Rabu, 30 Oktober 2019

KETIKA ALLOH SWT MENJAWAB

Terkadang jawaban atas doa- doa kita tak seperti yang kita duga. Ada jawaban yang membuat diri tersenyum lepas. Namun ada juga yang membuat diri menangis karena ada sesuatu di luar keinginan. Namun intinya adalah ketika doa - doamu dijawab, maka Alloh SWT sangat sayang padamu. Percayalah, Alloh SWT sangat dekat denganmu, jangan bosan merajuk dan berhusnudzonlah, apapun jawaban itu adalah terbaik bagimu. Karena sesungguhnya Alloh SWT maha mengetahui yang nampak maupun tersembunyi. 

LEPAS RIBA

Ya Alloh ... Inikah jawaban terindahmu. Disaat diri ini lelah dengan tagihan - tagihan bank, dan mungkin ini juga puncaknya. Di saat diri lemah, tak berdaya untuk membayar tagihan bank yang ketiga, engkau ingatkan aku adanya tabungan haji. Demi mengurangi beban riba yang terasa sangat menyiksa, tak apa tabungan hajiku terpaksa harus berpindah haluan. Semoga ini langkah awal engkau permudah jalanku untuk menuju Baitulloh. Aku rindu ka'bah. Aku ingin rindu makam RosulMU. Segala ikhtiar ku raih impian ini, semoga engkau segerakan... Aamiin.

Selasa, 29 Oktober 2019

DIA BELUM BISA BACA

Ada takjub dan prihatin, ketika seorang anak dengan semangatnya daftar les tanpa di dampingi orang tua. Setelah kami terima dan karena kami pun tak perlu mempersulit inginnya anak yang berniat belajar, kami dan dia memulai berkenalan dan kemudian belajar, takjub sekali dia anak seorang buruh dan kedua orang tuanya lengkap, orang tua yang sibuk bekerja mulai pagi sampai sore. Dia kelas 4 dan kemudian kami belajar dan membaca materi dari sekolah, namun di luar dugaan, ternyata dia belum bisa membaca. Sungguh sangat memprihatinkan, zaman now, abad 21 kelas 4 belum bisa baca adalah sesuatu yang sangat memprihatinkan karena itu berbanding terbalik dengan kemajuan zaman yang super cepat.

Keluar dari obrolan diatas, ingin sekali menanyakan kepada kedua orangtuanya : " ingin engkau bentuk jadi apakah anak-anak Anda, sepertinya Anda sibuk sekali dengan bekerja? ", Terbersit juga di hati, sepertinya anak bukan segalanya, dia hanya anugerah di saat dulu penantian panjang akan hadirnya sang buah hati, dia hanya pendobrak semangat bekerja, dengan adanya anak semakin lupa waktu karena time is work. Tapi beliau adalah adalah seorang buruh dan ibu rumah tangga. Bukan maksud meremehkan, namun dengan pekerjaan sebagai buruh saja sampai mengikhlaskan anaknya tanpa pendampingan, rela anaknya ketinggalan jauh dari teman - temannya, dia rela anaknya malu, dia rela anaknya hidup bebas di masyarakat umum tanpa nasehat nasehat orang tua.

Wahai Ayah Bunda, pahamilah anak adalah harta yang sangat berharga. Berinvestasilah kepadanya dengan tanpa batas. Karena masa tua Anda akan dirawat oleh anak anak Anda. Jangan berharap Anda mendapat perhatian besar ketika hari ini Anda tidak bisa memberi perhatian. Jangan berharap Anda dipedulikan ketika hari ini Anda tidak peduli. Maka persiapkanlah masa tua Anda dengan segala investasi terbesar pada anak-anak Anda.

Happy parenting Ayah Bunda 

Sabtu, 26 Oktober 2019

PROFIL MENDIKBUD ERA JOKOWI AMIN

MENTERI PENDIDIKAN ERA JOKOWI AMIN

Membuat hati menjadi deg - deg ser. Serasa mau berucap, "Mau dibawa kemana lagikah pendidikan Indonesia? " Ada sebuah ketakutan, ada sebuah keraguan, akankah dia mengerti dunia pendidikan di sekolahku ?

Siapapun engkau, kami hanya bisa berharap besar, engkau mampu memberi perubahan yang luar biasa, perubahan tidak sebatas IT atau kecakapan berbahasa asing karena mau go internasional. Tapi harapan terbesar kami, anak - anak indonesia tetap menjadi pribadi hebat yang memegang teguh akhlaq mulia.




TANTANGAN MENGAJAR DI SEKOLAH GRATIS

Sekolah gratis ... Yach, di Indonesia masih banyak yang menggratiskan semua biaya sekolah meski terkadang biaya operasional sekolah harus cari sana, cari sini. Sekolah gratis meski keuangan sekolah masih sangat minim bahkan minus. Lalu kenapa biaya sekolah harus digratiskan dengan kondisi seperti itu? Jawaban yang mungkin sangat heterogen dikalangan para pembaca. Bahkan, kami selaku pelaku penggratisan biaya sekolah dicap dengan sesuatu yang egoistis, gerakan gratis biaya sekolah hanya sekedar untuk mencari siswa sebanyak banyaknya dan pahitnya lagi, mereka mengatakan supaya dana sertifikasi guru bias dicairkan. 

Kami yang terjun langsung pada sekolah gratis sangat mempertimbangkan berbagai dampak positif dan negatif nya ketika semua digratiskan. Dan gerakan gratis tak semena mena kami terapkan tanpa tujuan. Diluar itu semua, bukan terkait keuangan atau nama baik yang ingin kami haturkan di tulisan ini. Melainkan dampak bagi sekolah atas siswa yang diterima disekolah yang gratis, diantaranya :
  1. Siswa yang mendaftar kebanyakan berlatar belakang ekonomi lemah
  2. Kebanyakan siswa yang masuk adalah anak anak yang orang tuanya minim kesadaran akan pendidikan
  3. Siswa yang masuk kurang minatnya pada belajar
Tentu saja, tidak semua seperti yang kami masukkan dalam poin diatas. Masih ada diantara siswa siswi yang didapat memiliki background yang berbeda yang sangat menguatkan pendidikan di sekolah tersebut. 

Dengan berbagai dampak yang tersebut di atas sangat mempengaruhi proses di dalamnya. Para pelaku pendidikan memiliki kinerja yang luar biasa kerasnya yang tidak akan bisa ditemukan di sebuah lembaga pendidikan yang berkelas tinggi alias bayar mahal.

Jumat, 25 Oktober 2019

JENANG SYURO

JENANG SYURO


Jenang Syuro merupakan bubur yang berbahan beras biasa dan berkuahkan santan yang di beri topping aneka lauk pauk, mulai dari ayam, tahu, tempe, kacang goreng, kerupuk, dan lain sebagainya. Jenang ini dibuat pada bulan syuro atau dalam islam di sebut bulan Muharrom. 
Berikut resep Jenang Syuro :
  1. 1 kg beras 
  2. 1 butir kelapa
  3. Tahu
  4. Tempe
  5. Ayam
  6. Kacang tanah
  7. Cabe merah
  8. Kerupuk
Pembuatan jenang ini merupakan tradisi jawa. Bagi Anda yang tidak menggunakan tradisi jawa, silahkan bisa membuat jenang ini kapan saja. Selamat mencoba !

Kamis, 24 Oktober 2019

MAKANAN KHAS PADA BUDAYA JAWA

JENANG SAPAR


Jenang Sapar merupakan olahan makanan berbahan tepung dengan rasa manis. Jenang ini dibuat pada bulan jawa yakni bulan Shafar. Bulan yang menurut keyakinan mereka adalah bulan kesialan. Tentu saja keyakinan yang mendasar pada berbagai kejadian yang terdapat pada bulan ini. Diantara kejadian menurut berbagai tulisan adalah pada bulan tersebut dihancurkannya kaum Aad, tenggelamnya Raja Firáun dan pada Rabu pungkasan yang menurut cerita adalah Rosululloh SAW jatuh sakit hingga meninggalnya pada hari senin.

Adapun bahan jenang sapar adalah :
  1. Tepung beras ketan
  2. Tepung beras biasa
  3. Santan
  4. Gula pasir
  5. Gula merah
  6. Air kapur
  7. Garam secukupnya
  8. Mutiara sebagai topping
Pembuatan jenang sapar pada bulan sapar tidak ada tuntuan dalam Al Qurán dan Hadist, maka boleh - boleh saja kalau mau buat di luar bulan itu. Jadi cucok banget buat Anda yang penasaran.

Impian buat Anakku

Semua orang tua sudah pasti memiliki impian terindah buat buah hatinya. Ada yang ingin anaknya jadi dokter, guru, pengusaha dan lain sebagainya. Anda pingin anaknya jadi apa hayo ? Jadi apapun itu, yang pasti dengan sekuat tenaga, kita sebagai orang tua akan berusaha mewujudkan. Sebagai orang tua cara berpikirnya seolah melampaui tingginya langit ketujuh ya ? hehehe.., hal itu tak mustahil karena orang tua mana sih yang tak ingin anaknya punya masa depan cerah.

Teringat akan perbincangan kami bersama teman kerja. Dalam obrolan kami, masing - masing mengungkapkan keinginan terbesar pada kehidupan anaknya dan yang terpenting dari obrolan kami adalah langkah kami dalam mewujudkan impian - impian kami. Beberapa tahun lalu, saya tanpa sengaja mendengar obrolan seorang ibu dan remaja yang sedang mengejar impiannya menjadi seorang polwan. Dalam obrolan mereka yang membuat saya sangat tertarik adalah ketika Ibu tersebut menceritakan bagaimana usaha dia dalam mewujudkan impiannya yakni memiliki anak dengan gelar polisi. Usaha - usaha yang dilakukan ibu tersebut diantaranya :
  1. Memasukkan anaknya ke dalam sebuah club renang sejak usia TK
  2. Memasukkan anaknya ke bimbel khusus bahasa Inggris sejak kelas 1 SD
  3. Disamping dua kegiatan tersebut di atas, si anak harus mengikuti bimbel SAINS sejak kelas 5 SD
  4. Serta harus berlatih lari setiap sore hari sejak kelas 5 SD
  5. Nilai raport harus benar - benar dijaga jangan sampai nilainya turun di bawah atau pas standart
  6. Dan nilai SAINS harus menonjol dari pada nilai pelajaran yang lain
Dan semua usaha tersebut harus dijaga keistiqomahannya hingga dia mendaftarkan diri pada sekolah kepolisian. Hingga usaha tidak dikatakan kesia-siaan. Dan akhirnya si anak berhasil meraih gelar Seorang Polisi. Akhir cerita, Beliau mengatakan, " Kalau kamu ingin jadi polwan, usaha yang sungguh - sungguh. Dan usaha itu tidak bisa dalam waktu singkat. Persiapkan diri sejak awal ketika kamu ingin meraih sesuatu. Jika kamu sudah melewati beberapa waktu tanpa bekal apapun, maka kejarlah ketinggalan kamu secepat mungkin. Jangan berharap semuanya instan. Dan jangan berharap ada keajaiban. Karena sesungguhnya, Keajaiban hanya milik Tuhan, tugas kita adalah usaha dan usaha ". 

Sebuah motivasi yang bruuuuur banget buat saya, seakan membakar semangat diri yang sedang memiliki anak - anak masih kecil. Dengan berharap besar, semua bisa dimulai dari sekarang, dan cepat bergerak sebelum semuanya terlambat. 

Salam semangat... Hayo emaks, kita tata masa depan anak - anak .kita sejak dini

Rabu, 23 Oktober 2019

INTROSPEKSI DULU AYAH BUNDA

Beberapa hari lalu, seorang ibu datang dan mengeluh, kenapa anaknya yang duduk di kelas 4 nilai nilai nya buruk semua, padahal ayahnya punya kepintaran yang lumayan oke. Keluhan sekaligus hujatan kepada anaknya karena nilai yang didapat jauh dari harapan. Emang sih, nilai yang jauh dari standar, jauh dibawah. Harapan orang tua yang wajar dan mungkin harapan ini juga menjadi harapan orang tua sejagat raya. 

Setelah sekian tahun anak sekolah, kenapa baru sekarang masalah nilai Anda perhatikan? Kemana Ayah ketika anak dalam kandungan? Kemana Ibu ketika anak Anda bergerak gerak dalam kandungan Anda? Wahai Ayah Ibu, bukan berarti saya tidak setuju dengan harapan harapan Anda. Tapi saya tidak bisa 100 % bangga pada harapan harapan Anda. Karena dengan harapan harapan itu, Anda akan semakin banyak menuntut pada anak Anda. Anda akan semakin ketat mengawasi anak anak Anda. Anda akan lupa akan hak hak Anak Anda. 

Wahai Ayah Ibu, saya hanya ingin menyampaikan, sebelum Anda berharap dan menuntut anak Anda harus begini dan begitu, alangkah baiknya kalau Anda introspeksi diri. Bagaimana dengan kewajiban Anda terhadap anak Anda, sudah tertunai belum? Evaluasi diri, sudahkah Anda memberikan pola asuh yang tepat pada anak Anda? Dan, sudah benar tidak, Pendidikan yang Anda berikan kepada anak Anda?

Wahai Ayah Ibu, saya Yakin diantara Anda akan menjawab, " kami bukan orang berpendidikan, maka jangan tanya kami akan kemahiran dalam pengasuhan anak". Kebanyakan diantara kita selalu melepaskan diri dari kesalahan kesalahan yang sebenarnya bisa diperbaiki dan diusahakan. Kita hanya disibukkan dengan berbagai tuntutan kepada anak tanpa mau dituntut.

Ayah Ibu, Islam sangat peduli akan pendidikan anak. Bahkan telah terpikir sejak memulai menentukan siapa pasangan Anda dan kemudian mendidik dalam kandungan. Sehingga, jika kita benar-benar mau menerapkan semuanya semua masalah kekinian bisa diminimalisir. Setidaknya anak tidak menjadi korban ketidak tahuan orang tua. Lalu, bukankah itu semua sudah berlalu? Bukankah sekarang anak sudah beranjak gede, akankah saya memulai dari nol untuk mengasuh dan mendidik anak saya? Tentu tidak. Namun yang bisa Anda lakukan kini adalah belajar. Jangan pernah merasa terlambat untuk belajar. Belajar itu kapan pun dan dimana pun. Kuatkan ilmu dan kemudian terapkan pada anak Anda, InsyaAlloh masalah Anda segera terselesaikan. Aamiin

Selasa, 22 Oktober 2019

NILAI ANAKKU JELEK

Hari Selasa kemarin berjumpa dengan seorang ibu muda, yang kayaknya dia masih punya satu anak. Ibu muda yang yang sangat bangga sama suaminya dan kecewa dengan masa lalunya sendiri. Namun si Ibu ini berharap besar dan seakan menjadi wajib anaknya seperti suaminya. Dia merasa kecewa dengan nilai yang disodorkan guru sekolah si anak ini pada selesai nya pelaksanaan PTS. Entah karena malu atau harapan besarnya, si Ibu kemudian menyampaikan kehendaknya untuk les atau belajar di Bimbel setiap hari. Anak tidak mau, karena memang semuanya saling berbenturan waktu. Dan sepertinya anak ini memang akan sangat kelelahan jika dipaksa setiap hari. 

Satu hal yang menarik ketika berbincang dengan ibu ini, yakni ketika dia bercerita bahwa dia dulu dididik dengan sangat keras. Keras dalam artian sering mendapat marah dan omelan dari orang tuanya. Sehingga dengan kondisi tersebut, menurut dia adalah penyebab dia menjadi sangat bodoh bahkan bisa dibilang gak bisa apa-apa. Tapi sang suami, sejarah cerita si Ibu itu, dulu suaminya memiliki nilai yang bagus bagus. Dengan semua kondisi itu, Ibu muda ini tak mampu mendampingi belajar anaknya. Dan suami pun sangat mampu mendampingi putranya belajar namun sangat ringan tangan. 

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya dia mencari bantuan ke orang lain untuk mendampingi putranya dalam belajar. 

Wahai Ayah Ibu, keinginan Anda sungguh luar biasa dan ini berlaku juga untuk orang tua lainnya. Artinya, semua orang tua menginginkan kondisi yang lebih baik pada diri anak-anak nya. Anda tidak salah, bagaimana pun cara Anda, semuanya demi masa depan sang anak. Namun ada beberapa yang mesti kita ingat sebagai orang tua, yakni :
1. Ubah mindset Anda bahwa prestasi tidak hanya pada nilai di sekolah saja. Jangan hanya berharap nilai bagus dengan melupakan yang lain
2. Kenali anak Anda. Meski Anda adalah ibu kandungnya, tak jarang ibu ibu seperti Anda tidak mengenal putra putri nya sendiri. Tak jarang Anda memaksakan sesuatu di luar kemampuan anak.
3. Hargailah sebuah proses. Kalau Anda tidak mampu mendampingi anak Anda 100% dalam waktu 24 jam maka boleh boleh saja Anda minta bantuan sama orang lain, namun tetaplah bersabar, anak Anda bukan sebuah tempe yang di potong kasih bumbu, digoreng dan matang... Siap disantap. 
4. Libatkan Alloh SWT pada semua impian Anda. Tak jarang kita berusaha keras kesana kemari dengan idealisme impian kita, namun kita lupa bahwa kita ini tidak berkuasa apapun, kita ini manusia lemah. Semua yang mengantarkan impian kita pada kehidupan kita adalah Alloh SWT. Maka berdoalah, minta petunjuk kepadaNYa.
5. Belajar lah untuk bekal diri Anda dalam mendampingi anak-anak Anda. Kebanyakan kita selalu menuntut anak-anak kita rajin belajar, supaya pintar. Lalu apakah kita sudah belajar? Dengan dalih kita sudah tua, kita sibuk, kita banyak pikiran, akhirnya diputuskan tidak belajar lagi. Anda salah Bapak Ibu. Bukankah belajar itu mulai lahir sampai mati. Dan Anda diberi kesempatan untuk itu.
6. Pasrah/ tawakal. Tugas kita adalah ikhtiar. Teruslah berikhtiar namun kembalikan semua pada sang penguasa, hanya Alloh SWT yang akan memberikan semua yang Anda ikhtiar kan.

Sayangi anak-anak kita sesuai usianya. Berikan semua secara proposional dan profesional. Jangan banyak menuntut anak sementara Anda bersantai ria, jangan dholimi anak Anda.

Semoga bermanfaat

KE-AKU-AN

Ke-aku-an merupakan kembaran dari keegoisan. Suatu sifat yang sangat buruk bahkan bisa menjadi biang ketidak akuran atau perpecahan. Sifat ini banyak sekali yang memiliki namun terkadang si empunya tidak merasakan. Yang bisa merasakan adalah orang disekitarnya.

Keegoisan ini pula yang hari ini membuat diri serasa gerah. Berada dalam suatu komunitas orang orang mulia namun di dalamnya penuh dengan kebobrokan yang menjadi penyebab dari kemunduran suatu lembaga besar. Sebuah lembaga besar yang dirintis dengan peluh dan harapan sang Ayah kini keberadaannya seperti ungkapan " Tidak mati dan tidak hidup ". Putra putri yang dipersiapkan sebagai penerus, membuat harapan sang ayah menjadi pupus. Putra putri lebih memilih dunia mereka ketimbang menjadi sang penerus. Lebih lebih, putra putri yang dulu dididiknya kini terkuasai oleh keegoisan yang semakin kuat. Bahkan keegoisan yang hampir memutuskan tali persaudaraan dengan saudara sekandungnya.  

Bagi orang orang di luar sana, Anda adalah sosok mulia. Karena Anda dilahirkan dan dididik oleh seorang kyai besar. Maka jagalah nama baik sang Ayah dan jadilah kebanggaan sang Ayah. Karena dunia tahu, harapan dari Ayah Anda adalah memiliki putra putri yang mampu meneruskan perjuangannya. Dunia tahu karena sejarah menorehkan catatan bahwa Anda dididik selayaknya seorang alim ulama. Anda dipersiapkan dengan doa terbaik dari Ayah dan Ibu terbaik. Meski kami di luar sana menyadari, bahwa seorang kyai belum tentu memiliki anak kyai pula. Namun, Anda tidak harus menjadi sang Kyai pula untuk menjaga dan menjadi kebanggaan Ayah Ibu terbaik Anda. 

Kami dunia merasa kecewa dengan Anda. Kami berharap sepeninggal Pak Kyai ada penerus yang bisa kami jadikan contoh sekaligus kebanggaan kami. Sosok Anda yang kami ingin dengar bagaimana sang Kyai mendidik Anda, dari Anda kami ingin mendengar bagaimana sang Kyai berucap dan bersikap.  Kami tak mendapatkan semua itu dari Anda. 

Keegoisan yang bersemayam anteng di hati Anda membuat kami para orang awam merasa risih. Kami sadar, Anda adalah manusia biasa, namun dengan segala kebodohan kami, jangan perlihatkan aib aib keluarga, saudara Anda pada kami. Karena kami butuh panutan, butuh bimbingan Anda.

Semoga, Alloh SWT segera membuka hati para pemimpin kami sehingga semuanya merasa nyaman dan pada akhirnya akan makmur dengan seizinNYA... Aamiin

Senin, 21 Oktober 2019

KYAI HAJI BASUNI

Literasi kali ini membawakan tema" biografi dan teladan dari KH. Basuni selaku pengasuh PONPES Miftahul Ulum" yang telah berpulang ke Rahmatullah beberapa tahun lalu. Semoga dengan kegiatan mengenang sekaligus meneladani beliau merupakan langkah awal dalam perbaikan akhlak serta semangat belajar bagi generasi muslim, aamiin.





Minggu, 20 Oktober 2019

BERIKAN MOTIVASI

Pekerjaan yang salah dan harus direvisi pasti sangat menjengkelkan bukan? Apalagi mengerjakannya butuh waktu ekstra dan konsentrasi tingkat tinggi. Belum lagi tugas tugas lain yang selalu minta dikerjakan di depan, layaknya gak mau antri. Udah di salahin di instansi atas ketika mengumpulkan, eh pimpinan kita sendiri ikutan nyalahin, hadeeeh banget kan? Tapi hal itu tak jarang masih ada di sekitar kita. Pimpinan kita yang harusnya membesarkan hati kita para bawahan supaya kerja berikutnya semakin semangat, malah terkesan menjatuhkan.

Menjadi seorang pemimpin memang bukan sesuatu yang gampang. Semua yang terlontar dan terlihat akan dinilai keberadaan oleh bawahan. Mindset bahwa pemimpin lebih baik dan lebih profesional selalu tertancap lekat di benak bawahan. Namun, menyadari bahwa karena ada bawahan maka ada pemimpin akan menyadarkan bahwa pemimpin harus bisa menata setiap yang disampaikan. Sehingga tak ada bawahan yang kemudian hilang semangat atau lari dari pekerjaan atau tugas. Pemimpin sudah seyogyanya bisa memotivasi para bawahan.

Berikan pujian kepada mereka. Pujian yang mampu membakar semangat mereka setiap saat. Berilah motivasi, karena dengannya maka kepemimpinan Anda akan semakin bagus.


Salam hangat buat para pemimpin

Sabtu, 19 Oktober 2019

KETIKA KATA KELUAR

Ketika kata keluar, harusnya ada proses berpikir dulu. Sehingga kata itu tepat sasaran dan tiada orang yang merasa tersakiti dengan kata-kata yang mereka dengar. Tak jarang kita dengar orang lain dengan seenaknya mengeluarkan kata kata, seperti tanpa di pikir dulu. Padahal kata yang mereka keluarkan menjadi salah satu penyebab masalah yang ada. Atau mungkin kita sendiri pelakunya, jangan jangan selama ini kita berucap tanpa pikir? Ooh, sungguh ini perbuatan yang sangat bodoh bahkan tak pantas dilakukan, apalagi oleh seorang muslim. Karena tak jarang masalah berawal dari sebuah kata yang kurang tepat.

Hal ini pun bukan sesuatu yang asing, seperti kisah malam ini. Ketika kami sedang terlibat dalam kegiatan bazar, kami melihat lihat barang yang di tata rapi di atas meja, tak sebanyak barang yang ada di mejanya tetangga. Entah apa yang ada di benaknya, tiba-tiba seorang yang komandinir mengatakan " teman teman kurang kreatif, Alhasil barang yang kita jual cuman sedikit ", deg rasa hati ini, dengan ringan dia mengucap dengan menyalahkan pula. Padahal kenyataan yang terjadi adalah teman teman pimpinan tidak akur, sehingga informasi yang kami dapat tidak sepenuhnya. Sehingga itulah yang terjadi, semuanya tidak totalitas. Ini sedikit contoh yang sering terjadi. Meski lidah tak bertulang tapi masih bisa dikendalikan oleh hati yang bersih.

Maka ayo bersama, budayakan berpikir sebelum berucap. Sehingga semuanya damai tanpa tersakiti. Moga bermanfaat

Jumat, 18 Oktober 2019

PHK jadi berkah

PHK alias pemberhentian yang dilakukan sepihak dan tak jarang keputusan ini diberlakukan hanya karena membenarkan satu pihak saja dan ada pihak lain yang dirugikan. PHK sekilas sangat memprihatinkan bagi si korban namun dibalik itu semua, tiada yang tahu apa yang bakalan terjadi.

PHK dalam sebuah instansi ini sudah sangat pasti menguntungkan pihak pihak lain yang terkait. Namun bagaimana pun juga, PHK merupakan sebuah Qodarulloh yang tak bisa di elakkan. Dengan segala ikhtiar dalam menggapai kebaikan untuk semuanya, dengan seluruh tenaga di kerahkan namun ada juga kesalahan yang terkadang tidak sengaja hinggap dalam kehidupan kita. Kesalahan yang mungkin membuat salah satu pihak atau orang lain merasa dirugikan atau kecewa. Kesalahan yang tidak sengaja ini yang begitu sulit untuk dimaafkan. Alhasil muncullah PHK sebagai keputusan dari kekecewaan yang ada.

Namun, PHK tak selamanya suram. Sekali lagi jika PHK karena sebuah kesalahan yang tidak sengaja maka bisa jadi PHK ini akan menjadi keberkahan. PHK merupakan gerbang dalam memasuki pintu kesuksesan yang selama ini di impikan. Maka jangan berkecil hati dan seakan dunia selesai bercerita. Lanjutkan perjalanan dan tetap optimis, terus berjalan dan jangan lupa sertakan Alloh SWT dalam setiap perjalanan Anda. Maka Insyaallah semua akan baik-baik saja dan semakin sukses dan berkah, InsyaAlloh.

PERABAAN DALAM PENGAJARAN

Perabaan dalam pembelajaran. Kata perabaan mungkin terkesan aneh buat dibaca. Namun ini sungguh menjadi kenyataan ketika kita berada pada posisi pengajar yang peserta didiknya diluar dugaan. 

Secara gamblang, bisa kami haturkan lewat cerita samaran dengan harapan tiada yang terlukai ketika membaca kisah ini. Hari ini, Bimbel kami menerima siswa baru. Yang menurut cerita dia sangat semangat ikut belajar di bimbel bahkan sampai ada tangisan ketika tidak di ajak. Ah kisah awal yang sungguh membuat kami para tentor senang dan tumbuh semangat lagi. Namun, ketika awal kami belajar bersama dan kami saling mengenal. Ternyata si anak baru ini sudah kelas 4 SD dan belum bisa baca. Ini yang kemudian membuat kami tanda tanya, kok bisa sampai kelas 4 ? Cerita dari anak berbeda, si anak ini sangat semangat sekali dalam belajar di bimbel, hampir dalam triwulan ini tak ada kosong dalam daftar hadirnya. Namun bagi kami sangat aneh dan butuh stock sabar yang lumayan banyak. Si anak ini jarang sekali bahkan kalau di hitung hanya beberapa kali dalam melaksanakan tugas dari para tentor. Tugas tugas yang ia kerjakan pun tidak ada yang tuntas. Belum lagi dengan hasil kerjaannya, yang semuanya salah alias nol. Pertanyaan dalam benak kami, trus apa tujuan anak ini masuk bimbel?

Pertanyaan yang mungkin bisa kami jawab sendiri. Alhasil, berbagai cara harus kami jelajah dan siap di eksekusi. Perlu perabaan dalam menerapkan berbagai cara atau metode pengajaran yang Kami terapkan pada 2 kasus diatas. Penggunaan cara pengajaran yang tidak melukai hati si anak. Jadi anak tetap senang dan semangat belajar. Bahkan dengan segala keterlambatannya, dia tidak menjadi minder alias menarik diri dari teman temannya.

Tentu saja, peran orang tua dalam kasus ini sangat diperlukan. Sebijak apapun metode yang digunakan dalam pengajaran kalau orang tua tidak berperan maka tentu ini akan menghambat kemajuan si anak.

Tidak ada kesalahan yang harus ditimpakan pada si anak. Bagaimanapun si anak tetaplah anak-anak, dalam artian si anak masih belum tahu dan paham akan pentingnya belajar untuk masa depannya. Si anak tidak pernah merasakan bagaimana ketika seseorang tertinggal pemikiran dari teman temannya. Dia masih anak anak, dalam hidupnya hanya berpikir hari ini dan hari ini. Maka sudah tentu, orang orang disekitarnya yang mampu membentuk kemampuan si anak. Maka alangkah sangat tepat jika semua pihak dalam pendidikan bekerjasama dengan para orang tua terkait Pendidikan si anak.

Semoga bermanfaat secuil saran dari penulis ini

Kamis, 17 Oktober 2019

KEKUATAN SEDEKAH

Sedekah dan sedekah ! Banyak artikel, YouTube atau yang lainnya yang membahas tema sedekah.  Terutama masalah keutamaan atau kekuatan sedekah. Disini kami akan menulis ulang tentang kekuatan sedekah berdasarkan dasar hukum umat Islam serta yang benar benar dialami oleh para aktivis sedekah, diantaranya : 
1. Sedekah sebagai alat tolak balak. Bisa diartikan sedekah yang kita keluarkan akan menjauhkan diri kita dari kesusahan atau pun bencana.
2. Dengan rajin bersedekah, maka Alloh SWT akan menyediakan Rizqi buat kita. Rizqi yang memiliki cakupan sangat luas, akan disediakan buat aktivis sedekah.
3. Sedekah akan menambah harta kita. Perhitungan Alloh SWT akan sedekah dan kebaikan tidak menggunakan hitungan matematika secara rasional. Karena Alloh SWT mempunyai perhitungan sendiri, yang semuanya untuk kebaikan hambaNYA, terlebih buat para aktivis sedekah. Maka jika kita bersedekah Rp. 300.000 maka bisa jadi Alloh SWT akan mengganti dengan Rp. 600.000. Perhitungan yang merupakan hak prerogatif Alloh SWT. Meski di dalam sumber ilmu lain mengatakan bahwa harta sedekah akan dibalas oleh Alloh SWT dengan 10 kali lipat. Kita percaya yang manapun bukan sebuah masalah. Yang perlu difokuskan adalah setiap sedekah akan diganti oleh Alloh SWT.
4. Dengan bersedekah, maka solusi akan masalah dalam diri atau semua yang terkait dengan aktivis sedekah akan diberikan tanpa diminta.
5. Semua balasan Alloh SWT akan sangat cepat. Termasuk pada aktivis sedekah, bisa jadi balasan akan langsung diterima sebelum 24 jam. Wallohu A' lam bishowab... 

Banyak kisah yang kita dengar, bahkan yang sering kita alami sendiri terkait kekuatan sedekah. Hari ini, penulis dipenuhi dengan kisah teman yang benar benar merasakan kekuatan sedekah. Mas Ahmad aku menyebutnya, cerita kali ini dia seakan membawa diriku ke stasiun pasar Senen Jakarta. Alkisah, ketika mas Ahmad berada di stasiun pasar Senen Jakarta, dia menemui seorang mahasiswa yang kecopetan. Semua harta bawaan dalam tas, raup tanpa sisa dibawa oleh si pencopet. Alhasil, si mahasiswa kebingungan, karena rumahnya yang di kebumen, lumayan jauh dari stasiun pasar Senen Jakarta. Melihat itu semua, Mas Ahmad tanpa ragu langsung menyodorkan bantuan dengan membelikan tiket kereta api untuk pulang ke kebumen. Beserta saku yang tak banyak, hari itu mas Ahmad mengeluarkan Rp. 300.000 untuk membantu si mahasiswa. Setelah acara perbantuan selesai, berpisahlah mas Ahmad dengan si mahasiswa karena ada keperluan masing masing. 

Usai kejadian di stasiun mas Ahmad fokus pada aktivitasnya, dengan tingkat seriosa. Tanpa di duga, di sela sela aktivitas nya ada seseorang yang ia kenal mengirim dengan transfer ke rekening mas Ahmad sebesar Rp. 600.000. Balasan yang begitu cepat. Uang Mas Ahmad tak berkurang sedikitpun, malah bisa bertambah 100 % dari uang yang ia sedekahkan tadi.

Wahai pembaca, kisah diatas bukan sebuah fiktif belaka. Namun sebuah kenyataan yang benar-benar ada dalam kehidupan. Artinya, jika kita mengetahui kekuatan sedekah, maka mari bersama kita sedekahkan harta atau apapun yang kita miliki. Jangan pedulikan besar kecilnya, yang terpenting adalah keikhlasan dalam hati ketika memberikan pada orang lain. Yakinlah dengan seyakin-yakinnya, percalah 100% bahwa dengan bersedekah maka akan banyak kebaikan yang kembali pada kita, InsyaAlloh.

Salam Jum'at manis, hari istimewa umat Islam.

SURAT BUAT ANAKKU

Assalamualaikum Wr Wb

Malam semakin kelam. Angin sepoi tak biasa hari ini tak hadir. Udara panas membuat diri tak nyaman. Sepertinya suasana ini begitu paham akan isi hatiku yang sedang dilanda kebingungan.

Nak, sekian lama engkau ku titipkan di pesantren. Sekian lama pula, aku tak menjengukmu. Aku tahu, engkau ingin seperti teman temanmu. Di jenguk sang Ayah, dengan oleh oleh yang membuatmu bangga akan dirimu. Nak, aku tahu, engkau merasa tak enak hati pada Pak Kyai dan Ibu Nyai, karena engkau seperti anak yang terbuang, tak sepeserpun aku ngasih uang biaya hidup pada pesantren. Nak, Aku tahu engkau begitu rindu padaku. Nak, aku tahu banyak cerita yang tersimpan buat ku. Nak, Ayahmu pernah jadi anak- anak, pun bisa merasakan apa yang engkau rasa.

Nak, sesungguhnya hati ini sakit. Sakit yang hanya Ayah bisa merasakannya. Aku rindu padamu, Nak. Ingin ku peluk erat dirimu. Ingin kuciumi dirimu seperti engkau bayi kala itu. Nak, Ayah sayang padamu. Ingin telinga ini mendengar cerita suka dukamu. Ingin rasanya Ayah mendengar kisah cinta monyet mu pada si dia. Nak, Ayah juga ingin mendengar lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an dari lisanmu. Nak, Ayah juga ingin mendengar rengekan mu pada Ayah. 

Ayahmu ini ayah tak berguna. Ayah yang tak bertanggung jawab. Ayahmu ini miskin tak bisa seperti ayah ayah yang lain. Ayahmu ini bisu tak bisa ngomong apa-apa sama kamu. Ayahmu ini tuli tak bisa mendengar untaian kata-kata dari lisanmu. 

Nak, Ayah ingin menjadi Ayah yang luar biasa di hadapanmu. Tapi, Ayah tak punya nyali untuk tampil di depanmu. Ayah tak pernah menjengukmu, karena Ayah tak ada uang untuk membuat engkau sama seperti teman-temanmu. Ayah ingin mendengar untaian kata kata dari lisanmu tapi Ayah malu padamu Nak. Kondisi Ayahmu sangat miskin tak bisa menghidupi anak-anak Ayah. Anak-anak Ayah harus tinggal di pesantren supaya bertahan hidup dan mendapat bekal hidup yang lebih baik. Ibumu yang telah pergi meninggalkan kita semua membuat Ayah tak memiliki kekuatan untuk menghidupimu. Harapan Ayah, jadilah pribadi yang Sholeh. Sukseslah masa depanmu nanti. Biarkan Ayah yang merasa ini semua. Cukup Ayah saja yang menderita. Kamu jangan seperti Ayahmu Nak.

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Love Anakku

PUJIAN SAYANG

Mendidik tak semudah membalikkan telapak tangan. Tak semudah kita memasak mie goreng. Mendidik adalah sebuah proses panjang. Proses yang didalamnya ada liku, yang terkadang membuat hati sedikit syok. Sebuah proses yang ibarat jalanan terjal penuh dengan bebatuan. Sekuat tenaga kita berjalan. Dengan penuh keyakinan, kita akan sampai pada tujuan, namun dengan kesadaran bahwa perjalanan akan sangat melelahkan dan butuh waktu yang lama. 

Berikut mendidik anak usia remaja. Kata kebanyakan pendidik, usia remaja pada saat dia berada di tingkat sekolah SMP akan lebih ekstra karena masa itu merupakan masa peralihan. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju remaja dan dari remaja menuju dewasa. Masa pertengahan, masa masa labil. Di masa itulah, anak akan disibukkan dengan pencarian jati diri. Dia lebih suka dengan ke-aku-annya. Merasa diri mampu dan merasa diri paling hebat. Masa dimana dia tak peduli akan masa lalu, tak peduli akan masa depan. Yang terpikir adalah bagaimana saya bisa exis. Meski ada sebagian kecil diantara remaja yang sangat peduli akan masa depannya. 

Di usia ini, anak lebih sulit diajak ngomong masa depan bahkan tak mau mendengar. Mereka lebih suka, ngomong masalah si do'i yang jadi incarannya. Atau lebih suka dengan kehidupan yang rame dan bebas. Usia ini, kebanyakan mereka udah terkena virus merah jambu. Mereka sibuk dengan penampilan. Karena itu, mendapatkan di usia mereka butuh esense Yan membuat mereka dekat dengan kita.

Yup, esense yang membuat mereka percaya bahkan mendengar apa yang kita sampaikan. Dan kemudian dengannya kita bisa mengantarkan mereka ke gerbang kesuksesan. Bersahabat dengan mereka adalah pilihan tepat dalam proses mendidik mereka. Berilah pujian sayang kepada mereka. Maka tak terasa mereka akan semakin lengket dengan diri kita.

Selamat mendidik 

EMPATI BERTUMBUH SYUKUR

Cerita gembira, rasa hati ikut senang dan bahagia. Tapi, kata orang, ada juga yang syirik. Syirik, tanda tak mampu, hehe. Cerita sedih, duh rasa hati jadi haru. Mata ikutan berlinang. Tak terasa, air mata jadi jatuh juga. 

Tak jarang, hari hari kita juga terpenuhi dengan cerita gembira maupun sedih. Cerita gembira pada sebagian orang terkadang jarang membekas. Namun, jika mendengar cerita sedih apalagi dibumbui dengan aneka keluhan, makin sedap bak mie goreng, hehe. Bahkan terkadang atau sering, kita pun menjadi pelakunya. Pelaku yang sedih banget dan seakan dunia ambruk. Seakan hanya kita yang mengalami kesedihan. Seakan kehidupan tak adil buat kita. Seakan dunia gelap tanpa mentari. 

Kesedihan, lebih mudah menutup mata kita, menutup mata hati kita. Kesedihan mampu menghapus semua kenikmatan yang pernah hingga pada kehidupan kita. Bahkan, kenikmatan lebih banyak berada dalam kehidupan kita. Kesedihan yang sesaat terkadang membuat kita lupa akan kasih sayang Alloh SWT. 

Jika kesedihan datang, janganlah sendiri. Tetap jaga pergaulan. Dan jangan pernah lari dari cerita orang lain. Bisa jadi dengan menjadi pendengar yang baik di saat kita bersedih, menjadi pintu empati dalam hati kita. Sehingga kita sadar bahwa kesedihan bisa menimpa siapa saja, maka tak pantaslah jika kita mengeluh tanpa batas. Dengan berempati, muncullah rasa syukur karena bisa jadi kita bisa mengetahui bahwa di luar sana masih banyak orang yang lebih menderita dari pada kita.

So, Ayo ubah hari dengan semboyan " No Complain Day "

Kamis, 10 Oktober 2019

PEMIMPIN !

PEMIMPIN !... Anda seorang pemimpin ? Alhamdulillah, Anda adalah seorang pilihan Alloh SWT. Anda diberikan kelebihan dari pada yang lainnya. Anda diberikan kemuliaan di dunia. Anda diberi kekuasaan di dunia. Dan Anda memikul tanggung jawab yang begitu berat. Pertanggung jawaban kepada bawahan Anda dan yang paling terbesar adalah kepada Alloh SWT. 

Seorang pemimpin adalah pilihan Alloh SWT, kepercayaan yang diberikan kepada Anda bukan sebuah asal - asalan, tapi ada kriteria yang menjadi ketentuan dariNYA sehingga Anda terpilih. Apa kira - kira kriteria yang ada pada pribadi Anda? yup silahkan cekin - cekin ya ... Maka gunakanlah kepercayaan yang diberikan kepada Anda dengan sebaik - baiknya.

Seorang pemimpin, Anda memiliki kelebihan yang luar biasa sehingga Alloh SWT kemudian memilih Anda. Kelebihan dalam memimpin, kelebihan dalam manejemen, kelebihan dalam pengorganisasian. Gunakan semua kelebihan Anda supaya Anda benar - benar menjadi manajerial yang kemudian mampu memberikan kebaikan pada semua orang, utamanya untuk orang - orang yang Anda pimpin.

Kekuasaan dunia yang diberikan kepada Anda sungguh sebuah keistimewaan. Menjadi penguasa bukan berarti menguasai jiwa - jiwa orang yang Anda pimpin sehingga semua jiwa lemah tak ada kekuatan. Anda tak berhak menguasai mereka. Anda adalah seorang manajerial. Semua bawahan Anda merupakan patner kerja yang sama - sama menuju Visi Misi yang sama. Menuju Impian yang sama. Semua adalah patner, tempat saling berbagi dan saling menguatkan. Hubungan Anda dan bawahan merupakan hubungan mutualisme, satu sama lain saling memberikan keuntungan dan kebaikan. Tanpa bawahan, Anda bukanlah seorang pemimpin. Tanpa bawahan, semua visi dan misi tak akan bisa terwujud. Pimpinan dan bawahan adalah satu kesatuan, dengan gerakan bersatu dan saling menguatkan maka Impian dengan mudah terwujud.

Pemimpin, Anda adalah orang istimewa. Anda seorang pilihan. Namun berbijaklah dalam menjalankan tugas Anda. Tugas yang Anda emban merupakan amanah. Yang semuanya akan dimintai pertanggung jawaban sama Alloh SWT, namun sebelumnya Anda bertanggung  jawab kepada bawahan Anda sendiri. Perlakukan bawahan Anda dengan sebaik - baiknya. Jagalah hati bawahan Anda. Satu kali Anda menyakitinya maka satu jalan tertutup dalam meraih impian. Hargai jerih payah mereka, jangan pelit sekedar memberi pujia kepada mereka. Karena mereka adalah insan yang sama dengan Anda. Jika Anda ingin dihormati, sama juga dengan mereka. Jika Anda suka diperlakukan dengan ramah, sama juga dengan Anda. Jika pujian membuat Anda tersenyum dan terpecut semangat Anda maka sama juga dengan mereka. Intinya, dimana dirimu suka begitu juga dengan bawahan Anda.

Salam Pemimpin Bijak dan Berwibawa

Hadiah Terindah

10 Oktober 2019, tanggal istimewaku. Pagi, dengan malu - malu dan seakan jaga jarak, dia mengucapkan : " Happy Birthday, Bu. Semoga Ibu selalu sehat, rizqy melimpah dan sukses selalu " Ah, kalimat indah yang terlepas dari lisan si ganteng sayangku, engkau terkadang buat aku jengkel, mengerutkan dahi, namun hari ini, buat aku tersenyum dan hati berbunga. "Aamiin ...Makasih, sayang" Jawabku untuk dia siswaku. Dan Doa - doa juga sama ku terima dari teman kerja, teman sekolah dan anak - anak didikku yang sudah tersebar ke penjuru dunia. Senyum terindah dan hati berbunga sungguh menjadi sesuatu banget yang mampu membakar optimis menatap masa depan.

Dan spesial banget, di hari ini pun, hadiah teragung telah diberikan Alloh SWT padaku. Lewat para pemimpin yang bagiku, mereka adalah dholim, mereka terkuasai oleh egonya masing - masing. Ku merasa, mereka bangga dengan egonya. Mereka lupa, keegoan mereka sungguh menyakitkan bagi anak buah mereka. Mereka seperti tidak memperlakukan anak buah selayak patner kerja yang keduanya merupakan pihak yang saling mendapat keuntungan. Tapi para pemimpin, merasa anak buah telah banyak diuntungkan oleh mereka. Tanpa sedikit pun menoleh jerih payah perjuangan bawahan mereka selama bertahun - tahun. 

Para pemimpin adalah anugerah dari Alloh SWT. Dari mereka, banyak hal yang dapat diambil pelajaran. Mulai dari karakter masing - masing, Akhlaqnya, Ruhiyahnya, mentalnya, cara komunikasinya, bahkan pola kepemimpinannya. Memiliki pemimpin yang di luar harapan bukanlah sebuah musibah yang kemudian melemahkan semangat kita dalam melangkah ke depan. Pemimpin dengan segala yang ada pada dirinya, merupakan bekal kita untuk perjalanan menuju kesuksesan. Belajar, menuntut ilmu tidak harus berada dalam ruangan kelas, tidak harus berada di sekolah. Namun semuanya bisa kita dapat dari semua yang ada di sekitar kita, termasuk para pemimpin kita. 

Jangan pernah mengeluh dengan segala model pemimpin kita. Namun, anggaplah semuanya adalah arena belajar bersama alam. Jangan engkau surut dalam melangkah hanya karena sikap pemimpin yang negatif. Jangan engkau pandang, hanya pemimpin yang mampu memberikan rizkimu, sehingga engkau sampai terhina di bawah pemimpinmu. Tidak ! Tetap tegak dalam melangkah, ada Alloh SWT yang siap menemani setiap langkahmu. Rizkimu ada pada Alloh SWT, maka bersujudlah dan menangislah kepadaNYA, DIA akan mendengarmu dan akan membelaimu dan yakinlah, engkau akan dibuat senyum olehNYA. 

Tetap tegak melangkah, tetap berdiri tegap. Jangan goyah hanya karena segelintir manusia yang hanya mementingkan ego dan kemudian menginjak harga dirimu. Ah, hidup terlalu hina jika harus tunduk pada pemimpin yang egonya lebih besar dari pada bijaknya.

Salam syukur selalu...

Rabu, 09 Oktober 2019

Stop Bullying

Lagi lagi bully ... Entah mulai kapan bully boleh hidup di Indonesia, hidup dalam diri anak-anak kita. Bahkan bully seakan bukan sesuatu yang tabu, sesuatu yang bernilai kewajaran karena hampir semua orang bahkan semua zaman pernah ngelakuin yang namanya bully. Namun bully tetap menyakitkan, tak jarang karena bully, anak-anak kita pulang dengan tangisan, marah bahkan ada juga yang sampai depresi.

