Lagi lagi bully ... Entah mulai kapan bully boleh hidup di Indonesia, hidup dalam diri anak-anak kita. Bahkan bully seakan bukan sesuatu yang tabu, sesuatu yang bernilai kewajaran karena hampir semua orang bahkan semua zaman pernah ngelakuin yang namanya bully. Namun bully tetap menyakitkan, tak jarang karena bully, anak-anak kita pulang dengan tangisan, marah bahkan ada juga yang sampai depresi.
Orang tua mana yang tega sama anaknya yang kena bully? Tidak ada. Maka sudah semestinya, bully ini kita selesaikan bersama. Para orang tua dan pendidik bahkan pihak pihak terkait pendidikan pun harus menyatukan langkah untuk " Stop bullying ".
Bullying dengan tersentuh fisik maupun mental, keduanya sungguh merugikan yang lain. Teringat kasus anak SMP yang terbullying oleh temannya sendiri satu asrama. Ceritanya, si A sering sekali di suruh suruh oleh si B, mulai dari nyuci baju, pijitin, disuruh apa pun... Sementara si A tanpa keberanian untuk menolaknya. Akhirnya yang terjadi, setelah satu tahun berjalan, si A terkena depresi. Ada ketakutan, ada kejengkelan yang dalam. Namun semuanya ada dalam hati.
Menghentikan ini semua merupakan tugas para orang orang yang terkecimpung dalam dunia anak-anak. Mereka butuh pendampingan dan arahan bukan amarah. Pendampingan dan arahan dalam membantu anak-anak untuk bisa menuju kesadaran diri akan dampak buruknya Bullying serta penguatan akan sifat mulia, mencintai orang lain seperti halnya mencintai diri sendiri. Serta penguatan bagi mereka untuk menjadi pribadi yang kuat pendirian, tanpa ada rasa takut sama teman. Belajar mempertahankan diri dalam kebaikan di tengah tengah teman yang suka jahil.
Katakan selalu pada mereka, " Stop Bullying "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar