Sabtu, 05 Oktober 2019

Ku mencintaimu, Nak

Salut sama Elia Daryati R psikolog dan Anna Farida, penulis dan penerjemah, yang telah menuliskan parenting with heart.  Kalimat yang sangat mengena adalah " Mencintai anak tidak sama dengan menguasainya. Cinta anak berarti mendampingi anak tumbuh menjadi dirinya sendiri. Cinta yang sehat itu memerdekakan dan memampukan, bukan memenjarakan dan mengerdilkan ". Banyak diantara orang tua yang memaksakan kehendaknya kepada anaknya dengan dalih, " ini buat kebaikan kamu juga, nak ", padahal tidak semua anak memiliki keinginan dan kehendak yang sama dengan orang tuanya. Masing-masing anak memiliki karakter dan impian yang mungkin berbeda dengan orang tuanya. Tak jarang anak berusaha kabur dari kenyataan di keluarganya, anak-anak yang melampiaskan kekangan dirinya kepada teman-temannya. Anak merasa tidak nyaman di keluarganya karena orang tua selalu memaksa kehendak di depan anak anaknya. Anak merasa seperti boneka, semua serba di suruh, sementara kehendaknya sendiri malah tidak boleh sama orang tuanya.

Tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya ke jurang kesengsaraan. Semua orang tua sangat ingin anaknya bahagia bahkan melebihi kebahagiaan orang tuanya sendiri. Namun, orang tua terkadang lupa, bahwa anak adalah sosok hidup yang mungkin harapan dan impian berbeda dengan orang tua. Dengan semua keberbedaan itu tetap satu tujuan yakni kebahagiaan. Tak jarang orang tua yang menganggap hanya dirinyalah yang benar, dia lupa bahwa anak dengan segala kemampuan juga  memiliki nilai benar.

Teringat akan sebuah kisah seorang remaja yang selalu taat dan patuh terhadap orang tuanya. Hampir semua kemauan orang tuanya selalu ia iyakan. Tahun berjalan, semua nampak biasa. Semuanya berjalan normal dan baik - baik saja. Orang tua senang dan anak pun tak ada kendala. Namun ketika beranjak dewasa, sebelum lulus kuliah, si anak merasa jenuh dan mulai memberontak. Si anak dengan sangat kalem mulai menata langkah untuk drop out dari kuliah, dia mulai bergabung dengan komunitas teman - temannya yang fokus pada pekerjaan. Akhirnya, dia enjoy dalam komunitas itu dan lupa akan kuliah yang sudah beberapa bulan lalu dia tinggalkan. Orang tua mulai kalang kabut dengan semua tingkah laku si anak. Si anak hanya bisa berkata : " Aku ingin kebebasan, Aku tak kuat lagi kuliah, Aku ingin kerja ".

Wahai Ayah Ibu, berikan kebebasan pada anak - anak. Tugas kita sebagai orang tua adalah memberikan bimbingan, penguatan serta arahan - arahan. Biarkan anak - anak berjalan, biarkan dia menentukan tujuan perjalanannya, biarkan dia mengetahui kehidupan di luar sana. Dengan arahan dan bimbingan orang tua yang bijaklah, anak - anak akan selamat dunia akherat, Insya Alloh.

Banggaku sama kamu, Nak

Ini kah rasa menjadi orang tua yang bangga sama putranya? Rasa yang mungkin tak semua orang bisa menikmatinya. Rasa yang merupakan anugerah terindah dan teragung dari Sang Kholiq. Sesuatu yang mungkin kecil di mata orang, tapi bagi kami adalah sesuatu yang luar biasa.

Ketika menyaksikan di depan mata, putra satu-satunya membungkukkan badan untuk bersalaman dan memberi penghormatan kepada para ustadzahnya, ketika sang putra mencium tangan gurunya dengan begitu hormat, ketika sang putra merendahkan badannya dari para ustadzahnya, sementara kami orang tua merasa belum mengajarkan itu semua ke putra kami. Sungguh, itu pemandangan terindah buat kami.

Salam hormat dan terima kasih tak terhingga, doa kami semoga Alloh SWT selalu merahmati para ustadz ustadzah, kami adalah orang tua yang jauh dari Sholeh Sholehah, namun kami berkeinginan menjadi orang tua dari anak-anak yang Sholeh Sholehah, kutitipkan putraku padamu, berilah ridhomu wahai guru supaya putraku Selalu dalam RidhoNYA. Aamiin

Jumat, 04 Oktober 2019

Amanah

Meski bukan hal baru, sering terucap dan terbaca, namun kalimat : Orang tua adalah pemegang amanah atas anak-anak nya, bukan sekolahnya, bukan tempat lesnya, bukan pembantunya dan mungkin banyak lagi yang dijadikan tempat disalahkan. Membaca buku parenting yang ditulis oleh Elia Daryati dan Anna Farida seakan menjadi pencerah kembali bahwa pemegang amanah setiap anak adalah para orang tua. Fasilitas- fasilitas yang lain seperti sekolah, tempat les sifatnya hanya membantu. Maka ketika ada sesuatu terjadi pada anak diluar keinginan kita, jangan mudah menyalahkan pihak pihak lain. Orang tualah yang harus introspeksi diri.

Menjadi orang tua memang bukanlah sesuatu yang mudah, karena dia harus menyiapkan generasi penerus, generasi pengganti zaman sekarang. Semuanya butuh ilmu, makanya ketika status orang tua di raih maka disitulah ada sebuah keharusan untuk terus belajar dan belajar. Akan sangat baik ketika ilmu orang tua ini bisa dipelajari sebelum gelar orang tua menempel.

Tidak ada istilah orang tua yang mahir, namun orang tua harus menjadi pembelajar sejati. Kemudian, ada lagi yang selalu mengganggu di hati, yakni ketika Pendidikan anak diserahkan sepenuhnya kepada sang istri atau ibu. Mengingat ini semua, jadi teringat masa-masa LDK di kampus kami ketika pembahasan "Siapa yang bertanggung jawab akan pendidikan anak" waktu itu, kami terbatas ilmu jadi  bisanya hanya menolak tanpa ada alasan yang jelas.  Pun ketika kami mendesak bahwa tugas mendidik anak adalah tugas seorang ibu, bagi saya itu adalah sesuatu yang salah, namun waktu itu tak punya alasan yang jelas, jadi hanya sekedar penolakan terhadap pernyataan tersebut. 

Namun kini, dengan sebuah ayat : " Quu Anfusikum Wa Alhlikum Naaro ", sebuah ayat yang ditujukan kepada seorang ayah, seorang kepala keluarga yang bermaknakan : Lindungi diri dan keluarga dari api neraka. Ayat yang jelas, bisa menjawab ketidak tahuan waktu itu. Jadi mendidik merupakan tugas seorang ayah. Karena ayahlah yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Sementara ibu, dengan kebaikan di dalam dirinya, sungguh luar biasa dia mau membantu tugas seorang suami atau ayah dari anak anak.

Jadi mari kita bangun kembali keluarga kita, kita kembalikan lagi fungsi dari sebuah keluarga. InsyaAlloh dengan orang tua yang hebat dan pembelajar maka akan terwujud anak-anak yang hebat, anak-anak penyejuk hati. Aamiin

Nyambung gak nyambung Joss

Ah entah apa yang ada dipikiran ku ini, sekelibat membingungkan tapi sebenarnya aku punya tujuan yang mungkin sampai saat ini belum terwujud. Tujuan yang mungkin menurut diriku begitu banyak dan besar seperti tak seimbang dengan apa yang aku ikhtiarkan. Disusul pula dengan yang sepertinya tak kunjung kelihatan wujud dari impianku selama ini. 

Tambah lagi kalau dilihat dari pendapatan seperti tak sampai pada tujuan ku semula, terkadang ada rasa jenuh atau mendekati pesimis. Kebutuhan hidup semakin banyak yang belum terpenuhi sementara ikhtiar belum menampakkan hasil. Ditambah lagi, seperti gak nyambung gitu antara ikhtiar sama impian atau tujuan atau harapan. 

Mungkin semakin membingungkan ya... Jadi gini, awal mula terbelit sama kebutuhan hidup yang semakin susah terpenuhi dan ada impian- impian serta harapan- harapan hidup. Akhirnya, ikhtiar dengan berbagai cara, mulai dari sektor pertanian ( sewa sawah), perdagangan Snack, ternak ayam bahkan sampai pada bisnis online. Namun semuanya Gatot, entah karena modal berlebel riba atau karena kekurang ilmu terkait itu semua atau mungkin bukan itu bidang kami, yang jelas semuanya Gatot bahkan sampai meninggalkan utang yang lumayan bikin pusyang.  Bukan untung yang kami dapat malah buntung. Seperti pepatah, udah jatuh ketiban tangga pula... hadeeeh, pusyang kan yee.

Akhirnya di awal bulan Oktober 2018 lalu, entah dapat angin dari mana, tiba tiba saya ingin menyewa sebuah rumah di dusun Krajan, dusun yang rame dan aktivitas lalu lalang karena dekat jalan raya. Sebuah ketertarikan yang iseng bagi saya, karena memang waktu itu, di rumah atau di ruang tamu kami ditempati les dan semakin hari peserta didik kami lumayan banyak, akhirnya kami sekeluarga serasa terganggu dengan aktivitas anak-anak yang lalu lalang keluar masuk rumah. Dari situlah, ketika ada rumah disewakan, saya jatuh hati. 

Uang yang kami punya pun sebenarnya tak cukup untuk sewa sebuah rumah, yang menurut kami juga mahal. Karena terlanjur jatuh hati, kami pun berusaha melobi supaya uang sewa bisa kami angsur. Alhamdulillah, jalan Alloh SWT selalu beri kami kemudahan. Namun, beberapa bulan berikutnya, kami ditagih untuk segera melunasi kekurangan uang sewa kami. Kami yang waktu itu gak ada persediaan dana, akhirnya memberanikan diri untuk pinjam bank dengan cara patungan sama adik alias nebeng. Alhamdulillah, semuanya lancar.

Awal bimbel/les kami beri tarif yang bagi kami tak begitu mahal jika dibandingkan dengan di kota. Alhamdulillah, siswa kami berada di jumlah 50 an. Namun jalan kami tak mulus, sekitar 6 bulanan siswa kami maju mundur, akhirnya pendapatan kami pun ya maju mundur, sampai sempat buat gaji para tentor harus mengorek uang pribadi. Ah, tak apa yang penting gaji para tentor terpenuhi, itu prinsip kami saat itu.

Akhir semester, kami dapat saran dari teman. Cobalah pakai tarif seikhlasnya, InsyaAlloh semua akan cukup. Semuanya melalui pertimbangan agung, akhirnya terlaksanalah tarif seikhlasnya dan sesuai kemampuan. Seiring semuanya berjalan, awalnya ada rasa maklum ketika melihat seikhlasnya ternyata sebesar itu. Kembali saya menguatkan diri dan para tentor, InsyaAlloh Rizqi tidak hanya berupa fulush, Rizqi banyak rupanya. 

Namun kini, rasa maklum serasa terkikis dengan ekonomi keluarga yang minus. Ketika kami melihat dalam amplop Rp. 2000, bukan maklum namun lantunan Astaghfirullah dan kemudian baru Alhamdulillah. MasyaAlloh, saya merasa ini adalah perjalanan yang panjang dan terjal, terkadang kami haus kadang kami juga lapar. Namun ditengah perjalanan kami masih ada keyakinan, Alloh SWT Maha dekat dengan kita, berilah sebanyak banyaknya, sebentar lagi engkau akan melihat dan merasakan begitu besarnya Alloh SWT dan begitu Agungnya dan kekayaan akan melimpah serta berkah dan semua wujud Rizqi akan diberikan dengan berkah. Kuatkan hatimu, ingat lah Alloh SWT setiap engkau hendak menangis karena haus dan lapar, bersabarlah. Demikian yang selalu memotivasi kami dari dalam. Dan mohon doanya bagi semua para pembaca, kami Istiqomah dalam berbagi dan Alloh SWT selalu kasih dan sayang kepada kami, team Avicenna. Aamiin


Selasa, 01 Oktober 2019

Bahagiamu dari mana?

Bahagiamu dari mana? Hmm ... Pertanyaan yang aneh bukan. Kenapa aneh ... Yup, sesuatu yang tak perlu ditanyakan namun sangat penting untuk ditelusur, hehehe. 

Ini berawal dari kisah tadi pagi, dimana ada tiga orang dengan jabatan yang sama dan dari instansi yang berbeda hendak menyetorkan semacam tugas yang berdeadline. Otomatis, tiga orang ini menghadap satu orang yang sama, sebut saja dia seorang atasan. Seorang atasan ini memang dikenal banyak orang sebagai orang yang berlidah pedas sehingga banyak orang yang jaga jarak dengannya. Namun berhubung ini adalah tugas, maka ketiga orang tadi pun tak gentar untuk menghadap atasan tersebut. Seperti dugaan sebelumnya, hari ini ketiga orang tadi keluar ruangan dengan lemas dan jengkel. 

Ketiga orang yang sama sama jengkel pada satu orang. Menariknya lagi, tingkat kejengkelan yang bisa dilihat jelas dari raut wajah dan omelan yang menyertainya. Ada yang tingkat jengkelnya rendah sehingga reaksinya lebih banyak senyumnya dengan sedikit omelan. Yang tingkat sedang, antara senyum dan omelan hampir sama kuantitasnya. Sementara yang tingkat tinggi, tak ada senyum alias manyun aja disertai dengan pengomporan pada kedua temannya.

Wahai pembaca, jika dipahami cerita di atas, dengan masalah yang sama namun cara menghadapi yang berbeda. Kita pun jika berada sebagai salah satu diantara ketiga orang tersebut memiliki potensi ketiganya. Namun ketiga kondisi hati yang berupa jengkel tersebut masing-masing punya konsekuensi yang berbeda. Kita ambil yang jengkelnya rendah, maka dia bisa senyum bahkan bisa meminimalisir rasa jengkel. Pada kondisi seperti ini hati cenderung dingin, wajah pun masih terlihat bijak dan tenang bahkan dengan kondisi seperti itu dia bisa berpikir apa yang seharusnya saya lakukan sekarang? Berbeda dengan kondisi yang lainnya, lebih lebih yang jengkelnya tinggi sampai tak bisa senyum alias manyun, kondisi seperti ini akan menyulitkan dalam mengambil langkah berikutnya. 

Kesimpulannya, sebenarnya kita bisa bahagia dengan kondisi lawan kita yang mengecewakan. Tentunya ini harus melibatkan hati yang tenang, selalu husnudzon serta bisa menerima segala perbedaan yang dimiliki oleh orang lain.

Salam senyum ...

Senin, 30 September 2019

Ucapmu menggores luka

Akh ... Apa yang aku rasa
Sampai aku bingung mengucap
Aku bingung menatap
Aku bingung bersikap
Ucapmu begitu ganas bagiku
Bagai ombak yang menggerus pasir

Apa ini?
Aku tak rela, engkau menyakiti
Aku tak rela engkau menduakan
Aku tak rela engkau hanya sekedar singgah

Ucapmu karena banggamu
Ucapmu karena kau diagungkan dirinya
Ucapmu terasa perih di hati
Ucapmu menggores luka

Kalimat sekedar saja, sebagai pengingat buat hati hati yang telah teragungkan. Bijaklah dalam banggamu. Kami percaya, engkau hebat, karena itu engkau di sini. Namun jangan kau agungkan dirinya di depan kami karena pujiannya. Sungguh kami tersakiti. Kami bangga telah memilih mu. Dengan persahabatan dan kebersamaan lah kami memujimu.
Wahai saudaraku, mari bersama kita bijak meski hati serasa di langit. Jagalah hati orang orang disekitarmu. Karena suatu saat, engkau akan tahu, kenapa engkau ditakdirkan bersama kami.

Minggu, 29 September 2019

SENYUM DONK MAK...

Pagi ini seperti biasa, pagi pagi udah ribet sama yang namanya lauk pauk. Maklumlah ibu karir, hehehe. Alhasil, keluarlah diriku pagi ini untuk membeli lauk pauk mateng. Lebih cepat dan yang pasti lebih enak ya. Ah, tapi itu mah udah biasa... Gak enak lah kalau diomongin, kurang seru. Supaya lebih betah, paling uenak tuh, ngerasanin orang alias ngomongin orang...eits, jangan salah ya, kita ngomongin dengan tujuan dapat pelajaran yang luar biasa. Seperti halnya, kalau kita ngomongin para sahabat nabi, tujuannya apa ayo? Pastinya, buat pelajaran juga kan. Nah, yuuuks...kepoin

Ceritanya tuh gini, pas beli lauk pauk, ada ibu ibu yang ukuran standar nya sih cantik bagi saya, dan gak pas lah kalau dia dibilang jelek. Tapi, ini ibu saya gak kenal, siapa dia, apalagi rumahnya dimana? Ws, pokoknya gak kenal blas. Namun, anehnya ibu itu ngajak ngobrol saya seperti kami udah kenal lama gitu... Nah, yang bikin ngeh lagi, ketika dia bercerita sambil mengeluh akan kondisi anaknya yang lagi magang, butuh biaya besar dan agak jengkel sama anaknya karena si anak pulang pulang melulu dari magangnya. Masih banyak lagi keluhannya, yang jelas seputar perekonomian.

Entah apa yang diceritakan, dikeluhkan, akhirnya pemahaman ini semakin kabur setelah lihat muka ibu itu dan ternyata, ibu itu sangat cantik. Ada tahi lalat pisan yang nongkrong di wajahnya. Makin manislah tuh muka. Namun, manisnya terlihat menipis dan nampak kusut banget, kayaknya ketutup sama keluhannya ya ... Sehingga dia gak sedap dipandang. 

Wahai emak, kalau masalah ekonomi, emak mana sih yang bilang uang ku berlebih, Anda mau? Gak akan ada kan. Tapi kalau dibilang kurang, pasti semuanya ngacung.
Nah, wahai emak, sebenarnya jika Anda punya masalah, entah itu di bidang ekonomi keluarga, anak-anak, suami, orang tua, mertua, tetangga, saudara atau yang lain, sebenarnya Anda tidak sendiri, masih banyak emak yang lain yang punya masalah seperti Anda. Sangat tidak bijak kan kalau kita bermuka kecut dihadapan semua orang. Lagian dengan bermuka kecut apa ekonomi keluarga Anda langsung meningkat? Enggak kan. Nah mak, dari pada kecut gitu mending kita buat senyum. Berikan senyuman manis pada semua orang yang dijumpai, selain menjadi terapi supaya Anda tidak stress, senyum juga ibadah lho ... Itung-itung bagi bagi sedekah paling murah lho.

Ayo... Gerakan sedekah senyum 

Sabtu, 28 September 2019

Reward mainan murahan

Hmmm... Hari ini jalan ke rumah mertua Indah. Yup, waktunya nyenengin si kecil. Di daerah asal suami kebetulan ada carnaval yang pesertanya lumayan banyak dan dari warga sendiri. Alhamdulillah, si kecil asyik. Namun ada yang jadi fokus utama emaknya. Cusss yuk...

Entah kenapa ya... seperti ada rasa aneh gitu ketika merhatiin ada emak cantik, ngebule dan kinclong abis lagi dampingi anaknya ikut carnaval. Eh, disamping anaknya, dia malah berjoget ala- ala kasih contoh anaknya yang sepertinya udah kelelahan. Maklumlah, kalau diperhatiin anaknya masih balita, jadi capek lah joget sambil jalan. Dan istimewanya lagi, sambil kasih contoh joget, si emak juga nunjukin mainan dokter dokteran dari plastik yang dibawa sama baby sisternya kali ya ... Duuh, rasanya gimana gitu hati ini.

Kalau boleh ambil kesimpulan nih... Sepertinya emak itu pingin anaknya joget terus nanti dikasih reward mainan plastik murahan itu. Supaya lebih semangat dan bisa tampil joss gitu. 

Wes, rasanya nyesek banget ni dada tapi ada senyum getir sih ngeliat nya.  Tampilan semacam gitu aja, emaknya udah heboh bikin reward meski murahan. Terus anak-anak kita yang udah bisa baca tulis Alquran, bisa sholat bahkan punya empati sesama teman... dikasih reward apa mak ?, Logikanya reward nya harus lebih gede dan berharga mahal lho mak, karena anak kayak gitu luar biasa dan itulah yang dinamakan investasi termahal. 

Nah, terkait emak yang kasih contoh joget gimana donk, sah- sah aja kan? Ya... Terserah deh kalau yang gituan. Itu bagi emak yang pingin jadi artis atau aktor kali ya ... Kalau emak pingin anaknya pintar ngaji, sholat dan empati, emaknya juga kasih contoh donk . Sepertinya yang disampaikan oleh Agus Mulyono dalam bukunya Hypnoparenting " Mother as example " nah lho? Lha kalau emaknya suka joget pingin punya anak yang pintar ngaji dan sholat kan aneh ya? Hehe, tapi boleh aja kan. 

Jadi intinya, peran orang tua dalam masa depan anaknya sangat penting, bahkan tidak bisa ditinggalkan. Dan ingat pepatah : " Buah jatuh tak jauh dari pohonnya ". Yup, Ayo berlomba kasih contoh terbaik buat Ananda kita, supaya dia benar benar menjadi investasi termahal sesungguhnya.

Kamis, 26 September 2019

Perhatianmu bikin aku tersenyum, Sayang

Perhatianmu bikin aku tersenyum, Sayang. Hmm, sesuatu yang so sweet dech... Eit, tapi jangan nyibir dulu yach... Siapa sih yang gak senang diperhatikan? Pasti semua tanpa kecuali kan ya ... Aku percaya, dirimu baik sayang. Namun engkau masih anak - anak, jiwa labilmu masih sering meledak - ledak. Karena kelabilanmu, dirimu dikenal dengan sosok yang nakal. Tapi buat aku... Engkau istimewa, dirimu lebih baik dari yang lain. Oh... Arwani!

Yup, sosok Arwani saat ini masih duduk di bangku MTs kelas 8. Dengan semua keaktifannya dimasa pubernya, hampir semua guru mengatakan dia nakal. Dengan titik pandang yang beda, bagiku Arwani luar biasa. Seorang remaja yang tiap hari mulai pagi hingga malam sudah memiliki tanggung jawab merawat adik - adik kelas 3 sebanyak lima orang. Dia harus membangunkan, menyiapkan semua keperluan sekolah adik - adiknya, menggiring ngaji  sampai nggiring tidur dengan telaten, itu adalah pekerjaan yang luar biasa. 

Lima anak ... yup, lima anak dirawat oleh anak remaja laki - laki! Dia aktif bukan nakal. Aktif sesuai usianya. Tak mungkinlah dia akan 100 % seperti orang dewasa. Apapun kata mereka, bagiku dirimu sungguh istimewa...


Jangan Kau Bandingkan Aku, Mama!

Agus Sutiyono dalam buku Dasyatnya Hypnoparenting mengatakan : " Didiklah anakmu sesuai masanya jangan engkau bandingkan dengan masamu ". Sebuah ungkapan yang seakan membangunkan kita semua dalam mendidik. Tak jarang diantara kita, baik sebagai orang tua atau pendidik lebih banyak menceritakan masa lalu kita kepada anak - anak dengan harapan mereka bisa menjadi seperti diri kita saat dulu. Ternyata masyaAlloh, itu adalah sebuah kesalahan besar. Kesalahan dalam mendidik tentu akan berakibat buruk terhadap mental anak dalam membawa diri.

Tanpa disadari oleh kita, masa lalu jauh berbeda dengan zaman now yang semua serba canggih. Maka mendidik pun harus sesuai dengan zamannya. Bukan kita hanyut terbawa arus, kita tetap berpegang pada prinsip. Namun prinsip kita bawa dan sesuaikan penyampaiannya sesuai zamannya. InsyaAlloh dengan begitu, mental anak - anak tetap berpegang teguh pada prinsip dan tetap exist di zamannya

Mari bersama, masuk ke dunia mereka. Kenali dunia mereka dan hiduplah sebentar dalam dunia mereka. Dengan begitu kita akan mudah memasukkan nasehat atau apapun kedalam hati dan otak mereka. 

Dan perlu juga kita ingat sepanjang profesi kita sebagai orang tua ataupun pendidik bahwa mendidik itu bukan sesuatu yang bisa dilihat langsung hasilnya, bukan pula sebuah proses membalikkan tangan. Mendidik adalah sebuah proses panjang yang melibatkan hati para orang tua dan pendidik serta hati para peserta didik. Dan yang terpenting sekali adalah mengingat bahwa tugas kita adalah mendidik, berperan dalam prosesnya. Namun hasil, semuanya adalah hak mutlaq Alloh SWT.

Rabu, 25 September 2019

Jalan mimpi menuju kehidupan

Jalanan yang menanjak dan terjal... Kami lalui tanpa sebuah kendaraan pun. Lelah berpiluh kami sekeluarga menaiki jalan itu, sesekali si kecil merebahkan diri di rerumputan samping jalan, merebah melepas lelah.  Perjalanan ini begitu jauh, rumah kami pun tak kunjung kelihatan dari lokasi kami. Tak terasa air mata menetes seakan hendak bersuara, sampai kapankah perjalanan ini ku tempuh.

Kisah dalam mimpi semalaman sungguh membuat dada sesak. Air mata seakan mengiringi derunya dada yang protes. Seakan ingin mengungkapkan, sebuah mimpi yang hampir sama dengan kenyataan hidup.

Ya... Proses menjalani hidup adalah sebuah perjalanan yang jauh dan panjang. Bahkan tak jarang, duri - duri kehidupan seakan menjadi pelengkap akan proses yang berjalan. Namun seiring itu pula, sang mentari dengan cahaya khasnya senantiasa memberi harapan, seakan berkata : "Teruslah berjalan, jangan kembali ... aku kan terus menemanimu ". Walau terkadang awan mendung menyapa : "Berhentilah sejenak, istirahatlah dan tengoklah ke atas... Alloh SWT dengan Maha kasih dan sayangNYA.

Pada dasarnya ada dua titik penting dalam diri kita yang perlu diperhatikan, dialah kelahiran dan kematian. Namun ada yang lebih penting yakni diantara keduanya, dialah jalan kehidupan antara kelahiran dan kematian. Jalan dimana kita bisa mensyukuri dan mengambil hikmah akan dilahirkannya ke muka bumi ini dan sentiasa ingat bahwa masa depan kita adalah akherat. Maka benarlah jika tugas kita dalam perjalanan ini hanyalah bersyukur dan mengingat-NYA.

Semoga kita semua sukses di dunia dan Akherat... Aamiin

Kamis, 12 September 2019

Ini Anakku Itu Anakmu

Malam ini, saya didatangi oleh seorang ibu ibu yang mendaftarkan anaknya untuk belajar di bimbel Rumah Pendidikan Avicenna. Alhamdulillah hati ini sungguh riangnya, karena untuk yang kesekian kalinya kami dipercaya oleh masyarakat untuk melanjutkan tugas para guru di sekolah. Diiringi dengan doa, semoga bimbel ini bisa Istiqomah sepanjang masa.

Riang dan syukur tercermin dalam wajah saya. Namun ada sesuatu yang menarik perhatian hati saya, terkait cerita ibu tersebut perihal anandanya yang berdasarkan data anak tersebut masih usia TK. Usia yang masih sangat kecil, usia dimana anak-anak waktu itu dalam pikirannya mungkin hanya bermain. 

Di zaman now, berbeda jauh dengan zaman saya dahulu. Seperti halnya diatas, masa TK zaman saya lebih banyak untuk bermain, namun sekarang anak-anak sudah dituntut untuk belajar, meski dengan bahasa "bermain sambil belajar, belajar sambil belajar". Apapun istilahnya, intinya satu yakni belajar. 

Kembali ke curhatan sang ibu tadi, dalam ceritanya, anandanya merupakan anak yang sensitif, dia tidak mau sekolah, ngaji dikarenakan dia takut dan trauma karena ketika dia sekolah dulu gurunya membentak temannya yang sekelas. Entah apa yang ada di pikiran Ananda, tapi ananda benar benar takut dan esok tak mau lagi masuk sekolah dan ngaji. 

Cerita ibu berlanjut hingga ibu berkata : " Kenapa anak saya seperti itu nggeh Ustadzah, padahal saya selalu membujuknya untuk masuk sekolah, kenapa anak saya tidak seperti anak anak yang lain ya ? " Pertanyaan ini yang kemudian menjadi perhatian saya.

Terlepas dari pembahasan belajar dan kondisi di tempat belajar, ana sedikit ingin membahas tentang ungkapan orang tua terhadap anaknya. Wahai Bapak Ibu, di atas saya tulis judul "Ini Anakku  Itu Anakmu ". Judul itu bermaknakan bahwa anak saya beda dengan anak Anda atau sebaliknya. Maka jangan pernah Anda menyamakan anak-anak kita karena itu merupakan sesuatu ketidakadilan. Anak kita merupakan anugrah terindah yang Alloh SWT titipkan kepada kita. Lalu mengapa anugrah terindah harus Anda lirik sebelah mata.

Tanpa bermaksud menyalahkan Anda sebagai orang tua karena saya anggap ungkapan ataupun pertanyaan Anda merupakan kiasan yang bermakna saya ingin memiliki anak yang normal seperti anak - anak lainnya. Anak normal dalam artian Ananda merupakan ananda yang bisa hidup sesuai masanya dan bisa hidup di tengah - tengah hiruknya suasana di dunia mereka. Dan bagi saya, keinginan orang tua seperti itu adalah sebuah kewajaran. Orang tua mana yang tidak ingin anaknya seperti anak lainnya, jawabnya pasti semua inginkan?. Oleh karena itu mari kita berpikir sejenak, bagaimana sebenarnya kita memandang anak - anak kita?

Bapak Ibu, Para Orang Tua ingatlah dahulu ketika Anda lama belum dikarunia seorang anak, bagaimana Anda memintanya, ingatlah bagaimana Anda menimang anak Anda sewaktu bayi dan balita? Oooh... sesuatu yang indah bukan? Lalu, ingatlah ketika Anda melihat anak Anda dengan pandangan kecewa karena tak sesuai dengan keinginan Anda. Anda sungguh tak adil, Anda sungguh menganiaya hati anak - anak Anda. Bapak Ibu, Anak Anda adalah anugerah terindah yang Alloh SWT titipkan kepada Anda, dia merupakan bibit pilihan yang Alloh SWT taruh di rahim Anda. Maka bersikap manislah Anda pada mereka dan bersyukurlah pada Sang Kuasa. Anak Anda adalah cerminan Anda dan dia jauh berbeda dengan orang lain. Jangan kau samakan mereka dengan yang lainnya karena mereka diciptakan berbeda.

Wahai para Orang Tua, mari kita belajar sabar akan proses pertumbuhan dan perkembangan anak - anak kita. Jangan bilang mereka lambat atau cepat, karena campur tangan Anda juga menentukan semuanya. Mari bersama kita koreksi diri, benarkah didikan kita selama ini karena bagaimanapun juga andil kita hampir 100 % menentukan bagaimana mental Ananda saat ini.

Selamat berjuang Bapak Ibu, ingatlah sebesar apapun perjuangan Anda itu adalah investasi terbesar dan termahal Anda, InsyaAlloh suatu saat Anda akan memetik hasil dari yang Anda tanam hari ini.


Memory, 12 September 2019

Senin, 09 September 2019

Lelahku bahagia mu

Ntah berapa jam air mata ini tertahan, namun kini ia jatuh seakan mau melepas kesedihan yang bersinggah di hati. Entah ini luapan marah, kecewa atau mungkin catatan pelampiasan. Apapun itu, biarlah ku tulis di sini, mungkin sekedar mendampingi air mata yang keluar dari kelopak mata ku.

Pagi yang cerah, secerah hatiku. Yang kemudian semangat semakin membakar ghirohku. Namun pagiku disambut dengan amarahmu karena satu kesalahanku. Kesalahan yang bagiku tanpa ada kesengajaan, kesalahan yang murni karena khilaf diriku. Walau sebenarnya tak ariflah ketika engkau tamparkan kesalahan itu padaku pribadi. 

Namun ku selalu mencoba tuk memahami dirimu, mungkin karena kelelahanmu hingga engkau bersikap seperti itu. Atau mungkin karena watak kerasmu yang membuat engkau lupa siapa diriku. 

Tanpa bermaksud ku ungkit kebaikan yang telah engkau terima dariku, namun mungkin ini caraku supaya aku lepas dari kecewa akan sikapmu hari ini.

Aku tahu, engkau lelah hari itu
Aku tahu banyak kata adu yang tersimpan
Aku tahu upahmu yang tak sebanding dengan jasa besarmu
Aku tahu kemampuanmu yang membuat aku juga bangga

Aku tahu bagaimana lelahmu mengantarkan murid murid ku. Dengan medan yang ganas, dengan upah 300 ribu perbulan, dengan kesibukanmu engkau rela demi pengabdianmu pada sang pengantar masa depanmu.

Tapi ketahuilah nak, selama 3 tahun aku mendidikmu, aku tak pernah marah karena aku lelah.
Aku tak pernah marah ketika engkau berucap salah padaku
Aku tak pernah marah ketika engkau seperti acuh pada perintah ku
Aku tak pernah marah ketika gaji bulanan ku kecil
Aku tak pernah marah ketika gajiku terpaksa tertunda

Aku tak pernah marah sama dirimu nak, karena aku sadar bahwa tugasku adalah mengantarkan dirimu ke gerbang masa depan. Mengantarkan ibarat sebuah perjalanan yang panjang, di sana pasti ada sesuatu yang harus kembali memfokuskan tujuan utamaku.
Iya, aku sadar itu, dan kini ketika engkau dewasa, berada di masa depan. Engkau marah pada ku hanya karena kesalahan tanpa sengaja dalam kehidupan sehari saja.

Terima kasih nak, hari ini semakin kusadari bahwa guru adalah profesi mulia. Dia tak boleh marah, kecewa ... Yang ada hanya keyakinan, bahwa apapun yang telah diberikan kelak akan diganti dengan kebaikan dan kebahagiaan yang luar biasa.

Sukses selalu buat kamu sayang... maafkan diriku yang khilaf karena membuat dirimu kecewa. Aku ikhlas dengan lelahku engkau bahagia, karena itu aku bangga menjadi diriku.