Orang tua mana yang tega sama anaknya yang kena bully? Tidak ada. Maka sudah semestinya, bully ini kita selesaikan bersama. Para orang tua dan pendidik bahkan pihak pihak terkait pendidikan pun harus menyatukan langkah untuk " Stop bullying ". 

Bullying dengan tersentuh fisik maupun mental, keduanya sungguh merugikan yang lain. Teringat kasus anak SMP yang terbullying oleh temannya sendiri satu asrama. Ceritanya, si A sering sekali di suruh suruh oleh si B, mulai dari nyuci baju, pijitin, disuruh apa pun... Sementara si A tanpa keberanian untuk menolaknya. Akhirnya yang terjadi, setelah satu tahun berjalan, si A terkena depresi. Ada ketakutan, ada kejengkelan yang dalam. Namun semuanya ada dalam hati.

Menghentikan ini semua merupakan tugas para orang orang yang terkecimpung dalam dunia anak-anak. Mereka butuh pendampingan dan arahan bukan amarah. Pendampingan dan arahan dalam membantu anak-anak untuk bisa menuju kesadaran diri akan dampak buruknya Bullying serta penguatan akan sifat mulia, mencintai orang lain seperti halnya mencintai diri sendiri. Serta penguatan bagi mereka untuk menjadi pribadi yang kuat pendirian, tanpa ada rasa takut sama teman. Belajar mempertahankan diri dalam kebaikan di tengah tengah teman yang suka jahil.

Katakan selalu pada mereka, " Stop Bullying " 

Ibu, aku rindu

Ibu, aku rindu... Aku ingin pelukanmu. Pelukan hangat yang senantiasa menghangatkan semangatku. Ibu, engkau adalah kekuatan terhebatku. Senyummu, amarahmu selalu aku rindukan

"Aku gak mau pulang, lebih baik aku tinggal di pesantren bersama teman teman, dari pada aku pulang dan hidup bersama ibu tiriku ", kata Fathur pagi itu. Dia yang kini tumbuh sebagai remaja yang ganteng dan penuh dengan semangat belajar, namun dibalik itu ada duka yang mendalam terkait ibu tiri yang tidak pernah dia sayangi. Bagi dia, ibu kandunglah yang berhak akan dirinya, meski semuanya tak bisa lagi dia minta. Ibu kandung yang telah lama pergi dan tak bisa kembali, membuat dia harus keluar rumah dan tinggal di pesantren. 

Begitulah keterikatan hati anak sama ibu kandungnya. Sebuah ikatan tanpa pengesahan, ikatan tanpa butuh pengakuan. Wahai ibu, disaat usia mu sehat maka jangan kau telantarkan anakmu. Apapun yang kau lakukan, sungguh akan membuat dia semakin sayang padamu. Engkau ibu, sungguh mulia. Gelarmu tak bisa digantikan oleh siapapun di dunia ini.

Ibu, tugas kedinasan yang amat lama. Sejak, mentari hendak terbit, hingga mentari hilang tak terlihat sama sekali. Tanpa mengenal lelah, tanpa mengharap balasan. Hanya satu harapan dalam hatimu, kebahagiaan Ananda tercinta di Dunia Akhirat.

Doa doa yang terlepas dari lesan lembutmu selalu membuat diri semangat. Ridlomu yang selalu buat kami menatap tajam masa depan. Tanpamu kami tak bisa apa-apa. Ridhomu selalu kami nanti dalam setiap langkah, salam ... Love my mother.

Selasa, 08 Oktober 2019

Aku tak mau dimarahi

Hari itu, pak guru memanggil Rico ke kantor dan di depan guru guru yang lain, pak guru berkata kepada Rico : " kamu sekarang benar benar tidak bisa di percaya, kamu sudah membuat para guru lelah, kamu sudah membuat para guru malu", belum selesai, seorang Ibu guru pun ikut bersahut : " Iya, Rico benar benar gak bisa dipercaya, kamu sekarang sudah nakal ". Iyap, Rico adalah seorang anak remaja yang tinggal di sebuah pesantren, setiap pagi dia bertugas membantu mempersiapkan adik adiknya sebanyak 5 orang untuk membereskan diri. Dengan tugas itu, tak jarang si Rico berangkat sekolah agak siang dan terlambat. Dengan kondisi Rico seperti itu, sering kali si Rico harus melompat pagar sekolah sekedar mencari sarapan di luar sana dengan alasan makanan di dalam sekolah terlalu mahal, itupun dengan porsi yang tidak sesuai dengan ukuran perutnya, ujar Rico beberapa hari lalu. Dengan tingkah Rico yang demikian, Ibu kepala sekolah pun sudah menyikapinya, dengan adanya makan gratis di kantin sekolah, hanya untuk Rico. Namun ternyata dengan perlakuan spesial ini, malah si Rico merasa malu sama teman-teman nya, akhirnya dia tetap memilih keluar dari sekolah dengan melompat pagar sekedar untuk mencari sarapan.

Hari itu, Rico yang dibentak bentak bahkan tidak hanya oleh seorang guru, dia seperti nya tidak terima. Alhasil, si Rico sempat membentak balik gurunya dengan suara yang lantang dan kemudian pergi tanpa permisi kepada gurunya. 

Kisah sang anak remaja dengan guru yang bisa diambil pelajaran. Seorang remaja adalah sosok yang masih dalam peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Seorang remaja, dia punya harga diri yang sangat tinggi, dan dia sangat tidak nyaman dengan dominasi atau penguasaan. Kondisi remaja, umumnya masih labil. Terkadang si remaja menjadi seorang penurut lain waktu dia bisa menjadi si pembangkang handal. Sosok remaja adalah sosok yang ingin diakui, " inilah saya", bahkan tak jarang dengan alasan apapun, seorang remaja ingin diakui dan minta di mengerti dengan segala kondisinya. Seorang remaja yang masih sibuk dengan urusan pencarian jati diri membuat mereka tak pernah berpikir bahkan mungkin tidak mau berpikir akan sebuah manfaat sebuah proses untuk masa depannya. Seorang remaja hanya akan berpikir, dirinya bisa exis di masa sekarang. 

Wahai Bapak Ibu orang tua dan guru. Dari membaca sepenggal kisah di atas, bagaimana kah menurut Bapak Ibu semua? Apakah Anda adalah sosok yang sempurna dan benar benar stabil di usia remaja Anda? Bisa jadi jawaban Anda adalah iya atau mungkin tidak. Bapak Ibu, Anda adalah seorang dewasa yang paham betul bagaimana kondisi remaja. Lalu benarkah jika Anda perlakukan remaja seperti halnya kisah di atas. 

Wahai Bapak Ibu, jangan pernah Anda mengharap si remaja sama dengan Anda saat ini. Dia akan sulit memahami apa yang Anda minta. Karena sifat ke Akuan yang sungguh besar. Dan jangan pernah Anda katakan bahwa pengorbanan Anda buat dia sungguh besar. Karena hal itu akan membuat dia merasa sebagai beban buat orang lain.

Wahai Bapak Ibu, tak ada orang tua yang mahir. Pun seorang guru, tak ada yang mahir. Masing-masing dari kita adalah pribadi pembelajar, untuk memberikan manfaat kebaikan buat sekitar, bukan membuat orang lain patah semangat atau sedih.

Wahai Bapak Ibu, remaja sama halnya dengan kita. Dia ingin dihargai, maka ajaklah dia berbicara dari hati ke hati. Ajak dia berbicara secara personal bukan keroyokan. Jangan marahi dia di depan orang lain, karena dia punya harga diri. Selamilah dunianya, tuk sementara waktu berada di dunianya akan sangat membantu komunikasi dengan si remaja. Tenangkan hati dan pikiran Anda. Dan jangan pernah, Anda terobsesi dengan keberhasilan yang harus tercapai dengan si remaja bisa berubah 360° hanya dalam hitungan menit.

Bapak Ibu, mendidik itu adalah sebuah proses. Dan tugas Anda adalah mendidik alias ikhtiar. Hasil didikan Anda bagus atau tidak, semuanya merupakan hak otoriter Alloh SWT. Dan selalu sadar bahwa tak ada insan sempurna apalagi dari seorang remaja. Kapanpun si remaja menjadi baik, maka syukurilah. Karena bisa jadi, nasehat Anda saat ini berbuat manis 3 atau 5 tahun mendatang. Anda sudah berperan besar akan perubahan hidup si remaja. Maka, ucapan terindah adalah selamat berjuang dan berbagi lah tanpa berharap balasan dari manusia, karena itu akan menumbuhkan kecewa luar biasa. 

Minggu, 06 Oktober 2019

Surat rindu buat guruku tersayang

Malam kian gelap. Angin sepoi perlahan menyeka keringat dibalik jilbab. Udara semakin dingin. Namun mata ini tak mau diajak lelap. Terlintas bayangan lembutmu. Terlintas anggunmu. Terlintas senyum manismu yang kian hari membuat aku terpana. Terlintas kalimat yang sejuk keluar dari lisanmu. Terlintas tanganmu yang mengukir angka angka di depan kami. Bu guruku ...

Sekian lama hampir berpuluh tahun lamanya tak bersua denganmu. Namun wajah dan gaya anggunmu yang mampu membakar semangat di hati tak pernah terlupa. Tak banyak kata yang terucap, tak banyak sikap yang ku lihat. Namun gerakmu setiap saat seakan menghipnotis kami tuk terus melangkah dalam mengarungi dunia. Seakan ada pesan tersirat, hidup ini butuh ilmu, karena dengannya kamu bisa menguasai dunia.

Aku rindu, aku pengagum pasifmu. Aku bukan sosok yang mampu kau ingat namaku dalam hatimu. Namun hati dan pikiranku selalu ingat padamu. Cintaku akan dirimu tak kan pernah punah karena aku sadar kekuatan mengarungi dunia dengan sosok seperti dirimu sungguh luar biasa. Aku pengagum setiamu, otakku pas pasan namun engkau yang membuat aku bangun dan sadar bahwa kemauan dan tekad yang akan mengantar diri ke dunia sukses.

Salam rindu ku buat bu guru tercinta, Ustadzah Yayuk, semoga ridlo Alloh SWT selalu ada dalam hidupmu ... Aamiin

Sabtu, 05 Oktober 2019

Mengakhiri Hidup adalah pilihan

Seperti baru tadi malam kejadian yang menghebohkan kami se-lingkungan. Kejadian yang terus terngiang dan seakan sulit dilupakan. Kejadian bunuh diri  seorang Bapak di lingkungan kami sangat membuat kami tercengang dan tak menyangka. Dia adalah sosok Bapak yang tenang dalam keseharian. Seorang Bapak yang bagi kami sangat rajin berjamaah, hanya beberapa waktu kami merasa kehilangan dia di mushola depan rumah karena dengar - dengar dia sedang sakit. Namun, kabar sakit yang tidak begitu parah, berikut juga kami sering melihat dia berada di depan rumahnya sekedar duduk terkadang jalan santai, membuat kami tak mengkhawatirkan kondisinya. 

Kondisi yang bagi kami adalah biasa - biasa saja. Namun, tak ada yang tahu isi hati orang. Malam - malam kami dikejutkan oleh tangisan histeris dan beberapa diantara kami selingkungan mulai berdatangan, dan yang sangat mengejutkan ketika kami mendengar bahwa sang Bapak berada di dalam sumur dalam kondisi tak bernyawa. "Duh Gusti, apa yang terjadi... Kami adalah saudara dan kami tak mengetahui apa - apa perihal sebab musabab kejadian ini, tapi tak bisa kami pungkiri, kami juga bersalah dalam kejadian ini, kami kurang peduli, kami kurang perhatian " jeritku dalam hati. Iya, mungkin tidak hanya kami sekeluarga yang salah sangka. Bagi kami, keluarga Bapak tersebut baik - baik saja, meski kondisi ekonomi yang buruk dalam keluarganya, namun putra putri beliau selalu peduli bahkan menanggung hampir semua kebutuhan Bapak tersebut beserta istrinya. Sehingga penilaian kami, keluarga tersebut tidak berkurang satu pun terkait ekonomi. 

