namun dari sekian orang hanya beberapa saja yang bisa menikmati pahitnya hidup, kemudian berjuang mencari penawar rasa pahit dan akhirnya mendapatkan manis serasa gula. Kalau kita tengok sebentar saja ke belakang, coba ingat bagaimana sejarah para pendahulu kita di negeri indonesia tercinta, hampir 350 tahun hidup di tengah - tengah penjajah. Masih ingatkah dengan Bilal, seberapa lama ia menjadi budak sahaya ? Masih ingatkah dengan Yusuf A.S kecil yang terdholimi oleh saudaranya sendiri ? Dan bagaimana pula kehidupan awal ibu Sarah ketika di tinggal oleh suami tercinta Nabi Ibrahim A.S di tengah - tengah padang pasir ? Atau juga bagaimana kehidupan masyarakat Mekkah sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW ? Hidup mereka semua pahit di awal.
Dan Ingat pula, kisah dari Nabi Yunus yang pergi meninggalkan kaumnya karena stok sabarnya tipis ? Ketika Nabi Yunus memilih pergi, malah kepahitan menimpa dirinya kembali, dengan hidup di dalam perut ikan Hiu.
Wahai saudaraku yang sekarang bersiap - siap pergi mencari gula - gula kehidupan. Tak ada larangan untuk berhijrah mencari yang lebih baik. Tak ada larangan berhijrah karena merasa kesabaran habis. Tak ada larangan berhijrah jika hatimu sudah mantap.
Mungkin tulisan ini sekedar mengingatkan saja bahwa :
- Kehidupan baru tempat kita berhijrah belum tentu lebih baik dari kehidupan lama
- Kalau pun penyebabnya kesabaran habis, sebenarnya kesabaran itu selalu ada buat kita yang selalu ingin memilikinya
- Kepahitan adalah obat buat kita. Obat kesuksesa, kedewasaan, menjadi pribadi lebih baik, lebih bijaksana
- Tak ada kesempurnaan di dunia ini
- Hiduplah saling melengkapi, apalagi bekerja sebagai team
- Sesungguhnya kepahitan yang kita rasa bisa jadi karena ujian ataupun musibah buat kita. Karena itu merupakan sarana terbaik untuk semakin dekat sama Sang Pemberi Solusi, Alloh SWT
- Sertakan Alloh SWT di setiap langkahmu
Hanya Alloh SWT pemilik kebenaran