Salam love buat anak anak ku... Belajar menghargai akan lebih baik buat dirimu



Sabtu, 07 September 2019

BEBAS

Hari ini belajar bersama anak anak sungguh menyenangkan. Bagaimanapun tidak, hari ini saya melihat anak anak semua berada di dalam kelas, berbeda dengan biasanya, masih ada beberapa anak yang masih main bahkan keluar dari lingkungan sekolah, entah karena keperluan apa. Selain itu, kami belajar dengan secara terbuka, rileks tapi serius. Materi dapat, nasehat pun masuk. 

Inti yang membuat saya bahagia, anak-anak mau berbicara terbuka tentang perilaku pelanggaran mereka terhadap peraturan sekolah. Yang menarik dari bicara mereka adalah mereka ingin kebebasan. Mereka mengeluh, karena di sekolah mereka merasa di kekang harus berada di lingkungan sekolah mulai jam 06.45 - 13.30 WIB, waktu yang terbilang lama dan mungkin sangat menjenuhkan bagi mereka yang aktif alias tak bisa diam. Setelah pulang sekolah, mereka harus tinggal di pondok, di sana pun mereka terjebak dengan aturan pondok, maklum lah separuh dari murid saya adalah anak pondok. Mereka jenuh dan ingin keluar dari peraturan, mereka ingin hidup bebas selayak kupu kupu yang beterbangan.

Dan ketika saya tanya mereka sekaligus menantang hidup bebas, "Siapakah manusia yang bisa hidup sebebas bebasnya?", terceletuk dari salah satu lesan mereka " orang gila yang bisa hidup bebas ". Jlep...jlep... Seakan ada titik terang di hati mereka, kesadaran seakan mulai mengitari mereka. Bahwa pada dasarnya kebebasan itu tidak ada. 

Tanpa di sekolah, tanpa di pondok bahkan tanpa di rumah pun, peraturan tetap mengikat kita. Karena kita hidup pada bumi Alloh SWT, dan DIA memiliki peraturan yang jelas bahwa hidup harus bermanfaat bukan membuat kerusakan.

Semoga anak anak ku menjadi pribadi yang Sholeh Sholehah dan hebat... Aamiin

Selasa, 03 September 2019

Bismillah 15 ribu

Tanggal 1 tiap awal bulan, sesuatu yang menggembirakan dan mungkin sesuatu yang ditunggu. Dan sama bagiku, tanggal 1 adalah tugas bagi - bagi gaji bimbel. 

Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar dan keuangan mencukupi. Meski semua serba minim tak apalah, aku senantiasa bersyukur karena sampai detik ini dengan gaji yang sangat minim, aku memiliki tim yang begitu hebat, tim yang memiliki keikhlasan luar biasa dalam berbagi ilmu kepada anak-anak yang merindukan. 

Bimbel yang telah terintis sejak bulan Juli 2018 dan berpindah ke rumah kontrakan dengan modal nekad pada bulan Oktober 2018 lalu, kini berjalan dan hidup dengan biaya seikhlasnya. Biaya yang kami terima, tak sekedar buat gaji tapi juga tuk biaya operasional bimbel. Namun Alhamdulillah kami senantiasa bersyukur sampai detik ini, bimbel Avicenna masih dipercayakan ke kami. Dan tekad kami InsyaAlloh atas ijinNYA bulan September kami bisa menunaikan gaji 15 ribu tiap pertemuan.

Bismillah Ya Alloh, kami yakin Engkau Maha Tahu, dan Engkau Maha Pemurah...atas ijinMU Engkau akan memberikan kemudahan dalam On The Way 15 ribu tiap pertemuan... Aamiin

Rindu Kasih Sayang

Seperti biasa, dia masuk sekolah dengan berseragam lengkap serta tas punggung yang setia mendekap punggungnya. Namun kegalauan dan ketidaknyamanan tersirat di matanya dan seakan dia tidak mau bahkan enggan masuk ke kelas hari itu. Aku yang hari itu ada jam di kelasnya, mencari - cari kemanakah cowok ganteng yang kala itu berbincang lama dan bincang kami dari hati ke hati, hingga berterus teranglah dia akan kondisi hatinya yang semakin keruh karena telah tercampur dengan berbagai masalah remaja yang tak sama dengan temannya yang lain.

Hari ini, dialog kami disertai dengan mata memerah yang terkadang meneteskan air mata karena semua seakan menyesakkan di dada, namun aku seakan tak berkutik, aku hanya bisa mendengar dan sedikit kasih motivasi. Namun selebihnya, yang dia butuhkan sebuah kasih sayang tak bisa aku berikan seperti halnya orang tua kandungnya.

Wahai anakku Dafa, di hati ini tersimpan kasih sayang yang begitu besar padamu nak, tapi diriku sulit tuk menyampaikan karena aku cuman gurumu yang pertemuan kita hanya terbatas beberapa jam dan itu pun disibukkan dengan belajar. Entah kapan, atau dimana aku bisa memberikan kasih sayang selayaknya ibu kandungmu, tapi yang jelas aku gurumu selalu berdoa semoga engkau baik baik saja dan segera mendapatkan apa yang kau rindukan, Aamiin...

Salam sayang dari ku buat kamu Dafa

Selasa, 20 Agustus 2019

Galau ku

Bismillahirrahmanirrahim
Semangat pagi meraih ridho Alloh SWT

Entah apa yang kurasa pagi ini, seperti ada sesuatu yang bertolak belakang menyesak di dada. Hati galau yang seharusnya tak mengganggu aktivitas. Namun kegalauan yang tak mau bersembunyi dibalik senyum. Dia menggeliat dan menampakkan diri seakan mau berkata, galau ini sangat mengganggu dan dia butuh sentuhan lembut penuh dengan perasaan sehingga dia mau mundur dan kemudian pergi dengan permisi dan senyum merekah dengan mengucapkan selamat tinggal galau...kita ibarat dua sisi mata uang, yang satu sama lain selalu ada dan keberadaan yang saling bergantian karena posisi kita. 

Galau, sedih atau apapun namanya, adalah satu sisi yang selalu dimiliki oleh siapapun. Namun jangan kau benci galau dan sedih dengan berlebih. Karena sedih ataupun galau selalu memberikan pelajaran yang luar biasa. Pelajaran yang bisa mengantarkan pribadi menjadi lebih berkualitas, InsyaAlloh 


Rabu, 07 Agustus 2019

My team is the best

Hari ini dapat cerita yang memotivasi sekaligus menjadi miris di hati. Bimbel dimana mana dijual dengan mahalnya, maka si pemilik dan para tutor pun mendapatkan hasil yang bisa dibilang lumayan banyak. Namun, berbanding terbalik dengan bimbel yang saya dirikan beberapa bulan lalu. 

Awal awal kami menerapkan metode bayar sekian, tak mahal namun dalam daerah kami bisa dibilang gak murah juga. Seiring berjalannya waktu, masalah keuangan muncul. Mulai dari yang telat bayar bulanan nya, gak bayar beberapa bulan, bahkan komplain karena tagihan yang kami sampaikan. Merujuk kepada bimbel KPM dan memang berniat ikut mitra, akhirnya kami putuskan dengan metode biaya seikhlasnya. 

Berjalan satu bulan dengan biaya seikhlasnya, Alhamdulillah kami bisa bertahan dan mampu menunaikan gaji para tutor masih sama dengan bulan bulan kemarin. Semuanya atas izin Alloh SWT.

Yang menjadi miris adalah ketika mendengar disana gaji tutor sudah sampai pada angka satu juta per bulannya namun dibimbel ini, para tutor hanya mendapat gaji dibawah 500 ribu dalam setiap bulan.

Selaku pemilik, rasa nano dan muter otak, gimana bisa kasih gaji tutor supaya bisa selevel dengan yang lain minimal beda sedikit lah.
Namun kami juga sadar, semua adalah milikNYA,  dengan segala keikhlasan, kesabaran dan juga doa, InsyaAlloh Alloh SWT selalu meridhoi dan mengiringi langkah kami, Rizqi itu sangat luas...kami berharap dengan segala metode yang kami anggap memudahkan urusan orang lain, maka Alloh SWT akan memudahkan semua urusan kami, mengabulkan doa doa kami, mewujudkan impian impian kami dan menjadikan bimbel ini Istiqomah dalam memberikan manfaat kepada semuanya ... Aamiin

Saya salut dan sangat berterima dalam kepada my team, kalian luar biasa. Kebaikan kalian dalam memudahkan urusan orang lain sungguh hebat. Alloh SWT Maha Melihat, semuanya akan diperhitungkan. Semangat selalu dan mari bersama tingkatkan keikhlasan kita.

Salam Avicenna
" Bersama Avicenna, kita hebat "

Rabu, 31 Juli 2019

Doa ibu

Shubuh telah hadir. Aktivitas mulai kembali. Aktivitas yang memenuhi hari hari yang penuh dengan warna lain dari kemarin. Aktivitas yang akan menjadikan kenangan buat esok hari. Awali semua dengan Bismillahirrahmanirrahim. Dan jangan lupa Ibu, sertakan doa mu di shubuh ini buat ananda tercinta... Doa yang tulus, doa yg berharap kebaikan tak terbatas. Berikan Ridho pada anakmu karena dengan ridhomu maka ridho Alloh SWT akan turun kepada anakmu.

Berikan senyum tulus kepada Ananda tercinta, senyum yang akan memberikan semangat berkobar dalam menatap hari penuh dengan gesit.

Dan Ibu, perbanyaklah berbuat kebaikan. Karena kebaikanmu akan mengalir juga ke jiwa anakmu.

Hadapi hidup dengan senyum, perbanyak sedekah, pasrahkan semua masalah pada Alloh SWT

Selamat beraktifitas pada semua Ibu hebat.

Minggu, 28 Juli 2019

Semangat sang guru

Tahun Dua Ribu Sembilan Belas, tahun yang mungkin selalu mendengar bisikan hati tentang kejamnya dunia terhadap anak - anak. Untuk yang kesekian kalinya, kecewa dan sedih merambah hati ini. Entah siapa yang harus disalahkan karena semua merasa diri adalah benar.

Hari ini adalah hari hati berduka akan kehidupan anak. Anak - anak yang selalu disuguhkan dengan pendidikan karakter, anak - anak yang selalu dibekali dengan program spiritual dan berbagai pendidikan sosial. Namun semuanya berbanding terbalik dengan karakter yang terbentuk. Hari ini, dua anak cewek menghadap penulis dengan tangisan yang tak terbendung lagi. Tangisan yang merupakan ungkapan hati akan kecewa dan sakit hatinya mereka berdua terhadap sikap dan perilaku teman - temannya kepada dirinya. Tangisan yang merupakan ungkapan kecewa seorang anak terhadap lingkungan pesantren tempat ia tinggal. Yang semuanya diluar bahkan jauh dari harapan anak akan pendidikan dan lingkungan yang dia terima.

Tentu saja, penulis tidak serta merta menyalahkan lingkungan menjadi penyebab semuanya. Penulis juga telusur akan sifat dan perilaku kedua anak yang mengadu itu. Namun yang menjadi fokus penulis adalah Pendidikan karakter yang sudah terkalahkan oleh berbagai media. Karakter mereka lebih banyak dibentuk oleh media sosial ketimbang oleh pendidikan. Bahkan pendidikan terasa sangat membosankan bagi mereka. Mereka akan lebih enjoy dan asyik dengan game online nya, mereka akan lebih asyik dengan gadge nya, mereka enjoy dengan dunia maya mereka. Pendidikan atau bersekolah bukan lagi merupakan hal yang urgen bagi mereka. Karakter yang terbentuk kemudian adalah karakter yang kurang menghargai teman, budaya saling memberi nasehat semakin pudar dan yang lebih parah adalah tentang sikap bully terhadap temannya. 

Dunia pendidikan yang harus menjadi nomer satu, Dunia pendidikan harus mendominasi medsos, Dunia pendidikan harus lebih mengasyikkan, dan semuanya itu tercapai jika para agent perubahan sang guru tak bosan belajar dan berinovatif dalam pendidikan. Semangat guru Indonesia, pembentukan karakter anak Indonesia menjadi tugas utamamu.

Ketika Sayang Terbagi

Entah apa yang aku rasa saat ini, ada penerimaan tapi ada penolakan. Aku tahu siapa dirimu tapi aku tak suka dengan apa yang engkau lakukan. Aku menerima dirimu apa adanya, maka jangan kau sakiti diriku dengan sesuatu yang tidak aku suka.

Menjadi seorang duda atau janda sebenarnya bukanlah sebuah pilihan awal. Dia hadir ketika semua tak lagi sesuai harapan. Berikut juga meninggalkan anak tercita karena perceraian bukanlah pilihan seorang ayah atau bunda, itu merupakan konsekuensi ketika kita harus berpisah pasangan kita di tengah - tengah perjalanan rumah tangga kita. Dan perceraian akan meninggalkan kisah yang amat sangat pahit, namun demikian dia tak bisa dilupakan, apalagi jika ada anak yang terkorbankan. Kepahitan itu akan sangat terasa jika jalinan hidup berikutnya penuh dengan liku - liku perjuangan.

Penulis ingin bercerita tentang kisah seorang suami yang ekonomi belum mapan namun dia tertanggung biaya hidup anaknya hasil pernikahan dengan istri pertamanya. Ekonomi yang masih dalam ikhtiar rumah tangganya yang kedua menjadikan sang istri kecewa karena suami harus membagi sayangnya kepada anak pertamanya. Sayang yang berupa pemberian biaya hidup, apalagi suami memberikan semua itu dengan sembunyi - sembunyi dan memakai jasa perhutangan. Karena ekonomi masih terkatung - katung maka hutang sang suami menjadi beban istri yang sekarang. Sebenarnya istri sangat menyadari akan status suaminya yang memiliki anak di sana dan ia juga paham akan kewajiban seorang ayah membiayai hidup anaknya, bahkan ia menyadari dan berharap dengan segala pengertiannya maka ia akan dimudahkan dalam segala ikhtiarnya. Namun karena sembunyi dan hutang dan istri akhirnya harus terbebani itulah yang akhirnya menjadikan hubungan suami istri menjadi tak sehat lagi.

Wahai pembaca, melalui cerita di atas penulis ingin berpesan, hargailah istri anda, ajaklah ia komunikasi. Bukankah ketika engkau menikahinya, istri tahu masa lalumu. Dan dia tetap mau dinikahi olehmu para duda beranak. Itu artinya istri sebenarnya mau berbagi rizqi dengan anakmu disana asalkan semua dikomunikasikan. Ketika istri mau berbagi, maka bebanmu akan terkurangi. Engkau telah menghargai istrimu sebagai patner yang solid. Komunikasi sangatlah penting. Dari komunikasi muncullah musyawaroh dan kemudian kesepakatan. Maka hubunganmu dengan istri akan sangat harmonis. Sekali lagi, komunikasi dalam sebuah rumah tangga  merupakan pintu menuju rumah tangga yang sakinah mawaddah Wa Rohmah, Insya Alloh...

So, Jadikan masa lalumu sebagai pelajaran dan jangan sampai engkau jatuh pada lubang yang sama.



Minggu, 21 Juli 2019

Korban 1 raih 1

Tidur siang merupakan sesuatu yang nikmat. Dengannya kita bisa melepas lelah, mengumpulkan energi kembali setelah setengah hari beraktivitas. Namun, bagi si ival punya prinsip sendiri. 

Iya, Ival seorang anak MTs yang masih kelas 8 mempunyai prinsip" Saya tidak tidur siang dan tak akan pernah karena dengan itu saya tidak terlambat mengikuti ngaji ". Si Ival tinggal di pesantren yang secara dia mengatur diri sendiri, hanya kesadaran dan kemauan yang dituntut ketika hidup di pesantren. Kini, sosok yang masih belia dalam pandangan penulis, dia sudah bisa menempatkan diri menjadi sosok yang berprinsip dan kesadaran akan pentingnya kegiatan mengaji. Bagi penulis ini luar biasa. 

Ada hal lain yang menjadi pandangan dari penulis. Yakni mengorbankan 1 untuk mendapatkan yang 1. Ini sangatlah penting, karena impian bisa diraih dengan penuh pengorbanan. Semisal ketika seseorang bermimpi menjadi guru profesional maka akan banyak waktunya yang di alokasikan untuk belajar dan membaca, dengan mengesampingkan kegiatan santai dan mungkin mengurangi intensitas menonton TV. Begitulah ketika mengejar impian. Semuanya akan tergapai jika kita bisa fokus ke impian. Biarkan aktivitas yang tak begitu penting kita nomor duakan, yang penting impian kita terwujud


Keep semangat raih impian

Man Ana

Lagu dan lirik " Man Ana" menjadi fokusku malam ini. Ku amati dan kutelaah, begitu indah yang terucap. Membuat diri ini rindu pada guru - guru yang telah membimbing diri ini menjadi pribadi yang hebat. 

Semoga keberkahan selalu ada dalam hidup guru guru kami dan keluarga. Dan semoga kemanfaatan selalu ada dalam hidup kami.

Salam rindu buat para guru hebat 

Mengapa dirimu?

Mengapa dirimu? Pertanyaan yang tak pantas terucap oleh seorang istri atau suami terhadap pasangan. Namun pertanyaan yang terkadang lepas tak terkendali ketika pasangan ternyata tak sesuai harapan. 

Banyak hal yang menjadi rahasia terungkap setelah menikah. Mulai dari kepribadian, dana dan mungkin keluarga. Yang semuanya pasti terlibat dalam sebuah pernikahan. Dua individu yang berbeda dalam segala hal menyatu dalam ikatan pernikahan, ikatan janji setia dunia akhirat atas nama Alloh SWT. Ikatan yang tak diperbolehkan menjadi mainan. Ikatan yang seharusnya hanya Alloh SWT yang berhak memisahkan. 

Awal pernikahan adalah awal terindah dalam dunia mempelai. Dunia milik berdua dan semuanya begitu indah tanpa terkurang apapun. Namun keindahan akan pudar seiring berjalannya waktu, seiring kedewasaan yang harusnya terus melaju. Tapi, tak jarang juga pada kenyataan, kecepatan waktu tak selurus dengan kecepatan kedewasaan. Hal ini yang kemudian memicu perpisahan yang berikutnya akan jatuh korban cinta yakni anak. 

Anak akan kehilangan figur terbaik dari orang tua. Anak akan susah dinasehati karena dia fokus pada kecewanya pada orang tua. Bahkan anak akan susah berprestasi jika dia berasal dari keluarga broken home. 

Meski perceraian tak selamanya salah. Namun perlu juga buat para orang tua untuk tengok pada diri masing-masing, atau juga para calon orang tua atau juga calon pengantin. Menengok sejenak atas dirinya sendiri dan kemudian melakukan perbaikan diri sangatlah penting. Karena para orang tua punya andil terbesar dalam penentuan kualitas generasi estafet agama, negara dan juga keluarga.

Salam keluarga bahagia, keluarga harmonis ciptakan komunikasi hangat, saling melengkapi menuju kedewasaan para orang tua dalam mengantarkan generasi HEBAT

Kamis, 18 Juli 2019

Rinduku pada mu wahai Rosululloh

Alhamdulillah ... Pagi dingin  diri semakin asyik bercengkerama dengan sebuah bacaan keren. Bacaan yang mendidik dan memotivasi. Bacaan yang menjelaskan bagaimana Alloh SWT mempersiapkan para pemimpin. Mulai dari nabi Ibrahim as sampai pada nabi Muhammad SAW.

Pendidikan yang langsung diberikan oleh Alloh SWT kepada mereka para Rosul, membuat jiwa para Rosul begitu tangguh. Dengan situasi yang sarat dengan taruhan nyawa, secara umat yang dihadapi adalah umat baru pemeluk Islam.

Kesulitan kesulitan yang ada dalam kehidupan para Rosul tangguh membuat hasil akhir yang cemerlang. Hasil yang tidak hanya dinikmati diri semata namun kedamaian dalam Islam melalui tangan tangan akas mereka bisa sampai ke diri kita hari ini

Semoga keberkahan selasa tercurah pada semua utusan Alloh SWT dan terkhusus buat Rosululloh beserta keluarga dan sahabatnya ... Rinduku pada kalian, akan terbayang indah... Moga menjadi kenyataan... Aamiin

Senin, 15 Juli 2019

Mentari hidupku

Tak tertahan, air mata jatuh dan terisak dalam ketersembunyian. Inikah rasa cinta dan sayang yang mungkin tak ada tandingan di muka bumi atau dimana pun. Cinta dan sayang yang luar biasa, yang menomorduakan dirinya. Itulah cinta dan sayang seorang ibu.

Jelang hari pertama masuk sekolah. Semua kebutuhan sekolah harus lengkap. Pinjam sana sini, menjadi sebuah jalan yang terus diterjang. Jika itu merupakan jalan satu-satunya.

Menetes air mata ketika sang anak memberikan sejumlah uang kepada bunda nya untuk membeli perlengkapan sekolahnya, dia tahu betul kalau bundanya tak memegang uang sepeser pun. Anak yang masih 7 tahun begitu paham kondisi bundanya. Pemahaman yang mendahului dari usianya. 

Ini yang membuat hati sang bunda terenyuh dan tak tertahan air mata menetes. Sang bunda tak sanggup terucap sepatah katapun, karena dalam hatinya begitu terisak dan tak tega memandang anak yang rela memberikan uang tabungannya. 

Cinta seorang ibu, tak peduli akan derita hati. Begitulah kasih sayang seorang ibu, benarlah jika ibu adalah sosok nomor satu yang harus diperhatikan setelah itu baru ayahmu.

Saling mengingatkan... Bersama tuk meraih ridho NYA

Sabtu, 13 Juli 2019

Semangatku selalu

Entah mengapa tiba-tiba ada air mata menetes perlahan membasahi pipi, yang bersambung pada renungan hati yang amat dalam.

 Kisah hidup seorang istri yang menjabat seorang guru swasta dan telah menikah dengan dikaruniai seorang anak, dia hidup bersama keluarga besar orang tua nya dan kemudian dengan semangat menerjang peluh ditengah panasnya mentari ,dia ambil berbagai peluang demi rupiah yang selalu harus hadir dalam kehidupan nya. 

Renungan yang kemudian mengungkap apa ambisi yang ingin dia dapat atau apakah suami tak lagi memenuhi kewajibannya? Telusuk renungan hati, ternyata semua kerja keras nya dia persiapkan buat segala sesuatu di luar harapan. Tiada kata pesimis dalam hidupnya, namun optimis ... Dia selalu melangkah, karena dia berharap semua akan baik-baik saja. 


Dia ssadar di hatinya begitu banyak orang tercinta yang tak mungkin tega melihat mereka hidup susah. Bukankah dia seorang guru? Bukankah guru sudah terjamin hidupnya? Pemerintah sudah memberikan begitu banyak penghargaan kepada seorang guru? Tidak, bagi dia tiada kata " orang lain bersalah atas dirinya". Namun dia menyadari, hidup ini penuh dengan warna warni. Dalam segala hal, ada pelangi kehidupan. 
Termasuk dalam dunia mengajarnya. Meski gelar sertifikasi telah ia raih, tuntutan dari gelar itu telah dilaksanakan sepenuhnya, namun ada isak yang mendalam...  ada pelangi kehidupan itu telah berada dalam manajemen dalam lembaga dimana ia mengajar. Pelangi yang indah namun berubah menjadi menjijikkan. 