Entah benar tidaknya, isu belakangan yang mengudara. Sebelum kejadian pengakhiran nyawa, terjadi konflik yang hebat antara dia dengan istrinya terkait tugas seorang suami dan ayah yang sudah lama ia tanggalkan. Pikiran yang terbatas dan buntu akan solusi akhirnya mengakhiri hidup adalah pilihan satu - satunya bagi dia. 

Tanpa bermaksud mengumbar fakta buruk atau aib dari saudara kami. Tapi sekali lagi, ini bisa menjadi pembelajaran buat kita semua para pembaca. Bahwa hidup ini adalah sesuatu yang kompleks. Bukan sekedar ekonomi, bukan sekedar cinta atau bersenang - senang.  Hidup penuh dengan sesuatu yang semuanya harus pengertian disertai dengan rasa syukur. Pengertian akan kondisi pasangannya disertai dengan syukur maka akan ada jalan yang selalu dihadirkan buat kita. Alloh SWT tidak akan membiarkan hambaNYA terlantar. Maka mintalah dan jangan pernah berhenti berharap padaNYA. Yakinlah jalan kemudahan dari Alloh SWT selalu ada di depan kita, Insya Alloh.

Ku mencintaimu, Nak

Salut sama Elia Daryati R psikolog dan Anna Farida, penulis dan penerjemah, yang telah menuliskan parenting with heart.  Kalimat yang sangat mengena adalah " Mencintai anak tidak sama dengan menguasainya. Cinta anak berarti mendampingi anak tumbuh menjadi dirinya sendiri. Cinta yang sehat itu memerdekakan dan memampukan, bukan memenjarakan dan mengerdilkan ". Banyak diantara orang tua yang memaksakan kehendaknya kepada anaknya dengan dalih, " ini buat kebaikan kamu juga, nak ", padahal tidak semua anak memiliki keinginan dan kehendak yang sama dengan orang tuanya. Masing-masing anak memiliki karakter dan impian yang mungkin berbeda dengan orang tuanya. Tak jarang anak berusaha kabur dari kenyataan di keluarganya, anak-anak yang melampiaskan kekangan dirinya kepada teman-temannya. Anak merasa tidak nyaman di keluarganya karena orang tua selalu memaksa kehendak di depan anak anaknya. Anak merasa seperti boneka, semua serba di suruh, sementara kehendaknya sendiri malah tidak boleh sama orang tuanya.

Tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya ke jurang kesengsaraan. Semua orang tua sangat ingin anaknya bahagia bahkan melebihi kebahagiaan orang tuanya sendiri. Namun, orang tua terkadang lupa, bahwa anak adalah sosok hidup yang mungkin harapan dan impian berbeda dengan orang tua. Dengan semua keberbedaan itu tetap satu tujuan yakni kebahagiaan. Tak jarang orang tua yang menganggap hanya dirinyalah yang benar, dia lupa bahwa anak dengan segala kemampuan juga  memiliki nilai benar.

Teringat akan sebuah kisah seorang remaja yang selalu taat dan patuh terhadap orang tuanya. Hampir semua kemauan orang tuanya selalu ia iyakan. Tahun berjalan, semua nampak biasa. Semuanya berjalan normal dan baik - baik saja. Orang tua senang dan anak pun tak ada kendala. Namun ketika beranjak dewasa, sebelum lulus kuliah, si anak merasa jenuh dan mulai memberontak. Si anak dengan sangat kalem mulai menata langkah untuk drop out dari kuliah, dia mulai bergabung dengan komunitas teman - temannya yang fokus pada pekerjaan. Akhirnya, dia enjoy dalam komunitas itu dan lupa akan kuliah yang sudah beberapa bulan lalu dia tinggalkan. Orang tua mulai kalang kabut dengan semua tingkah laku si anak. Si anak hanya bisa berkata : " Aku ingin kebebasan, Aku tak kuat lagi kuliah, Aku ingin kerja ".

Wahai Ayah Ibu, berikan kebebasan pada anak - anak. Tugas kita sebagai orang tua adalah memberikan bimbingan, penguatan serta arahan - arahan. Biarkan anak - anak berjalan, biarkan dia menentukan tujuan perjalanannya, biarkan dia mengetahui kehidupan di luar sana. Dengan arahan dan bimbingan orang tua yang bijaklah, anak - anak akan selamat dunia akherat, Insya Alloh.

Banggaku sama kamu, Nak

Ini kah rasa menjadi orang tua yang bangga sama putranya? Rasa yang mungkin tak semua orang bisa menikmatinya. Rasa yang merupakan anugerah terindah dan teragung dari Sang Kholiq. Sesuatu yang mungkin kecil di mata orang, tapi bagi kami adalah sesuatu yang luar biasa.

Ketika menyaksikan di depan mata, putra satu-satunya membungkukkan badan untuk bersalaman dan memberi penghormatan kepada para ustadzahnya, ketika sang putra mencium tangan gurunya dengan begitu hormat, ketika sang putra merendahkan badannya dari para ustadzahnya, sementara kami orang tua merasa belum mengajarkan itu semua ke putra kami. Sungguh, itu pemandangan terindah buat kami.

Salam hormat dan terima kasih tak terhingga, doa kami semoga Alloh SWT selalu merahmati para ustadz ustadzah, kami adalah orang tua yang jauh dari Sholeh Sholehah, namun kami berkeinginan menjadi orang tua dari anak-anak yang Sholeh Sholehah, kutitipkan putraku padamu, berilah ridhomu wahai guru supaya putraku Selalu dalam RidhoNYA. Aamiin

Jumat, 04 Oktober 2019

Amanah

Meski bukan hal baru, sering terucap dan terbaca, namun kalimat : Orang tua adalah pemegang amanah atas anak-anak nya, bukan sekolahnya, bukan tempat lesnya, bukan pembantunya dan mungkin banyak lagi yang dijadikan tempat disalahkan. Membaca buku parenting yang ditulis oleh Elia Daryati dan Anna Farida seakan menjadi pencerah kembali bahwa pemegang amanah setiap anak adalah para orang tua. Fasilitas- fasilitas yang lain seperti sekolah, tempat les sifatnya hanya membantu. Maka ketika ada sesuatu terjadi pada anak diluar keinginan kita, jangan mudah menyalahkan pihak pihak lain. Orang tualah yang harus introspeksi diri.

Menjadi orang tua memang bukanlah sesuatu yang mudah, karena dia harus menyiapkan generasi penerus, generasi pengganti zaman sekarang. Semuanya butuh ilmu, makanya ketika status orang tua di raih maka disitulah ada sebuah keharusan untuk terus belajar dan belajar. Akan sangat baik ketika ilmu orang tua ini bisa dipelajari sebelum gelar orang tua menempel.

Tidak ada istilah orang tua yang mahir, namun orang tua harus menjadi pembelajar sejati. Kemudian, ada lagi yang selalu mengganggu di hati, yakni ketika Pendidikan anak diserahkan sepenuhnya kepada sang istri atau ibu. Mengingat ini semua, jadi teringat masa-masa LDK di kampus kami ketika pembahasan "Siapa yang bertanggung jawab akan pendidikan anak" waktu itu, kami terbatas ilmu jadi  bisanya hanya menolak tanpa ada alasan yang jelas.  Pun ketika kami mendesak bahwa tugas mendidik anak adalah tugas seorang ibu, bagi saya itu adalah sesuatu yang salah, namun waktu itu tak punya alasan yang jelas, jadi hanya sekedar penolakan terhadap pernyataan tersebut. 

Namun kini, dengan sebuah ayat : " Quu Anfusikum Wa Alhlikum Naaro ", sebuah ayat yang ditujukan kepada seorang ayah, seorang kepala keluarga yang bermaknakan : Lindungi diri dan keluarga dari api neraka. Ayat yang jelas, bisa menjawab ketidak tahuan waktu itu. Jadi mendidik merupakan tugas seorang ayah. Karena ayahlah yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Sementara ibu, dengan kebaikan di dalam dirinya, sungguh luar biasa dia mau membantu tugas seorang suami atau ayah dari anak anak.

Jadi mari kita bangun kembali keluarga kita, kita kembalikan lagi fungsi dari sebuah keluarga. InsyaAlloh dengan orang tua yang hebat dan pembelajar maka akan terwujud anak-anak yang hebat, anak-anak penyejuk hati. Aamiin

Nyambung gak nyambung Joss

Ah entah apa yang ada dipikiran ku ini, sekelibat membingungkan tapi sebenarnya aku punya tujuan yang mungkin sampai saat ini belum terwujud. Tujuan yang mungkin menurut diriku begitu banyak dan besar seperti tak seimbang dengan apa yang aku ikhtiarkan. Disusul pula dengan yang sepertinya tak kunjung kelihatan wujud dari impianku selama ini. 

Tambah lagi kalau dilihat dari pendapatan seperti tak sampai pada tujuan ku semula, terkadang ada rasa jenuh atau mendekati pesimis. Kebutuhan hidup semakin banyak yang belum terpenuhi sementara ikhtiar belum menampakkan hasil. Ditambah lagi, seperti gak nyambung gitu antara ikhtiar sama impian atau tujuan atau harapan. 

Mungkin semakin membingungkan ya... Jadi gini, awal mula terbelit sama kebutuhan hidup yang semakin susah terpenuhi dan ada impian- impian serta harapan- harapan hidup. Akhirnya, ikhtiar dengan berbagai cara, mulai dari sektor pertanian ( sewa sawah), perdagangan Snack, ternak ayam bahkan sampai pada bisnis online. Namun semuanya Gatot, entah karena modal berlebel riba atau karena kekurang ilmu terkait itu semua atau mungkin bukan itu bidang kami, yang jelas semuanya Gatot bahkan sampai meninggalkan utang yang lumayan bikin pusyang.  Bukan untung yang kami dapat malah buntung. Seperti pepatah, udah jatuh ketiban tangga pula... hadeeeh, pusyang kan yee.

Akhirnya di awal bulan Oktober 2018 lalu, entah dapat angin dari mana, tiba tiba saya ingin menyewa sebuah rumah di dusun Krajan, dusun yang rame dan aktivitas lalu lalang karena dekat jalan raya. Sebuah ketertarikan yang iseng bagi saya, karena memang waktu itu, di rumah atau di ruang tamu kami ditempati les dan semakin hari peserta didik kami lumayan banyak, akhirnya kami sekeluarga serasa terganggu dengan aktivitas anak-anak yang lalu lalang keluar masuk rumah. Dari situlah, ketika ada rumah disewakan, saya jatuh hati. 

Uang yang kami punya pun sebenarnya tak cukup untuk sewa sebuah rumah, yang menurut kami juga mahal. Karena terlanjur jatuh hati, kami pun berusaha melobi supaya uang sewa bisa kami angsur. Alhamdulillah, jalan Alloh SWT selalu beri kami kemudahan. Namun, beberapa bulan berikutnya, kami ditagih untuk segera melunasi kekurangan uang sewa kami. Kami yang waktu itu gak ada persediaan dana, akhirnya memberanikan diri untuk pinjam bank dengan cara patungan sama adik alias nebeng. Alhamdulillah, semuanya lancar.

Awal bimbel/les kami beri tarif yang bagi kami tak begitu mahal jika dibandingkan dengan di kota. Alhamdulillah, siswa kami berada di jumlah 50 an. Namun jalan kami tak mulus, sekitar 6 bulanan siswa kami maju mundur, akhirnya pendapatan kami pun ya maju mundur, sampai sempat buat gaji para tentor harus mengorek uang pribadi. Ah, tak apa yang penting gaji para tentor terpenuhi, itu prinsip kami saat itu.

Akhir semester, kami dapat saran dari teman. Cobalah pakai tarif seikhlasnya, InsyaAlloh semua akan cukup. Semuanya melalui pertimbangan agung, akhirnya terlaksanalah tarif seikhlasnya dan sesuai kemampuan. Seiring semuanya berjalan, awalnya ada rasa maklum ketika melihat seikhlasnya ternyata sebesar itu. Kembali saya menguatkan diri dan para tentor, InsyaAlloh Rizqi tidak hanya berupa fulush, Rizqi banyak rupanya. 

