Kalian Hebat ... Itulah ungkapan dari hati yang paling dalam buat kalian semua anak - anakku. Kalian yang begitu polos, kalian yang malu - malu saat pertama kali menginjakkan kaki di sini, di MTs Miftahul Ulum Pulosari Lumajang, sekarang menginjak tahun ke-2, kalian membuat saya bahagia. Kini, kalian bisa berpikir secara logis, bisa berempati begitu dalam dan punya kepedulian luar biasa.
Ketika pagi ini, kalian menyodorkan sebuah catatan notulen rapat OSIM, saya terkejut dan juga bangga. Seorang yang masih berusia kurang lebih 15 tahun, kalian bisa membentuk barisan kekompakkan tanpa perintah, kalian bisa menghasilkan sebuah kesepakatan tanpa adanya campur tangan seorang pembina, kalian bisa dengan rapi menyusun sebuah rencana kerja yang begitu runtut ... Saya bangga kepada kalian.
Wahai Bapak Ibu Guru, anak - anak di sekolahmu sungguh luar biasa, mereka hebat, mereka tumbuh dengan segala ketulusan hatimu dalam mendidik dan membimbing mereka. Kenakalan kecil, kecurangan, kebohongan, dan lain sebagainya bukan watak asli mereka. Itu hanya kerikil - kerikil kecil yang harus engkau singkirkan dari jalan. Ibarat anak kecil yang berlatih mengayuh sepeda, jatuh itu hal biasa, semakin engkau telaten mengajarinya maka semakin cepat ia bisa mengayu sepeda. Sama, seperti itulah mendidik anak - anak. Butuh ketelatenan, butuh reward dan juga sanksi.
Telaten, Reward dan Sanksi merupakan syarat mutlak yang harus dibawa saat mendidik anak - anak.
- Telaten, bukan sesuatu yang lebay, yang membuat mereka manja. Namun telaten dalam memberi mereka pengertian yang kemudian membuahkan kesadaran. Dengan kesadaran maka mereka akan mudah diarahkan.
- Reward, siapa sih yang gak suka di puji ??? apalagi dipuji di depan umum ... Wow, serasa paling hebat kan... Sama, anak - anak juga butuh sebuah pujian. Pujian yang bisa memotivasi, pujian yang mampu membakar semangat anak - anak kita.
- Sanksi/punish, merupakan sesuatu yang berat namun harus dibawa. Berilah sanksi sekedar untuk memberikan kesadaran bahwa perbuatan mereka salah. Bukan sanksi yang membuat mereka malu di depan teman - temannya.
Sejatinya, anak - anak sama seperti kita. Mereka suka jika diperhatikan dalam bentuk ketelatenan, Mereka akan terbakar semangatnya jika dipuji. Dan malu jika mereka diremehkan di depan teman - temannya.
Jika engkau ingin anakmu sopan di depanmu maka engkau harus sopan di depan mereka.
Jika engkau tak mau dibentak oleh anakmu maka janganlah engkau membentak mereka
Jika engkau ingin anakmu taat kepadamu maka jadilah kamu pribadi yang taat
Jika engkau ingin anakmu rajin belajar maka rajinlah engkau belajar
Jika engkau ingin anakmu tidak suka merokok maka janganlah engkau merokok
Anak lebih suka melihat dan mencontoh sikap gurunya dari pada mereka harus mendengarkan ceramah yang membuat mereka terkantuk - kantuk.
Wahai Bapak Ibu Guru, mungkin ada juga yang terbesit dalam hati, sebaik - baik kita kasih contoh kepada mereka, mereka akan meniru yang ada di sosial media. Karena mereka tak henti - hentinya berteman dengan sosial media.
Wahai Bapak Ibu Guru, biarkan mereka berteman ataupun bersahabat dengan sosial media. Itu merupakan masalah kecil buat kita. Yang perlu kita ingat bersama adalah jika kita melakukan sesuatu hal yang sudah menjadi habit kita maka kita akan mudah mengarahkan anak - anak kita. Dan sebaliknya, Jika kita tidak melakukan sesuatu yang dilarang karena kita paham betul akibat buruknya, maka akan dengan mudah kita menyampaikan hal itu kepada anak - anak.
Dan yang terakhir adalah jangan lupa sisipkan wajah anak - anak didik kita dalam doa harian kita. Sesungguhnya, hati mereka dalam genggaman Alloh SWT.
Selamat berjuang wahai Bapak Ibu Guru ...
Selamat berkarya ...
Engkau telah memilih jalan yang tepat, berinventasi guna engkau ambil di akherat kelak.