Hatinya pilu, namun dia tetap bertahan... entah sampai kapan pertahanannya tangguh. Dia tak tahu, hanya kepasrahan yang menghiasi semua linangan air mata yang tersembunyi.

Keep spirit 

Rabu, 03 Juli 2019

Ketika Dudamu Menjadi Milikku

Edisi I

Sangat ideal sekali jika seorang gadis menikah dengan seorang perjaka. Mereka berdua bersatu dengan latar belakang sama - sama single. Tak ada beban berat yang membayangi hubungan mereka, kalau pun ada maka bujang yang bijak lah yang bisa menanggalkan bahkan meninggalkan sepenuhnya atas masa lalu mereka. Bulan madu yang indah buah dari pernikahan yang manis dengan modal hati cinta dan sayang hanya seorang dirimu calon istri/suami. 

Berbeda lagi ketika Duda menikah dengan Janda, sama - sama punya masa lalu. Indah ketika sama - sama menerima masa lalu namun masalah jika keduanya saling menampakkan masa lalu.

Sangat berbeda pula jika Bujang dapat Janda atau sebaliknya. Akan indah jika satu pihak menerima sepenuhnya dan pihak lain sangat menghormati ketulusan hati pasangan. Namun masalah juga jika satu pihak tidak menerima sepenuhnya atau mungkin pasangan tak menghargai itu adalah sebuah kesesuatuan yang mungkin tak bisa dijelaskan dengan gamblang

Apapun bentuk dari perpasangan Anda bukanlah sebuah masalah. Semua bentuk pasangan adalah anugrahdan bisa merasakan masa - masa indah dalam merajut asa dalam berumah tangga. Tinggal bagaimana menyikapi bentuk perpasangan Anda.

Kamis, 30 Mei 2019

Gula - Gula Kehidupan

Hidupku adalah pergi darimu. Sebuah ungkapan yang memiliki arti, aku bisa hidup jika aku tak bersamamu lagi, aku bisa exist jika aku keluar dari hidupmu dan aku bisa hidup tenang jika aku tak menjadi anak buahmu, aku bisa hidup dengan nyaman jika aku lepas dari memimpin kalian, dan mungkin masih banyak arti lain.

Sebuah ungkapan protes akan ketidaknyamanan diri kita pada suatu kondisi. Kondisi pahit, serasa diri tak mampu menelannya dan memilih jalan cari sesuatu yang manis di luar sana. Kepahitan dalam hidup tak hanya dirasakan oleh beberapa orang saja, hampir semua orang pernah merasakannya. Namun dari sekian orang hanya beberapa saja yang bisa menikmati pahitnya hidup, kemudian berjuang mencari penawar rasa pahit dan akhirnya mendapatkan manis serasa gula. Kalau kita tengok sebentar saja ke belakang, coba ingat bagaimana sejarah para pendahulu kita di negeri indonesia tercinta, hampir 350 tahun hidup di tengah - tengah penjajah. Masih ingatkah dengan Bilal, seberapa lama ia menjadi budak sahaya ? Masih ingatkah dengan Yusuf  A.S kecil yang terdholimi oleh saudaranya sendiri ? Dan bagaimana pula kehidupan awal ibu Sarah ketika di tinggal oleh suami tercinta Nabi Ibrahim A.S di tengah - tengah padang pasir ? Atau juga bagaimana kehidupan masyarakat Mekkah sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW ? Hidup mereka semua pahit di awal.

Dan Ingat pula, kisah dari Nabi Yunus yang pergi meninggalkan kaumnya karena stok sabarnya tipis ? Ketika Nabi Yunus memilih pergi, malah kepahitan menimpa dirinya kembali, dengan hidup di dalam perut ikan Hiu.

Wahai saudaraku yang sekarang bersiap - siap pergi mencari gula - gula kehidupan. Tak ada larangan untuk berhijrah mencari yang lebih baik. Tak ada larangan berhijrah karena merasa kesabaran habis. Tak ada larangan berhijrah jika hatimu sudah mantap.

Mungkin tulisan ini sekedar mengingatkan saja bahwa :

  1. Kehidupan baru tempat kita berhijrah belum tentu lebih baik dari kehidupan lama
  2. Kalau pun penyebabnya kesabaran habis, sebenarnya kesabaran itu selalu ada buat kita yang selalu ingin memilikinya
  3. Kepahitan adalah obat buat kita. Obat kesuksesa, kedewasaan, menjadi pribadi lebih baik, lebih bijaksana
  4. Tak ada kesempurnaan di dunia ini
  5. Hiduplah saling melengkapi, apalagi bekerja sebagai team
  6. Sesungguhnya kepahitan yang kita rasa bisa jadi karena ujian ataupun musibah buat kita. Karena itu merupakan sarana terbaik untuk semakin dekat sama Sang Pemberi Solusi, Alloh SWT
  7. Sertakan Alloh SWT di setiap langkahmu
Hanya Alloh SWT pemilik kebenaran

Seksi itu Bapakku ...

Serial parenting

Entah mengapa, sulit rasanya menuliskannya. Ada rasa kagum, haru, kasihan dan bingung karena tak tahu harus berbuat apa tuk meringankan beban mereka.

Dua hari yang lalu, Bapak Sy yang merupakan salah satu wali murid datang ke sekolah untuk menyalurkan zakat fitrah dari anaknya. Di tengah perbincangan kami, matanya kemerahan, sepertinya ada tetes air mata yang ia tahan. Ada kepahitan hidup yang ia rasakan, ada rasa malu yang ia kesampingkan dan ada rasa sayang ke anaknya yang ia besarkan. 

Bapak Sy, seorang pengamen jalanan dengan dandanan cewek seksi. Dengan rok mini yang lengkap dengan rias menornya, dia berlenggak lenggok aduhai di depan umum. Saya merasa risih melihat dia bekerja seperti itu, jadi tanpa ada sungkan saya bilang, "Bapak, kenapa nggak cari kerjaan lain aja pak yang lebih sopan, lagian kasihan anak Bapak kan, mereka akan malu ke teman - temannya ?". Bapak Sy yang sudah paruh baya menjawab, "Pekerjaan apa bu yang bisa saya dapat, saya sudah tua, tenaga sudah berkurang, saya dagang juga tak ada hasil, istri pun tak menjaga uang yang saya dapat, selalu habis dan habis, ya ngamen inilah yang saya bisa. Dengan ngamen saya bisa membiayai biaya pondok dan sekolah anak saya. Saya tahu bu, anak saya malu dengan kerjaan saya, tapi saya bilang ke dia, Bapak juga malu tapi semua ini demi kamu, biar bisa sekolah, ada di pesantren, bisa ngaji. Anak saya cantik bu, saya sangat ingin anak saya berpendidikan biar tidak seperti bapak dan ibunya .... ". 

Rasa haru yang kecut saya rasakan, kepasrahan seorang Bapak akan perjuangan habis - habisan demi sang putri yang kini menginjak remaja. Seorang Bapak yang menjual rasa malunya demi putri tercinta. Seorang Bapak yang memiliki impian memiliki putri cantik dan hebat. Seorang Bapak yang berjuang hidup di tengah - tengah kemenorannya.

Mungkin di luar sana masih banyak Bapak - bapak Sy lain, yang hidup dan cintanya sepenuhnya dia berikan kepada putri tercintanya. Semua rasa malu telah tergadai dengan sayang yang besar kepada putri tercintanya.

Tulisan ini bukan maksud mengumbar aibnya seseorang, tanpa kutulis disini, di luar sana pun banyak yang tahu akan kehidupan pak Sy. Saya hanya mengingatkan kepada para anak - anak Indonesia, anak - anak muslim. Lihatlah sejenak perjuangan Bapakmu, renungkanlah apa yang dirasa Bapakmu, Sanggupkah engkau hidup sebagai Bapakmu, sehari saja. Dan terakhir, apa yang engkau persiapkan untuk membalas semua keletihan Bapakmu ? 

Kalau hidup itu perjuangan, lalu seberapa besar perjuanganmu untuk membahagiakan Bapakmu ???

Manajemen Keuangan 2



Tips Cerdas Finansial by mak Lisa Yogyakarta

Mengatur Alokasi Penghasilan*

*Tipe #2. Sudah Bebas Cicilan*

Pasti seneng dong yaa yang udah ga ada cicilan, bebaas dan legaa rasanya:blussecara cicilan adalah utang yang hukumnya wajib dibayar. Saya sendiri sudah komitmen bersama suami dari awal pernikahan kami sepakat tidak pakai kartu kredit untuk menutup peluang utang. Dan alhamdulillah tahun lalu, kami sudah nol utang:innocent:

Alokasi penghasilan tipe #2 ini kurang lebih sama seperti tipe #1 tadi, hanya ada beberapa perbedaan, yaitu:

*1. 50% = pengeluaran rutin bulanan* ; seperti : belanja bulanan (sabun cuci, sabun mandi, dll), beli sayur lauk pauk, bayar sekolah anak, bayar listrik, bayar ART kalau ada, beli pulsa, dll

*2. 10% = tabungan* ; untuk jangka pendek kebutuhan 1 tahun ke depan seperti: rencana mudik, liburan dalam & luar kota, bayar uang pangkal masuk sekolah, dll;

*3. 10% = investasi* ; untuk jangka panjang di atas 3 sd 5 tahun ke depan seperti: emas, logam mulia, saham, reksa dana, atau properti

*4. 10% = dana darurat & bayar premi asuransi*, pos ini wajib disiapkan juga, seperti: bayar premi BPJS, bayar premi asuransi jiwa swasta, bayar premi asuransi mobil kalau ada, dll

*5. 10% = gaya hidup _(life style)_ & hobi* ; seperti: setiap pekan jalan-jalan ke mall, setiap hari Sabtu minum kopi di cafe tertentu, nonton dengan pasangan, wisata keluarga keluar negeri, kumpul-kumpul dengan teman2 sesama hobi, misal sepedaan, fotografi, dll

*6. 10% = ZIS (zakat, infaq, dan sedekah)* ; seperti: setiap bulan wajib bayar zakat 2,5% dari penghasilan, infaq di masjid, sedekah ke fakir miskin, kaum dhuafa, terlibat kegiatan amal & sosial, dll


Thanks mak Lisa, Ilmunya disave sini ya ... biar lebih bermanfaat. Love You mak say

Manajemen Keuangan I

Tips Cerdas Finansial by mak Lisa Yogyakarta


Mengatur Alokasi Penghasilan*

*Tipe #1. Masih Ada Cicilan*

Aturan pertama yang harus dipatuhi adalah CICILAN / UTANG MAKSIMAL 30% DARI PENGHASILAN (maap nulisnya gede2 banget🤭biar gampang diinget:pray:)

Kenapa? Karena kalau cicilan kita lebih 30% dari penghasilan akan mengganggu pos lainnya

Idealnya, alokasi penghasilan dibagi ke dalam beberapa pos, yaitu:

*1. 50% = pengeluaran rutin bulanan* ; seperti : belanja bulanan (sabun cuci, sabun mandi, dll), beli sayur lauk pauk, bayar sekolah anak, bayar listrik, bayar ART kalau ada, beli pulsa, dll

*2. 30% = bayar cicilan* ; seperti: KPR (kredit perumahan rakyat), KKB / KKM (kredit kendaraan bermotor / kredit kepemilikan mobil), utang usaha/bisnis dari bank, dll

*3. 10% = untuk tabungan & investasi* ; tabungan utk jangka pendek kebutuhan 1 tahun ke depan seperti: rencana mudik, liburan, bayar uang pangkal masuk sekolah, dll; sedangkan investasi utk jangka panjang di atas 3 sd 5 tahun ke depan seperti: emas, logam mulia, saham, reksa dana, atau properti

*4. 10% = dana darurat & bayar premi asuransi*, pos ini wajib disiapkan juga, pasti pernah dengar cerita ada orang sakit kritis spt kanker yang membutuhkan biaya pengobatan besar & menghabiskan aset spt rumah, tanah & mobil. Pos ini seperti: bayar premi BPJS, bayar premi asuransi jiwa swasta, bayar premi asuransi mobil kalau ada, dll



Thanks mak Lisa, Insya Alloh siap laksanakan. Love you say ...

Minggu, 19 Mei 2019

Anak SOK, salah siapa ?

Serial Parenting

Anak SOK, salah siapa ? Wah kalau main salah salahan pasti gak ada yang mau di salahkan. Masing - masing dengan alasan yang aneka macam akan mengatakan : "saya benar ".

Curhatan sama emak muda yang merasa kebingungan menghadapi siswanya yang bersikap SOK. Merasa dirinya paling kaya, paling pintar, .... paling dan paling itulah sikap SOK. Sikap ini sudah sangat tentu tidak baik dan parahnya lagi bisa membuat temannya atau orang yang mendengar menjadi jengkel. Dan anehnya, sikap ini dimiliki oleh anak yang masih usia SD. Waduh, palang ni ya ... kecil - kecil udah SOK, gedenya gimana tu anak? Hehehe ...

Penyakit SOK ini bisa di derita oleh siapa pun, mulai dari usia anak - anak hingga dewasa. Namun sebenarnya SOK bukan penyakit turunan, lalu ?
Yup, Kita fokus pada SOK anak - anak ya..., SOK pada anak - anak lebih sering disebabkan karena :
  1. Anak selalu dimanjakan
  2. Anak selalu melihat figur yang SOK 
  3. Anak sering menonton tanyangan pribadi SOK. 
  4. Anak mendapat perlakuan yang beda dari orang tuanya
Anak selalu dimanjakan. Apapun yang di minta selalu dituruti, maka anak akan menjadi pribadi yang SOK, karena dia merasa punya segalanya tanpa susah payah.
Anak selalu melihat figur yang SOK, mungkin di keluarga atau teman bermainnya. Tak baik memang kalau dalam bergaul kita pilih - pilih teman. Tapi bagi anak yang mentalnya belum siap perlulah dibatasi bermainnya, hindarkan dulu dia sama temannya yang mempunyai perilaku tidak baik. Dalam hal ini orang tua harus kenal betul, siapa teman bermain si anak.
Tayangan di media, semuanya akan di cermati si anak. Mulai dari positif hingga negatif. Nah, ini sangat bahaya, apalagi anak dengan sangat intens menonton tayangan negatif. Sekali lagi orang tua harus siap mendampingi ananda yang sedang asyik menonton dan dikurangi juga ya bunda, Intensitas menontonnya.
Anak mendapat perlakuan beda dalam keluarganya. Parahnya, anak di nomor 2 kan. Anak seperti ini akan keluar dari kebiasaan di keluarga. Dia akan berusaha menjadi nomor 1 di hadapan teman - temannya, di depan orang - orang sekitarnya.

Uraian diatas sangat terkesan semuanya tergantung orang tuanya. Lalu bagaimana dengan guru - gurunya, bukankah anak di sekolahkan dengan tujuan supaya menjadi pribadi yang hebat luar dalam ? Bagaimanapun juga penting kerja sama antara orang tua dengan guru, supaya pendidikan yang disampaikan tersambung antara rumah dan sekolah.


By Umi Maisyaroh
Owner Rumah Pendidikan AVICENNA


Sabtu, 18 Mei 2019

Kultum2-Hikmah Romadhon

Disampaikan oleh ustadz Mukhlashon di masjid Al Huda Lumajang Jatim

QURÁN DAN SUNNAH

Sudahkah kita sebagai mukmin melaksanakan Qurán dan Sunnah dalam kehidupan sehari - hari ?
Seorang Mukmin itu ibarat seekor lebah :

  1. Mukmin hanyan makan, minum dan memakai sesuatu dari halal dan baik
  2. Lebah tidak pernah merusak. Seorang mukmin tidak boleh dholim pada diri sendiri dengan perbuatan maksiat
  3. Lebah hanya mengeluarkan Madu. Mukmin harus menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, Taawanuu Aalal Birri Wa Taqwa
  4. Lebah tidak pernak melukai. Mukmin dalam khablum Minan Naas tidak pernah melukai saudaranya. Baik dalam ucapan maupun perbuatan.

Memory, 17 Mei 2019
12 Romadhon 1440 H

Kamis, 16 Mei 2019

Kultum2-Hikmah Romadhon

Disampaikan oleh ustadz Yusuf pada kultum sholat taraweh di masjid Al Huda Lumajang Jatim

TIGA KESALAHAN 

Sepuluh hari kedua di bulan Romadhon merupakan hari - hari yang penuh ampunan. Disebut juga hari maghfiroh. Manusia tempat salah dan dosa.
Tiga kesalahan yang ada pada generasi awal (Nabi Adam AS) yang masih sangat relevan dengan zaman sekarang, yakni :

  1. Kesombongan
  2. Iri dengki/hasud
  3. Kerakusan
Keterangan di atas :
  1. Kesombongan bisa disebabkan karena terlalu mengidolakan keturunannya. Ini termasuk sifatnya iblis yang termasuk dalam kisahnya yang tidak mau bersujud kepada Nabi Adam AS karena dirinya terbuat dari Api. Selain itu bisa juga karena memiliki harta yang melimpah dan juga kekuasaan yang sering membuat orang terlena.
  2. Hasud, orang yang punya sifat hasud akan punya cara tersendiri untuk menghancurkan saudaranya. Namun, Allohtak kalah hebatnya, DIA juga punya skenario lain untuk menyelesaikan semuanya. Maka Tawakkal adalah solusi menghadapi orang yang punya sifat hasud ini.
  3. Kerakusan, yang kaya masih terus menumpuk kekayaan/harta. Seperti umatnya nabi Musa AS, karena kerakusannya maka mereka di adzab menjadi seekor kera. Ini menunjukkan bahwa sifat mereka seperti kera yang sangat rakus.
Maka gunakan Romadhon untuk menghindarai 3 kesalahan tersebut.


Memory, 16 Mei 2019
11 Romadhon 1440 H

Rabu, 15 Mei 2019

LAHIR DI LUAR NIKAH


Ibu Muflichatus Sholichah, SPdI, MPd  dalam Sinau Parenting Online via Whatshapp yang di adakan oleh Rumah Pendidikan Avicenna mengatakan bahwa Anak yang dilahirkan dari kedua orang tua di luar nikah itu akan memiliki kelebihan di bidang IQ saja, tapi EQ dan SQ sangat kurang.

Ini merupakan pembahasan yang sangat menarik bagi saya, sehingga ada keiinginan untuk menuliskannya di sini. Idealnya dan saya yakin 100 % kalau semua orang tua sangat menginginkan anak yang ia lahirkan dan ia rawat serta dididik memiliki 3 kecerdasan, yakni IQ, EQ dan SQ.
Nah, pertanyaan nya sekarang, apakah anak yang dilahirkan dengan pernikahan sah itu secara otomatis memiliki 3 kecerdasan dan menjadikannya sebagai anak super hebat ? Ternyata, kalau kita tengok ke luar, di masyarakat nggak juga kan … Artinya, tidak semua anak yang dilahirkan dari pernikahan sah kemudian ia jadi hebat. Lalu, What is wrong?

Kalau dari versi penulis, Semua anak yang lahir dari pernikahan sah telah memiliki bibit 3Q  tersebut diatas. Orang tualah yang kemudian bertugas untuk memupuk dan merawat bibit itu sehingga 3Q pada anak seiring berjalannya waktu akan terlihat. Dan sebaliknya jika orang tua mengacuhkan pendidikan 3Q tersebut, ya tentunya anak akan minus kecerdasannya. Makanya dikatakan dalam sebuah hadist bahwa “anak dilahirkan dalam keadaan suci, orang tuanyalah yang membuat dia nashrani atau majusi “. 3Q alias modal sudah ada tersedia, kalau tidak dikembangkan ya akan stagnan. Maka anak akan terkondisikan lola dalam semua bidang ( Intelektual, Emosi dan Spriritual )
Lalu, bagaimana dengan anak yang lahir di luar nikah ? apakah tidak ada bibit – bibit 3Q seperti disebut ibu MuflIchatus? Penulis menjawab Anak tersebut  hanya memiliki bibit IQ saja, dia akan menonjol kecerdasannya jika orang tua terus menerus melatih anak untuk terus belajar dan belajar. Kemungkinan ada kecenderungan dia menjadi pribadi sholeh atau SQ nya tinggi dan juga EQ nya apabila dia berada dalam lingkungan yang mendukung, berikut juga dengan EQ.

Jadi kalau kemudian dikatakan, “Wah enak ya, anak yang lahir di luar nikah itu cerdas.” Hal tersebut tidak salah. Namun perlu di amati juga, apakah kita sebagai orang tua hanya menuntut kecerdasan saja ? No no, kalau dia nanti jadi pejabat maka dia akan korupsi, kalau pun dia jadi pemimpin maka kepemimpinannya tidak akan adil. So, ini pelajaran penting buat para remaja dan kalian yang menghalalkan pacaran. Kalau kemudian lahir anak di luar nikah akibat pergaulan bebas, kalian sudah dholim pada anak kalian, kalian membuat anak kalian menderita. So, Jauhi pacaran…

Nah, buat kalian yang udah nikah sah dan diberi momongan … saya ucapkan selamat ya… Namun jangan berleha – leha, karena ada tugas baru di depan kalian. Yakni kembangkan modal yang udah diberikan Alloh SWT pada anak kalian, 3Q. Kembangkan itu, maka anak kalian akan menjadi pribadi hebat, pribadi luar biasa !


By Umi Maisyaroh, SPd
Owner Rumah Pendidikan AVICENNA

Selasa, 14 Mei 2019

Kutitipkan anakku pada ibuku

serial parenting

Ketika rumah tangga harus pecah, ketika suami istri tak bersatu lagi maka anak ikut merasakan kekurangan itu. Entah karena meninggal ataupun cerai. Maka suami atau istri terpaksa tinggal bersama sang buah hati saja. Alkisah, seorang istri yang terpisahkan dari suami menyebabkan ia tinggal bertiga sama kedua anaknya. Pulanglah sang istri ke rumah orang tuanya, dan tentunya bersama - sama dengan anaknya pula. Namun selang beberapa bulan istri ini terpikir tuk merantau guna mencari nafkah buat anak - anaknya. Dengan segala pertimbangan, maka berangkatlah ia ke negeri orang dan anak - anaknya dititipkan pada ibunya. Sekarang anak - anaknya tinggal bersama kakek neneknya. 

