Ke-aku-an merupakan kembaran dari keegoisan. Suatu sifat yang sangat buruk bahkan bisa menjadi biang ketidak akuran atau perpecahan. Sifat ini banyak sekali yang memiliki namun terkadang si empunya tidak merasakan. Yang bisa merasakan adalah orang disekitarnya.
Keegoisan ini pula yang hari ini membuat diri serasa gerah. Berada dalam suatu komunitas orang orang mulia namun di dalamnya penuh dengan kebobrokan yang menjadi penyebab dari kemunduran suatu lembaga besar. Sebuah lembaga besar yang dirintis dengan peluh dan harapan sang Ayah kini keberadaannya seperti ungkapan " Tidak mati dan tidak hidup ". Putra putri yang dipersiapkan sebagai penerus, membuat harapan sang ayah menjadi pupus. Putra putri lebih memilih dunia mereka ketimbang menjadi sang penerus. Lebih lebih, putra putri yang dulu dididiknya kini terkuasai oleh keegoisan yang semakin kuat. Bahkan keegoisan yang hampir memutuskan tali persaudaraan dengan saudara sekandungnya.
Bagi orang orang di luar sana, Anda adalah sosok mulia. Karena Anda dilahirkan dan dididik oleh seorang kyai besar. Maka jagalah nama baik sang Ayah dan jadilah kebanggaan sang Ayah. Karena dunia tahu, harapan dari Ayah Anda adalah memiliki putra putri yang mampu meneruskan perjuangannya. Dunia tahu karena sejarah menorehkan catatan bahwa Anda dididik selayaknya seorang alim ulama. Anda dipersiapkan dengan doa terbaik dari Ayah dan Ibu terbaik. Meski kami di luar sana menyadari, bahwa seorang kyai belum tentu memiliki anak kyai pula. Namun, Anda tidak harus menjadi sang Kyai pula untuk menjaga dan menjadi kebanggaan Ayah Ibu terbaik Anda.
Kami dunia merasa kecewa dengan Anda. Kami berharap sepeninggal Pak Kyai ada penerus yang bisa kami jadikan contoh sekaligus kebanggaan kami. Sosok Anda yang kami ingin dengar bagaimana sang Kyai mendidik Anda, dari Anda kami ingin mendengar bagaimana sang Kyai berucap dan bersikap. Kami tak mendapatkan semua itu dari Anda.
Keegoisan yang bersemayam anteng di hati Anda membuat kami para orang awam merasa risih. Kami sadar, Anda adalah manusia biasa, namun dengan segala kebodohan kami, jangan perlihatkan aib aib keluarga, saudara Anda pada kami. Karena kami butuh panutan, butuh bimbingan Anda.
Semoga, Alloh SWT segera membuka hati para pemimpin kami sehingga semuanya merasa nyaman dan pada akhirnya akan makmur dengan seizinNYA... Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar