Jumat, 31 Januari 2020

Mereka Butuh Paksaan

Beberapa hari yang lalu, saya dibuat gelisah oleh tingkah pola anak - anak didik yang saat ini sedang berada di kelas 9. Bukan masalah nilai mereka yang jelek, bukan pula karena mereka tak santun pada guru. Anak - anak ini luar biasa, mereka sedang proses menuju gelar seorang hafidz, dan jangan diragukan bagaimana kemampuan mereka dalam matematika, mereka adalah anak yang luar biasa. Lalu apakah penyebab kegelisahan saya ? Gelisah saya karena mereka belum memiliki pertahanan yang kuat dalam menolak ajakan teman untuk bolos dan juga kabur dari sekolah. Mereka kerap sekali bolos sekolah hanya karena tidur di pondok, ya mereka adalah para santriwan. Kerap sekali kabur dan pulang sebelum bel pulang berbunyi, tak lain karena diajak teman untuk makan di luar sana. Telusur demi telusur saya menemukan suatu keganjalan dalam diri mereka. Mereka bukan anak - anak yang lemah banyak kekurangan yang kemudian bisa di bully kapan dan dimana pun. Mereka adalah sosok yang memiliki pribadi yang kuat. Namun, di sisi lain mereka ada beberapa teman yang berkuasa dan main ancaman ketika tak mau diajak. Alhasil telusur itu benar adanya, diantara teman mereka ada anak - anak yang berkuasa dan suka main pukul bahkan sebagai provokator dalam pengeroyokan sesama teman. Ini yang menjadi hati saya terasa pahit dan miris, sebuah kondisi yang menekan sana sini di saat mereka harus memiliki kemerdekaan menikmati hidup dalam dunia remaja mereka. 

Dengan adanya komunikasi antara saya dan mereka yang saya anggap sebagai Bos dalam pertemanan anak - anak, tentu saja komunikasi awal saya tak menekan supaya mereka manut. Namun komunikasi dua arah menjadi pilihan saya, dan akhirnya mereka semua termasuk Bosnya mengakui alasan mereka bolos dan kabur dari sekolah. Dengan berbagai alasan yang saya kategorikan sebagai masalah pada dunia mereka, akhirnya kami dalam dialog mencari kesepakatan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Akhirnya, tibalah beberapa peraturan dan perjanjian bersama mereka. Peraturan dan perjanjian yang mungkin terkesan menekan dan memaksa mereka. Tapi selama kurang lebih dalam 4 hari mereka berusaha mematuhi aturan tersebut dan berharap ini bisa menjadi kebiasaan baik mereka dan kemudian mereka menjadi pribadi yang kuat, tak mau lagi diajak bolos dan kabur dari sekolah. 

Inilah yang saya katakan bahwa mereka butuh paksaan. Entah berupa peraturan yang harus di tegakkan. Atau mungkin berupa perjanjian - perjanjian yang menekan dan memaksa mereka untuk menjadi sosok yang baik. Mereka masih labil, dunia mereka masih penuh dengan uji coba, mereka tak tahu apa dan bagaimana akibat akan semua perilaku mereka selama ini. Mereka takut akan ancaman teman, mereka tak mampu melawan untuk kebenaran. Dengan peraturan dan perjanjian, mereka dipaksa untuk berani bahkan mampu melawan teman - teman mereka yang selalu menjadi virus kenakalan. Dari semua ini tentu mereka butuh pengawalan dalam keseharian, pengawalan di sekolah, pesantren dan rumah. Semua pihak yang berada di sekolah, pesantren dan rumah harus kompak dan selaras, karena anak - anak butuh pengawalan ketat. Sekali lagi mereka adalah remaja, masa yang labil mudah ikut sana dan sini, takut dia yang kuat dan tak punya nyali untuk melawan balik teman yang main ancaman. Membentuk mereka menjadi singa yang kuat akan pendirian dan tak mudah terpengaruh oleh teman yang negatif.

Akhirnya, salam perjuangan ... Jadilah pribadi yang bermanfaat di mana pun kita berada.

Kamis, 16 Januari 2020

Pasca Natal - Parenting

Komunitas IHI (Ibu Hebat Indonesia)
Serial parenting online, Jum'at, 3 Januari 2020
Oleh : Ibu Muflikhatus Sholichah, MPdI


"Pasca Natal (pasca lahir) maka tugas orang tua selanjutya adalah bertanggung jawab atas kecerdasan anak - anak. Kesadaran orang tua akan tanggung jawabnya mencerdaskan anak akan memberikan pengaruh positif dalam pembentukan tanggung jawab dan pengkondisian lingkungan keluarga untuk mewujudkan anak - anak cerdas dan hebat. Karena dengan kesadaran tersebut menjadikan orang tua lebih arif dalam memilihkan dan menawarkan perangkat permainan, mengajak rekreasi dan pembentukan lingkungan anak yang mendukung proses belajar dan pencerdasan mereka", Tutur Ibu Muflikhatus Sholichah, MPdI dalam serial parenting online yang di adakan oleh Bimbel Rumah Pendidikan AVICENNA pada Jum'at, 3 Januari 2020, jam 20.00 sd 21.00 WIB via grup WA. Link bisa lihat di bagian bawah tulisan.

Pada pertemuan online yang ke-3 tersebut, bisa kita ambil materi bahwa tugas orang tua adalah mencerdaskan anak dan itu dimulai pasca lahir. Artinya, mendidik anak cerdas tidak dimulai sejak SD atau pun TK bahkan PAUD, melainkan sejak anak - anak balita sangat di anjurkan para orang tua peduli dan bisa arif dalam memilihkan mainan. Tentu saja mainan yang bisa memacu dan mengaktifkan seluruh bagian otak anak - anak kita. Tak jarang di antara orang tua, yang menuntut anak - anak mereka cerdas dan berprestasi di usia TK dan SD dan seterusnya tanpa peduli akan pemberian mainan pada anak - anak mereka. Lebih tragis lagi ketika orang tua tak pernah memfasilitasi mainan yang mendidik, dan kemudian menuntut anak mereka berprestasi di sekolah. Atau mungkin banyak diantara kita yang menuntut anak - anak memiliki nilai - nilai jauh tinggi di atas KKM ketika ulangan dan ujian semester, kita sebagai orang tua pinginnya bentak bahkan mukul ketika lihat anak - anak kita nilai ulangannya rendah. Kita dilupakan oleh ambisi mempunyai anak hebat namu lupa akan tugas kita sebagai orang tua. Lupa bahwa memiliki anak hebat bukan sesuatu yang terwujud secara tiba - tiba. Anak hebat terwujud oleh proses yang panjang dan mungkin panjang sekali. Anak hebat terbentuk oleh proses pendidikan yang dilengkapi dengan semua fasilitas - fasilitas yang ada. Anak hebat akan terwujud dengan berbagai pengorbanan. Pengorbanan waktu, tenaga bahkan materi pun sangat penting.

Mari Ayah Bunda, sedikit demi sedikit kita bersama merubah pola pikir dan cara pandang kita. Kita bisa memiliki anak hebat asal kita mau belajar menjadi orang tua hebat. Selain itu, anak hebat akan terbentuk oleh orang tua yang senantiasa rela akan pengorbanan waktu, tenaga dan juga materi. Karena anak hebat terwujud oleh sebuah proses panjang. Ketika anak - anak dewasa kita sudah menjadi pribadi yang hebat, maka orang tua juga akan menikmati semua hasil perjuangan. Mungkin akan ada rasa syukur yang luar biasa di hati kita para orang tua.


Selamat Beraktivitas ...

Jumat, 10 Januari 2020

Remajaku ingin bebas

Kejadian melompat pagar sekolah setinggi kurang lebih 3 meter pada minggu lalu masih terulang kembali pada minggu ini. Sepertinya melompat merupakan rutinitas si Amir. Dia melakukan hal ini ketika merasa bosan dan jenuh dengan segala peraturan yang ada serta kondisi yang membuat dia tidak nyaman. Bagi dia belajar di kelas dengan seabrek tugas dari guru merupakan sesuatu yang tak nyaman dan sangat membosankan. Dengan rasa yang seperti itu akhirnya berontaklah dia dengan berani meski sedikit tertantang dengan melompati pagar yang lumayan tinggi tersebut. Si Amir adalah salah satu siswa SMP yang usianya di rentan 13 - 15 tahun.

Anak di usia 13 - 15 tahun tergolong usia remaja. Dan remaja merupakan fase puberitas yang pertama kali di alami si anak. Dalam fase itu banyak sekali perubahan yang terjadi, mulai dari fisik sampai pada non fisik. Nah pada perubahan fisik, akan jelas terlihat jelas pada perubahan pada anggota tubuh mereka. Pada remaja laki - laki maka akan muncul jakun, suara lebih berat dan tumbuh bulu - bulu di area tertentu. Sementara pada perempuan, perubahan yang jelas adalah adanya pertumbuhan payudara yang semakin membesar, menstruasi dan tumbuh bulu - bulu di area tertentu. Sementara pada non fisik, perubahan yang nampak terlihat adalah mulai menyukai lawan jenis, tertarik mencoba sesuatu yang baru, dan semaunya gue yang penting nyaman serta ingin mencari identitas diri bahkan pengakuan pun ingin dia dapat dari semua orang. Tentu saja pada 2 perubahan ini, perubahan fisik adalah perubahan biologis yang memang pada usia - usia tertentu menjadi pertanda ada pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Sementara pada perubahan non fisik, hal ini ada kaitannya dengan pola asuh yang diterapkan ketika masa anak - anak dahulu. 

Semisal pada contoh kasus si Amir di atas, kasus melompat pagar sekolah. Sebuah akhlaq yang sangat tidak terpuji. Diluar dari pembahasan lingkup sekolah, di sini fokus pada pola asuh yang diterapkan oleh orang tua pada masa - masa anak dahulu. Penanaman akan ketaatan pada sebuah peraturan sangat perlu diberikan pada usia anak - anak. Tentu saja dengan metode yang menyesuaikan dengan usia anak. Mungkin banyak diantara kita yang bertanya - tanya, apa iya pendidikan kita di masa anak-anak berpengaruh pada usia remaja dan selanjutnya? Jawabnya, iya.

Ketika usia anak-anak telah mengalami proses pendidikan yang bagus, katakan saja pendidikan mengenai taat peraturan. Tentu saja, dalam mendidik hal ini, orang tua akan menerapkan berbagai aturan di rumah dan harus dijalankan setiap hari. Semisal, peraturan membereskan mainan setiap kali selesai bermain, tentu saja penggunaan perintah lebih diperhalus dengan kalimat ajakan serta pemberian contoh. Nah, dalam peraturan akan lebih baik jika ada reward dan punish, semisal rewardnya jika nanti setiap habis bermain kemudian dibereskan maka besok boleh ambil mainan yang sama. Namun, jika sebaliknya maka punish/sanksi adalah tidak boleh ambil mainan yang sama jika tidak mau membereskan mainan setiap kali selesai. Ini merupakan contoh penerapan peraturan di rumah pada masa anak - anak. Nah, jika peraturan ini konsisten dilaksanakan maka InsyaAlloh anak-anak akan terbiasa melakukan hal yang sama pada kegiatan lain selain bermain. Dan pastinya, penanaman disiplin di usia anak-anak akan lebih melekat sehingga hal ini akan terus di ingat - ingat hingga dewasa bahkan sampai tua. Nah, kembali ke masa remaja. Sekali lagi masa remaja merupakan kelanjutan dari masa anak - anak. Jika penanaman disiplin dilaksanakan sejak awal maka di usia remaja, mereka akan tetap menerapkan disiplin dalam kehidupan mereka termasuk di sekolah juga. Sehingga dengan semua itu, tidak akan ada kasus pelompatan pagar di sekolah. Sehingga tak akan ada lagi ungkapan " Remajaku ingin bebas"

Oke, semoga manfaat ...
Semua yang tertulis lebih diutamakan untuk perbaikan diri. Akan sungguh luar biasa jika kemudian tulisan ini memberikan kebaikan kepada yang lain. Menyayangi anak dengan tepat adalah kunci kebahagiaan orang tua. Terimakasih 

