Ayah Bundaku, idolaku ... Hmmm, andai itu kenyataan maka dunia akan sehat dan anak - anak akan tumbuh kembang menjadi pribadi yang sejuk. Yups, sejuk dalam hati para orang tua, sejuk dalam hati para guru, sejuk dalam hati masyarakat dan pemimpin. Ah, apa iya ketika Ayah Bunda menjadi idola anak - anak akan seperti gambaran barusan ? Bisa iya bisa tidak.
Iya, jika Ayah Bunda memang layak menjadi idola anak - anak. Maksudnya ? Ayah Bunda, coba kita tengok sebentar bagaimana kehidupan artis. Bagaimana para artis seakan menghipnotis anak - anak hingga mulai dari dandanan, baju, warna baju, asesoris dan bahkan gaya bicara sudah persis kayak artis. Bagaimana coba mereka seperti itu ? Itu semua terjadi karena kehidupan anak - anak sudah terjejali dengan tontonan para artis. Hampir setiap hari bahkan setiap saat anak - anak melihat bahkan dengan jelas memahami bagaimana artis hidup. Dan hampir semua media menyediakan semua tontonan seperti itu, mulai dari majalah hingga media elektronik. Zaman sekarang lebih kompleks karena didukung oleh media sosial yang beraneka macam fiturnya. Nah, Ayah Bunda coba kita balik ke belakang, apakah kita seperti artis ? kehidupan kita terekspos seperti artis ? Dan apakah anak - anak semakin terobsesi untuk selalu mengingat dan bahkan mengidolakan kita setiap saat ? No. Dan pertanyaan terakhir, apakah kita layak diperlakukan selayaknya artis oleh anak - anak kita ? Ah, Introspeksi yang paling dalam yuuuks, Hiks jadinya, iyakan ?
Ayah Bunda, bagaimana mungkin kita diperlakukan selayaknya artis, lha terkadang anak - anak jarang kita temani, anak - anak jarang kita dampingi, kita lebih sibuk bekerja, kita lebih mengutamakan pekerjaan kantor, tugas kantor pun sampai kebawa ke rumah, anak - anak hanya korban dari lelah kita, anak - anak hanya menikmati waktu sisa kita, anak - anak lebih sering tertuntut, anak - anak lebih kita percayakan sama pengasuh. Lagian, kalau ada waktu yang panjang bersama anak - anak di rumah, lalu apakah kita semenarik para artis yang kemuadian menjadikan anak - anak lebih betah bersama kita sebagai orang tua ? Kita itu ibarat manusia jadul banget sudah gak di lirik sama anak - anak, kita kurang menarik di hadapan mereka, kita para orang tua gak nyambung di ajak ngobrol. Ah, kita !
Ayah Bunda, yuk kita kupas satu persatu supaya kita sebagai orang tua tak kalah dengan para artis ...
1. Kualitas orang tua
Pepatah mengatakan " Buah jatuh tak jauh dari pohonnya ". Begitu juga dengan anak kita. Anak - anak kita merupakan cerminan dari kita sebagai orang tua. Jika kita menginginkan anak - anak yang sholeh maka sholehkan dulu diri kita. Jika kita ingin anak - anak kita rajin sholat, ya kita harus rajin dulu sholatnya. Jika kita ingin anak - anak kita selalu tampil rapi kemana pun pergi, ya kita sebagai orang tua jangan acak - acakan ketika bepergian. Begitulah, kita sebagai orang tua harus pantas dijadikan contoh sebelum kita menginginkan itu semua ada pada anak kita. Sehingga anak - anak tidak perlu mencari figur - figur untuk di contoh. Karena bagaimana pun juga ketika tak ada figur panutan di rumah maka anak - anak akan lebih mudah mencontoh kehidupan orang lain yang jauh sekali dengan apa yang ingin kita terapkan pada anak - anak kita. Apa yang baik dan sesuai dengan anak - anak kita, kitalah para orang tua yang tahu dan paham. Maka biarkan anak - anak Anda mencontoh diri Anda yang berkualitas karena itu jelas terarah. Terarah menuju visi keluarga kita, Insya Alloh
2. Waktu bersama mereka
Okelah, Ayah Bunda adalah sosok yang berkualitas, sosok yang layak dicontoh. Lalu, apakah kita sudah all time dalam mendampingi anak - anak ? Hmm ... kalau all time sih gak mungkin ya. Minimal kita selalu ada waktu khusus buat buah hati dalam setiap harinya. Jika Ayah Bunda adalah seorang pekerja kantoran, ya usahakan semaksimal mungkin di rumah tidak membawa pekerjaan kantor. Jadikan waktu di rumah khusus untuk keluarga termasuk anak - anak kita. Jadikan waktu - waktu bersama anak adalah waktu - waktu yang berkualitas. Buatlah anak merasa senang berada di samping Anda, senang di dampingi orang tua. Sehingga dengan demikian anak akan betah di rumah dan pastinya tidak mencari me time nya mereka di luar sana termasuk bersama idola anak - anak, sang artis di Handphone mereka. Buatlah Anda sebagai orang yang dinomrsatukan oleh anak. Anak merasa cukup dan nyaman dengan kebersamaan Anda wahai Ayah Bunda.
3. Berkomunikasilah dengan segaul mungkin
Gaul ? What ? Mana mungkin ya kita bisa gaul sama anak, entar jadinya anak ngelunjak? Ah, tidak Ayah Bunda. Komunikasi dengan anak perlu dengan gaya yang sesuai dengan zaman anak. Meski kita tidak 100 % mengikuti zaman now, tetapi minimal kita paham betul, bagaimana perkembangan zaman dan bagaimana sebaiknya kita menerapkan pada anak. Tidak bisa dipungkiri bahwa orang tua yang bersifat kaku akan jarang didekati oleh anak. Orang tua seperti ini sangat membosankan. Sehingga mereka para anak akan lebih suka mencari lawan bicara di luar sana yang lebih enjoy, santai, mengena dan pastinya gaul ya. Nah, jika orang tua sendiri di jauhi maka sudah pasti anak akan mencari gaya - gaya di luar sana termasuk gaya para artis akan kerap menjadi gaya hidupnya.
Jadilah diri kita sebagai model atau iklan yang sering di lihat oleh anak - anak kita. Tentunya, iklan atau model yang sesuai dengan visi keluarga kita. Sehingga dengan demikian ada jalan yang jelas, upaya yang jelas dan terarah ketika kita ingin membentuk anak - anak sesuai dengan keinginan kita. Dan yang terakhir, Kita sebagai orang tua bukanlah penentu segala - galanya terkait kehidupan anak. Ada Sang Penentu, tugas kita adalah berupaya, berikhtiar. Selebihnya serahkan pada Sang Kuasa, Ilahi Robby. Berdoalah, mintalah semua ikhtiar kita sukses 100 %, Insya Alloh doa - doa orang tua adalah mustajab. Aamiin