Awal bulan, awal tahun kehidupan masih adem ayem, karena semuanya hidup dengan kondisi saling memprihatinkan. Namun, pada akhir - akhir tahun ini, dikala anaknya menginjak dewasa dan remaja, kakek dan nenek merasa memiliki beban yang amat berat. Kedua cucunya harus mendapat perhatian ekstra, apalagi nenek yang acapkali mendengar di kampungnya sering terjadi seorang gadis yang hamil di luar nikah. Kakek nenek selalu was - was ketika cucu - cucunya pulang telat, mereka selalu mengkhawatirkan keamanan cucu - cucunya selain itu mereka khawatir kalau terjadi apa - apa maka kakek nenek akan dimarahi oleh ibu dari cucu - cucunya itu. Selain itu, beberapa tagihan biaya sekolah pun mendarat ke tangan kakek nenek sementara kiriman biaya sekolah belum juga mereka terima. Lengkaplah beban kakek nenek ini, sepertinya mereka tak mempunyai kesempatan menikmati masa - masa tenang di hari tuanya. Mereka seperti sedia kala, ketika baru menginjak kehidupan rumah tangga, banyak yang menjadi tanggungan dalam hidup mereka.

Begitu juga si anak, dia akan menjadi bulan - bulanan kemarahan kakek nenek dengan berbagai kondisi mereka. Terkadang tak jarang juga, ibunya tak terima kalau anaknya dimarahi kakek neneknya. Dan kondisi seperti ini akan semakin memperburuk kondisi kejiwaan si anak. Dia akan tertekan dengan segala kondisi keluarganya, dia pingin marah tapi tak tahu mau marah ke siapa, dia ingin pergi ke ayahnya namun kini ayah sudah beristri lagi misalnya. Lalu, apa yang akan dilakukan si anak dengan kondisi seperti itu ?

Wahai Ayah Bunda, menikah dan membangun sebuah hubungan rumah tangga memang suatu yang sangat berat. Karena di dalamnya ada proses penyatuan dua karakater yang berbeda. Dan proses penyatuan itu membutuhkan waktu yang juga agak panjang. Saling belajar memahami dan saling pengertian serta menumbuhkan kasih sayang karena Alloh SWT sangat diperlukan dalam kehidupan rumah tangga. Jangan pernah kita mengharapkan suami harus seperti kita sebagai istri atau sebaliknya. Sekali lagi, suami istri adalah penyatuan dua karakter yang berbeda. Selain itu, berusahalah untuk menjadi pelengkap satu sama lain. Setiap suami maupun istri memiliki kekurangan dan kelebihan. Jadikan kedua hal tersebut menjadi bumbu sedap dalam rumah tangga. Lengkapilah kekurangan suamimu dengan kelebihan yang dimiliki istri dan sebaliknya. Sehingga masalah apapun yang singgah di bahtera rumah tangga kita, bisa kita minimalisir.

Pikirkan ulang dan perbanyaklah pertimbangan serta doa kebaikan ketika kata cerai mulai menghinggap di hati suami atau istri. Berpikirlah lebih untuk anakmu. Anak yang engkau nanti setelah hari pernikahanmu, anak yang telah membuat engkau tersenyum puas ketika dia lahir dari rahimmu. Anak yang begitu bahagia ketika tangan Ayah Bunda menggandengnya. Sekali lagi berpikirlah ...

Namun jika suami atau istrimu pergi karena di panggil sama  Alloh SWT, jangan putus asa ya say... tetaplah berprasangka baik sama Alloh. Tetap berusah mandiri membiayai anak - anak. Kalaupun harus orang tua yang mengasuh, jangan pernah lupa, ada hak orang tuamu atas penghasilanmu karena mengasuh anakmu bukanlah tugas orang tuamu.

Semoga kita selalu di beri umur panjang yang barokah serta keluarga yang harmonis hingga kita berusia senja. Good Luck 

Sabtu, 11 Mei 2019

Nenek Renta

Hari ke - 5 menjalankan ibadah puasa Romadhon 1440 H. Namun Nenekku terasa lemah, dia muntah - muntah dan kepala pusing. Alhasil, Nenek segera menyantap nasi, membatalkan puasa. Karena badan tak enak, maka nasi dan makanan lain pun tidak mau masuk. Akhirnya sakitlah Nenek selama 2 hari.  Meski begitu, setelah sembuh Nenek minta berpuasa lagi. Dan lagi, Nenek lemas ketika waktu dhuhur maka puasa langsung ia batalkan.

Wahai Pembaca terhormat, Hikmah apa yang bisa kita ambil dari kisah Nenek di atas ? Jawabnya pasti sama ya, Nenek sudah tak mampu lagi berpuasa. Meski dengan semangat membara, yang katanya semangat mampu mengalahkan segalanya, ternyata tidak pada Nenek. Ia tetap tak mampu karena usia renta dan kondisi yang semakin lemah.

Belajar itu dari mana saja dan dari siapa saja, dari kisah nenek di atas, bisalah kita ambil pelajaran. Gunakan waktu sebaik mungkin. Selagi muda maksimalkan ibadah kita, biar tidak ngoyo ketika tua. Seperti ilmunya para investor, perbanyaklah investasi supaya di usia tua nanti hidupmu bisa tenang.
Hohoho .... Semangat beribadah ...

5 Waktu yang lengkap

Alhamdulillah ... Romadhon berkah memanglah benar. Ananda yang masih menuju 7 tahun lebih mudah di ajarkan dengan sholat 5 waktu tanpa bolong. Dengan Romadhon, kita bisa mendidik anak - anak dengan motivasi yang luar biasa dan tak kenal membohongi.

Termasuk 3 hari selama puasa Romadhan tahun ini, Ananda 3 hari telah lolos lengkap dengan 5 waktunya. Itupun dia lakukan dengan sangat ringan dan semangat menjalankan sholat 5 waktu. Semua bunda pasti ingin anandanya lengkap 5 waktu seperti halnya ananda saya. Berikut ada beberapa tips yang bisa membantu para bunda dalam mengarahkan ananda lengkap 5 waktu, antara lain :
  1. Jelaskan kewajiban melaksanakan sholat 5 waktu
  2. Jelaskan akibatnya jika tidak melaksanakan sholat 5 waktu
  3. Kapan seseorang wajib sholat 5 waktu
  4. Apa aja manfaat dari sholat 5 waktu
Dan lain sebagainya yang bisa dijelaskan kepada si kecil, bahkan cerita - cerita pendek di zaman dahulu juga bisa lho kita jelasin. Hal ini bertujuan untuk memotivasi si kecil.. InsyaAlloh dengan motivasi yang menyenangkan, si kecil akan dengan bangga dan ikhlas melaksakan sholat 5 waktunya.

Nah, dengan demikian si kecil akan terbiasa melaksanakan sholat 5 waktu. Selamat mencoba ....



Selasa, 07 Mei 2019

DAFTAR NAMA - NAMA SURAT JUZ 30


  1. An - Naas = 6 Ayat
  2. Al - Falaq = 5 Ayat
  3. Al - Ikhlas = 4 Ayat
  4. Al - Lahab = 5 Ayat
  5. An - Nasr = 3 Ayat
  6. Al - Kafirun = 6 Ayat
  7. Al - Kautsar = 3 Ayat
  8. Al - Mauun = 7 Ayat
  9. Quraisy = 4 Ayat
  10. Al - Fiil = 5 Ayat
  11. Al - Humazah = 9 Ayat
  12. Al - Asr = 3 Ayat
  13. At - Takastur = 8 Ayat
  14. Al - Qoriah = 11 Ayat
  15. Al - Aadiyat = 11 Ayat
  16. Az - Zalzalah = 8 Ayat
  17. Al - Bayyinah = 8 Ayat
  18. Al - Qodar = 5 Ayat
  19. Al - Alaq = 19 Ayat
  20. At - Tiin = 8 Ayat
  21. Al - Insyiroh = 8 Ayat
  22. Ad - Dhuha = 11 Ayat
  23. Al - Lail = 21 Ayat
  24. Asy - Syams = 15 Ayat
  25. Al - Balad = 20 Ayat
  26. Al - Fajr = 30 Ayat
  27. Al - Ghosiyyah = 26 Ayat
  28. Al - A'la = 19 Ayat
  29. At - Thoriq = 17 Ayat
  30. Al - Buruuj = 22 Ayat
  31. Al - Insyiqoq = 25 Ayat
  32. Al - Muthoffifin = 36 Ayat
  33. Al - Infithor = 19 Ayat
  34. At - Takwir = 29 Ayat
  35. Ábasa = 42 Ayat
  36. An - Naziat' = 46 Ayat
  37. An - Naba' = 40 Ayat

Jumat, 03 Mei 2019

Semangat guruku

Masya Alloh ... Masya Alloh ... mendengar curhatan nonik cantik, jadi alamak ... gmn gitu ???
Jadi gini, menjadi seorang guru itu sungguh mulia. Mulia jika di dasari dengan keikhlasan. Kenapa harus ikhlas ? Jawabnya, berprofesi guru, jam kerjanya melebihi 8 jam dalam sehari. Waktu kerjanya tidak seperti halnya tukang bangunan ataupun seorang dokter. Karena yang dihadapi guru itu adalah makhluk hidup yang punya otak dan hati, makhluk yang selalu bergerak dan tumbuh. Dan terus dituntut untuk selalu siap dalam menghadapi tantangan jaman. 

Di pagi sampai siang hari, selalu mendampingi anak didiknya dalam belajar. Di sore hari terkadang masih berpikir solusi apakah yang tepat dalam menangani anak didiknya. Di malam hari, masih terbayang - bayang wajah anak didiknya dan memohon kepada sang Pencipta untuk melembutkan hati anak didiknya. Belum lagi kegiatan administrasi yang bajibun. Karena guru adalah seorang yang super, dia seorang manajerial, pelaksana, bahkan dia juga selalu mengevaluasi. Dengan begitu banyaknya tugas guru yang belum seimbang dengan besarnya gaji bulanan, menuntut ia sang guru untuk selalu berpikir dan berusaha, bagaimana supaya kehidupannya lebih makmur. 

Menjadi guru yang ikhlas sembari berusaha menjadi pribadi yang inovatif, Insya Alloh sangat membantu kehidupan guru. Selain itu, milikilah hal - hal berikut :
  1. Carilah sumber penghasilan lain di luar jam mengajar, biar kita tidak selalu berharap gaji dari sekolah yang terkadang menunggak sekian bulan. Meski begitu, tetaplah jaga amanah sebagai seorang guru, meski gaji tak seberapa tetap akan ada petugas hisab di akherat kelak.
  2. Jangan bosan belajar. Meski Anda seorang guru, tetap Anda harus belajar. Karena dengan belajar, maka Anda akan semakin eksis di kanca kehidupan. Bahasa kerennya, Upgrade lah diri Anda wahai para guru. Selain itu, dengan belajar akan memudahkan Anda guru dalam mendidik siswa - siswi yang selalu berubah dalam perubahan jaman. 
  3. Bersedekahlah. Meski dengan mengajar Anda sudah bersedekah ilmu tapi alangkah mulianya Anda guru untuk sedekah selain ilmu. Karena sedekah akan menjauhkan kita dari berbagai musibah, membersihkan harta kita, dan juga sedekah bisa melipatgandakan rizqy kita, Insya Alloh.
  4. Bertahajjudlah. Berat memang, tapi tak ada salahnya Anda mencoba mulai dari bilangan rokaat yang paling kecil. Karena sholat Tahajjud ini sungguh luar biasa. Di waktu tersebut kita bisa meminta apa saja, mulai dari urusan pribadi, keluarga, sekolah bahkan memohon untuk kesholehan anak didik kita. Di waktu tersebut tak ada jarak pemisah antara kita sama Sang Penguasa.
  5. Berdzikkir. Aaah... ini mah ringan - ringan berat ya ... Biasakan berdzikkir, Luar biasa manfaat dzikkir ini.
Insya Alloh itu, dan terakhir jangan lupa makan cukup dan olah raga yang konsisten supaya badan tetap sehat, bugar dan selalu ceria.

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...