Beberapa hari yang lalu, seorang ibu menyampaikan keluhannya tentang anandanya yang masih duduk di kelas 4. Berdasarkan cerita beliau, Ananda mengapa kesulitan dalam belajar. Setiap hari di sekolah maupun di bimbel, Ananda sukanya tidur di bangku, dia tidak mau baca, tulis apalagi mengerjakan tugas dari gurunya. Berbagai macam usaha sudah dilakukan, mulai dari rayuan lembut hingga kasar. Namun usaha ibu tersebut seakan sia - sia. Tidak ada perubahan yang terjadi pada Ananda.
Kasus di atas tentunya masih ada diantara kehidupan kita. Ibu yang kebingungan mengatasi anandanya, hingga emosi kemarahan menjadi alternatif berikutnya. Ibu tak sadar seakan lupa baca perjuangan dia ketika hamil, perjuangan ketika melahirkan dan perjuangan ketika merawat dan mendidik mulai bayi hingga anak anak beranjak besar. Sulitnya anak ketika belajar mungkin ada baiknya kita sebagai ibu introspeksi diri, evaluasi diri dan mungkin butuh pengetahuan menangani ananda seperti kasus di atas. Yang perlu diingat adalah anak adalah tanggung jawab kedua orang tuanya. Ketika anak dimasukkan ke sekolah ataupun bimbel ataupun pesantren bukan berarti tanggung jawab beralih. Namun, orang tua mencari partner dengan bekerjasama dengan lembaga pendidikan yang menjadi pilihan orang tua.
Lalu, bagaimana jika kasus di atas terjadi pada kehidupan kita? Tentu saja harus diselesaikan dengan pikiran yang dingin, tahan emosi. Diantara usaha yang mungkin bisa menjadi pilihan orang tua adalah :
- Jalin komunikasi dengan sehat. Komunikasi sehat sangat perlu dilakukan antara Ibu, ayah dan anak. Dalam komunikasi, sampaikan harapan- harapan Ayah Ibu kepada ananda. Ajak dia menyampaikan pendapatnya tentang harapan kita sebagai orang tua. Misal ungkapan seperti ini : " Ayah Bunda ingin sekali mas Nizam jadi dokter yang hafidz Qur'an. Karena jadi dokter itu banyak sekali manfaatnya. Dengan menjadi dokter, maka mas nizam bisa menolong orang lain sehingga mas Nizam disayangi banyak orang. Selain itu, Alloh SWT pun sayang kepada mas Nizam apalagi dokter yang Tahfiz, Alloh SWT akan semakin sayang sama mas Nizam. Kalau Alloh SWT sayang sama kita, bebas buat kita minta apapun". Ungkapan harapan bisa disesuaikan, sebut nama Ananda dengan panggilan yang menghargai ya Ayah bunda.
- Dengarkan dan beri jawaban positif pada komentar Ananda tentang harapan Ayah bunda. Misalnya, " Tapi sulit bunda kalau mau jadi dokter yang Tahfiz, Nizam harus belajar yang rajin dan ngajinya kan harus pintar, bunda" maka jawaban bunda, " iya donk sayang, belajar harus rajin dan ngajinya harus pintar. Tidak sulit kok, kan ada Ayah bunda yang selalu dampingi mas nizam " Berikan belaian dan kecup keningnya bunda, Ah... Ananda akan sangat bahagia.
- Komunikasikan apa yang menjadi kegemaran Ananda dan jajaki apakah kegemaran itu sangat positif buat ananda. Misalnya, " Mas Nizam pingin ikut kegiatan ekstrakurikuler apa di sekolah? "
- Dukunglah jika kegemaran itu adalah sesuatu yang layak dikembangkan.
- Berikan reward atas prestasi yang diraih oleh Ananda. Reward tidak harus berupa uang atau hadiah. Berilah pujian atas prestasi Ananda maka itu akan sangat memotivasi dia untuk berprestasi lebih. Misalnya, " Subhanallah, Mas Nizam hebat pasti Ustadzah senang punya murid mas nizam ".
- Mulai dari pagi, bangun tidur kondisikan hati Ananda sehat dan gembira, ini akan mendukung kegiatan sehari-hari dia.
- Berikan senyuman hangat dan doa ketika Ananda berangkat sekolah
- Ketika berpamitan sekolah, berikan kata kata atau kalimat positif pada ananda, misal : " Hari ini tetap Sholeh ya sayang, jaga lesan dan tangan "
- Dan yang terakhir dan jangan sampai terlupakan, tetap ingat pada sang penguasa dan pencipta anak kita. DIA lah yang berkuasa dan jika DIA berkehendak maka tidak ada yang bisa menghalanginya. Jadi, sertakan Alloh SWT dalam ikhtiar pendidikan anak anak kita.
Semoga bermanfaat ...