Rabu, 08 Januari 2020

ALKOHOL

Pagi ini masih di fokuskan pada anak - anak yang datang terlambat sekolah. Mulai dari kelas 7 hingga kelas 9 terkumpul menjadi satu di halaman untuk menerima sanksi, berikut dengan tas sekolah mereka pun terkumpul jadi satu di ruangan guru. Seperti biasa, di saat anak - anak menerima dan melaksanakan sanksi berupa baca istighfar 1000 kali di halaman, kami para guru piket mulai menggeledah tas anak - anak yang terlambat. Diantara tas - tas yang kami buka, ada satu yang membuat kami kaget yakni ditemukan alkohol 70 % sebanyak 1 botol. Pikiran kami saat itu negatif, tak ada lain pasti alkohol itu dipakai sebagai bahan campuran minuman anak tersebut. Prasangka kami bukan tanpa dasar tapi kami sadar kami sedang menghadapi anak - anak usia remaja yang labil. Usia yang harusnya mereka ada pendampingan dari orang tua namun tidak mereka dapat karena adanya perceraian. Sementara anak saat ini tinggal bersama paman, selanjutnya paman menitipkan  dia pada sebuah asrama. Telusur demi telusur ada titik kejelasan bahwa dia memang benar - benar memakai alkohol tersebut untuk di campur pada minumannya. Alkohol dia minum dengan tujuan supaya bisa fly, tak ada beban, bisa santai. Ada sorot mata kesedihan dan kemarahan yang kami lihat. Kesedihan dan kemarahan yang terpendam dan tak bisa terucap akhirnya terlampias pada minuman keras yang murah dan meriah. Kesedihan dan kemarahan akan sebuah kondisi hidup dalam sebuah keluarga, sedih kenapa orang tua harus berpisah, sedih karena saat ini tak tempat untuk berkeluh kesah, bercanda ria bahkan untuk sekedar merengek. Kemarahan karena merasa diri terbuang, merasa diri tak disayang lagi sama Ayah Bunda. Ayah Bunda sudah disibukkan dengan dunianya masing - masing, dengan keluarga barunya masing - masing. Sementara dia bersama adik kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar harus hidup sendiri di sebuah asrama. Keyakinan kami kesedihan dan kemarahan yang dia pendam selama ini tertuju kepada orang tuanya. Karena dia memakai alkohol sebagai minuman fly ini sejak kelas 6, selang beberapa bulan dari perceraian kedua orang tuanya. 

Ayah Bunda, perceraian mungkin merupakan satu - satunya solusi buat sepasang suami istri yang sedang bermasalah. Dengan bayangan setelah bercerai maka hidup bisa lebih baik dan bahagia. Namun pada kenyataannya, semua serba terbalik. Kondisi rumah tangga yang baru mungkin bahagia bak pengantin baru yang lengkap dengan honeymoonnya. Mungkin juga dengan bercerai, akan ada kebebasan kerja dan kerja, fokus bekerja siang malam tanpa ada hiruk pikuk yang namanya keluarga. Namun, saat semua harapan terbayang, sempatkah kita berpikir akan harapan - harapan dari anak - anak kita. Ayah Bunda, tak salah jika memang harus bercerai, namun tetap berpikirlah bahwa anak - anak masih butuh orang tua, butuh pendampingan, butuh sosok yang bisa memanjakannya. Kalau mungkin ada yang berpikir dititipkan ke paman karena statusnya bisa menjadi orang tua, apakah pernah berpikir, bisakah anak - anak terbuka dengan pamannya? Ayah Bunda, anak akan lebih dekat dengan kita sebagai orang tua karena memang anak adalah darah kita. Ada pertalian dan ikatan yang sangat erat. Apalagi ketika kasih sayang orang tua kepada anak maka pertalian semakin kokoh. Ada banyak hal yang ingin di ungkap di sini terkait perceraian, karena kemyataannya perceraian hanyalah sebuah proses melampiaskan ego masing - masing.

Ayah Bunda, mari bersama kita ingat tujuan pernikahan kita. Bukankah di dalamnya ada tujuan untuk memperbanyak keturunan? Ketika itu terwujud, ada janin yang tumbuh di rahim kita, Bunda. Ayah senantiasa menjaga dan selalu mengecup perut Bunda hanya untuk mendengar detak jantung bahkan tendangan kaki mungil dari balik kulit perut Bunda. Ketika lahir, masya Alloh, kebahagiaan yang luar biasa tergambar dalam wajah - wajah dan aktivitas kita. Ketika dia berumur 3 tahun, lucunya Ayah Bunda... tak ada lelah, tak ada amarah semuanya serba bahagia dan selalu ada canda tawa. Seiring itu ada harapan - harapan besar, kelak ketika engkau besar nak, jadi dokter ya ... Ah, ketika mengingat itu semua, ada senyum seakan kembali ke dunia lampau.

Namun, semua itu Anda rusak dengan sebuah perceraian. Mungkin Anda bahagia dengan suami atau istri baru, Namun coba tengok anak Anda yang lalu, bahagiakah dia? Tidak ... tidak. Bahkan kini dia tumbuh menjadi pribadi yang lemah, cengeng dan labil, tapi itu bukan salah mereka. Secara tidak sadar, Ayah Bundalah yang membentuk anak menjadi sosok yang lemah tanpa pendirian. Harapan - harapan yang dulu sempat terajut, kini menjadi benang - benang kusut yang susah di urai. Kini, semuanya menjadi ruwet dan serba sulit. Dan anak yang dulu kita timang - timang, kini menjadi musuh buat kita yang dulu sempat menjadi The first of love...

Mari bersama kita menjadi orang tua yang selalu ada buat anak - anak kita. Mereka butuh kita, mereka ingin di manja, dimarah bahkan mereka selalu merindukan pelukan kita. Pelukan kita kepada anak tak bisa diganti oleh siapa pun, pelukan kasih sayang penuh dengan kehangatan. Ada rasa nyaman dan aman ketika bersama Ayah Bunda. Mari bersama kita renungkan dan berdoa supaya anak - anak kita menjadi pribadi yang kuat yang tak mudah hanyut oleh arus pergaulan bebas... Aamiin.

Selasa, 07 Januari 2020

CINTA

Cintailah dia sewajarnya
Jangan kau beri dia seratus persen
Hingga engkau disebut cinta buta
Buta akan semua hal
Tak bisa lagi melihat mana kebenaran
Dan mana itu kesalahan
Engkau tak lagi melihat orang lain adalah Saudara
Kini, engkau cuma ada rasa benci kepada saudaramu
Engkau lupa akan kebenaran di sampingmu
Dan engkau adalah korban dari kebutaan akan CINTA

Senin, 06 Januari 2020

Anakku Calon Pebisnis Ulung

Di sela obrolan saya bersama karyawan bimbel, tiba - tiba HP berdering dan dengan permisi saya buka dan angkat telpon genggam itu... ealah ternyata si Nizam, putra sulung yang saat ini berusia 7 tahun. Dalam telponnya dengan jelas dan runtut, dia mengatakan : "Bunda, jangan lupa nanti pulangnya belikan aneka buah, plastik, gelas dan sendok kecil ya ... saya tunggu jam 8 malam harus sampai di rumah". Nah lho, senyum tipis dan rasa nano nano mulai menyeruak sambil berkata dalam hati " Hadeeh... kok malah Bundanya diperintah belanja!". Namun, apalah dikata karena ada rasa bangga dan kagum, akhirnya berangkat juga untuk belanja sesuai pesanan. Ayah Bunda, sedikit cerita ya, ini Nizam anak saya berniat mau jualan es buah di tempat Bimbel Bundanya, gegara ada kulkas pinjaman dari omnya yang ditaruh di bimbel. Dan semakin bikin senyum aja ketika dia bilang bahwa semua uang hasil jualan es harus diserahkan ke Nizam, entar mau dikumpulin dan kalau sudah banyak akan dibuat beli mobil, Nah lho ... kan gak bisa ditahan ni senyum, dengerin celoteh anak 7 tahun kayak anak dewasa yang udah kerja aje. Jadi terbersit dalam hati kayaknya Anakku calon pebisnis ulung... Aamiin, hehehe. Tapi maklumlah, kayaknya semua tingkahnya meniru apa yang dilakukan oleh Ayah Bundanya yang saat ini sedang merintis berbagai usaha wiraswasta. Tanpa kami sadari, ternyata apa yang kami lakukan saat ini, diterima oleh anak - anak dan sampai berkeinginan punya usaha sendiri.

Ayah Bunda, cerita diatas adalah fakta. Bukan berniat curhat atau pamer. Tapi di sini saya ingin sekali menyampaikan bahwa anak - anak itu adalah peniru yang ulung, hampir semua yang dilakukan Ayah Bunda akan di rekam dengan sangat kuat bahkan rekaman itu bisa dia wujudkan dengan nyata tanpa adanya perintah atau ajakan. Ayah Bunda, Anak kita adalah rekaman kita. Maka anak sholeh dan sholehah itu ya tergantung pendidikan atau gaya hidup yang diterapkan Ayah Bundanya di rumah. Kesholehan anak - anak kita adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua, bukan tanggung jawab sekolah. Lalu, bisa Anda bayangkan jika di rumah gaya hidupnya ala barat maka anak - anak ya cenderung bergaya hidup barat. Jika dalam rumah kita ada gaya hidup islami maka yang tebentuk di anak kita adalah anak yang bergaya islami.

Ayah Bunda, banyak di antara kita yang kurang menyadari bahwa anak itu adalah cerminan kita. Sehari semalam terdiri 24 jam. Di dalamnya ada jam sekolah mulai jam 06.30 WIB hingga 13.30 WIB, jumlah 7 jam di sekolah. kemudian sore ngaji jam 16.00 WIB - 17.30 WIB, jumlah 1,5 jam. Jadi total anak kita belajar di luar adalah 8,5 jam dalam sehari semalam. Selebihnya, atau kurang lebih selama 15,5 jam anak - anak bersama Ayah Bundanya di rumah. Lalu, ketika anak Anda nakal yang disalahkan adalah guru - guru di sekolah atau guru ngaji, salahkan? Bukankah anak lebih banyak bersama dengan Ayah Bunda, kenapa harus orang lain yang di salahkan.

Ayah Bunda, Andai kita mau menggunakan waktu 15,5 jam untuk mendidik anak - anak kita dengan maksimal maka bisa diprediksi anak - anak kita akan menjadi sosok seperti apa yang kita didik. Menjadi orang tua tidak ada sekolah khusus, namun dengan kesadaran untuk terus menggali ilmu dari berbagai sumber tentu akan sangat luar biasa. Karena ilmu itulah yang akan mendampingi kita dalam mendidik anak - anak kita sesuai dengan harapan kita sebagai orang tua. Jadi mari bersama sama kita menjadi orang tua yang bisa menggiring anak - anak kita menjadi pebisnis ulung atau profesi apa saja, yang terpenting adalah anak - anak kita menjadi pribadi yang sholeh sholehah.

Selamat pagi dan sukses berkarya !


Minggu, 05 Januari 2020

Yuk, berlomba nak ... Parenting edition

Yuk, berlomba nak ...

Hmmm, pagi cerah pagi ceria. Cerita menarik pagi ini adalah berlomba merapikan tempat tidur with my son. Pagi ini, Bunda sedang merapikan tempat tidur, tiba - tiba si kecil masuk dan sekalian deh di ajak merapikan tempat tidurnya sendiri. Tentu saja, ajakan ini berupa lomba antara Bunda dan Anak. Yuk, berlomba nak ... Kita berlomba merapikan tempat tidur. Yang tempat tidurnya paling rapi, dialah pemenangnya. Mulai beraksi kami berdua. Di tengah asyiknya aksi kami, tiba - tiba si kecil mulai mengeluh dan kemudian bertanya : " Bunda, Aku gak bisa ngerapiin tempat tidurnya, nih jelek ! " Dengan muka masih sedikit cemberut, dia bertanya : " Gimana sih biar rapi kayak punyanya Bunda? ". Akhirnya, dengan sabar dan telaten, Bunda mulai mengajarkan cara merapikan tempat tidurnya. Wal hasil, akhirnya dia berani membanggakan kepada Bundanya bahwa tempat tidurnya pagi ini adalah yang paling rapi, " Bunda, tempat tidurku rapi banget kan ... yeee, aku menang, aku menang !" Dan Bunda pun tersenyum dan beri acungan jempol buat anaknya. Dan lanjut siang, ketika hendak tidur siang, di depan anak, sang Ayah pun memuji : " Wah, pintar sekali ya ... tempat tidurnya rapi banget. " Dan Anak pun bangga tak karuan karena kedua orang tuanya memuji dan mengakui kepintarannya dalam merapikan tempat tidur ... Dan hari - hari berikutnya, tanpa susah payah mengingatkan kembali, si kecil tanggap langsung merapikan tempat tidur setelah bangun dari tidurnya.

Wahai Ayah Bunda, cerita di atas sekelumit cerita tentang bagaimana kita mengajarkan sesuatu tanpa harus menggunakan nada keras dan bersifat memaksa. Anak - anak sangat perlu sekali kita ajarkan sikap tanggung jawab sedini mungkin. Karena karakter itu bisa terbentuk dari kebiasaan. Dan kebiasaan bisa berjalan jika Ayah Bunda sudah mengajarkan kepada anak - anak sejak kecil. Dan semua yang kita ajarkan, akan diterima dan bisa dilaksanakan jika kita dalam penyampaiannya tepat dan waktu yang tepat pula.

Nah, Ayah Bunda ... Ajarkan anak - anak sikap tanggung jawab sedini mungkin. Mungkin Anda lelah karena kecilnya si anak. Tapi ingat, kelak ketika anak dewasa dan Anda mulai menua, Anda tak berlelah - lelah lagi untuk mengajarkan itu semua. Tidak ada yang instan, semua hal butuh proses. Termasuk ketika kita menginginkan mempunyai anak yang bertanggung jawab.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah Ayah Bunda jangan pelit memuji anak ya ... Karena dengan pujian, anak merasa diakui dan reward atau hadiah itu juga penting lho, meski sekedar acungan jempol atau kecupan sayang buat sang buah hati tersayang.

Oke, Selamat beraktivitas ...

Jumat, 03 Januari 2020

GURUKU HEBAT, GURUKU BERAKHLAK MULIA

Tiba - tiba keinginan menulis tentang akhlak begitu menggebu. Saking menggebunya tidak mau ditunda esok dan esoknya lagi. Maklum emosi saya lagi tinggi saat ini ... hehehe, emosi yang cenderung pada kemarahan namun ku lampiaskan pada tulisan.... hadeeeh banget kan. Blog jadi korban ... hmmm. Gak apa - apa, Insya Alloh itu amarah yang positif ya reader? Yup

Sedikit bercerita, barusan sempat chattingan sama teman sekantor dan seprofesi sebagai guru. Chattingan dalam sebuah grup WA yang kemudian terpancing saat dia serasa lupa akan sebuah amanah. Amanah menjadi ketua sebuah Tim dalam sekolah kami. Sontak, saya yang merasa lebih tua dan menulis hasil rapat seakan terbakar ketika dia bertanya : " Kapan pembentukan panitianya bu, saya kok ndak tau, maaf ! " Sebuah pertanyaan yang tak layak diungkapkan, apalagi di hari - hari sebelumnya hasil sudah kami share dalam grup yang sama. Alhasil, jadilah curhat di sini ... hehehe. Yup, kembali ke pembahasan.

Akhlaq mulia lebih ditekankan lagi dalam penilaian kurikulum 2013 di tahun 2021 depan. Penilaian siswa terkait akhlaq ini tentu memiliki ruang lingkup yang amat luas. Akhlaq tersebut meliputi Akhlak kepada Alloh SWT dan sesama manusia. Yang pertama adalah Akhlaq kepada Alloh SWT, sudah sangat tentu akhlaq ini meliputi bagaimana hubungan kita kepada Alloh SWT dan bagaimana pula cara kita dalam melakukan hubungan itu, tentu memiliki etika, tata cara atau bisa juga disebut sebagai akhlaq. Hubungan kepada Alloh SWT berarti terkait ibadah harian kita. Jika dalam menjalin hubungan (ibadah) sama Sang Kholiq sangat bagus dengan etika atau akhlaq yang sesuai dengan tuntunan sudah barang tentu seseorang itu akan memperhatikan bagaimana etika atau akhlaqnya kepada sesama manusia. Nah, dalam hal pembelajaran di sekolah yang diakhiri dengan penilaian dan refleksi, tentunya yang harus mengajarkan akhlaq atau etika kepada anak - anak adalah guru. Guru yang mana ? Menurut saya semua guru harus mampu mengajarkan akhlaq ini kepada semua murid - muridnya. Lho, di madrasah kan ada guru agama, yakni guru akidah Akhlaq? Yup, benar. Namun pada kapasitasnya sebagai guru agama yakni guru akidah Akhlaq hanya mengajarkan sesuai dengan KI KD yang terdapat pada kurikulum, selebihnya adalah bonus tugas atau penyempurna tugas yang mampu mendukung serta melengkapi KI KD yang sudah ada. Nah, dari paparan tersebut, bagaimana seorang guru mampu mengajarkan akhlaq sementara dirinya masih belum berakhlaq? Pertanyaan ini akan saya kaitkan dengan cerita di atas, supaya pembahasan kita tidak melebar tanpa titik kejelasan.

Terkaitnya pembahasan akhlaq ini dengan cerita di atas, bukan berarti menuduh seseorang tak berakhlaq. sekali lagi tidak, karena jabaran akhlaq itu sangat luas. Mungkin lebih tepatnya adalah akhlaq yang kurang bagus. Karena tidak ada manusia yang sempurna, semua diri memiliki kekurangan. AMANAH ! ini merupakan salah satu akhlaq kita kepada manusia yang pertanggung jawabannya kepada Alloh SWT dan juga sesama manusia. Ketika kita mendapatkan amanah, entah satu atau lebih dan kita sudah menyanggupinya berarti sudah menjadi tanggung jawab kita. Amanah yang sudah dipegang maka jalankan semaksimal mungkin. Apalagi jika amanah itu menjadi ikhtiar kita menuju kebaikan kita dan murid - murid kita. Sudah sangat pasti, menjadi guru akan sangat bangga memiliki siswa yang amanah. Misal, kita menjadi wali kelas dan terbentuk pengurus kelas. Seluruh pengurus kelas sangat amanah dalam menjalankan tugasnya, sangat peduli akan kewajibannya dan sangat konsisten dalam menjalankan amanah. Hayo, gimana perasaan kita sebagai wali kelas, tentu sangat bangga bukan ? Sama dengan hal tersebut. Namun Bapak Ibu Guru, amanah yang ada dalam diri anak - anak atau siswa - siswi kita bukan sesuatu yang lahir begitu saja atau peninggalan orang tuanya atau ngikut pas lahir, tidak ? Namun, amanahnya anak - anak terbentuk dari proses pendidikan yang telah dilalui. Pendidikan yang dimaksud, pendidikan di rumah dan sekolah. Nah, peran Bapak Ibu guru adalah mendidik mereka di sekolah. Dan mendidik, bukan hanya pemberian materi pelajaran dan materi pelajaran lagi kemudian praktek lalu di nilai, tidak. Melainkan pendidikan di sini butuh keteladanan dari para pelaku pendidikan, mulai dari para guru sampai pada para karyawan di sebuah sekolah bahkan bisa meluas sampai pada steakholder sekolah. Nah, keteladanan ini tentunya butuh kesadaran dari semua pihak dalam pendidikan. Kesadaran butuh sebuah ilmu. Menjadi guru bukan berarti sudah menjadi yang termahir dalam segala hal, namun ada bidang - bidang tertentu yang tetap harus digali dengan istiqomah, yang nantinya bisa mendukung terbentuknya anak didik yang berprestasi dalam akademik dan non akademik serta berakhlaqul karimah.

Insya Alloh, dengan istiqomah upgrade diri dengan tanpa puas menimba ilmu, maka akan menjadikan guru layak bergelar guruku berakhlaq mulia dan hebat. Dan akhirnya, Guruku Hebat, Guruku Berakhlaq Mulia. Semoga manfaat, inspirasi ditengah emosi namun melahirkan motivasi diri yang luar biasa untuk selalu istiqomah menuntut ilmu, karena diri ini sadar, ilmu sangat berarti bagi diri yang minus dalam ilmu. 

Semangat berkarya !!!



Rabu, 01 Januari 2020

NASEHAT FOR MY SON ... AYAH BUNDAKU HEBAT !

My Son and my girl... kalian adalah harta kami. Harta yang termahal, harta yang akan mengantar bahkan menemani hari - hari kami di liang lahat sampai di akherat kelak. Bukan dirimu nak, yang akan mendampingiku kelak, tapi predikatmu sebagai anak sholeh dan sholehahlah yang setiap hari akan mengirim utusan tuk mendampingiku di masa depan nanti. Karena dari itu, bukannya aku egois atau terlalu cerewet atas masa kecil hingga dewasamu namun itu adalah caraku supaya kelak engkau bisa menjadikan kami para Ayah Bunda menjadi sosok yang mulia dihadapan para malaikat munkar nakir dan malik. Egoiskah kami, tidak Anakku ... sungguh apa yang Kami rasa saat ini akan engkau rasa pula kelak ketika engkau telah bergelar sebagai Ayah Bunda. Pendidikan yang kami tanamkan pada dirimu tidak hanya untuk kebaikan Ayah Bundamu saja melainkan buat keluarga yang kelak akan kalian bangun bersama orang - orang tercinta. Wahai anak - anakku, maka dengarlah kami, taati kami karena tujuan akhir kami adalah kebaikan kalian semua.

Wahai Ayah Bunda, nasehat kepada anak bukanlah hal yang asing buat kita. Bahkan seperti setiap saat kita menyampaikan nasehat kepada anak - anak kita, apalagi jika anak kita lebih dari 1, tentu nasehat akan sering terdengar dari lesan kita. Namun Ayah Bunda, pernahkah merasa bahwa nasehat kita kok seperti gak digubris, masuk telinga kanan keluar telinga kiri bahkan belum selesai memberi nasehat, anak sudah ngibrit alias pergi ... Adakah yang salah dengan nasehat kita Ayah Bunda? Tidak, saya yakin semua Ayah Bunda disini pasti memberi nasehat yang super dan baik. Karena saya yakin, tidak ada di antara kita sebagai orang tua yang ingin menjerumuskan anak - anak kita. Wahai Ayah Bunda, Tidak ada yang salah dari nasehat - nasehat kita namun mungkin perlu sedikit instropeksilah diri kita, apakah kita sebagai orang tua sudah menyampaikan nasehat - nasehat emas kita pada saat - saat yang tepat ? Banyak diantara nasehat mulia kita yang kurang tertangkap oleh otak dan hati anak - anak karena timing kita yang kurang pas. Nah, berbicara soal timing ada beberapa tips sukses menyampaikan nasehat supaya mudah diterima anak -anak, sebagai berikut :
  1. Dalam perjalanan. Perjalanan menuju pantai ... sungguh menyenangkan. Perjalanan yang menyenangkan menuju tempat yang indah. Iyakan Bunda ? Sebenarnya bebas sih, tidak harus ke pantai. Yang terpenting perjalanan kita buat menyenangkan. Bukan masalah tempat tujuan melainkan bagaimana kita bisa mengkondisikan supaya perjalanan kita menyenangkan. Nah, kembali ke pembahasan, dalam perjalanan merupakan timing yang pas buat kita untuk memberi nasehat kepada anak - anak kita. Nasehat tentang bagaimana ketika kita bertemu dengan sesama muslim, saling menghargai, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Tentunya bahasa yang kita pakai harus disesuaikan dengan usia anak - anak kita. Sampaikan nasehat - nasehat dengan lembut dan sekali - kali memuji keindahan alam cipataan Alloh SWT. Dalam perjalanan, kondisi anak - anak lebih rileks, kita juga rileks bukan? Nah, otak dan hati kita akan lebih mudah menerima sesuatu dalam kondisi rileks. Dan semua yang kita sampaikan akan mudah diingat sampai kapan pun. Bukankah kita ingin nasehat kita dipakai selamanya ... maka jangan enggan memberi nasehat ketika kita dalam perjalanan.
  2. Jelang tidur. Ayah Bunda tentunya kita sering nemani anak - anak kita ketika jelang tidur, biasanya yang kita lakukan adalah bercerita dongeng yang sesuai dengan usia anak kita. Misal aja, kita bercerita tentang kisah Rosululloh SAW. Tentu banyak hal yang bisa kita sampaikan kepada anak - anak kita. Nah di saat - saat itulah kita bisa selipkan nasehat yang pas buat kondisi anak - anak kita.
  3. Ketika makan bersama. Ih, makan bersama itu indah ya Ayah Bunda. Kenapa kok indah ? Hmm... kebersamaan dalam keluarga dengan cerita seru dalam seharian sambil makan - makan. Nah, dalam kondisi tersebut pastinya kita semua sangat santai dan rileks. Dan itulah waktu yang tepat untuk saling berbagi nasehat kepada anak - anak kita. Insya Alloh nasehat mudah diterima lho ...
  4. Ketika Anak sedang sakit. Lho ? pasti ada tanya - tanya di benak ya, kondisi sakit mana mungkin bisa terima nasehat? jawabnya, bisa Ayah Bunda. Coba diingat ya, ketika anak sakit apa yang biasa diminta anak - anak ? pasti semua anak minta dimanja alias di sayang berlebih, di peluk dan ditemani sepanjang hari ... iya kan bunda. Nah, ini bisa kita manfaatin buat nasehati anak Ayah Bunda. Ketika kita nemani anak sedang sakit, peluk dia, curahkan kasih sayang kita dan kemudian sampaikan untaian kalimat nasehat kepada anak - anak kita. Misal, tentang bagaimana etika berbicara dengan orang lain, tentu saja dengan gaya bahasa yang rileks dan sembari cerita - cerita, sehingga anak - anak kita tak terasa telah tertanam sebuah ilmu pada dirinya. 
Nah Ayah Bunda, silahkan di coba tips - tips di atas. Tentunya tata hati dulu, sampaikan semuanya dengan ikhlas. Dan yang terpenting adalah bagaimana kita selaku Ayah Bunda memberi contoh atau teladan kepada anak - anak kita. Karena, satu teladan akan lebih berpengaruh dari pada 100 nasehat. Terakhir, jangan terlalu banyak menuntut kepada anak, maksimalkan ikhtiar dan pasrahkan hasil pada Sang Pencipta. Semoga kita dikaruniai anak - anak yang sholeh sholehah ... Aamiin.

Kamis, 26 Desember 2019

REMAJA ... AYAH BUNDAKU HEBAT !

Ayah Bundaku HEBAT !

Bicara tentang anak tak ada habisnya. Dunia mereka terlalu banyak cerita. Cerita yang kompleks, penuh dengan senyum, tawa bahkan bikin raut muka sedikit mengerut karena tingkah mereka yang gemesin. Ayah Bunda, canda, tawa dan gemes akan membawa pikiran kita pada sosok balita yang imut dan lincah. Namun bagaimana ketika kita hendak  bicara tentang remaja ? Ah, pasti jawaban yang beraneka macam. Mungkin ada diantara kita yang bermuka biasa aja, rona memerah bangga, sedikit bergumam ... hmmmm, menghela nafas panjang bahkan mungkin diantara kita ada terlihat lelah. Ayah Bunda, tak ada di dunia ini yang terjadi secara instans, apalagi terkait pertumbuhan dan perkembangan anak - anak. Mungkin dibenak kita sempat tersirat, remaja adalah sosok yang komplit, ada yang berprestasi, super diam, gak pernah betah di dalam rumah bahkan mungkin ada di antara remaja yang kita temui menjadi remaja yang jago onar alias bermasalah terus. Ayah Bunda, di tulisan sebelumnya, telah termaksud bahwa pendidikan anak memiliki kesinambungan, tidak ada proses yang terputus. Sehingga pendidikan yang kita terapkan pada anak - anak di usia 0 - 6 tahun dan seterusnya sangat berpengaruh pada perkembangan di usia remaja. 

Mungkin sekarang Ayah Bunda sedang berbinar mata seakan ingin meneteskan air mata saking bangganya sama anak, itu tidak lain karena didikan Anda berdua dengan patner Anda dan juga doa - doa yang selalu terpanjat dan menyertai langkah Anak kalian. Atau mungkin Ayah Bunda lagi merasa jengkel, kesal karena tingkah laku anak Anda yang semakin hari kian bikin hati emosi. Itu pun karena hasil didikan sebelumnya. Ayah Bunda, tanpa bermaksud menyalahkan atau membuat Anda berdua merasa bangga karena merasa diri hebat. Tidak ... Tapi saya ingin mengajak Ayah Bunda untuk mengingat kembali apa tugas kita sebenarnya terhadap anak - anak kita. Bekerja siang malamkah? 
Dalam Al Qur anul Kariim disebutkan :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. Attahrim; 6)
Ibnu Qayyim menjelaskan barangsiapa yang menyia-nyiakan dan tidak mendidik anak-anak mereka dengan hal-hal yang bermanfaat dan membuat hidup mereka bahagia maka sungguh mereka telah melakukan perbuatan yang sangat buruk. Sebab, lanjut Ibnu Qayyim, kebanyakan masalah dan keburukan yang ditimbulkan dari perilaku para anak-anak adalah buah dari kelalaian para orangtua. Hal ini bisa bersumber dari kurangnya perhatian, kurangnya pendidikan dan lain sebagainya. Sehingga tumbuhlah mereka dengan pribadi dan sikap yang buruk dan tercela. (bincangsyariah.com).
Dan yang terpenting lagi, mendidik anak di usia kecil memang sangat melelahkan. Lebih - lebih buat Ayah Bunda yang keduanya harus bekerja di luar rumah. Tapi perlu diingat, lelah sekarang tapi lebih santai di usia Ayah Bunda mulai senja. Karena mendidik atau lebih tepatnya memperbaiki keburukan anak di usia remaja dan atau dewasa lebih sulit dan sangat melelahkan buat kita sebagai orang tua.


So, Selamat berjuang Merdeka kelak

Rabu, 25 Desember 2019

7 - 14 Tahun ... Ayah Bundaku HEBAT !

AYAH BUNDAKU HEBAT !

Menginjak periode berikutnya, anak pada usia 7 - 14 Tahun. Pada usia ini, penanaman disiplin dan tanggung jawab bisa dilakukan. Anak pada usia ini sudah mengenal berbagai aturan beserta sanksi yang diterima jika melanggar. Sehingga pada usia ini anak mampu menerapkan sebuah aturan dengan sedikit paksaan yang disertai dengan punish jika ada pelanggaran. Ini pula yang dilakukan oleh Rosululloh SAW dalam menerapkan pendidikan pada anak. Dalam usia ini, Rosululloh SAW menjelaskan dalam salah satu hadist, dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat). Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)!”
(Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 495; Ahmad, II/180, 187; Al-Hakim, I/197).

Dari hadist di atas bisa diambil pelajaran bahwa ketika usia anak kita 7 tahun bisa dilatih disiplin dalam melakukan sholat dan pemberian punish dilakukan pada usia 10 tahun dengan cara memukul anak kita ketika tidak mau sholat. Tentunya dengan pukulan ringan sekedar menggertak anak dan mengajarkan pula bahwa sholat itu merupakan kewajiban kita sebagai muslim. Ada yang menarik dalam hadist di atas yakni tahapan ketika mendidik anak - anak kita. Tahapan dalam mengajarkan suatu kewajiban sebagai muslim. Ada tahapan suruh atau dilatih untuk melakukan sebuah kewajiban pada usia 7 tahun dan sanksi baru diterapkan pada usia selanjutnya. Hal tersebut merupakan tahapan pendidikan yang luar biasa karena Islam sangat mulia dan mengajarkan pentingnya melangkah secara bertahap.

Berikut juga ketika kita hendak megajarkan membuang sampah pada tempatnya, anak pada usia ini bisa memahami penjelasan dan mengenal akan sebab akibat sehingga dampak positif negatif dalam membuang sampah sembarangan bisa dijelaskan kepada anak - anak kita. Berikut juga ketika kita hendak mengajarkan pentingnya belajar,  maka kita bisa menjelaskan bagaimana keuntungan kita ketika kita banyak ilmu dan negatifnya ketika kita tidak tahu apa - apa atau bodoh karena malas belajar. Pada usia 7 - 14 tahun, kebutuhan anak akan bermain sudah berkurang sehingga penjelasan - penjelasan dengan menggunakan bahasa anak akan memudahkan kita dalam memberikan pendidikan.

Ayah Bunda, dalam memberikan pendidikan pada usia ini tentunya bukan sesuatu yang terputus dari periode sebelumnya. Dalam memberikan pendidikan kepada anak harus memiliki konsep kesinambungan. Misal dalam mengajarkan membuang sampah pada tempatnya, tentu di periode sebelumnya Ayah Bunda sudah memberikan contoh atau keteladanan sejak usia 0 bahkan akan lebih baik memberi teladan sejak usia dalam kandungan. Jika konsep pendidikan yang diberikan kesinambungan, tentu akan memudahkan Ayah Bunda dalam memberikan pendidikan dan tingkat keberhasilannya pun akan semakin baik. Dalam artian, jika Ayah Bunda sudah memberikan teladan sejak kandungan dan mengajak interaksi di masa itu maka hal tersebut akan memudahkan Ayah Bunda dalam memberikan pemdidikan pada usia berikutnya.

Maka Ayah Bunda, keteladanan adalah sesuatu yang mutlak di terima oleh anak - anak. Keteladanan yang diberikan oleh orang - orang terdekat yakni Ayah Bunda. Bahkan keteladanan ini bisa dikembangkan, karena bisa jadi dalam 1 rumah ada banyak orang, misal ada Ayah Bunda, Kakek Nenek dan paman, maka dalam kasus seperti ini harus ada kekompakan dalam 1 rumah sehingga pendidikan akan sangat jelas terarah dan anak - anak bisa fokus pada teladan yang diberikan


Selamat aktivitas ....

Senin, 23 Desember 2019

0 - 6 Tahun ... AYAH BUNDAKU HEBAT !

TANGISANMU BAHAGIA KAMI

Setelah kurang lebih 9 bulan lamanya dalam kandungan disertai heroiknya Ayah Bunda, tibalah ia pada gerbang menuju pintu dunia. Gerbang ini yang kemudian kita kenal fase kelahiran. Coba Ayah Bunda, ingat kembali ketika istri kita hendak melahirkan, suara apa yang di nanti ? Dengan segala galaunya, kepanikannya, saat menunggu di depan ruang persalinan hanyalah suara tangisan bayi kita yang kita tunggu. Iyakan ? Suara tangisan bayi kita menjadi senyum terikhlas kita, seakan kita menang akan sebuah pertandingan besar. Memang benar sih, buat Bunda, melahirkan adalah pertandingan, pertandingan hidup dan mati. Sakitnya saat itu mungkin tak dapat lagi diceritakan. Tak ada rasa sakit yang menyamai saat kondisi genting saat hendak lahiran. Namun ketika tangisan bayi mungil kita, rasa sakit itu seakan langsung hilang. Ajaib bukan ? Dan Ayah serta keluarga yang lain pun sangat bahagia. Maka tak salah jika saya menuliskan kalimat, tangisanmu bahagia kami.

Sampailah sang buah hati di dunia bersama kita, keluarga baru kita. Kehadirannya, telah merubah semua suasana keluarga. Semuanya menjadi bahagia ... Bahagia yang diiringi oleh canda tawa sang buah hati. Namun di sini perjuangan berikutnya akan dimulai lagi. Iya, perjuangan Ayah Bunda dalam mendidik anak telah masuk pada ronde berikutnya. Mutia Anggraeni dalam tulisannya mengatakan bahwa usia 0 - 3 tahun merupakan usia emas, di masa ini anak akan menjadi peniru ulung (https://parenting.dream.co.id/ibu-dan-anak/pedoman-penting-saat-mengasuh-anak-usia-0-3-tahun). Memahami apa yang disampaikan oleh Mutia Anggraeni di atas, maka dalam usia tersebut anak tidak butuh banyak ucapan, yang dibutuhkan adalah perilaku Ayah Bunda setiap hari. Tentunya perilaku yang sangat mendidik. Sehingga pada masa - masa ini para orang tua sangatlah penting untuk memperhatikan setiap perilaku yang hendak diperbuat. Karena pada masa ini kita sebagai orang tua menjadi sorotan layar rekaman yang super. Rekaman yang susah dihapus, dan rekaman yang mampu menjadi pondasi dasar buat sang buah hati dalam menapaki kehidupan berikutnya.

Teringat seorang anak yang masih usia 2,5 tahun, Panggil aja dia si cakep Abidzar, dia selalu menggerakkan tangannya layaknya seorang juru parkir ketika ayahnya mulai mengeluarkan mobil dari garasinya. Dan hal itu selalu terulang dan terulang di hari berikutnya. Selidik punya selidik, ternyata anak ini sering melihat ayahnya melakukan hal tersebut ketika ada relasinya mulai mengendarai mobil. Maklumlah Ayahnya adalah seorang montir mobil.

Hal tersebut tentu bukan sebagai kebetulan saja melainkan ada pelajaran buat Ayah Bunda, ternyata apa yang kita lakukan itu cenderung di tiru oleh anak kita yang masih usia 0 - 6 tahun. Bahkan peniruannya bisa sama persis dengan yang kita lakukan. Coba Ayah Bunda bayangkan, bagaimana seandainya yang dilakukan Ayah Bunda semuanya adalah hal positif yang syarat dengan ilmu buat anak kita, tentu anak kita akan menjadi luar biasa hebatnya sejak dini. Yang dimaksud dengan hal positif yang syarat dengan ilmu, misal Ayah Bunda selalu sholat shubuh tepat waktu, mengawali semua aktivitas dengan bacaan Basmalah, disiplin olah raga, berdoa ketika hendak dan selesai makan, berdoa ketika hendak dan bangun tidur, senantiasa berkata sopan dan tebar senyum pada orang lain, dan lain sebagainya. Tentu anak kita akan meniru dan bisa jadi dia lakukan setiap hari. Tentu kita sepaham, jika suatu perbuatan yang dilakukan setiap hari dengan secara berulang maka hal itu akan menjadi karakter diri. Iya kan ? Maka, sekali lagi Anda bayangkan jika anak kita melakukan hal positif setiap hari dan di ulang - ulang maka anak - anak akan menjadi pribadi yang memiliki karakter sholeh. Karakter yang Anda bentuk tanpa sekolah formal tanpa banyak bicara, akan menjadi karakter dan pondasi dia dalam menapaki hidupnya kelak.

So, usia 0 - 6 tahun pendidikan anak berada di tangan orang tuanya. Berada di dalam keluarga. Dan ini yang disebut pendidikan usia emas. Maka jangan lewatkan masa - masa ini dengan menitipkan anak - anak pada orang lain atau pengasuh. Lebih - lebih pada orang yang karakternya sungguh jauh dari sholeh / sholehah. Anda sayang anak Anda bukan? Tentu dong, maka mari kita asuh dan didik anak kita mulai dari kandungan hingga usia keemasan. Jangan pernah lelah, Ayah Bunda !

Masa Kehamilan ... AYAH BUNDAKU HEBAT !

MASA KEHAMILAN

Menjadi Ayah dan Bunda secara resmi sah jika ada sang buah hati yang hadir di tengah - tengah keduanya. Meski tak ada acara khusus, namun kehadiran sang buah hati telah memberi label baru buat sepasang suami istri dengan sebutan Ayah Bunda. Gembira dan bahagia akan selalu ada pada keluarga yang lengkap dengan sang buah hati, ada canda, tangis bahkan ada teriakan - teriakan berebut jika buah hati kita lebih dari satu. Intinya kehadiran buah hati ditengah - tengah kita menjadikan keluarga semakin ramai dan seru banget bahagianya. 

Namun dibalik kebahagiaan itulah sebenarnya perjuangan kedua telah mulai. Kenapa perjuangan kedua ? Iyap, dimaksudkan disini adalah perjuangan setelah perjuangan awal yakni masa kandungan. Ketika mengandung tentu Ayah Bunda memiliki cerita khusus, Cerita yang khas dengan kondisi kehamilan Bunda. Masa kehamilan masing - masing memiliki cerita yang unik, ada yang pusing dan mual selama hamil muda, mual ketika bau keringat suami, mual ketika bau bakso, bahkan bau nasi pun juga mual - mual. Disitu perjuangan calon Bunda yang sangat berat. Selama 9 bulan kondisi yang lemah dan semakin lemah, namun ada semangat dan bahagia karena sebentar lagi akan lahir buah hati sekaligus buah cinta. Apakah Istri saja yang berjuang pada masa kehamilan ? Tentu saja tidak, Suami juga berperan dalam perjuangan masa ini. Suami harus direpotkan dengan berbagai permintaan istri yang mungkin banyak anehnya, bahasa kita dikenal dengan ngidam. Bahkan ada Suami yang harus merasakan mual juga lantaran Istri hamil, kalau kata para leluhur ... Jika suami ikut merasakan tanda - tanda kehamilan berarti anaknya perempuan.... Hehehe, mitos atau keyakinan ya ? Terserah deh jawabnya. Dan itu semua metupakan bentuk perjuangan fisik Suami Istri ketika masa - masa kehamilan.

Lalu adakah perjuangan non fisik ? Ada dong. Coba ingat - ingat Ayah Bunda, apa yang dirasa atau diharapkan ketika masa kehamilan ? Tentu saja jawaban beragam. Sebut saja Ibu Dewi, pada masa kehamilannya, dia ingin sekali memiliki anak yang cantik atau ganteng jika laki - laki. Maka perjuangan non fisiknya berupa doa - doa dan bacaan - bacaan Al Qur'an yang khusus dimintakan supaya anak yang lahir kelak sesuai keinginannya. Selain itu, Dia juga berharap kelak lahirannya lancar, dimudahkan semuanya. Maka setiap usai sholat bahkan setiap saat Dia dan Suami selalu meminta pada Alloh SWT. Dalam tradisi, ada tuntunan membaca 7 surat diantaranya Surat Lukman, Maryam, Waqiah, Ar Rohman, Al Mulk, Yassin dan Kahfi. Dibaca setiap hari, dengan harapan kelak anak akn lahir sesuai harapan Ayah Bunda.

Selain itu, bagaimana kedua calon Ayah Bunda ini saling menjaga suasana supaya psikologis Istri pada masa kehamilan ini untuk tetap stabil. Karena kondisi jiwa seorang istri yang sedang hamil akan mempengaruhi proses kelahiran bahkan watak dari buah hati kelak. Dan mungkin bentuk perjuangan - perjuangan lain yang belum tersebut di sini. Berdasarkan penjelasan Muflichatus Sholihah, MPdI dalam acara parenting online yang diadakan oleh Bimbel Rumah Pendidikan ' Avicenna ", menurut beliau yang perlu dilakukan oleh calon Ayah Bunda pada masa kehamilan diantaranya :
  1. Berdoa
  2. Melibatkan putranya dalam kandungan dalam semua aktifitasnya
Sementara menurut Ka Wawan Hermawan Husdiawan dalam bukunya Golden Parenting menjelaskan bahwa terdapat masa Imprint Period dalam kehamilan. Dimana masa - masa itu merupakan masa yang sangat berharga. Masa kehamilan membutuhkan perhatian 5 kali sehari dibandingkan dengan biasanya. Imprint Period harus menjadi perhatian utama, karena bisa menentukan kondisi seseorang pada masa dewasa bahkan tuanya kelak. Dalam bukunya pula, Beliau menjelaskan bahwa bukankah apa yang dilihat, didengar dan dirasakan ibu hamil akan sangat berpengaruh pada jiwa seorang anak. Bila baik yang dirasakan maka baiklah kondisi janin. Maka baikkanlah jiwa sang ibu sehingga kelak akan lahir sebaik - baik hamba. 

Ayah Bunda, kehebatan Anda belum berarti jika belum berperan aktif dalam pendidikan sang buah hati ketika di alam rahim. Maka bangunlah kehebatan Anda sejak masa - masa penting ini. Saya tekankan lagi bahwa pendidikan pada masa kehamilan sangat penting buat pertumbuhan dan perkembangan sang buah hati kelak. Maka jangan pernah di lewatkan !🦰


Kamis, 19 Desember 2019

MANAJERIAL PART 1

CERITA 1

Hari ini usai sudah rapat menentukan kesepakatan bersama terkait program - program sekolah yang segera di realisasikan. Dalam kesepakatan tersebut jelas sekali hasil- hasil yang di ketahui bersama, mulai dari ketua, wakil, sekretaris, bendahara dan sie- sie yang semuanya sudah di ketok palu kesepakatan. Hari demi hari, waktu tak berhenti tak ada perbedaan yang nampak. Semuanya berjalan seperti biasa. Yang aktif masuk dari karyawan kami ya itu itu saja. Dan yang jarang masuk kerja ya jelas, mereka saja. Terus demikian kami berjalan hingga hampir 4 bulan setelah kesepakatan rapat dihasilkan. Hasil rapat seakan hambyar tak ada rasa. Namun pimpinan bersikukuh, bagaimana pun program harus segera direalisasikan. Maklum, pimpinan pun punya pimpinan lagi diatasnya, yang karena itu juga dengan segala kondisi bawahan yang notabene minus aktifnya, terus mendesak segera melaksanakan program. 

Yang menjadi sorotan adalah ketika pimpinan mendelegasikan semua kesepakatan rapat pada karyawan yang aktif masuk kerja dan tergolong orang yang aktif berkarya. Tentu hal ini menjadi sebuah kebingungan. Yang pasif dibiarkan, tanpa tindakan apapun. Sementara yang aktif kerja, dialah yang kemudian di uber- uber dengan tugas. Seperti halnya anak sekolah, ada tugas individu dan tugas kelompok. Hanya berganti nama, jika pada sebuah organisasi yang ada kerja individu dan kerja team. Tentu saja kerja individu menjadi tanggung jawab perseorangan. Namun pada kerja team, kesuksesan merupakan hasil kerja keras bersama. Ketika tugas team yang lain dilimpahkan pada team lain. Inilah puncak masalah, semua menjadi tertimbun. Tugas individu belum selesai, tumpang dengan tugas lainnya. Hingga akhirnya semua menjadi amburadul, hampir tak ada tugas yang tuntas. Hingga sebagian karyawan merasa lelah dengan kondisi. Karyawan yang aktif semakin aktif dan semakin cepat lelah. Dan akhirnya jenuh melanda hati - hati mereka. Para bawahan sangat miris, prinsip mereka adalah " Yang Penting BOS senang ".
Menurut Anda, bagaimanakah model kepemimpinan di atas?

REWARD DAN PUNISH DITERAPKAN DIMANA?

Reward dan punish sedikit telah kita pahami pada tulisan sebelumnya. Begitu pentingnya kedua hal tersebut pun sudah sedikit kita mengenalnya. Pertanyaan berikutnya, dimanakah kita menerapkan reward dan punish?

Sebelum penulis menjawab pertanyaan di atas. Penulis sedikit memperjelas pengertian dari reward dan punish. Reward adalah sebuah penghargaan atas apa yang telah dicapai oleh seseorang. Reward bisa berupa pujian lesan atau acungan jempol, hadiah berupa barang atau hal lain yang membuat orang lain senang. Sementara punish merupakan sanksi atau hukuman terhadap kesalahan atau kelalaian seseorang yang berakibat buruk pada sebuah organisasi. Punish bisa berupa teguran, hukuman atau sesuatu yang bisa mengingatkan akan kesalahan yang dilakukan oleh seseorang.

Memahami definisi reward dan punish di atas, tentu nalar kita akan beranggapan bahwa keduanya sangat penting diterapkan di sebuah organisasi. Organisasi bisa dimaksudkan organisasi pendidikan, perusahaan bahkan organisasi sosial pun perlu menerapkan ini semua. Reward dan punish akan selalu berjalan seiringan dengan peraturan atau tata tertib organisasi. Dan peraturan merupakan rambu rambu atau batasan dan juga pengendali dalam menggapai visi sebuah organisasi. Tanpa rambu- rambu, jelas ada kemustahilan akan tercapainya visi sebuah organisasi. 

Maka dari itu, jika Anda adalah seorang kepala sekolah atau pimpinan, reward dan punish mutlak diperlukan dan diterapkan. Karena dengan keduanya, maka bawahan Anda akan mudah dikendalikan dan kemudian mampu meminimalisir hal - hal negatif dalam menggapai cita-cita atau impian.

Salam semangat 

Rabu, 18 Desember 2019

AL QUR'AN ADA PUNISH DAN REWARD

Islam adalah agama yang luar biasa. Sejak dini sekali, segala kebutuhan manusia telah dipersiapkan oleh Islam. Yang kesemuanya bisa di lihat dan dibaca serta dipahami dalam kitab suci Al-Qur'an Karim. Mulai dari hal terkecil bahkan sepele anggapan manusia sampai pada sesuatu yang besar yang terkadang otak manusia tak mampu membayangkan semuanya. 

Satu saja kita ambil dari Al Qur'an Karim terkait Punish dan reward. Al-Qur'an sudah mengajarkan dengan sangat jelas bagi yang mau belajar memahami. Kita lihat dalam surat Al Maidah yang berbunyi : 
" Bersyukurlah kamu maka KAMI akan menambah dan barang siapa yang kufur nikmat maka sesungguhnya adzab KAMI sangat pedih "

Kita lihat bagaimana Al-Qur'an menjelaskan bahwa Alloh SWT pun akan memberikan reward berupa penambahan - penambahan Rizqi jika kita mau bersyukur. Dan disitu ada punish, yakni jika kita kufur nikmat maka adzab luar biasa akan diterimakan. Dan yang terpenting dari itu, coba kita amati bersama bagaimana susunan kalimat Alloh SWT dalam menerapkannya, ternyata kalimat pertama adalah reward. Iya, kita dimotivasi untuk berbuat baik kemudian akan menerima reward. Dan setelah itu barulah punish dijelaskan, kapan kita akan menerima punish? Yakni ketika kita kufur nikmat.

Sudah jelas bukan bagaimana Al Qur'an mengajarkan kita semua tentang penerapan reward dan punish. Reward diterapkan di depan baru kemudian punish. Jadi, jangan ragu ketika Anda adalah seseorang yang memiliki kekuasaan di bidang tertentu untuk menerapkan reward dan punish. Karena kedua hal tersebut sangat diperlukan dalam pertumbuhan sebuah organisasi.

Selamat pagi dan selamat berkarya ...

SANKSI DAN REWARD

Sanksi dan reward atau reward dan sanksi? Nampak sama tapi beda. Beda tindakan dan beda pula akibatnya. 

Sebelum pembahasan lebih dalam lagi. Alangkah baiknya jika kita pahami betul dimana-mana sanksi dan reward atau sebalik harus diterapkan. Menurut pendapat saya selaku praktisi pendidikan, sanksi dan reward harus diterapkan pada semua kegiatan yang bernotabene sebagai organisasi. Semisal dalam perusahaan, tentu saja hal ini harus diberlakukan. Jadi sanksi dan reward tidak hanya diberlakukan pada organisasi pendidikan saja. 

Secara umum, kita merasakan betul bagaimana rasa hati ketika apa yang telah kita lakukan di puji oleh seseorang. Tentu saja pujian itu akan sangat berefek. Bisa negatif atau positif. Semua tergantung orang yang mengalaminya.

Kita bahas efek positif saja. Coba ingat lagi, bagaimana rasanya ketika Anda dipuji orang karena jiwa kreatif Anda? Tentu saja Anda akan semakin percaya diri, bertambah semangat dan tentunya akan bertekad membuat kreasi - kreasi lainnya. Hal ini membuktikan bahwa pujian mampu membangkitkan semangat. Nah, jelas sekali hal ini sangat menguntungkan bagi sebuah organisasi apapun itu. Misal dalam perusahaan, maka bawahan yang sering dipuji akan semakin semangat dalam bekerja dan loyalitas nya semakin tinggi. Jika pujian ini atau reward diterapkan di sekolah, maka bisa jadi murid murid Anda akan semakin sempurna belajar, tingkat percaya dirinya semakin meningkat. Dengan demikian, reward berupa pujian ini sangat berarti dalam mewujudkan visi seseorang. Tentu saja berikan reward dalam pujian sebijak sana mungkin. Jangan terlalu di obral atau di tahan. Namun jangan sampai Anda pelit dalam memberi reward berupa pujian.

Salam semangat ... 

KETIKA SEMBUNYI - SEMBUNYI

Hari ini dia ada di sana lagi. Dan keluar ruangan dengan tergesa - gesa, nampak ada  gerakan cepat supaya tidak diketahui orang. Terus terang ada kecemberuan di hati ini ketika dirinya berada di ruangan yang lain. Yang aku tahu, dia adalah teman kerjaku yang kemudian keluar dari kumpulan kami beberapa bulan lalu. Namun sayang di sayang, setelah itu dirinya bergabung dengan rekan kerja yang masih satu lokasi dengan kami. Ah, kecemburuanku karena aku cinta tempat kerjaku. Keluarmu dari kumpulan kami karena dirimu yang kecewa pada seseorang yang membuat kamu berpaling dan seakan ngece. Ketahuilah, engkau tetap teman kami, saudara kami bahkan mungkin lebih dari itu. Namun aku juga kecewa karena engkau harus berpindah tempat kerja yang masih saudara dengan kami. Bukan aku mengungkit tapi sebuah kenyataan bahwa engkau bisa, kemampuan kamu teruji dari tempat kerja kami. Kemampuan yang telah engkau miliki, kini engkau berikan pada yang lain. Kau berikan pada saudara tertua kami. 

Wahai saudara, bijaklah dalam membuat keputusan hidup. Jika keputusanmu ada pengaruh dengan orang lain, pertimbangkanlah semuanya. Jangan sampai ada yang terluka karena keputusanmu. Ingat ketika engkau pamit, kamu bilang resign, kok masih berputar di sekitaran kami.
Wahai saudara, dewasalah dalam bertindak. Kami adalah bersaudara. Dengan sikapmu seperti itu seakan mengumbar kepada khalayak ramai bahwa engkau kecewa pada tempat kerja pertamamu. Sesuatu yang buruk janganlah di umbar kemana - mana.

Wahai saudara, kecewa ini semoga segera terlempar jauh. Terkadang kita tidak sadar bahwa sikap kita sangat menyakitkan. Meski sebenarnya diri ini paham, apa yang kita lakukan salah. Kita harus sembunyi - sembunyi dalam melakukan sesuatu, berarti kita sadar kalau hal itu adalah salah. Maka jangan kemudian kesalahan harus dipertahan. Segera kembali ke jalan yang benar dan lurus. Jika diri kita benar, maka akan dengan sangat percaya diri melangkah kemana pun tanpa perlu sembunyi - sembunyi.

Salam perbaiki diri

Selasa, 17 Desember 2019

ENGKAULAH sandaranku

Air mata seakan tak tertahankan
Hati terasa sesak
Ketika rasa ingin di hati tak terpenuhi
Bukan sesuatu yang muluk bahkan mewah 
Untuk belanja setiap hari tak ada
Ingin sekali beli buku buat gizi jiwa, namun Sulit banget mau menganggarkan
Ingin bersedekah terasa berat banget karena seakan tak cukup untuk kebutuhan

Namun ku tekadkan untuk memenuhi perintahMU ya Alloh ...
Bahkan dengan sedekahku yang sedikit, aku tetap menagih janji atas apa yang telah ENGKAU janjikan

Dengan sedekah, aku ingin hartaku bertambah
Dengan sedekah, aku ingin kebutuhan kami terpenuhi
Dengan sedekah, aku ingin impian kami segera terwujud
Dengan sedekah, aku ingin menjadi orang yang lebih bermanfaat 

Ya Alloh, ku tekadkan sedekah jatah bulanan buat mertua
Meski tak seberapa buatMU, namun itu besar buatku Ya Alloh
Meski dengan terpaksa kukeluarkan yang besar
Karena ingin sesuatu yang lebih besar lagi

Ya Alloh, ku mohon lewat tulisan ini semakin menguatkan aku
Bahwa ENGKAU ada
Dan ENGKAU peduli

Aku lemah...
Aku tak bisa apa-apa ...  
Semua harus ada ENGKAU 

Hanya keyakinan yang membuat aku terus melangkah...
Semoga ENGKAU ridho ya Alloh

PIMPINAN KURANG KASIH PENGHARGAAN

Sedikit eksperimen ... Ternyata apa yang menjadi dugaan menjadi sebuah kebenaran ... 
Ketika ada prestasi susah menghargai tapi ketika ada pelanggaran dengan sigap di atur sedemikian hingga tuk segera dihakimi ... 
Jika atasan main kayak begitu, maka sangat capek para guru bersusah payah mendidik karakter anak-anak tapi atasan tak kasih contoh sama sekali ... 
Mari kita semua belajar menghargai orang lain, jangan menghakimi di depan orang banyak, kita lakukan ... Sungguh nista 🙏

Diatas salah satu ungkapan kecewa akan salah satu model kepemimpinan yang terjadi saat ini. Pemimpin dengan bertitel M (master) karakter pemimpin belum dimiliki. Bawahan itu juga manusia yang punya hati. Mereka akan sangat merasa istimewa jika setiap langkah prestasi diberikan penghargaan. Meski penghargaan itu berupa pujian semata. Prestasi bukan hanya dalam ajang perlombaan, namun prestasi adalah sesuatu yang bernilai lebih dari yang lain yang mampu memberikan sumbangsih kemajuan atas sebuah keorganisasian. Sehingga bisa jadi, prestasi itu bisa terjadi dalam keseharian kita. 

Lalu apakah pimpinan harus memperhatikan setiap hari? Iya, saya selaku praktisi pendidikan sangat mengharuskan hal itu. Bagaimana mungkin seorang pimpinan bisa menghargai bawahan jika dia tidak memantau setiap hari. Prestasi sekecil apapun perlu dihargai. Meski pada dasarnya, bawahan tidak haus pujian, mereka akan tetap loyal akan kinerja di sebuah organisasi namun kenyataan bahwa pujian mampu membangkitkan semangat yang mulai pudar. 

Model kepemimpinan seperti ini sebenarnya masih terjadi di beberapa sekolah, dalam artian guru lebih mengedepankan sanksi ketimbang penghargaan. Mereka para guru akan sangat peka akan pelanggaran para siswa, namun ketika ada prestasi, misal membuang sampah di tempatnya, susah banget memberi pujian meski sekedar acungan jempol. Saya katakan, dia guru yang pelit. 

Padahal, seandainya anak-anak dipuji, maka ketaatan yang luar biasa akan mereka berikan. Ini juga yang akan terjadi dalam sebuah organisasi, jika pujian sering diberikan oleh pimpinan maka loyalitas bawahan akan sangat luar biasa.

Demikian, catatan hari ini sekedar corat coret... Jika salah mohon kritik dan saran. Jika benar mudah mudahan bisa menjadi inspirasi buat kita semua... Aamiin

Senin, 16 Desember 2019

BERMIMPILAH

Mimpi itu gratis ...
Mimpi itu jadi optimis ...
Mimpi adalah harapan jiwa yang belum terungkap ...
Namun akan segera terungkap
Bersama ilmu dan ikhtiar ...
Kemudian tawakkal

Ayo bermimpi, karena yaqin ... Alloh SWT akan mewujudkan impian kita

Mimpi akan mewujudkan target
Target untuk menentukan ikhtiar
Mengenal ikhtiar maka mudah menggunakan ilmu
Dengan ilmu kita harus yakin
Akhirnya , memohon kepada Alloh SWT adalah penutup ikhtiar kita

Mimpiku di tahun 2020
1. Daftar haji 4 orang : Aku, suami, Bapak dan Ibu
2. Memiliki mobil, terios menjadi milikku
3. Renovasi Rumah. Ku buat nyaman rumah untuk semua orang yang tinggal di dalamnya
Ikhtiar adalah jalanku, Tawakkal adalah kepasrahanku... namun aku yakin, Alloh SWT akan mewujudkan di tahun 2020

BE HAPPY IN 2020 YEARS

BERSEDEKAH

Jangan risau ...
Jangan galau ...
Ketika rizqi yang kau terima tak sesuai harapan
Bahkan seperti tak mampu memenuhi kebutuhanmu
Jangan ragu bersedekah ...
Bersedekahlah ...
Buat orang lain senang karena kamu ...
Sedekahmu tak kan hilang
Bahkan semua kebutuhan akan segera terpenuhi
Yakinlah !!
Bersama Alloh SWT semua akan terwujud, Insya Alloh

AMANAH

Pegang erat amanah

Amanah kecil dan besar ... fokus ke amanah
Dia merupakan tugas yang dipercayakan kepada kamu
Pegang dia jangan sampai terlepas
Kamu berhasil dalam menjaga amanah
Maka yaqinlah, Alloh SWT akan memberi amanah yang besar buat kamu

Minggu, 08 Desember 2019

KECEWA YANG TAK KUNJUNG PADAM

Ah ... Entah mengapa rasa ini, kecewa pada 7 tahun silam tak dapat enyah dari hati. Hati yang jauh dari bersih tak mampu lagi tuk menutupi rasa ini. Rasa yang seakan tergaruk oleh kondisi saat ini yang mengharuskan diri terus mengalah. Meski dari hati yang paling dalam, paham betul ini bukan masalah mengalah tapi membalas ketidakadilan dengan kebaikan. 

Oh... Berat gaesss. Seakan hati dipertaruhkan. Namun lawan kali ini gak main main, mertua. Yes, mertua. Mertua sama kedudukannya dengan orang tua. Nah ini gaesss berat banget. Belum lagi, kita harus dapat ridho dari orang tua dan jalan berbuat baik kepada mertua adalah menuju Ridlo... Meski dulu pernah tersakiti diri ini.

Namun bismillah ... Dengan berat hati dan moga seiring perjalanan waktu... langkah ini diperingankan, aamiin. Yes gaess, kudu memaksakan diri, meski terurai air mata. Bismillah, mulai bulan depan ku tekadkan untuk membagi gaji suamiku dengan mertua. Ini berat gaesss karena jujur, gaji suami dibawah 2 juta kadang juga pas 2 juta harus ku bagi dengan mertua dan dengan anak suami dengan istri pertamanya. Padahal gaji segitu, terkadang ... Ah, InsyaAlloh cukup, dan yaqin jalan dan janji Alloh SWT itu pasti. 

Tutup rapat kecewa dan lurus pada impian ... InsyaAlloh jalan kemudahan akan terwujud, Aamiin

Kamis, 28 November 2019

KISAH PAGI SI KECIL

Bermula dari semalam hendak tidur, si kecil yang saat ini sudah menginjak usia 7 tahun berpesan kepada sang bunda, bahwa besok pagi dia minta dibangunkan pagi-pagi jam 4. Dia berkehendak menjaga saudaranya yang masih 3 tahun yang di tinggal sendiri di rumah karena kedua orang tuanya sedang keluar kota karena ada beberapa keperluan. Dia mengatakan bahwa dia harus menjaga saudara kecilnya karena kakek harus pergi ke sawah pagi hari sementara nenek harus mempersiapkan kebutuhan sarapan di dapur, sementara orang lain yang tinggal di rumah itu harus bersiap diri untuk segera berangkat kerja. Mencoba melihat dan memahami kondisi yang ada, dia yang masih anak-anak merasa terpanggil untuk berbuat kebaikan dengan berbagai pengorbanan. Pengorbanan bangun tidur di luar kebiasaan, dia bangun lebih pagi. Dia siap membantu orang lain meski jam segitu harusnya dia nyaman di tempat tidur bahkan tak terbesit dirinya untuk bermain di pagi hari. Anak kecil yang berbuat kebaikan tanpa berpikir panjang, balasan apa yang dia terima dari kebaikan yang dia berikan. Dia berbuat baik tanpa menuntut apapun, bahkan dia mengorbankan waktu yang semestinya dia gunakan untuk kesenangannya.  Ah ... Andaikan itu terjadi sama orang dewasa, pasti dunia dipenuhi dengan kebaikan.

Bisa kita bayangkan andai semua orang bersikap seperti halnya anak kecil tersebut. Pasti dunia begitu indah. Benarkan?  Berbuat baik tanpa berpikir balasan yang bakal dia terima. Tidak berpikir akan balasan yang hendak ia terima dari si penerima kebaikan, dia hanya berharap balasan dari sang pencipta, Maha Besar tanpa tandingan. Bukankah DIA sudah menjanjikan, setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan pula, bukankah itu sudah jelas bahwa semua kebaikan yang kita tebar selalu dalam perhitungannya. Tak ada yang meleset. Semua kebaikan akan secara otomatis berbalik kepada si penebar kebaikan. Lalu, mengapa kah kita disibukkan dengan sesuatu yang tak seharusnya. 

Mari berbagi karena berbagi itu sungguh indah 

Rabu, 27 November 2019

KATA TERPESAN

Melewati jalanan besar dengan bersepeda motor membuat diri asyik tengok kanan dan kiri. Pemandangan alami begitu indah dan berbagai model minimalis dalam perumahan pun seakan membuat mata terlena. Namun ada kata yang terlintas, yang membuat keasyikan menjadi kemanyunan yang penuh dengan tanda tanya. Kata yang mungkin bagi saya di wilayah timur tak pantas untuk di ucap bahkan dilihat pun terasa saru. 

Kata yang terlintas di mata itu, kata " JANCUK " mohon maaf ini harus saya tulis dengan jelas, dengan tujuan supaya tidak ada kesalah pahaman di antara kita. Kata itu terlintas dua kali di depan mata. Pertama, kata tersebut menjadi sebuah nama makanan di warung pojok kaki lima. Kedua, kata tersebut tertulis jelas di kaos seorang remaja yang lewat di depan saya. Tentu saja, ini bukan kebetulan. Seakan hendak menunjukkan maksud tertentu, apa itu? Entahlah. 

Bagi sebagian wilayah, mungkin kata tersebut bukan sesuatu yang saru, menjadi kata yang biasa digunakan oleh masyarakat. Tapi bagi saya, kata tersebut  seperti mencemooh dengan menjatuhkan harga diri dari yang dicemooh. Tentu saja sangat menyakitkan. Kata tersebut di wilayah saya sangat dihindari untuk di ucapkan. 

Namun bukan masalah di warung atau di kaos. Fokus saya adalah pada pendidikan karakter yang telah tercanangkan oleh pemerintah seiring dengan diberlakukannya kurikulum 2013 pada sekolah - sekolah, termasuk sekolah yang terdapat di wilayah kami. Pendidikan karakter telah diusahakan oleh para guru untuk terlaksana sesuai harapan pemerintah. Namun pada pelaksanaannya sudah sangat tentu membutuhkan dukungan dari semua pihak. 

Jika sebuah cita telah tertanam pada program dan berjalan rapi namun tanpa dukungan dari pemerintah dan warga sekitar maka hal itu akan sangat melelahkan. Siapa yang lelah? Tentu saja para pelaksana program tersebut. Dalam hal ini adalah guru dan tenaga kependidikan di sekolah sekolah. Para guru yang mengerahkan segala tenaga untuk mewujudkan cita dan harapan dan pelaksana total dari program kini akan hangus. Misal kasus kata yang tersebut di atas, tanpa ada penanganan dari pemerintah terkait dengan warung yang menyajikan menu dengan kata saru. Bahkan dari kaos yang tertulis kata saru. Semisal ada kepedulian dari pabrik kaos ataupun masyarakat maka semuanya akan berjalan seiring dan itu mempercepat terwujudnya cita dan harapan kita semua... InsyaAlloh

Selasa, 26 November 2019

KETIKA REMAJA BERSEKOLAH

Untuk ke sekian kali, hal hal yang tak seharusnya terjadi, hari ini terjadi lagi. Entah apa yang ada dibenak mereka, ada motor teman yang diisi air, buku yang digambar gambari sesuatu yang tak pantas dilihat, sepatu yang disembunyikan. Ah hidup mereka masih terbatas dengan usil pada teman-temannya. Usil yang merugikan temannya atau orang lain ini yang seakan sepeleh buat mereka para pelaku namun bikin susah bagi teman lainnya. Bahkan para guru di sekolah pun di bikin pusing oleh tingkah laku mereka yang susah untuk dijauhi. 

Sekolah di tingkat menengah atau SMP memang dunia rame. Dunia yang dipenuhi oleh anak-anak yang sebagian dari mereka bahkan tak bisa diam. Mereka sangat aktif, namun beberapa anak keaktifannya semakin buat pusing para guru. Beberapa pertanyaan yang mungkin jawaban Anda merupakan solusi dari masalah masalah di atas, diantaranya :
  1. Apakah mereka tidak mengenal mana yang baik dan buruk?
  2. Apakah mereka tidak menggunakan perasaannya ketika berlaku jahil sama teman temannya?
  3. Apakah memang tersedia fasilitas untuk mereka berbuat jahil?
Nah, Bapak Ibu yang mungkin berprofesi sebagai guru di sekolah swasta pasti pernah merasakan kejahilan anak-anak yang terkadang sangat bikin pusing untuk menanganinya. Ketika kita baca tiga pertanyaan di atas, maka adakah peran kita di dalamnya? Tentu saja Bapak Ibu guru, ketika kejadian itu di sekolah maka peran Anda terhadap kejahilan yang dilakukan anak-anak tentu ada. Entah, terkait pengajaran tentang rasa empati yang kurang, rasa sayang kepada teman belum tersentuh dalam setiap pembelajaran atau mungkin ada fasilitas fasilitas yang seakan mendukung kejahilan anak-anak di sekolah. 

Mengajar anak-anak remaja memang bukan sesuatu yang gampang. Tak semudah membalikkan telapak tangan. Remaja adalah usia yang mana mereka butuh pengakuan, mencari jati dirinya, mereka seakan tak mau diatur karena ego mereka sangat tinggi. Namun sejatinya, mereka adalah anak-anak yang butuh pengarahan dan pembinaan dengan hati. Bukan omelan, marah dan sanksi saja yang mereka butuhkan. Namun, reward jangan pernah terlupakan. Meski sekedar memuji mereka karena sesuatu yang kecil namun berharga maka pujilah mereka. Pendidikan butuh keseimbangan antara punishmen dan reward. Karena ketika punishmen yang ditonjolkan maka anak akan semakin tidak percaya diri, mereka akan melebel dirinya sebagai anak nakal. Dan jika reward yang diunggulkan maka mereka bisa tumbuh menjadi pribadi materialistik bahkan cenderung manja. Namun, seimbang kanlah keduanya. Tapi ingat, punish/ sanksi bukan kekerasan. Punish/sanksi merupakan didikan yang lebih keras. Jangan pernah menghukum anak-anak tanpa ada arti mendidik supaya mereka menjadi pribadi berkualitas, InsyaAlloh.

HAL BARU

Setiap orang pasti akan senang jika memiliki sesuatu yang baru. Apalagi sesuatu itu merupakan keinginan yang telah lama terpendam dalam lubuk hati yang paling dalam. Ketika keinginan kemudian terwujud maka dunia seakan milik seorang. Semua tampak indah. Ibarat kita sejak dari dulu bermimpi memiliki laptop, ketika kemudian laptop mampu kita miliki, coba bayangkan apa yang kita lakukan ? Pastinya hati akan berbunga tak peduli rasa teman bagaimana. Namun bagaimana pula ketika laptop impian kita sudah di tangan tapi kita tak mampu mengoperasikan nya? Tentu saja, masih ada rasa bangga meski tak bisa menggunakannya.

Sama saja ketika kita mendapat pekerjaan atau jabatan baru, hati senang dan juga bangga namun apa jadinya ketika kita tak tahu tugas atau job description kita, maka kita hanya akan dapat gaya saja namun seperti orang yang bodoh. Bahkan akan terjadi semua yang kita lakukan menjadi serba salah. Hal itu karena ketidak tahuan kita saja.

Oleh karena itu, bukanlah sebuah hal baru kemudian kita bergaya dengan kerennya jabatan kita melainkan memahami semua job description merupakan sesuatu yang mutlak untuk diketahui.

Belajar dan belajar ... Semoga bermanfaat

Senin, 25 November 2019

SEBUAH TEAM

Kata tim dalam sebuah organisasi bukanlah sebuah kata baru. Bahkan disetiap organisasi harus ada sebuah tim yang siap mensukseskan semua program organisasi. Tanpa sebuah tim mustahil sebuah visi akan terwujud. Organisasi tak sebatas pada organisasi politik saja, namun organisasi di sini sudah sangat meluas bahkan dalam sebuah unit pendidikan, sebut saja sekolah perlu adanya sebuah tim. 

Tim di sekolah akan menjalankan berbagai program yang telah tersusun sesuai dengan visi misi sekolah tersebut. Dengan adanya kesatuan kerja dari sebuah tim maka apa yang telah terprogram akan bisa berjalan lancar, minimal hal ini akan mengurangi resiko akan berbagai hambatan yang ada.

Ibarat saja sebuah tim telah terbentuk di sekolah. Tim tersebut menangani tentang bagaimana sebuah silaturahmi dengan wali murid berjalan sesuai dengan harapan sekolah. Sebut saja tim" forum silaturahmi ". Dengan berbagai tugas yang telah tergambar dan dipahami maka tugas tim adalah mensukseskan program tersebut hingga silaturahmi dengan wali murid berjalan dengan sangat erat. 

Kerja sebuah tim adalah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk terwujudnya forum silaturahmi dan juga bagaimana hasil kerjanya, sehingga kemudian akan adanya evaluasi. Dengan demikian sekolah bisa mengukur seberapa jauh kesuksesan dari tim forum silaturahmi.

Dan yang perlu di ingat, bekerja dalam sebuah tim adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan. Maka jangan pernah kita dengan sengaja, meninggalkan amanah hanya karena ego kita yang tinggi.

Demikian secuil tentang tim, semoga bermanfaat .

Senin, 18 November 2019

DUNIANYA BEGITU INDAH

Suasana ruang belajar begitu ramai. Ada diantaranya yang mendengarkan penjelasan tentor, ada juga yang sedang mengerjakan soal-soal dengan bercanda. Namun diantara mereka ada juga yang asyik dengan dirinya sendiri, tak mau tengok kanan kiri, fokus belajar. Berlari kesana-kemari juga masih menghiasi suasana belajar di bimbel kami. Bimbel yang memang siswanya mulai dari kelas TK B ini sangat ramai dengan situasi belajar seperti di rumah sendiri. 

Kali ini fokus kami pada metode pembelajaran yang dipakai para tentor, yang sering terpancing emosi karena anak-anak yang susah memahami materi. Tak jarang diantara tentor harus mengeluarkan suara yang lumayan keras dengan harapan anak-anak sedikit takut dan kemudian bisa fokus memperhatikan, akhirnya paham akan materi yang tersampaikan. 

Menjadi tak tega ketika melihat anak anak belajar dengan kondisi dipaksa serius. Karena paham betul, dunia anak-anak adalah dunia tanpa beban. Dunia tanpa berpikir panjang. Dunianya hanya saat ini. Maka alangkah tidak tepat jikalau serius harus dipaksa dengan suara keras. Akan sangat tepat jika kita selaku tentor atau guru atau mungkin sebagai orang tua, mengenal betul siapa anak yang sedang dihadapi. Kenali betul baru kemudian masuklah ke dunia mereka. Jangan paksa mereka masuk ke dunia Anda. Dunia anak-anak sangat menyenangkan. Setelah Anda memposisikan diri pada dunia mereka, barulah Anda menemukan cara yang tepat untuk mengajari mereka. Tentu saja dengan cara yang disukai mereka. Buatlah anak anak belajar tanpa ada beban terpaksa. Karena dengan terpaksa semua akan sia sia. Dia hanya akan paham jika ada kita. Di luar itu, mereka akan melupakan yang kita sampaikan. Buatlah anak-anak enjoy, mereka senang baru ajarkan ilmu ilmu baru. Buatlah mereka termotivasi untuk berlatih soal soal, karena terkadang mereka juga tidak tahu, untuk apakah aku berlatih soal.

Jadi, memasuki dunia mereka ketika awal interaksi dalam pembelajaran sangatlah penting terkait akan hasil yang akan dicapai.

Semoga manfaat !

Minggu, 17 November 2019

PENDIDIKAN KARAKTER

Ketika ulangan  semester berakhir dan waktu pembagian raport telah tiba. Tak jarang bahkan hampir semua sekolah menghadirkan orang tua atau wali untuk mengambil raport anak-anaknya. Di kesempatan itulah, ada interaksi antara orang tua dan sekolah. Tentu saja kesempatan seperti ini jangan sampai terlewatkan oleh orang tua maupun guru. Karena selama proses pembelajaran akan banyak temuan temuan yang perlu sekali dikomunikasikan bersama. Diantaranya bagaimana sikap belajar anak-anak kita, bagaimana perilaku anak-anak kita. Lalu, apakah raport tidak menggambarkan semua itu? Lantas apa manfaat buku raport? Tentu diantara kedua ada yang bertanya tanya.

Raport sebagai buku laporan atas kegiatan proses pembelajaran anak-anak di sekolah yang kemudian di evaluasi dalam bentuk ulangan dan hasilnya terwujud dalam bentuk raport. Pada raport kurikulum 2013 terdapat 4 kompetensi yang dinilai, yakni : spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Kurikulum 2013 lebih condong mengutamakan pendidikan karakter meski tak mengurangi sedikit pun tentang kompetensi yang lain.

Dan lewat tulisan ini, saya selaku penulis sangat berharap besar, orang tua juga lebih mengutamakan Pendidikan karakter. Mengingat, hari ini dan esok bahkan yang lalu, anak-anak kita telah dicekoki dengan berbagai informasi yang terkadang info itu justru membuat anak-anak kita jauh dari akhlak mulia. Anak-anak telah terpengaruh dengan mudah tentang pergaulan bebas, mereka seakan tak mengenal bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis. Anak-anak semakin menipis sikap hormatnya kepada orang tua, mereka telah dijadikan lupa bahkan tidak tahu akan sikap hormat kepada orang tua. Bagaimana sikap anak-anak kita kepada guru guru nya bahkan bagaimana harusnya mereka berteman seakan tak ada lagi ruang untuk mengenal itu semua. Anak-anak lebih suka belajar untuk mahir dalam game game yang disuguhkan, anak-anak lebih suka mojok untuk mendalami ilmu permayaan. Mereka disibukkan dengan berbagai macam bentuk online. Keprihatinan ini tentu akan semakin miris tanpa perhatian orang tua dan guru.

Maka perlulah kita selaku orang tua dan mungkin guru untuk semakin akrab dan mendekati anak-anak kita. Sesibuk apapun kita, jangan pernah tinggalkan anak-anak kita bebas di luar sana. Panggilan Anda pada sore hari jelang Maghrib sangat penting buat anak anak. Perintah Anda untuk sholat lima waktu pada anak anak Anda sangat penting buat masa depannya. Pendampingan Anda di malam hari, disaat saat waktu belajar sangat dirindukan anak-anak. Bahkan obrolan santai sangat menghangatkan hati anak-anak.

Wahai Ayah Ibu, nilai akademik sangat penting. Tapi jangan engkau menomorsatukan sampai anak-anak tak punya akhlak. Sepandai apapun anak-anak kita, tanpa akhlak maka bisa jadi suatu saat Anda akan terlempar sebagai orang tua. Mari bersama guru dan orang tua saling mengikat jalinan kerjasama, supaya anak-anak aman di masa depannya dan kita pun tak meninggalkan anak-anak dalam kondisi yang lemah.

Sabtu, 16 November 2019

JODOH

Kala itu Aku mencarimu
Kala itu Aku menantimu
Kala itu Aku merindukanmu
Kala itu angan indah bersamamu

Gembira hati kala engkau datang
Gembira hati kala kabarmu merasuk dada
Gembira hati ketika hadirmu
Hadirmu tuk menjemput diriku

Ketika gagahmu cantikmu bersanding
Itulah surga duniaku
Kebahagiaan yang tak bisa terlukiskan
Kebahagiaan yang tak bisa ku ceritakan

Kini engkau hadir di sampingku
Menemani hari hari ku
Melukis kisah bersama jodoh
Jodoh yang tak pernah terbayang dalam benakku

Jodoh yang datang seakan tak peduli akan Aku
Suka atau tidak
Cinta atau tidak
Bahkan
Benci atau tidak

Jodoh telah bersanding mengayuh hidup
Berjalan seiring bersama
Ada senyum, manyun bahkan adu amarah

Namun di hati terdalam, ada cinta yang seakan malu berkata
Ada cinta yang susah terucap
Ada cinta yang terkadang tenggelam karena ego

Ooh jodoh... Lama Aku bersamamu
Entah apa ini
Aku merasa ada sesuatu yang tak nyaman
Namun tak kuasa Aku mengucap
Jodoh ... Inikah sesungguhnya cinta
Jodoh ... Inikah namanya Love
Jodoh ... Inikah namanya JODOH



CINTA SEPENGGAL ANGAN

Entah apa kelebihan kamu
Kebiasaan bersama dalam belajar
Bersama dalam canda
Bersama dalam kelas yang sama

Curi curi pandang itulah Aku
Tersenyum ketika dengar langkahmu
Dag dig dug ketika mendengar namamu
Salah tingkah ketika saling berpandangan

Kisah remaja kecil yang jatuh hati
Entah dia jatuh hati atau tidak
Entah dia peduli atau tidak
Entah dia tahu rasaku atau tidak
Biarlah Aku yang tahu kalau aku Love you

Tapi Aku tak mau tahu
Aku hanya tahu Aku love you

Jumat, 15 November 2019

MINTA KEKAYAAN

Rizqi bagi saya adalah sebuah kata yang memiliki arti sangat luas. Rizqi bisa berupa kekayaan harta, kekayaan hati, bebas dari sakit, bebas dari hutang dan lain sebagainya. Makna Rizqi adalah sesuatu yang tak terbatas, sesuatu yang membuat manusia hidup pada zona nyaman. Maka ketika ada seseorang yang meminta Rizqi yang luas, itu artinya dia minta banyak hal, yang jelas semuanya bisa mendukung kehidupan dia menjadi lebih baik. Dan kita dianjurkan untuk meminta dalam doa doa kita dengan kata rizqi sehingga kita bisa mendapatkan salah satu dari rizki yang telah disiapkan Alloh SWT.

Namun bagi diriku, diluar anjuran diatas, dengan berkeyakinan hal ini adalah benar maka yang ku minta adalah rizqi berupa kekayaan harta yang melimpah serta berkah. Dengan harta yang banyak maka kekurangan ekonomi harian bisa terpenuhi serta dengan harta tersebut kita bisa berbagi kepada orang tua, mertua, saudara dan orang lain yang membutuhkan. Karena di luaran sana, masih banyak orang atau anak anak yang kehidupannya tak jauh dari kekurangan. Kekurangan mereka sangat jelas yakni harta. Lalu apakah saya hanya butuh harta saja? Tentu jawabannya adalah tidak. Semua bentuk Rizki pada hakekatnya sangat saya butuhkan, namun saya berkeyakinan dengan terpenuhinya kebutuhan harian kita tanpa harus gali lobang tutup lobang apalagi terlibat dalam proses riba tentu ada sesuatu yang beda. Maksud saya dengan terpenuhinya itu semua, maka kita bisa mengubah pola pikir kita untuk membantu orang lain yang berkekurangan. Sehingga hidup lebih manfaat tak sekedar mikirin perut sendiri. 

Hidup ini tak tahu sampai kapan kita berada. Yang jelas, sekali lagi bagi saya, meminta kepada Alloh SWT dengan jelas tanpa tebeng atau basa basi adalah sesuatu yang harus dilakukan. Karena itu selain melegakan hati kita juga akan menjadi jelas apa yang sedang kita butuhkan.

Wallohu a'lam bishowab. Semoga bermanfaat


Sabtu, 09 November 2019

RANU KLAKAH LUMAJANG JAWA TIMUR

RANU KLAKAH
LUMAJANG JAWA TIMUR

Ranu Klakah terletak di desa klakah kabupaten Lumajang Jawa Timur. Tempat wisata danau ini sangat indah karena sekitar ranu yang penuh dengan pohon - pohon pinus. Pepohonan yang tumbuh di sekitar danau membuat para pengunjung semakin betah berlama - lama di pinggiran danau. Lengkap juga dengan gazebo membuat suasana semakin nyaman. Pemandangan Ranu Klakah yang eksotik ini masih terlihat alami karena sentuhan pemerintah masih belum maksimal. Meski begitu, hal ini tak membuat pengunjung mundur untuk datang. Tempat wisata ini memiliki kekhasan tersendiri sehingga pengunjung ramai, lebih - lebih ketika hari libur.















Lokasi Ranu Klakah tak jauh dari jalur utara Surabaya - Jember, sekitar kurleb 3 km dari jalur besar kita bisa sampai di Ranu nan Indah ini. Dengan mengajak keluarga besar plus bekal nasi untuk makan bersama akan sangat asyik. Di tambah lagi dengan pedasnya rujak manis dengan mangga mudanya, sangat menggiurkan dan nyaman dimakan sambil menikmati pemandangan. Selain itu, di sana kita bisa mengelilingi Ranu dengan perahu sewaan yang pas di kantong harganya. Yuuk, wisata ke Ranu Klakah Lumajang Jawa Timur.

KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...