Ah entah apa yang ada dipikiran ku ini, sekelibat membingungkan tapi sebenarnya aku punya tujuan yang mungkin sampai saat ini belum terwujud. Tujuan yang mungkin menurut diriku begitu banyak dan besar seperti tak seimbang dengan apa yang aku ikhtiarkan. Disusul pula dengan yang sepertinya tak kunjung kelihatan wujud dari impianku selama ini.
Tambah lagi kalau dilihat dari pendapatan seperti tak sampai pada tujuan ku semula, terkadang ada rasa jenuh atau mendekati pesimis. Kebutuhan hidup semakin banyak yang belum terpenuhi sementara ikhtiar belum menampakkan hasil. Ditambah lagi, seperti gak nyambung gitu antara ikhtiar sama impian atau tujuan atau harapan.
Mungkin semakin membingungkan ya... Jadi gini, awal mula terbelit sama kebutuhan hidup yang semakin susah terpenuhi dan ada impian- impian serta harapan- harapan hidup. Akhirnya, ikhtiar dengan berbagai cara, mulai dari sektor pertanian ( sewa sawah), perdagangan Snack, ternak ayam bahkan sampai pada bisnis online. Namun semuanya Gatot, entah karena modal berlebel riba atau karena kekurang ilmu terkait itu semua atau mungkin bukan itu bidang kami, yang jelas semuanya Gatot bahkan sampai meninggalkan utang yang lumayan bikin pusyang. Bukan untung yang kami dapat malah buntung. Seperti pepatah, udah jatuh ketiban tangga pula... hadeeeh, pusyang kan yee.
Akhirnya di awal bulan Oktober 2018 lalu, entah dapat angin dari mana, tiba tiba saya ingin menyewa sebuah rumah di dusun Krajan, dusun yang rame dan aktivitas lalu lalang karena dekat jalan raya. Sebuah ketertarikan yang iseng bagi saya, karena memang waktu itu, di rumah atau di ruang tamu kami ditempati les dan semakin hari peserta didik kami lumayan banyak, akhirnya kami sekeluarga serasa terganggu dengan aktivitas anak-anak yang lalu lalang keluar masuk rumah. Dari situlah, ketika ada rumah disewakan, saya jatuh hati.
Uang yang kami punya pun sebenarnya tak cukup untuk sewa sebuah rumah, yang menurut kami juga mahal. Karena terlanjur jatuh hati, kami pun berusaha melobi supaya uang sewa bisa kami angsur. Alhamdulillah, jalan Alloh SWT selalu beri kami kemudahan. Namun, beberapa bulan berikutnya, kami ditagih untuk segera melunasi kekurangan uang sewa kami. Kami yang waktu itu gak ada persediaan dana, akhirnya memberanikan diri untuk pinjam bank dengan cara patungan sama adik alias nebeng. Alhamdulillah, semuanya lancar.
Awal bimbel/les kami beri tarif yang bagi kami tak begitu mahal jika dibandingkan dengan di kota. Alhamdulillah, siswa kami berada di jumlah 50 an. Namun jalan kami tak mulus, sekitar 6 bulanan siswa kami maju mundur, akhirnya pendapatan kami pun ya maju mundur, sampai sempat buat gaji para tentor harus mengorek uang pribadi. Ah, tak apa yang penting gaji para tentor terpenuhi, itu prinsip kami saat itu.
Akhir semester, kami dapat saran dari teman. Cobalah pakai tarif seikhlasnya, InsyaAlloh semua akan cukup. Semuanya melalui pertimbangan agung, akhirnya terlaksanalah tarif seikhlasnya dan sesuai kemampuan. Seiring semuanya berjalan, awalnya ada rasa maklum ketika melihat seikhlasnya ternyata sebesar itu. Kembali saya menguatkan diri dan para tentor, InsyaAlloh Rizqi tidak hanya berupa fulush, Rizqi banyak rupanya.
Namun kini, rasa maklum serasa terkikis dengan ekonomi keluarga yang minus. Ketika kami melihat dalam amplop Rp. 2000, bukan maklum namun lantunan Astaghfirullah dan kemudian baru Alhamdulillah. MasyaAlloh, saya merasa ini adalah perjalanan yang panjang dan terjal, terkadang kami haus kadang kami juga lapar. Namun ditengah perjalanan kami masih ada keyakinan, Alloh SWT Maha dekat dengan kita, berilah sebanyak banyaknya, sebentar lagi engkau akan melihat dan merasakan begitu besarnya Alloh SWT dan begitu Agungnya dan kekayaan akan melimpah serta berkah dan semua wujud Rizqi akan diberikan dengan berkah. Kuatkan hatimu, ingat lah Alloh SWT setiap engkau hendak menangis karena haus dan lapar, bersabarlah. Demikian yang selalu memotivasi kami dari dalam. Dan mohon doanya bagi semua para pembaca, kami Istiqomah dalam berbagi dan Alloh SWT selalu kasih dan sayang kepada kami, team Avicenna. Aamiin