Namun kini, rasa maklum serasa terkikis dengan ekonomi keluarga yang minus. Ketika kami melihat dalam amplop Rp. 2000, bukan maklum namun lantunan Astaghfirullah dan kemudian baru Alhamdulillah. MasyaAlloh, saya merasa ini adalah perjalanan yang panjang dan terjal, terkadang kami haus kadang kami juga lapar. Namun ditengah perjalanan kami masih ada keyakinan, Alloh SWT Maha dekat dengan kita, berilah sebanyak banyaknya, sebentar lagi engkau akan melihat dan merasakan begitu besarnya Alloh SWT dan begitu Agungnya dan kekayaan akan melimpah serta berkah dan semua wujud Rizqi akan diberikan dengan berkah. Kuatkan hatimu, ingat lah Alloh SWT setiap engkau hendak menangis karena haus dan lapar, bersabarlah. Demikian yang selalu memotivasi kami dari dalam. Dan mohon doanya bagi semua para pembaca, kami Istiqomah dalam berbagi dan Alloh SWT selalu kasih dan sayang kepada kami, team Avicenna. Aamiin


Selasa, 01 Oktober 2019

Bahagiamu dari mana?

Bahagiamu dari mana? Hmm ... Pertanyaan yang aneh bukan. Kenapa aneh ... Yup, sesuatu yang tak perlu ditanyakan namun sangat penting untuk ditelusur, hehehe. 

Ini berawal dari kisah tadi pagi, dimana ada tiga orang dengan jabatan yang sama dan dari instansi yang berbeda hendak menyetorkan semacam tugas yang berdeadline. Otomatis, tiga orang ini menghadap satu orang yang sama, sebut saja dia seorang atasan. Seorang atasan ini memang dikenal banyak orang sebagai orang yang berlidah pedas sehingga banyak orang yang jaga jarak dengannya. Namun berhubung ini adalah tugas, maka ketiga orang tadi pun tak gentar untuk menghadap atasan tersebut. Seperti dugaan sebelumnya, hari ini ketiga orang tadi keluar ruangan dengan lemas dan jengkel. 

Ketiga orang yang sama sama jengkel pada satu orang. Menariknya lagi, tingkat kejengkelan yang bisa dilihat jelas dari raut wajah dan omelan yang menyertainya. Ada yang tingkat jengkelnya rendah sehingga reaksinya lebih banyak senyumnya dengan sedikit omelan. Yang tingkat sedang, antara senyum dan omelan hampir sama kuantitasnya. Sementara yang tingkat tinggi, tak ada senyum alias manyun aja disertai dengan pengomporan pada kedua temannya.

Wahai pembaca, jika dipahami cerita di atas, dengan masalah yang sama namun cara menghadapi yang berbeda. Kita pun jika berada sebagai salah satu diantara ketiga orang tersebut memiliki potensi ketiganya. Namun ketiga kondisi hati yang berupa jengkel tersebut masing-masing punya konsekuensi yang berbeda. Kita ambil yang jengkelnya rendah, maka dia bisa senyum bahkan bisa meminimalisir rasa jengkel. Pada kondisi seperti ini hati cenderung dingin, wajah pun masih terlihat bijak dan tenang bahkan dengan kondisi seperti itu dia bisa berpikir apa yang seharusnya saya lakukan sekarang? Berbeda dengan kondisi yang lainnya, lebih lebih yang jengkelnya tinggi sampai tak bisa senyum alias manyun, kondisi seperti ini akan menyulitkan dalam mengambil langkah berikutnya. 

Kesimpulannya, sebenarnya kita bisa bahagia dengan kondisi lawan kita yang mengecewakan. Tentunya ini harus melibatkan hati yang tenang, selalu husnudzon serta bisa menerima segala perbedaan yang dimiliki oleh orang lain.

Salam senyum ...

Senin, 30 September 2019

Ucapmu menggores luka

Akh ... Apa yang aku rasa
Sampai aku bingung mengucap
Aku bingung menatap
Aku bingung bersikap
Ucapmu begitu ganas bagiku
Bagai ombak yang menggerus pasir

Apa ini?
Aku tak rela, engkau menyakiti
Aku tak rela engkau menduakan
Aku tak rela engkau hanya sekedar singgah

Ucapmu karena banggamu
Ucapmu karena kau diagungkan dirinya
Ucapmu terasa perih di hati
Ucapmu menggores luka

Kalimat sekedar saja, sebagai pengingat buat hati hati yang telah teragungkan. Bijaklah dalam banggamu. Kami percaya, engkau hebat, karena itu engkau di sini. Namun jangan kau agungkan dirinya di depan kami karena pujiannya. Sungguh kami tersakiti. Kami bangga telah memilih mu. Dengan persahabatan dan kebersamaan lah kami memujimu.
Wahai saudaraku, mari bersama kita bijak meski hati serasa di langit. Jagalah hati orang orang disekitarmu. Karena suatu saat, engkau akan tahu, kenapa engkau ditakdirkan bersama kami.

Minggu, 29 September 2019

SENYUM DONK MAK...

Pagi ini seperti biasa, pagi pagi udah ribet sama yang namanya lauk pauk. Maklumlah ibu karir, hehehe. Alhasil, keluarlah diriku pagi ini untuk membeli lauk pauk mateng. Lebih cepat dan yang pasti lebih enak ya. Ah, tapi itu mah udah biasa... Gak enak lah kalau diomongin, kurang seru. Supaya lebih betah, paling uenak tuh, ngerasanin orang alias ngomongin orang...eits, jangan salah ya, kita ngomongin dengan tujuan dapat pelajaran yang luar biasa. Seperti halnya, kalau kita ngomongin para sahabat nabi, tujuannya apa ayo? Pastinya, buat pelajaran juga kan. Nah, yuuuks...kepoin

Ceritanya tuh gini, pas beli lauk pauk, ada ibu ibu yang ukuran standar nya sih cantik bagi saya, dan gak pas lah kalau dia dibilang jelek. Tapi, ini ibu saya gak kenal, siapa dia, apalagi rumahnya dimana? Ws, pokoknya gak kenal blas. Namun, anehnya ibu itu ngajak ngobrol saya seperti kami udah kenal lama gitu... Nah, yang bikin ngeh lagi, ketika dia bercerita sambil mengeluh akan kondisi anaknya yang lagi magang, butuh biaya besar dan agak jengkel sama anaknya karena si anak pulang pulang melulu dari magangnya. Masih banyak lagi keluhannya, yang jelas seputar perekonomian.

Entah apa yang diceritakan, dikeluhkan, akhirnya pemahaman ini semakin kabur setelah lihat muka ibu itu dan ternyata, ibu itu sangat cantik. Ada tahi lalat pisan yang nongkrong di wajahnya. Makin manislah tuh muka. Namun, manisnya terlihat menipis dan nampak kusut banget, kayaknya ketutup sama keluhannya ya ... Sehingga dia gak sedap dipandang. 

Wahai emak, kalau masalah ekonomi, emak mana sih yang bilang uang ku berlebih, Anda mau? Gak akan ada kan. Tapi kalau dibilang kurang, pasti semuanya ngacung.
Nah, wahai emak, sebenarnya jika Anda punya masalah, entah itu di bidang ekonomi keluarga, anak-anak, suami, orang tua, mertua, tetangga, saudara atau yang lain, sebenarnya Anda tidak sendiri, masih banyak emak yang lain yang punya masalah seperti Anda. Sangat tidak bijak kan kalau kita bermuka kecut dihadapan semua orang. Lagian dengan bermuka kecut apa ekonomi keluarga Anda langsung meningkat? Enggak kan. Nah mak, dari pada kecut gitu mending kita buat senyum. Berikan senyuman manis pada semua orang yang dijumpai, selain menjadi terapi supaya Anda tidak stress, senyum juga ibadah lho ... Itung-itung bagi bagi sedekah paling murah lho.

Ayo... Gerakan sedekah senyum 

Sabtu, 28 September 2019

Reward mainan murahan

Hmmm... Hari ini jalan ke rumah mertua Indah. Yup, waktunya nyenengin si kecil. Di daerah asal suami kebetulan ada carnaval yang pesertanya lumayan banyak dan dari warga sendiri. Alhamdulillah, si kecil asyik. Namun ada yang jadi fokus utama emaknya. Cusss yuk...

Entah kenapa ya... seperti ada rasa aneh gitu ketika merhatiin ada emak cantik, ngebule dan kinclong abis lagi dampingi anaknya ikut carnaval. Eh, disamping anaknya, dia malah berjoget ala- ala kasih contoh anaknya yang sepertinya udah kelelahan. Maklumlah, kalau diperhatiin anaknya masih balita, jadi capek lah joget sambil jalan. Dan istimewanya lagi, sambil kasih contoh joget, si emak juga nunjukin mainan dokter dokteran dari plastik yang dibawa sama baby sisternya kali ya ... Duuh, rasanya gimana gitu hati ini.

Kalau boleh ambil kesimpulan nih... Sepertinya emak itu pingin anaknya joget terus nanti dikasih reward mainan plastik murahan itu. Supaya lebih semangat dan bisa tampil joss gitu. 

Wes, rasanya nyesek banget ni dada tapi ada senyum getir sih ngeliat nya.  Tampilan semacam gitu aja, emaknya udah heboh bikin reward meski murahan. Terus anak-anak kita yang udah bisa baca tulis Alquran, bisa sholat bahkan punya empati sesama teman... dikasih reward apa mak ?, Logikanya reward nya harus lebih gede dan berharga mahal lho mak, karena anak kayak gitu luar biasa dan itulah yang dinamakan investasi termahal. 

Nah, terkait emak yang kasih contoh joget gimana donk, sah- sah aja kan? Ya... Terserah deh kalau yang gituan. Itu bagi emak yang pingin jadi artis atau aktor kali ya ... Kalau emak pingin anaknya pintar ngaji, sholat dan empati, emaknya juga kasih contoh donk . Sepertinya yang disampaikan oleh Agus Mulyono dalam bukunya Hypnoparenting " Mother as example " nah lho? Lha kalau emaknya suka joget pingin punya anak yang pintar ngaji dan sholat kan aneh ya? Hehe, tapi boleh aja kan. 

Jadi intinya, peran orang tua dalam masa depan anaknya sangat penting, bahkan tidak bisa ditinggalkan. Dan ingat pepatah : " Buah jatuh tak jauh dari pohonnya ". Yup, Ayo berlomba kasih contoh terbaik buat Ananda kita, supaya dia benar benar menjadi investasi termahal sesungguhnya.

Kamis, 26 September 2019

Perhatianmu bikin aku tersenyum, Sayang

Perhatianmu bikin aku tersenyum, Sayang. Hmm, sesuatu yang so sweet dech... Eit, tapi jangan nyibir dulu yach... Siapa sih yang gak senang diperhatikan? Pasti semua tanpa kecuali kan ya ... Aku percaya, dirimu baik sayang. Namun engkau masih anak - anak, jiwa labilmu masih sering meledak - ledak. Karena kelabilanmu, dirimu dikenal dengan sosok yang nakal. Tapi buat aku... Engkau istimewa, dirimu lebih baik dari yang lain. Oh... Arwani!

Yup, sosok Arwani saat ini masih duduk di bangku MTs kelas 8. Dengan semua keaktifannya dimasa pubernya, hampir semua guru mengatakan dia nakal. Dengan titik pandang yang beda, bagiku Arwani luar biasa. Seorang remaja yang tiap hari mulai pagi hingga malam sudah memiliki tanggung jawab merawat adik - adik kelas 3 sebanyak lima orang. Dia harus membangunkan, menyiapkan semua keperluan sekolah adik - adiknya, menggiring ngaji  sampai nggiring tidur dengan telaten, itu adalah pekerjaan yang luar biasa. 

Lima anak ... yup, lima anak dirawat oleh anak remaja laki - laki! Dia aktif bukan nakal. Aktif sesuai usianya. Tak mungkinlah dia akan 100 % seperti orang dewasa. Apapun kata mereka, bagiku dirimu sungguh istimewa...


Jangan Kau Bandingkan Aku, Mama!

Agus Sutiyono dalam buku Dasyatnya Hypnoparenting mengatakan : " Didiklah anakmu sesuai masanya jangan engkau bandingkan dengan masamu ". Sebuah ungkapan yang seakan membangunkan kita semua dalam mendidik. Tak jarang diantara kita, baik sebagai orang tua atau pendidik lebih banyak menceritakan masa lalu kita kepada anak - anak dengan harapan mereka bisa menjadi seperti diri kita saat dulu. Ternyata masyaAlloh, itu adalah sebuah kesalahan besar. Kesalahan dalam mendidik tentu akan berakibat buruk terhadap mental anak dalam membawa diri.

Tanpa disadari oleh kita, masa lalu jauh berbeda dengan zaman now yang semua serba canggih. Maka mendidik pun harus sesuai dengan zamannya. Bukan kita hanyut terbawa arus, kita tetap berpegang pada prinsip. Namun prinsip kita bawa dan sesuaikan penyampaiannya sesuai zamannya. InsyaAlloh dengan begitu, mental anak - anak tetap berpegang teguh pada prinsip dan tetap exist di zamannya

Mari bersama, masuk ke dunia mereka. Kenali dunia mereka dan hiduplah sebentar dalam dunia mereka. Dengan begitu kita akan mudah memasukkan nasehat atau apapun kedalam hati dan otak mereka. 

Dan perlu juga kita ingat sepanjang profesi kita sebagai orang tua ataupun pendidik bahwa mendidik itu bukan sesuatu yang bisa dilihat langsung hasilnya, bukan pula sebuah proses membalikkan tangan. Mendidik adalah sebuah proses panjang yang melibatkan hati para orang tua dan pendidik serta hati para peserta didik. Dan yang terpenting sekali adalah mengingat bahwa tugas kita adalah mendidik, berperan dalam prosesnya. Namun hasil, semuanya adalah hak mutlaq Alloh SWT.

Rabu, 25 September 2019

Jalan mimpi menuju kehidupan

Jalanan yang menanjak dan terjal... Kami lalui tanpa sebuah kendaraan pun. Lelah berpiluh kami sekeluarga menaiki jalan itu, sesekali si kecil merebahkan diri di rerumputan samping jalan, merebah melepas lelah.  Perjalanan ini begitu jauh, rumah kami pun tak kunjung kelihatan dari lokasi kami. Tak terasa air mata menetes seakan hendak bersuara, sampai kapankah perjalanan ini ku tempuh.

Kisah dalam mimpi semalaman sungguh membuat dada sesak. Air mata seakan mengiringi derunya dada yang protes. Seakan ingin mengungkapkan, sebuah mimpi yang hampir sama dengan kenyataan hidup.

Ya... Proses menjalani hidup adalah sebuah perjalanan yang jauh dan panjang. Bahkan tak jarang, duri - duri kehidupan seakan menjadi pelengkap akan proses yang berjalan. Namun seiring itu pula, sang mentari dengan cahaya khasnya senantiasa memberi harapan, seakan berkata : "Teruslah berjalan, jangan kembali ... aku kan terus menemanimu ". Walau terkadang awan mendung menyapa : "Berhentilah sejenak, istirahatlah dan tengoklah ke atas... Alloh SWT dengan Maha kasih dan sayangNYA.

Pada dasarnya ada dua titik penting dalam diri kita yang perlu diperhatikan, dialah kelahiran dan kematian. Namun ada yang lebih penting yakni diantara keduanya, dialah jalan kehidupan antara kelahiran dan kematian. Jalan dimana kita bisa mensyukuri dan mengambil hikmah akan dilahirkannya ke muka bumi ini dan sentiasa ingat bahwa masa depan kita adalah akherat. Maka benarlah jika tugas kita dalam perjalanan ini hanyalah bersyukur dan mengingat-NYA.

Semoga kita semua sukses di dunia dan Akherat... Aamiin

Kamis, 12 September 2019

Ini Anakku Itu Anakmu

Malam ini, saya didatangi oleh seorang ibu ibu yang mendaftarkan anaknya untuk belajar di bimbel Rumah Pendidikan Avicenna. Alhamdulillah hati ini sungguh riangnya, karena untuk yang kesekian kalinya kami dipercaya oleh masyarakat untuk melanjutkan tugas para guru di sekolah. Diiringi dengan doa, semoga bimbel ini bisa Istiqomah sepanjang masa.

Riang dan syukur tercermin dalam wajah saya. Namun ada sesuatu yang menarik perhatian hati saya, terkait cerita ibu tersebut perihal anandanya yang berdasarkan data anak tersebut masih usia TK. Usia yang masih sangat kecil, usia dimana anak-anak waktu itu dalam pikirannya mungkin hanya bermain. 

Di zaman now, berbeda jauh dengan zaman saya dahulu. Seperti halnya diatas, masa TK zaman saya lebih banyak untuk bermain, namun sekarang anak-anak sudah dituntut untuk belajar, meski dengan bahasa "bermain sambil belajar, belajar sambil belajar". Apapun istilahnya, intinya satu yakni belajar. 

Kembali ke curhatan sang ibu tadi, dalam ceritanya, anandanya merupakan anak yang sensitif, dia tidak mau sekolah, ngaji dikarenakan dia takut dan trauma karena ketika dia sekolah dulu gurunya membentak temannya yang sekelas. Entah apa yang ada di pikiran Ananda, tapi ananda benar benar takut dan esok tak mau lagi masuk sekolah dan ngaji. 

Cerita ibu berlanjut hingga ibu berkata : " Kenapa anak saya seperti itu nggeh Ustadzah, padahal saya selalu membujuknya untuk masuk sekolah, kenapa anak saya tidak seperti anak anak yang lain ya ? " Pertanyaan ini yang kemudian menjadi perhatian saya.

Terlepas dari pembahasan belajar dan kondisi di tempat belajar, ana sedikit ingin membahas tentang ungkapan orang tua terhadap anaknya. Wahai Bapak Ibu, di atas saya tulis judul "Ini Anakku  Itu Anakmu ". Judul itu bermaknakan bahwa anak saya beda dengan anak Anda atau sebaliknya. Maka jangan pernah Anda menyamakan anak-anak kita karena itu merupakan sesuatu ketidakadilan. Anak kita merupakan anugrah terindah yang Alloh SWT titipkan kepada kita. Lalu mengapa anugrah terindah harus Anda lirik sebelah mata.

Tanpa bermaksud menyalahkan Anda sebagai orang tua karena saya anggap ungkapan ataupun pertanyaan Anda merupakan kiasan yang bermakna saya ingin memiliki anak yang normal seperti anak - anak lainnya. Anak normal dalam artian Ananda merupakan ananda yang bisa hidup sesuai masanya dan bisa hidup di tengah - tengah hiruknya suasana di dunia mereka. Dan bagi saya, keinginan orang tua seperti itu adalah sebuah kewajaran. Orang tua mana yang tidak ingin anaknya seperti anak lainnya, jawabnya pasti semua inginkan?. Oleh karena itu mari kita berpikir sejenak, bagaimana sebenarnya kita memandang anak - anak kita?

Bapak Ibu, Para Orang Tua ingatlah dahulu ketika Anda lama belum dikarunia seorang anak, bagaimana Anda memintanya, ingatlah bagaimana Anda menimang anak Anda sewaktu bayi dan balita? Oooh... sesuatu yang indah bukan? Lalu, ingatlah ketika Anda melihat anak Anda dengan pandangan kecewa karena tak sesuai dengan keinginan Anda. Anda sungguh tak adil, Anda sungguh menganiaya hati anak - anak Anda. Bapak Ibu, Anak Anda adalah anugerah terindah yang Alloh SWT titipkan kepada Anda, dia merupakan bibit pilihan yang Alloh SWT taruh di rahim Anda. Maka bersikap manislah Anda pada mereka dan bersyukurlah pada Sang Kuasa. Anak Anda adalah cerminan Anda dan dia jauh berbeda dengan orang lain. Jangan kau samakan mereka dengan yang lainnya karena mereka diciptakan berbeda.

Wahai para Orang Tua, mari kita belajar sabar akan proses pertumbuhan dan perkembangan anak - anak kita. Jangan bilang mereka lambat atau cepat, karena campur tangan Anda juga menentukan semuanya. Mari bersama kita koreksi diri, benarkah didikan kita selama ini karena bagaimanapun juga andil kita hampir 100 % menentukan bagaimana mental Ananda saat ini.

Selamat berjuang Bapak Ibu, ingatlah sebesar apapun perjuangan Anda itu adalah investasi terbesar dan termahal Anda, InsyaAlloh suatu saat Anda akan memetik hasil dari yang Anda tanam hari ini.


Memory, 12 September 2019

Senin, 09 September 2019

Lelahku bahagia mu

Ntah berapa jam air mata ini tertahan, namun kini ia jatuh seakan mau melepas kesedihan yang bersinggah di hati. Entah ini luapan marah, kecewa atau mungkin catatan pelampiasan. Apapun itu, biarlah ku tulis di sini, mungkin sekedar mendampingi air mata yang keluar dari kelopak mata ku.

Pagi yang cerah, secerah hatiku. Yang kemudian semangat semakin membakar ghirohku. Namun pagiku disambut dengan amarahmu karena satu kesalahanku. Kesalahan yang bagiku tanpa ada kesengajaan, kesalahan yang murni karena khilaf diriku. Walau sebenarnya tak ariflah ketika engkau tamparkan kesalahan itu padaku pribadi. 

Namun ku selalu mencoba tuk memahami dirimu, mungkin karena kelelahanmu hingga engkau bersikap seperti itu. Atau mungkin karena watak kerasmu yang membuat engkau lupa siapa diriku. 

Tanpa bermaksud ku ungkit kebaikan yang telah engkau terima dariku, namun mungkin ini caraku supaya aku lepas dari kecewa akan sikapmu hari ini.

Aku tahu, engkau lelah hari itu
Aku tahu banyak kata adu yang tersimpan
Aku tahu upahmu yang tak sebanding dengan jasa besarmu
Aku tahu kemampuanmu yang membuat aku juga bangga

Aku tahu bagaimana lelahmu mengantarkan murid murid ku. Dengan medan yang ganas, dengan upah 300 ribu perbulan, dengan kesibukanmu engkau rela demi pengabdianmu pada sang pengantar masa depanmu.

Tapi ketahuilah nak, selama 3 tahun aku mendidikmu, aku tak pernah marah karena aku lelah.
Aku tak pernah marah ketika engkau berucap salah padaku
Aku tak pernah marah ketika engkau seperti acuh pada perintah ku
Aku tak pernah marah ketika gaji bulanan ku kecil
Aku tak pernah marah ketika gajiku terpaksa tertunda

Aku tak pernah marah sama dirimu nak, karena aku sadar bahwa tugasku adalah mengantarkan dirimu ke gerbang masa depan. Mengantarkan ibarat sebuah perjalanan yang panjang, di sana pasti ada sesuatu yang harus kembali memfokuskan tujuan utamaku.
Iya, aku sadar itu, dan kini ketika engkau dewasa, berada di masa depan. Engkau marah pada ku hanya karena kesalahan tanpa sengaja dalam kehidupan sehari saja.

Terima kasih nak, hari ini semakin kusadari bahwa guru adalah profesi mulia. Dia tak boleh marah, kecewa ... Yang ada hanya keyakinan, bahwa apapun yang telah diberikan kelak akan diganti dengan kebaikan dan kebahagiaan yang luar biasa.

Sukses selalu buat kamu sayang... maafkan diriku yang khilaf karena membuat dirimu kecewa. Aku ikhlas dengan lelahku engkau bahagia, karena itu aku bangga menjadi diriku.

Salam love buat anak anak ku... Belajar menghargai akan lebih baik buat dirimu



KEINGINAN JELANG TIDUR

  Jangan tanya ya, kenapa? Karena mata sebenarnya tinggal 5 Watt tapi keinginan masih 100 persen.  Dan entah dari mana, saat ini butuh sekal...