Hari Selasa kemarin berjumpa dengan seorang ibu muda, yang kayaknya dia masih punya satu anak. Ibu muda yang yang sangat bangga sama suaminya dan kecewa dengan masa lalunya sendiri. Namun si Ibu ini berharap besar dan seakan menjadi wajib anaknya seperti suaminya. Dia merasa kecewa dengan nilai yang disodorkan guru sekolah si anak ini pada selesai nya pelaksanaan PTS. Entah karena malu atau harapan besarnya, si Ibu kemudian menyampaikan kehendaknya untuk les atau belajar di Bimbel setiap hari. Anak tidak mau, karena memang semuanya saling berbenturan waktu. Dan sepertinya anak ini memang akan sangat kelelahan jika dipaksa setiap hari.
Satu hal yang menarik ketika berbincang dengan ibu ini, yakni ketika dia bercerita bahwa dia dulu dididik dengan sangat keras. Keras dalam artian sering mendapat marah dan omelan dari orang tuanya. Sehingga dengan kondisi tersebut, menurut dia adalah penyebab dia menjadi sangat bodoh bahkan bisa dibilang gak bisa apa-apa. Tapi sang suami, sejarah cerita si Ibu itu, dulu suaminya memiliki nilai yang bagus bagus. Dengan semua kondisi itu, Ibu muda ini tak mampu mendampingi belajar anaknya. Dan suami pun sangat mampu mendampingi putranya belajar namun sangat ringan tangan.
Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya dia mencari bantuan ke orang lain untuk mendampingi putranya dalam belajar.
Wahai Ayah Ibu, keinginan Anda sungguh luar biasa dan ini berlaku juga untuk orang tua lainnya. Artinya, semua orang tua menginginkan kondisi yang lebih baik pada diri anak-anak nya. Anda tidak salah, bagaimana pun cara Anda, semuanya demi masa depan sang anak. Namun ada beberapa yang mesti kita ingat sebagai orang tua, yakni :
1. Ubah mindset Anda bahwa prestasi tidak hanya pada nilai di sekolah saja. Jangan hanya berharap nilai bagus dengan melupakan yang lain
2. Kenali anak Anda. Meski Anda adalah ibu kandungnya, tak jarang ibu ibu seperti Anda tidak mengenal putra putri nya sendiri. Tak jarang Anda memaksakan sesuatu di luar kemampuan anak.
3. Hargailah sebuah proses. Kalau Anda tidak mampu mendampingi anak Anda 100% dalam waktu 24 jam maka boleh boleh saja Anda minta bantuan sama orang lain, namun tetaplah bersabar, anak Anda bukan sebuah tempe yang di potong kasih bumbu, digoreng dan matang... Siap disantap.
4. Libatkan Alloh SWT pada semua impian Anda. Tak jarang kita berusaha keras kesana kemari dengan idealisme impian kita, namun kita lupa bahwa kita ini tidak berkuasa apapun, kita ini manusia lemah. Semua yang mengantarkan impian kita pada kehidupan kita adalah Alloh SWT. Maka berdoalah, minta petunjuk kepadaNYa.
5. Belajar lah untuk bekal diri Anda dalam mendampingi anak-anak Anda. Kebanyakan kita selalu menuntut anak-anak kita rajin belajar, supaya pintar. Lalu apakah kita sudah belajar? Dengan dalih kita sudah tua, kita sibuk, kita banyak pikiran, akhirnya diputuskan tidak belajar lagi. Anda salah Bapak Ibu. Bukankah belajar itu mulai lahir sampai mati. Dan Anda diberi kesempatan untuk itu.
6. Pasrah/ tawakal. Tugas kita adalah ikhtiar. Teruslah berikhtiar namun kembalikan semua pada sang penguasa, hanya Alloh SWT yang akan memberikan semua yang Anda ikhtiar kan.
Sayangi anak-anak kita sesuai usianya. Berikan semua secara proposional dan profesional. Jangan banyak menuntut anak sementara Anda bersantai ria, jangan dholimi anak Anda.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar